Ibu dan Yanti berdebat soal kelanjutan sekolah Yanti, ia ingin lanjut sekolah namun ibu tak mampu membiayai.
Aku tau semua anak-anak terutama Yanti pasti ingin melanjutkan pendidikannya agar menjadi orang sukses, aku juga berharap Yanti bisa melanjutkan pendidikannya agar tidak seperti aku yang hidup sengsara dan hanya lulusan SD.
Aku berusaha melerai, dan menenangkan Yanti agar ia berhenti menangis dan marah pada ibu.
" Yan... Tolong mengerti keadaan kita, kakak dan ibu juga pengen kamu lanjut sekolah, tapi mau bagaimana lagi? Kondisi kita kan tidak memungkinkan "
" Ini semua karna kakak! Kakak terus tinggal dan numpang sama ibu, kakak itu cuma jadi benalu! Harusnya kakak tinggal dan cari makan sendiri! Jadi ibu tidak kesusahan dan bisa membiayai sekolahku! "
" YANTI CUKUP! " Bentak ibu pada Yanti.
Yanti semakin menangis dan berlari ke kamarnya, aku yang mendengar pernyataan dari Yanti meneteskan air mataku.
Benar katanya, aku hanya
Aku tak bisa tidur, terus menatap langit-langit kamar dan melamun. Aku harus bagaimana? Apa aku harus mencari pekerjaan? Tapi jika aku kerja siapa yang akan menjaga Tiara dan Abidal, aku tak mau merepotkan ibu lagi dengan menitipkan anakku.Tiba-tiba aku teringat dengan ucapan Billy waktu itu, apa aku terima saja lamarannya? Dengan begitu aku bisa membantu Yanti melanjutkan sekolahnya, dan aku juga tidak merepotkan ibu lagi.Tapi apa perbuatanku tidak jahat dengan memanfaatkan orang lain?Tidak! Aku tidak boleh memanfaatkan kebaikan orang lain seperti itu, aku harus memikirkan cara lain.Mataku mulai berat ngantuk rasanya, akupun tertidur~Evan pov:" Sana pulang! Hari sudah malam, sudah berapa lama kamu disini!? "" Aku masih rindu padamu Van "Perempuan ini menjengkelkan sekali, ia tak mau pulang walau sudah kupaksa, tak enak jika tetangga tau.Harus pakai cara apa lagi untuk mengusirnya, dia memang keras
" Sialan! Berani-beraninya kamu! " Bentakku dengan kesal padanya." Ups..maaf ya bu hahaha "Berani sekali dia memanggilku bu, memangnya aku sudah tua!?" Kamu jangan cari gara-gara denganku! Bisa ku cabik wajahmu itu! "" Kedengarannya menyeramkan, tapi tak semenyeramkan hidupmu. Hidupmu jauh lebih menyeramkan bukan? Haha "" Apa maksudmu!? " Tanyaku." Sepertinya Evan masih mencintaiku, dia datang ke Jakarta hanya untuk menemuiku" senyumnya miring." Apa aku peduli? "" Memang seharusnya kau tak usah peduli! Tak usah peduli pada urusan cinta kami "Menatapku dengan tajam lalu pergi.Menjengkelkan sekali perempuan itu, membuat amarahku memuncak.Aku lalu memunguti belanjaanku yang jatuh, setelah itu pulang ke rumah.Di perjalanan pulang, aku bertemu Billy. Ia menghampiriku dan berniat ingin membantuku dengan membawa barang belanjaan yang kubawa." Biarkan aku membantumu "&nb
