Hati Aisyah bergetar mendengar penuturan wanita di depannya itu. Jujur ia tak bisa membayangkan jika dirinya yang ada di posisi wanita yang saat ini menatapnya tajam. "Membisu? Setelah kamu berceramah panjang lebar sekarang kamu hanya bisa diam," cibir Wanita bernama Zarina itu. "Jangan memarahinya, akulah yang bersalah. Caci maki saja aku sesukamu." Anggada menyahut karena tidak rela cucu menantunya itu menjadi pelampiasan amarah Zarina. "Sepertinya kamu begitu menyanginya,,, apa wanita seperti dia yang menjadi menantu idaman keluarga Pradipta?" ujar wanita itu remeh. Aisyah menghela nafas panjang, sikap dan ucapan Zarina menunjukkan jika kebencian sudah mendarah daging dan menutup mata hati wanita paruh baya itu. Membutuhkan banyak kesabaran untuk bisa meruntuhkan kebencian yang sudah menggunung di hati wanita itu.Namun Aisyah tak mau mengalah dan pulang dengan tangan kosong. Tidak yakin Andaru akan memberikan izin lagi jika suami Aisyah itu mengetahui respon dari ibunya Zaskia
Setelah kepergian Aisyah dan Anggada, mantan kekasih Andaru itu kembali masuk kedalam taksi yang sejak tadi masih menunggunya. "Sudah mey, sebaiknya kita balik ke jakarta sekarang," saran Sarah asisten pribadinya."Diam!! Jangan banyak bac*t kamu," timpal Meysa tanpa menoleh. Matanya fokus pada ponsel di depannya. Wanita itu sedang mencari alamat gedung perusahaan baru milik Andaru. Saat ia hendak menunjukkan layar ponselnya pada sopir tanpa sengaja ia melihat sebuah mobil berhenti tepat didepan gerbang ruang mewah di depannya. Segera wanita itu keluar dan sedikit berlari ketika pintu gerbang besi kediaman Pradipta terbuka secara otomatis."Dimana Andaru?" teriaknya mendekati Elmira yang baru saja keluar dari mobilnya. Spontan Elmira menoleh, matanya menyipit sembari mengingat wanita yang sedang menggendong tangan kanannya sendiri itu. "Kamu?" "Aku Meysa, mantan kekasih Andaru." Akunya angkuh. "Dimana putramu?" "Oh, ternyata ada tamu tak di undang," cibir Elmira dengan tatapan
Meysa tersenyum tipis, melihat reaksi orang-orang di sekitarnya atas pengakuan yang baru saja ia ucapkan. 'Lihat apa yang akan aku lakukan untuk membuatmu keluar,' batin Meysa. Dua security yang tadi hendak menyeret Meysa menjadi bingung dan saling pandang, lalu melempar tatapannya pada resepsionis. "Coba telfon Pak Doni," ucapnya lirih. Namun salah satu resepsionis menggelengkan kepalanya. "Nggak usah, bawa keluar saja," ucap resepsionis tanpa suara sambil menggoyangkan telapak tangannya sebagai isyarat."Kami akan mengaantar Anda keluar." Dua Security itu mendekati Meysa.Namun dengan sigap Meysa memundurkan tubuhnya, "Dengar bos kalian itu sudah berbuat hal tak senonoh padaku. Dia hampir memperkosaku dia bahkan menembak tanganku karena aku menolak cintanya," ocehnya membual.Kalimat itu sontak saja membuat semua orang tercengang. Tidak sedikit dari para pegawai yang mulai menyalakan kamera ponselnya untuk mengambil foto juga video. "Jangan bicara sembarangan!" Suara tegas Doni y
Sepanjang perjalanan menuju bandara baik Meysa dan Anton diam membisu. Anton sedang bergulat dengan batinnya setelah pembicaraannya dengan Andaru. Sedangkan Meysa masih menunggu Anton mengakui salah karena telah mengkhianatinya. Sarah yang duduk di kursi penumpang samping sopir hanya bisa menghela nafas sambil menatap ponselnya yang sejak tadi terus berdering. Pesan dan penggilan silih berganti akibat ulah dari bosnya yang sekarang duduk tenang di kursi belakang. Tak menunggu sampai besok, foto serta video Meysa mengamuk di loby kantor Pradipta group sudah menduduki toping tranding di beberapa media sosial. Dalam hati Sarah tak henti mengumpat dan mengucap sumpah serapah untuk bosnya itu."Astaga,," pekik Sarah frustasi setelah membaca sebuah pesan yang masuk kedalam ponselnya. "Lama-lama kamu bisa kehilangan semuanya Sya," sambungnya lantas menoleh ke belakang. "Video kamu mengamuk di kantor Pradipta group sudah jadi tranding utama siang ini." Meysa melirik Sarah, "Ck,,,, jangan
