Dua hari kemudian, upacara pernikahan Adam dan Marco berlangsung sederhana dan khidmat. Mereka mengadakan acara akad di Kastil Emperor sekaligus menggelar resepsi yang kebanyakan dihadiri oleh para bodyguard anak buah mereka. Pada hari bahagianya itu, Ethan dan Gregory menjadi saksi untuk pernikahan mereka berdua, ketika Adam dan Marco menikah bergantian. Adam mengucapkan ijab lebih dulu dilanjutkan dengan Marco.Megan dan dokter Helena juga menghadiri pernikahan itu untuk mendampingi Ethan dan Gregory. Keduanya sama-sama memakai gaun berwarna putih tulang dengan model yang sama. Kalau tidak ingat saat itu adalah pernikahan Adam dan Marco, Gregory akan membawa dokter Helena duduk di depan penghulu.“Dok, nunggu tiga bulan itu lama loh. Kita nikah sekarang aja, yuk,” bisik Gregory sangat dekat dengan dokter Helena. Tangan pria itu tidak bisa dikondisikan meraba punggung dokter Helena sampai wanita itu merinding dibuatnya.“Apa yang kau lakukan? Disini banyak orang,” bisik dokter Helena
Para tamu undangan sudah berbaris rapi untuk bersalaman dan foto bersama. Gwen segera mendorong Marco lalu merapikan penampilannya. Satu persatu mereka maju lalu menyalami kedua pasangan pengantin baru itu. Ketika tiba giliran Alex, pria itu menarik nafas panjang lalu berbesar hati menyalami Marco, Gwen, Adam, dan Delia.“Selamat ya. Entah kapan aku nyusul,” ucap Alex dengan wajah sendu.“Nanti juga datang, jodohmu,” sahut Marco lalu menepuk keras bahu Alex.“Ayo kita foto dulu,” ajak Delia mencoba mengakrabkan diri dengan satu-satunya bodyguard pribadi Megan itu.Mereka berlima berdiri di tengah-tengah pelaminan lalu berpose formal. Formasi pun berubah dengan Alex berada di tengah dan kedua pengantin wanita menyodorkan bunga padanya. Sementara pengantin pria bersikap cool di sampingnya. Setelah mengambil foto beberapa kali, Alex pun menuruni pelaminan. Dia melihat seseorang yang cukup familiar, berjalan bersama papa Adam dan Marco.“Kenapa rasanya mirip orang itu?” gumam Alex curiga.
“Lapor, Tuan. Kita sudah menangkap sepuluh orang. Satu diantaranya memegang pisau. Kemungkinan sasarannya adalah Tuan sendiri,” ucap Alex pada Gregory.“Belut ini. Kita harus segera menangkapnya. Dimana dia sekarang?” tanya Gregory kesal.“Mobil yang membawanya tadi berhenti di dekat sini, Tuan,” sahut Alex cepat.“Tepatnya dimana?” tanya Gregory teringat sesuatu.DUARR!TIba-tiba terdengar ledakan dahsyat dari arah Mansion Wibisana. Mereka semua bergegas keluar dari Kastil Emperor dan melihat asap hitam membumbung tinggi ke langit. Megan dan Ethan yang menyibak kerumunan orang, melihat kawasan rumah orang tua angkat Megan terbakar hebat.“Itu rumah ayah dan ibu!” pekik Megan histeris. Wanita itu hampir saja berlari ke depan tanpa melihat tangga di depannya. Untung saja dokter Helena sigap menahan tubuh Megan agar tetap berdiri di tempatnya.“Tenanglah. Kau sedang hamil, tidak boleh kesana,” ucap dokter Helena tegas.“Ta--tapi orang tuaku ….” Megan menatap dokter Helena dengan mata be