Evan pov:Selesai mandi aku memakan nasi uduk yang sudah dibelikan oleh temanku tadi, sedang asyik-asyiknya makan seseorang datang dan itu membuatku terganggu.Ceklek__seseorang membuka pintu." Hai sayang. Aku bawa makanan nih buat kamu "Kaila memberikan bubur ayam, tapi setelah melihat Evan yang sedang makan, dia merasa tersinggung karna Evan sudah makan lebih dulu sebelum ia membawakan untuknya.Tapi ia tetap meletakkan bubur itu di samping Evan." Terimakasih, tapi aku sudah mendapat makanan lebih dulu "" Sepertinya aku terlambat ya? Haha " Tertawa paksa.Kaila menerka bahwa makanan yang di makan Evan adalah pemberian Kamila, didalam hatinya sangat marah dan dendam pada Kamila, namun ia berusaha tersenyum dihadapan Evan, agar ia tak terlihat payah dimatanya.Melihat Kaila yang terus menatapnya Evan
Gorengan yang ku goreng gosong, air minum tumpah karna tersenggol olehku, kopi yang kurang manis, teh yang kurang panas.Dan masih banyak lagi kekacauan yang kubuat, bekerja sendiri memang sangat melelahkan, beda saat bekerja bersama ibu. Semuanya aman terkendali.Kepalaku sudah pusing menghadapi ini semua, ingin pecah rasanya mendengar ocehan para pelanggan, mereka tak mau bersabar.Lalu situasi menjadi terkendali saat Billy datang." Kamila. Biar ku bantu pekerjaanmu"Dia mengantarkan pesanan dan membuatkan semacam kopi dan teh, aku fokus melayani dan memasak.Beberapa jam telah berjalan dengan aman, semuanya telah beres karna bantuan Billy, untung saja dia datang, jika tidak kacau semuanya.Aku menghembuskan nafas lega, lalu ambruk di kursi, kusandarkan kepalaku pada punggung kursi. Pening sekali rasanya menghadapi situasi yang terjadi.
Tak lama setelah Billy pergi, Yanti datang dia baru pulang dari sekolahnya.Seperti biasa wajahnya masam padaku, dia tak pernah tersenyum dihadapanku, meski begitu aku tetap menyayanginya." Ma..mamah..maaa "Tiara memanggil-manggilku sambil merengek." Iya sayang! Mamah datang nak "Aku meraihnya dan menggendongnya, ku buat susu formula dan memberikannya pada anakku.Abidal yang lapar pun kuberi makan, aku menggendong Tiara sambil menyuapi Abidal, beginilah wanita janda yang memiliki dua anak, semua harus aku yang mengurusi, walaupun repot dan lelah tapi tetap kujalani.Memiliki dua anak dan suami yang jahat, membuatku semakin dewasa dan mengerti jalan hidup yang sebenarnya, aku telah paham bagaimana kehidupan setelah pernikahan.Aku banyak memiliki pelajaran dalam hidup, terutama tentang pernikahan.***
Kaila menyuruh Yanti mengambil buku apapun dan berapapun yang ia mau, Yanti tak percaya ada orang baik yang mengabulkan keinginannya.Yanti begitu senang dan antusias mengambil beberapa buku yang ia idamkan.Lalu Kaila membayar semuanya dan mengajak Yanti untuk memakan bakso, dengan waktu yang singkat mereka akhirnya akrab satu sama lain.Hari sudah malam, mereka akhirnya pulang Kaila tak mengantar Yanti, mereka berpisah di tengah jalan." Kak makasih ya sudah membelikan novel kesukaanku "" Sama-sama, lain kali kita akan main bersama lagi. Bisa? "" Bisa kak, oh iya ini nomor telefon rumahku, kakak bisa mengabariku jika ingin main bersama lagi "Yanti mengeluarkan secarik kertas dan menuliskan beberapa digit nomor telefon menggunakan bolpoin.Mereka saling tersenyum kemudian masing-masing pergi.***Ibu dan anak-anakku sudah tertidur, namun aku belum tertidur, aku masih menunggu Yanti
