Gregory mengerutkan keningnya ketika melihat Ethan mendekatinya dengan langkah cepat. Pria itu baru saja keluar dari kamar Megan yang akhirnya tertidur pulas. Setelah Ethan menjatuhkan bobot tubuhnya di sofa ruang tengah, pria itu bersedekap sambil menatap tajam pada Gregory.“Ada apa? Tatapanmu itu seperti ingin menghabisiku saat ini juga. Apalagi yang tidak memuaskanmu?” tanya Gregory bertubi-tubi.“Satu-satunya yang memuaskanku hanya bercinta dengan Megan. Apa kau kekurangan bodyguard? Seseorang mengintip ke dalam kamar Megan tadi. Kalau mataku tidak waspada, dia bisa melihat tubuh polos Megan saat kami bercinta tadi,” ucap Ethan lancar jaya tanpa filter.“Kau itu mau mengajukan keluhan atau pamer. Kalau saja Helena mau kuapa-apain, kau tidak akan punya kesempatan untuk bicara seperti itu sekarang,” omel Gregory sebal.“Kau kan bisa ngapa-ngapain wanita lain kalau Helena tidak mau melakukannya sebelum menikah. Kenapa jadi kamu yang curhat?!” omel Ethan membalas Gregory.“Aku sudah
“Ada apa?!” tanya Gregory yang kaget duluan.Mereka semua mengarahkan senter ke arah bodyguard yang masuk lebih dulu. Posisi tubuh bodyguard itu sudah jatuh terjerembab dengan kaki naik ke atas. Rupanya di dalam ada banyak perangkap tikus yang dipasang. Kaki bodyguard itu tidak sengaja menginjak perangkap tikus yang langsung menjepit kakinya.“Hei, bantu dia,” titah Gregory pada bodyguard lainnya.Ethan dan Gregory pun ikut turun ke dalam ruang bawah tanah dan melihat sekeliling mereka. Tidak terlihat apapun di dalam sana kecuali perangkap tikus yang cukup banyak. Bahkan ruang bawah tanah itu tidak luas sama sekali. Mereka berdua berjalan mendekati dinding tanah yang berada di ujung ruang bawah tanah itu.“Jalan buntu,” ucap Gregory.“Kenapa kau bisa tidak tahu ada ruang bawah tanah ini?” tanya Ethan sambil mengetuk dinding di depannya dengan senter.“Aku tidak pernah berkeliling mansion ini. Kau tahu sendiri, aku ini sibuk sekali,” sahut Gregory tanpa ekspresi.“Kalian sedang apa?”“
Dua hari kemudian, upacara pernikahan Adam dan Marco berlangsung sederhana dan khidmat. Mereka mengadakan acara akad di Kastil Emperor sekaligus menggelar resepsi yang kebanyakan dihadiri oleh para bodyguard anak buah mereka. Pada hari bahagianya itu, Ethan dan Gregory menjadi saksi untuk pernikahan mereka berdua, ketika Adam dan Marco menikah bergantian. Adam mengucapkan ijab lebih dulu dilanjutkan dengan Marco.Megan dan dokter Helena juga menghadiri pernikahan itu untuk mendampingi Ethan dan Gregory. Keduanya sama-sama memakai gaun berwarna putih tulang dengan model yang sama. Kalau tidak ingat saat itu adalah pernikahan Adam dan Marco, Gregory akan membawa dokter Helena duduk di depan penghulu.“Dok, nunggu tiga bulan itu lama loh. Kita nikah sekarang aja, yuk,” bisik Gregory sangat dekat dengan dokter Helena. Tangan pria itu tidak bisa dikondisikan meraba punggung dokter Helena sampai wanita itu merinding dibuatnya.“Apa yang kau lakukan? Disini banyak orang,” bisik dokter Helena
Para tamu undangan sudah berbaris rapi untuk bersalaman dan foto bersama. Gwen segera mendorong Marco lalu merapikan penampilannya. Satu persatu mereka maju lalu menyalami kedua pasangan pengantin baru itu. Ketika tiba giliran Alex, pria itu menarik nafas panjang lalu berbesar hati menyalami Marco, Gwen, Adam, dan Delia.“Selamat ya. Entah kapan aku nyusul,” ucap Alex dengan wajah sendu.“Nanti juga datang, jodohmu,” sahut Marco lalu menepuk keras bahu Alex.“Ayo kita foto dulu,” ajak Delia mencoba mengakrabkan diri dengan satu-satunya bodyguard pribadi Megan itu.Mereka berlima berdiri di tengah-tengah pelaminan lalu berpose formal. Formasi pun berubah dengan Alex berada di tengah dan kedua pengantin wanita menyodorkan bunga padanya. Sementara pengantin pria bersikap cool di sampingnya. Setelah mengambil foto beberapa kali, Alex pun menuruni pelaminan. Dia melihat seseorang yang cukup familiar, berjalan bersama papa Adam dan Marco.“Kenapa rasanya mirip orang itu?” gumam Alex curiga.