Ibu Susan dan Ayah Romi tidak punya pilihan lain selain menerima keputusan Ethan. Mereka bisa menjaga Megan dan menemaninya untuk sementara sampai rumah mereka bisa dibangun kembali. Bodyguard Ethan sudah melaporkan kalau beberapa rumah di kawasan itu terbakar dan hampir rata dengan tanah. Tidak ada yang tersisa untuk mereka termasuk surat-surat dan juga barang-barang masa kecil Megan.“Apa boleh buat, kami akan tinggal sampai rumah itu dibangun lagi. Tabungan kami cukup untuk membuat rumah kecil yang nyaman,” ucap Ayah Romi sambil tersenyum pada Ibu Susan.“Ya, Ayah. Kali ini kita buat rumah yang ada halaman sampingnya ya. Ibu sudah lama mau punya jemuran di samping rumah. Nggak enak sama tetangga kalau jemur-jemur di depan,” sahut Ibu Susan bersemangat. Tangan wanita paruh baya itu menggoyang-goyangkan lengan Ayah Romi sambil tersenyum ceria.Ethan membekap mulutnya sendiri untuk menahan tawa ketika melihat ibu mertuanya bertingkah imut di depan ayah mertuanya. Mereka berdua hampir
Kepala pelayan Tan membawakan rompi anti peluru dan senjata untuk Gregory. Dia memakainya dengan cepat dibantu kepala pelayan Tan. Gregory lalu mengangguk kepada Ethan sambil memeriksa senjatanya. Kepala pelayan Tan memberikan amunisi cadangan dan memasukkannya ke celah rompi Ethan dan Gregory.Sekali lagi kepala pelayan Tan memeriksa perlengkapan kedua Tuan itu dan mengangguk lega. Mereka akan berhadapan dengan musuh yang tidak bisa ditebak, semua hal tentang keselamatan harus selalu mereka utamakan.“Tuan, silahkan memakai mobil Jeep. Ada senjata lagi di bawah kursi dan peledak di bagasi,” ucap kepala pelayan Tan sangat detail kepada kedua orang itu.“Kepala pelayan Tan, terus kabari aku tentang keadaan Megan. Kami akan kembali saat fajar,” ucap Ethan sangat percaya diri.“Mmm … boleh aku mengatakan sesuatu? Tolong jangan beritahu Helena, okay. Dia mengancam akan membatalkan pernikahan kami kalau aku nekat pergi. Tapi aku pergi dengan persiapan ‘kan? Kan? Kau sudah tahu harus mengat
Pintu itu terbuka tanpa ada apapun yang terjadi. Ruangan itu kosong ketika Gregory memeriksanya. Bodyguard yang bersama Gregory menemukan jejak darah itu berakhir di depan pintu.“Gila, sepertinya ruangan ini hanya sebuah pengalih perhatian. Pintu rahasianya ada di samping pintu ini. Kita harus cepat,” ucap Gregory lalu mengetuk dinding di samping pintu itu. Ada sebuah kotak yang tersamarkan dengan dekorasi dinding dan ketika Gregory menekannya, pintu itu langsung terbuka lebar.Sebelum mereka berdua masuk, terdengar suara keras dari seberang ruangan. Gregory menempelkan telunjuk ke depan bibirnya dan mencoba mendengarkan suara itu. Perlahan netranya melebar mendengar suara Billy Aomori yang sedang bicara dengan seseorang. Ketika Gregory melangkahkan kakinya masuk, dia tidak sengaja tersandung sesuatu.“Tuan,” panggil bodyguard di belakangnya. Gregory menoleh cepat melihat apa yang melintang di tengah jalan.“Marco,” pekik Gregory tertahan. Dia segera berjongkok dan melihat luka di ba
“Ayo kita kembali,” ajak Gregory pada Ethan dan Alex. Dia sudah berbalik lebih dulu ketika mendengar suara tembakan di belakangnya.DOR!Gregory berbalik lagi dan melihat Ethan menodongkan senjatanya ke arah Billy. Ethan menyimpan senjatanya kembali ke sarungnya dan tersenyum smirk ke arah Gregory dan Alex.“Hanya ingin memastikan bayangannya tidak akan menyentuh Megan,” sahut Ethan lalu berjalan santai ke arah jalan keluar.Gregory dan Alex juga menyusul Ethan sampai mereka bertemu lagi dengan Adam. Pria itu mengangguk kepada ketiganya dan berusaha untuk bangkit berdiri. Ethan dengan cepat memapah Adam lalu membantunya berjalan menuju pintu keluar. Mereka sama sekali tidak saling bicara selama beberapa menit ketika melewati lorong yang tadi membawa mereka sampai di tempat Billy.Sebelum tiba di pintu keluar, Alex kembali untuk mengecek keadaan Marco. Tapi pria itu sudah menghilang dari tempatnya terjebak. Rupanya bantuan segera datang setelah Gregory meninggalkan Marco dan bodyguardn