Malam ini tidurku tak nyenyak, aku selalu terbangun setiap beberapa jam, aku adalah tipe orang yang tak bisa melupakan suatu masalah walau masalah itu sepele.Perilaku Yanti membuatku tak bisa tenang dan terus memikirkan, mau sampai kapan dia bersikap angkuh padaku? Padahal saat masih kecil kami sering main bersama, kenangan bersamanya membuatku rindu, rindu akan tingkah manisnya, mengapa waktu begitu cepat? Mengapa Yanti begitu cepat melupakan kenangan kami?dan itu semua membuatku tak bisa tidur dengan nyenyak, aku terjaga selama beberapa jam, namun Sekitar pukul 03:30 kantuk menyerang tanpa sadar mataku menutup, entah mengapa diakhir malam tidurku sangat nyenyak sampai-sampai membuatku melewatkan sholat waktu subuh.***Hari ini aku bangun terlambat, aku bangun pukul 07:12 itupun masih mengantuk, tak ada yang membangunkanku, ibu juga pasti tidak bisa turun dari ranjangnya dan membangunkanku, aku tak belanja kebutuhan warung sehingga hari
Ibu memintaku untuk membiarkan Evan masuk, dengan terpaksa aku membukakan pintu atas permintaan ibu, jika bukan karna ibu, aku tak akan membiarkan laki-laki itu masuk kerumah ini.Evanpun memasuki rumah kupersilahkan ia duduk diruang tamu, aku menuntun ibu masuk kedalam kamarnya.Dikamar aku berbicara dengan ibu, aku bertanya padanya kenapa dia membiarkan Evan masuk sedangkan ibu tau bahwa aku sangat membencinya, kukira juga ibu pasti membencinya." Bu. Kenapa ibu membiarkan ia masuk? "" Ibu tau kau membencinya, ibu juga sama bencinya denganmu, tapi dia juga memiliki hak atas anaknya. Jika kau melarangnya bagaimana perasaan anakmu? Dia pasti merindukan sosok ayah, apa kamu juga tidak merindukan ayahmu "" Tidak! Ayah pergi meninggalkan kita, aku takkan rindu dengannya "Air mataku berlinang namun kutahan, Aku tidak sungguh-sungguh mengatakan hal itu, sejujurnya aku juga rindu dengan ayah.Aku pergi keluar dari kamar ibu, menemui Evan
Mengapa tiba-tiba dia mengatakan hal itu, dan dari mana dia tahu bahwa Kamila punya pasangan baru?" Aku sudah tahu, lagipula itu bukan urusanmu. Sekarang kamu minggir "Kali ini dia tidak menghalangi jalanku, mungkin karna kecewa aku telah lebih dulu mengetahui hal itu dan mengabaikannya.Dia hanya berdiri disana, aku menariknya keluar lalu menutup pintu.Kutinggalkan dia yang masih berdiri didepan pintu, aku tak menghiraukannya dan sama sekali tak peduli dengannya.***Pov:Siang ini Kamila dan ibunya sibuk memasak untuk berdagang, sedangkan Yanti tidak bersekolah karena libur, hari minggu.Adiknya yang lain membantu ini dan itu, sedangkan Yanti hanya duduk menikmati hari liburnya, tapi kemudian ia mulai bergerak saat teringat akan perintah semalam.Ia mulai beraks
Kamila membuyarkan lamunanku, dia mengajak pulang namun aku masih ingin berada didekatnya, tapi apa boleh buat. Akupun menurutinya dan mengantarkannya pulang.Back to Kamila:Malam ini aku sudah cukup senang, sudah lama aku tidak sebahagia ini, sejak masuk dalam dunia pernikahan yang kelam aku terus berduka.Dan mulai hari ini aku harus melupakan semuanya dan memulai kehidupan yang baru, tak seharusnya aku mengingat akan peristiwa menyakitkan itu.Cukup lama kami berada disini dan bersenang-senang, aku lelah jadi kupinta pada Billy untuk mengantarku pulang, namun ia terus melamun, wajahnya mengarah kepadaku, apa yang dia lamunkan?Aku membuyarkan lamunannya, melambai-lambikan tanganku didepan wajahnya." Hei..hei..Billy? Ayok kita pulang, mengapa kamu melamun? "" E..eh? I..iya ayok ""Aneh sekali pria