Setelah istirahat beberapa hari, sekarang kondisi Aisyah sudah membaik. Luka di wajahnya juga sudah menghilang. Pagi ini setelah Andaru berangkat kerja, Aisyah sibuk berkemas. Ia memasukkan beberapa pakaian dan barang pribadinya ke dalam koper. Setelahnya Aisyah juga mulai memasukkan beberapa potong kemeja,celana dan kaos milik suaminya di koper yang berbeda. Siang ini Aisyah dan Andaru akan terbang menuju ke Jakarta menggunakan Jet pribadi milik keluarga Pradipta. Lusa ibu guru cantik itu harus kembali mengajar di sekolah karena cutinya sudah berakhir. "Ai,,, " Suara Elmira dari balik pintu kamarnya. "Boleh Mama masuk?" ucapnya setelah mengetuk pintu dua kali. Spontan Aisyah menoleh sebentar lalu kembali fokus pada pekerjaannya. "Masuk Mah, pintunya tidak di kunci," sahutnya dengan tangannya sibuk melipat kemeja suaminya lalu memasukkan pakaian ke dalam koper. "Sibuk?" tanya Elmira setelah membuka pintu kamar, "Mau Mama bantuin?" sambungnya dengan ekspresi sedih sembari berjalan
Kepulangan Aisyah bersama Andaru di sambut dengan penuh kehangatan di keluarga Aisyah. Jafar bahkan sengaja menutup tokonya untuk menjemput putri dan menantunya di bandara. Setiap kali ada yang bertanya tentang menantunya Jafar akan menjawab dengan bersemangat dan penuh rasa bangga. Tidak ada lagi rasa sinis dan kebencian yang ditunjukkan pria paruh baya itu kepada pengusaha muda itu. Bukan karena kekayaan dan nama besar keluarga Pradipta yang membuat Jafar berubah sikap kepada Andaru, melainkan karena rasa cinta dan sayang laki-laki itu kepada putri sulungnya itu. Laki-laki yang berasal dari salah satu keluarga konglomerat itu tak segan meninggalkan dan melawan kakeknya sendiri demi untuk bisa bersanding dengan Aisyah. Andaru juga sudah berhijrah dan mendalami agama untuk bisa menjadi laki-laki yang pantas untuk menikahi Aisyah.Apa lagi ketika melihat reaksi dan kekhawatiran Andaru ketika Aisyah di culik. Hal itu membuat Jafar telah benar-benar yakin jika Andaru adalah laki-laki y
Sekitar 20 menit menunggu akhirnya pesawat yang membawa Aisyah dan Andaru kembali ke jakarta telah tiba. Mendengar pengumuman dari pengeras suara seketika membuat Salma dan Jafar berdecak senang. Pasangan suami istri itu segera beranjak dari duduknya dan menuju ke tempat penjemputan. Zeyn yang melihat ayah ibunya begitu antusias menyambut putri kesayangan mereka hanya bisa tersenyum lebar sambil menggelengkan kepalanya. "Zeyn Ayo!" Salma mendelik pada pemuda yang terkenal jahil itu. "Iya, Bu." Zeyn beranjak bangun dan mengikuti Ayah dan ibunya yang sudah berjalan lebih dulu. Tak lama nampak sepasang pengantin baru yang berjalan dengan bergandengan tangan di ikuti empat orang berbadan kekar yang membawa koper dan tas ransel. "Itu Aisyah dan Andaru," pekik Salma senang. "Woahhhh..... pakai dikawal bodyguard segala, Ck ck.... sudah kaya di drama korea," seloroh Zeyn yang di sambut tawa Jafar. "Kamu itu ada-ada saja. Mas kamu seperti itu karena takut Aisyah di culik lagi." Jafar me
Baru satu minggu Andaru tinggal di rumah mertuanya namun suami Aisyah itu tidak punya banyak waktu untuk bercengkerama dengan keluarga barunya. Hampir setiap hari dia sibuk dengan pekerjaan dan harus pulang larut malam karena lembur. Pemindahan perusahaan ke Jakarta benar-benar menyita waktu dan pikirannya. Untuk proses produksi tetap di lakukan di perusahaan lama sedangkan di jakarta adalah kantor pusat yang mengatur dan menentukan segala kebijakan perusahaan. Produk emas dari Ai's jewellery sangat diminati. Baik emas dalam bentuk perhiasan atau mentahan memiliki konsumennya sendiri yang setiap bulannya bertambah.Semua desain perhiasannya eksklusif, tidak pasaran dan sangat elegan sehingga menarik minat dari berbagai kalangan. Tidak hanya kalangan atas saja, kalangan menengah ke bawah juga merupakan pasar untuk produk Ai's Jewellery. Tentu saja dengan menyesuaikan harga dan kwalitas agar bisa menggapai semua kalangan. Toko-Toko emas Ai's Jewellery bertebaran di setiap mall yang