“Cepetan keluar sebelum dokter itu menggores mobilku dengan kukunya,” titah Ethan tanpa dosa sambil menurunkan kaca mobil di bagian Gregory.“Sayang, taruh dulu jarum suntiknya ya. Kau bisa melukai dirimu sendiri dengan suntikan itu,” ucap Gregory berusaha menenangkan dokter Helena.“Beraninya kau masih pergi setelah aku melarangmu! Apa kau akan melakukannya juga kalau kita sudah menikah nanti!” bentak dokter Helena masih emosi.Padahal dokter itu sedang membantu Joshua merawat beberapa bodyguard yang dibawa pulang dalam keadaan terluka. Dia harus menyuntik seseorang yang terkena besi karatan ketika melihat mobil Gregory memasuki halaman mansion itu. Dokter Helena buru-buru mendekati mobil itu untuk melihat siapa lagi yang terluka. Tiada henti dia berharap Gregory dan Megan akan baik-baik saja.“Turun!” titah Ethan lagi.Mereka semua turun dari mobil dengan Alex membantu Adam turun. Dokter Helena hanya menatap tajam ke arah Gregory yang bisa berjalan normal dan terlihat baik-baik saja
“Iya, sayang. Aku sudah pulang. Dimana yang sakit, sayang?” tanya Ethan sambil menggenggam tangan Megan.Megan tidak menjawab, tapi meringis merasakan sakit lagi. Suster-suster yang bertugas membantu persiapan Megan untuk melahirkan, meminta Ethan untuk mundur sebentar. Mereka mengganti pakaian Megan dengan baju rumah sakit, lalu memasang alat penyangga kakinya. Megan terus merintih kesakitan di antara kesibukan dokter dan suster yang sedang bersiap untuk membantunya melahirkan.Tiba-tiba dokter Helena masuk ke dalam ruang bersalin itu. Dia sudah berganti pakaian dengan pakaian dinas dokter dan tampak sudah siap dengan sarung tangan karetnya. Dokter Helena tidak mengatakan apa-apa pada Ethan dan Megan, tetapi langsung bertanya pada rekan dokternya. Setelah mendapatkan laporan lengkap tentang kondisi Megan dan posisi bayinya, dokter Helena kembali fokus pada pasiennya itu.“Megan, dengarkan aku. Kamu ingat ‘kan dengan latihan nafas saat senam hamil? Sekarang ikuti petunjukku ya,” pinta
Baru saja Ethan ingin memejamkan matanya, ia merasakan Megan bergerak di sampingnya. Pria itu membuka matanya lalu menoleh ke samping. Tubuh Megan tampak bergerak gelisah dalam tidurnya. Ethan buru-buru bangkit bersamaan dengan Alex lalu mendekati Megan.“Sayang? Megan …,” panggil Ethan cemas.Ethan mengguncang perlahan tubuh Megan sambil menepuk-nepuk pipinya. Tetapi Megan tetap memejamkan matanya dan terlihat semakin pucat. Megan juga gemetar dan meringis menahan sakit. Saat Ethan menepuk pipi Megan lagi, Alex menghentikan pria itu. Alex menunjuk bagian bawah tubuh Megan yang sudah basah.“Tuan, sepertinya Nona akan melahirkan,” ucap Alex dengan nada gemetar. Sorot mata pria itu jelas menunjukkan kekhawatiran melihat keadaan Megan. Istrinya, suster Hanna sudah menjelaskan gejala akan melahirkan diantaranya keluar cairan yang sangat banyak dari bagian inti Megan.“Kenapa diam saja? Cepat kita ke rumah sakit!” bentak Ethan menyadarkan Alex.Pria itu segera melesat meninggalkan Ethan d