Dan yap, gelang berhasil mengenai boneka beruang itu, ishh menyebalkan sekali kenapa dia yang harus berhasil sih! Aku cemburu akan kemenangannya, bibirku terus manyun menandakan sebal dengan Billy." Yeaayyy " mereka bertiga bersorak.Billy memberi boneka itu pada Tiara dan Abidal dia melihat wajahku yang masam lalu berusaha menghiburku." Eemm kok manyun begitu bibirnya, cantiknya hilang kan..ayo dong tersenyum hiii "Aku melipat kedua tanganku, entah mengapa sikap ku tiba-tiba kekanak-kanakan.Billy lalu menghampiri penjual permen kapas, dia membelinya lalu menyerahkannya padaku." Apa ini!? Memangnya aku anak-anak? "" Kamu tau tidak? Permen kapas itu menggambarkan dirimu "Aku terdiam heran, menggambarkan aku? Maksudnya?" Rasa manis dalam permen kapas membuat orang tersenyum, maka j
Akupun tak bisa melarang keras, jadi kubiarkan ibu memutuskan keinginanya.Lama kami berbicara, Yanti baru keluar dari kamarnya penampilannya sangat rapih, ingin pergi kemana dia? Hari sudah mulai malam tapi dia masih ingin keluyuran.Dia meminta izin pada ibu untuk main dengan temannya, kebetulan malam ini adalah malam minggu, disetiap malam minggu diadakan sebuah pasar malam yang terletak di jl.Dermaga Raya tak jauh dari kawasan rumah kami.Ibu memperingati Yanti untuk tidak keluar malam-malam, tapi Yanti tetap menolak dengan alasan butuh hiburan, ibu juga tidak bisa mencegah anak untuk mencari kebahagiaannya.Karna jika orangtua mengekang maka mereka akan membangkang pada orangtuanya, oleh karena itu ibu mengizinkan Yanti untuk keluar dengan syarat harus pulang tidak lebih dari pukul 09:00.Yanti dengan riang keluar rumah, entah dengan siapa ia bersenang-senang, mungkin dengan
Aku hampir sampai ke pabrik, kulihat dari kejauhan para pekerja yang berada diluar sangat sibuk kesana kemari, apa aku harus kesana? Tapi aku ragu dan takut karna disana banyak sekali laki-laki, bahkan tak ada wanita disana.Aku mendekati pabrik lalu salah seorang pria menggodaku." Hai cantik, mau kemana "" Disini aja sama abang "" Kok sendirian? "Begitulah mereka menggodaku, aku agak takut dengan itu, dan merasa sangat tidak nyaman tapi aku mengabaikannya.aku nekad untuk masuk kedalam pabrik, aku menoleh kesana kemari mencari Billy." Dimana sih dia " aku bergumam.Lalu saat aku ingin masuk lebih dalam seseorang menarik tanganku, aku terkejut dan menghempaskan tangannya.aku menoleh kebelakang dan melihat siapa yang menarik tanganku, dan ternyata itu adalah Billy, orang yang kucari
Selesai mengurusi ibu, aku pergi kedapur lagi untuk memotong apel yang sudah kubeli untuk ibu." Assalamualaikum "Seseorang mengucap salam, aku segera kedepan untuk melihat siapa yang datang.Yanti membuka pintu lalu masuk, kulihat beberapa buku baru berada di tangannya, itu membuatku curiga pasti Kaila yang membelikannya, pantas saja tadi mereka menuju ke toko buku." Kamu baru pulang? "" Iya "" Dari mana semua buku itu? "" A..aku mengumpulkan u...uang untuk membeli buku ini "Yanti menjawab dengan terbata-bata, mungkin ia ingin merahasiakannya dariku dan tidak ingin memberitahuku bahwa Kaila membelikannya untukku.Apa Kaila yang melarang Yanti untuk memberitahuku? Aku sudah tahu sebelum dia menyembunyikannya, jadi aku tak begitu penasaran.Yanti masuk kedalam kamarnya, mungkin ia tak mau per