“Lapor, Tuan. Kita sudah menangkap sepuluh orang. Satu diantaranya memegang pisau. Kemungkinan sasarannya adalah Tuan sendiri,” ucap Alex pada Gregory.“Belut ini. Kita harus segera menangkapnya. Dimana dia sekarang?” tanya Gregory kesal.“Mobil yang membawanya tadi berhenti di dekat sini, Tuan,” sahut Alex cepat.“Tepatnya dimana?” tanya Gregory teringat sesuatu.DUARR!TIba-tiba terdengar ledakan dahsyat dari arah Mansion Wibisana. Mereka semua bergegas keluar dari Kastil Emperor dan melihat asap hitam membumbung tinggi ke langit. Megan dan Ethan yang menyibak kerumunan orang, melihat kawasan rumah orang tua angkat Megan terbakar hebat.“Itu rumah ayah dan ibu!” pekik Megan histeris. Wanita itu hampir saja berlari ke depan tanpa melihat tangga di depannya. Untung saja dokter Helena sigap menahan tubuh Megan agar tetap berdiri di tempatnya.“Tenanglah. Kau sedang hamil, tidak boleh kesana,” ucap dokter Helena tegas.“Ta--tapi orang tuaku ….” Megan menatap dokter Helena dengan mata be
Ibu Susan dan Ayah Romi tidak punya pilihan lain selain menerima keputusan Ethan. Mereka bisa menjaga Megan dan menemaninya untuk sementara sampai rumah mereka bisa dibangun kembali. Bodyguard Ethan sudah melaporkan kalau beberapa rumah di kawasan itu terbakar dan hampir rata dengan tanah. Tidak ada yang tersisa untuk mereka termasuk surat-surat dan juga barang-barang masa kecil Megan.“Apa boleh buat, kami akan tinggal sampai rumah itu dibangun lagi. Tabungan kami cukup untuk membuat rumah kecil yang nyaman,” ucap Ayah Romi sambil tersenyum pada Ibu Susan.“Ya, Ayah. Kali ini kita buat rumah yang ada halaman sampingnya ya. Ibu sudah lama mau punya jemuran di samping rumah. Nggak enak sama tetangga kalau jemur-jemur di depan,” sahut Ibu Susan bersemangat. Tangan wanita paruh baya itu menggoyang-goyangkan lengan Ayah Romi sambil tersenyum ceria.Ethan membekap mulutnya sendiri untuk menahan tawa ketika melihat ibu mertuanya bertingkah imut di depan ayah mertuanya. Mereka berdua hampir
Kepala pelayan Tan membawakan rompi anti peluru dan senjata untuk Gregory. Dia memakainya dengan cepat dibantu kepala pelayan Tan. Gregory lalu mengangguk kepada Ethan sambil memeriksa senjatanya. Kepala pelayan Tan memberikan amunisi cadangan dan memasukkannya ke celah rompi Ethan dan Gregory.Sekali lagi kepala pelayan Tan memeriksa perlengkapan kedua Tuan itu dan mengangguk lega. Mereka akan berhadapan dengan musuh yang tidak bisa ditebak, semua hal tentang keselamatan harus selalu mereka utamakan.“Tuan, silahkan memakai mobil Jeep. Ada senjata lagi di bawah kursi dan peledak di bagasi,” ucap kepala pelayan Tan sangat detail kepada kedua orang itu.“Kepala pelayan Tan, terus kabari aku tentang keadaan Megan. Kami akan kembali saat fajar,” ucap Ethan sangat percaya diri.“Mmm … boleh aku mengatakan sesuatu? Tolong jangan beritahu Helena, okay. Dia mengancam akan membatalkan pernikahan kami kalau aku nekat pergi. Tapi aku pergi dengan persiapan ‘kan? Kan? Kau sudah tahu harus mengat
Pintu itu terbuka tanpa ada apapun yang terjadi. Ruangan itu kosong ketika Gregory memeriksanya. Bodyguard yang bersama Gregory menemukan jejak darah itu berakhir di depan pintu.“Gila, sepertinya ruangan ini hanya sebuah pengalih perhatian. Pintu rahasianya ada di samping pintu ini. Kita harus cepat,” ucap Gregory lalu mengetuk dinding di samping pintu itu. Ada sebuah kotak yang tersamarkan dengan dekorasi dinding dan ketika Gregory menekannya, pintu itu langsung terbuka lebar.Sebelum mereka berdua masuk, terdengar suara keras dari seberang ruangan. Gregory menempelkan telunjuk ke depan bibirnya dan mencoba mendengarkan suara itu. Perlahan netranya melebar mendengar suara Billy Aomori yang sedang bicara dengan seseorang. Ketika Gregory melangkahkan kakinya masuk, dia tidak sengaja tersandung sesuatu.“Tuan,” panggil bodyguard di belakangnya. Gregory menoleh cepat melihat apa yang melintang di tengah jalan.“Marco,” pekik Gregory tertahan. Dia segera berjongkok dan melihat luka di ba