Enam bulan kemudian,Di Mansion Stephenson, Megan sedang berjalan-jalan di halaman samping mansion itu. Dia menghirup udara pagi yang segar lalu menatap jauh ke kebun buah dan sayur di seberang mansion. Tanah bekas mansion Billy Aomori yang sudah diratakan dengan tanah, disulap menjadi kebun buah dan sayuran oleh Gregory atas permintaan Megan.Semua bahan makanan untuk catering Ibu Susan, dipetik langsung dari kebun itu. Untuk memperkenalkan kebun itu, Megan mendirikan sebuah rumah kecil dan showroom agar orang-orang yang mengelola kebun itu bisa beristirahat disana. Dan hasil kebun itu juga bisa dijual kepada warga di sekitar mansion.Gudang yang ada di sekat Mansion Stephenson juga sudah dipindahkan ke tempat yang lebih dekat dengan rumah tinggal untuk bodyguard. Halaman samping dan belakang Mansion Stephenson sudah di rombak ulang untuk memperkecil kemungkinan adanya penyusup ke dalam mansion itu.“Alex, apa suamiku sudah menelpon?” tanya Megan ketika teringat pada EthanSudah bebe
[“Katakan saja,”] ucap dokter Helena.[“Bisakah kakak ipar bersabar menemani kakakku seumur hidupnya? Maksudku, aku minta maaf karena sudah memaksa kalian untuk menikah. Aku akan bertanggung jawab kalau terjadi sesuatu padamu, kakak ipar,”] ucap Megan terdengar kasihan.Dokter Helena menarik nafas panjang lalu tersenyum lagi mendengar ucapan Megan. Sejujurnya menikah dengan Gregory tidak buruk juga. Toh, dia bukan lagi anak remaja yang harus merasakan cinta berbunga-bunga. Apalagi perlakuan Gregory padanya bisa dibilang cukup lembut.[“Aku bisa bertanggung jawab terhadap hidupku sendiri, Megan. Takdir yang membawa kami bertemu lalu menikah. Kamu hanya perantaranya saja. Well, jangan memikirkan yang seharusnya tidak perlu kau pikirkan. Aku dan kakakmu baik-baik saja. Ada atau tidak ada anak, kakakmu sudah bilang tidak apa-apa. Kalau sudah seperti itu, mungkin aku bisa mempertimbangkan untuk bersamanya selamanya,”] ucap dokter Helena.“Wifey, makanannya sudah datang. Kamu mau sampai kap
Dokter Helena meremat keras sprei yang menjadi alas tidurnya. Gregory sudah berhasil mendobrak masuk pertahanan Dokter Helena. Membuat wanita itu menjerit kesakitan sekaligus mendesis penuh gairah. Tidak lagi pembuktian yang perlu diungkapkan dengan kata-kata ketika noda merah tercetak jelas di atas sprei.Gregory terus menggerakkan tubuhnya dengan konstan. Setiap kali bergerak masuk, dokter Helena merasakan antara tubuhnya terasa terbelah sekaligus nikmat yang amat sangat. Gregory tahu betul bagaimana membuat dokter Helena tidak berhenti memanggil namanya dengan suara yang terdengar sangat menggoda.“Terus! Percepat!” Dokter Helena tidak bisa menahan dirinya dan ikut bergerak mencari kepuasannya.Gregory semakin bersemangat menghujam tubuh dokter Helena sampai mereka mencapai klimaks bersamaan. Dokter Helena menjambak rambut Gregory, membenamkan kelelakiannya ke dalam tubuh istrinya dan memuntahkan benih calon anak mereka. Masih belum puas, Gregory kembali menggerakkan tubuhnya sampa
Gregory tidak sabaran membawa dokter Helena ke dalam kamar pengantin mereka. Dia bahkan sudah menyiapkan helikopter untuk membawa mereka ke sebuah hotel termahal di sana. Mereka akan menghabiskan tiga hari bermalam dan bersantai di president suite room hotel itu.“Tidak apa-apa kita meninggalkan pesta begitu saja?” tanya dokter Helena sambil melihat keluar jendela helikopter yang sudah terbang ke langit.“Kau juga tidak senang dengan pesta semacam itu ‘kan? Mulai sekarang biasakan. Ada waktunya kau harus menghadiri pesta bersamaku. Sebagai Nyonya Stephenson, hanya itu yang perlu kau perhatikan,” ucap Gregory juga menatap keluar jendela.“Benarkah? Gampang sekali menjadi istrimu, Tuan Stephenson. Bagaimana dengan anak? Kau mau atau tidak?” tanya dokter Helena masih penasaran.“Aku sudah pernah bilang ‘kan. Megan yang akan melakukannya. Tapi kalau kau bersikeras, aku juga tidak keberatan membantumu. Sudah lama sekali sejak terakhir kali aku berolahraga,” sahut Gregory sambil tersenyum s