Lalu Ku alihkan pembicaraan dengan mengajaknya makan siang." Kita makan siang dulu yuk, setelah itu tidur. Sorenya kita main lagi "Mereka menurut, apalagi Tiara yang doyan makan. Nafsu makannya besar hingga tak heran jika pipinya gembul.Aku menggendong Tiara dan menggandeng Abidal, kami menuju meja makan.Setelah selesai makan, aku menggiring mereka kekamar untuk tidur siang.Mereka akhirnya tertidur pulas, aku keluar rumah untuk membeli bubur dan beberapa buah-buahan untuk ibu.***Di tengah perjalanan yang terik akhirnya aku menemukan tukang bubur, tanpa berlama-lama aku menghampirinya dan memesan satu bungkus bubur ayam." Mang buburnya satu bungkus ya "" Oke siap neng "Aku duduk dikursi sementara menunggu buburnya siap, tak lama aku melihat dua orang perempuan yang familiar, perempuan disebelahnya memakai seragam sekolah.Dia melintas disebrang jalan, aku terus mem
Ibu memintaku untuk membiarkan Evan masuk, dengan terpaksa aku membukakan pintu atas permintaan ibu, jika bukan karna ibu, aku tak akan membiarkan laki-laki itu masuk kerumah ini.Evanpun memasuki rumah kupersilahkan ia duduk diruang tamu, aku menuntun ibu masuk kedalam kamarnya.Dikamar aku berbicara dengan ibu, aku bertanya padanya kenapa dia membiarkan Evan masuk sedangkan ibu tau bahwa aku sangat membencinya, kukira juga ibu pasti membencinya." Bu. Kenapa ibu membiarkan ia masuk? "" Ibu tau kau membencinya, ibu juga sama bencinya denganmu, tapi dia juga memiliki hak atas anaknya. Jika kau melarangnya bagaimana perasaan anakmu? Dia pasti merindukan sosok ayah, apa kamu juga tidak merindukan ayahmu "" Tidak! Ayah pergi meninggalkan kita, aku takkan rindu dengannya "Air mataku berlinang namun kutahan, Aku tidak sungguh-sungguh mengatakan hal itu, sejujurnya aku juga rindu dengan ayah.Aku pergi keluar dari kamar ibu, menemui Evan
Malam ini tidurku tak nyenyak, aku selalu terbangun setiap beberapa jam, aku adalah tipe orang yang tak bisa melupakan suatu masalah walau masalah itu sepele.Perilaku Yanti membuatku tak bisa tenang dan terus memikirkan, mau sampai kapan dia bersikap angkuh padaku? Padahal saat masih kecil kami sering main bersama, kenangan bersamanya membuatku rindu, rindu akan tingkah manisnya, mengapa waktu begitu cepat? Mengapa Yanti begitu cepat melupakan kenangan kami?dan itu semua membuatku tak bisa tidur dengan nyenyak, aku terjaga selama beberapa jam, namun Sekitar pukul 03:30 kantuk menyerang tanpa sadar mataku menutup, entah mengapa diakhir malam tidurku sangat nyenyak sampai-sampai membuatku melewatkan sholat waktu subuh.***Hari ini aku bangun terlambat, aku bangun pukul 07:12 itupun masih mengantuk, tak ada yang membangunkanku, ibu juga pasti tidak bisa turun dari ranjangnya dan membangunkanku, aku tak belanja kebutuhan warung sehingga hari