“Jadi kapan pernikahan kalian akan diadakan? Aku boleh usul?” tanya Ethan sambil mengelus lembut punggung Megan.Sejak beberapa hari ini Megan tidak mau melepaskannya sama sekali. Ethan harus selalu berada dalam jarak pandangnya atau Megan akan menjerit-jerit memanggil pria itu. Megan bahkan ikut ke kantor Wibisana Corp. hanya untuk menatap Ethan yang sedang sibuk bekerja. Untung saja kondisi kesehatan Megan dan kehamilannya sudah baik-baik saja.“Usul apa?” tanya Gregory memicingkan matanya curiga.“Boleh, usul aja yang banyak. Aku lagi malas mengurus pernikahanku,” sahut dokter Helena menyindir Gregory.Sejak dokter Helena menyetujui pernikahan itu, Gregory tidak membiarkannya hidup dengan tenang. Gregory memilih semua keperluan untuk pesta pernikahan dan juga mengundang banyak orang untuk merencanakan pernikahannya. Pendapat dokter Helena bahkan tidak didengar Gregory sama sekali.“Kamu ngambek, ya? Aku kan ingin yang terbaik untuk pernikahan kita. Sekali seumur hidup, kita berdua
“Eh, itu Alex sama siapa?” tanya dokter Helena sambil menunjuk ke arah Alex dan wanita itu.Keduanya secara bersamaan menoleh menatap dokter Helena dan berjalan mendekati mereka. Saat itu dokter Helena baru menyadari siapa wanita yang bersama dengan Alex.“Loh, suster Hanna? Kok bisa kesini? Ada apa?” tanya dokter Helena yang mengenali salah satu suster di rumah sakit Wibisana.“Dokter Helena, saya diminta mengantarkan obat untuk Nyonya Megan. Kebetulan ketemu Alex tadi di depan,” ucap suster Hanna lugas.Ucapan suster Hanna membuat Ethan, Gregory, dan dokter Helena saling pandang lalu tersenyum curiga. Ketiganya kompak memicingkan matanya menatap Alex yang terlihat salah tingkah. Wajah pria itu sudah memerah dan terlihat tidak berani menatap balik pada Tuannya.“Kalian kok sepertinya sangat akrab ya. Apa ada sesuatu?” tanya Gregory curiga.“Itu .. Tuan. Anu ….” Alex menelan salivanya sebelum memberanikan dirinya untuk menjawab.“Kami bersahabat waktu SMA, Tuan. Sudah lama kami tidak
Beberapa hari kemudian di Mansion Stephenson, semua orang sedang berkumpul untuk merayakan ulang tahun Megan. Gregory sudah menyiapkan sebuah pesta kebun di samping kolam renang hanya untuk keluarga dan orang-orang terdekat mereka. Bahkan bodyguard dan pelayan juga berkumpul untuk ikut merasakan hari bahagia bertambahnya usia Megan.Adam dan Marco sudah membaik dari luka-luka mereka dan datang ke mansion itu bersama istri masing-masing. Gwen dan Delia sekarang sibuk membantu suami mereka yang sedang memanggang daging dan ayam. Moji dan Boni juga tidak kalah datang membawa para istri mereka. Dan tampaknya kedua istri mereka saat ini sedang hamil muda.Ilham dan Michela tampak duduk berduaan di gazebo kayu di dekat kolam renang. Orang tua Ethan itu sedang bicara tentang rencana mereka untuk kembali rujuk. Michela berencana untuk tinggal di Mansion Wibisana untuk menjaga Megan yang sedang hamil. Sedangkan Ilham akan menyerahkan semua sahamnya pada Megan. Keputusan itu sudah Ilham sampaik