Share

Siapa Kamu Sebenarnya?

Author: Quin Attariz
last update Last Updated: 2022-07-12 07:09:23

Pagi itu Maya telah bersiap dengan setelan kerjanya, aku merasa heran, kenapa dia masih bersiap ke kantor, apa Mas Firman lupa memberitahunya.

"Pak, saya sudah siap!" katanya begitu bertemu dengan Mas Firman di meja makan.

"Papa, gak bilang?"

"Heee .... aku lupa."

Aku kesal ternyata Mas Firman lupa mengatakannya.

"Maaf yah, May. Untuk hari ini kamu gak usah ke kantor dulu, kamu bantuin Ibu dulu yah, hari ini ada arisan."

"Terus gimana kerjaan kantor, Pak?" Maya seolah mempedulikan kerjaan di kantor padahal aku tahu sebenarnya dia malas membantuku.

"Kamu tenang saja, kan masih ada Jihan dia masih seminggu lagi kerja di kantor sebelum cuti."

"Oh begitu yah, Pak. Ya udah kalau begitu saya mau ke kamar dulu ganti baju." Maya terlihat kecewa, dia harus membatalkan niatnya untuk bekerja, aku bisa melihat dari ekspresinya.

*****

"Maya, gak apa-apa yah, hari ini kamu bantu saya dulu. Soalnya saya nanti akan kerepotan," ucapku sambil menyiapkan beberapa kotak kue yang baru saja aku beli.

"Iya Bu, gak apa-apa," jawabnya terlihat tulus, tapi entah dalam hatinya.

"Kamu teruskan yah, kayaknya teman-temanku udah mulai berdatangan, aku mau sambut mereka dulu," kataku saat terdengar suara mereka memasuki ruang utama.

"Iya, Bu."

"Silahkan ibu-ibu, selamat datang di istanaku."

"Iya Bu Arlita, makasih," jawab Natasya, salah satu tamu yang hadir.

"Ayo silahkan duduk, Bu Martha, Bu Risya, Bu Shinta, saya ambilkan minum yah!"

"Mayaaa ... bawa minuman sama kue-kuenya ke sini!" panggilku.

"Iya, Bu."

Maya pun datang membawa nampan berisi minuman.

Dia menyajikannya di atas meja, semua tamu yang datang melihat ke arahnya.

"Silahkan ...!"

"Bu, siapa itu?" Bisik Shinta padaku.

"Oooh ... Itu babysitterku yang baru."

"Cantik yah, Bu Arlita harus hati-hati nih.."

"Hati-hati kenapa?" Aku mengernyitkan dahiku.

"Gak takut suaminya kepincut gadis muda itu, mana cantik gitu!" timpal Martha.

"Aaaah ... Ibu-ibu, kayak gak tahu suami saya saja, dia itu suami paling setia Bu ..!" jawabku santai, padahal ketakutan itu selalu menyelimutiku.

"Iya yah, Pak Firman itu memang suami yang baik dan setia, mana selalu romantis lagi yah ...!" puji Risya.

"Iya juga yah, hahaha ...!" Semua orang pun ikut tersenyum, mereka sudah tahu bagaimana sifat suamiku.

Hampir semua tamuku sudah hadir, semua makanan dan minuman sudah Maya sajikan di atas meja.

"Kita kocok saja sekarang, Bu Arlita!" sahut Ibu-ibu itu.

"Tapi masih ada Bu Rossa sama Bu Assegaf, yang belum datang!" ujar Marlina.

"Gimana Bu Ibu, kita tunggu saja? atau kita kocok saja sekarang?" tanyaku.

"Kita kocok saja dulu yang pertama, nanti yang kedua kita tunggu mereka!"

"Baiklah."

Aku mulai mengocok gelas dengan nama-nama teman-temanku di dalamnya.

"Mudah-mudahan saya yang menang!"

Aku keluarkan sebuah gulungan kertas dari dalam gelas. Semua terlihat tegang.

"Siapa Bu, ayo cepat bilang!" ujar Ibu-ibu.

"Buuu ... Natasya!"

"Alhamdulillah, saya yang menang!" ucap Natasya.

"Heeeei ... Kok ngocok gak tunggu kita sih!" tiba-tiba datang Rossa dan Assegaf terlihat kesal.

"Bu Rossa sama Bu Assegaf sih datangnya telat banget," sahut ibu-ibu yang hadir.

"Iya nih, barusan ada kecelakaan. jadi macet banget!"

"Tenang Bu, yang kedua belum dikocok! Silahkan duduk Bu!" ucapku.

"Syukurlah .. hmm Bu Arlita, minumnya dong, aus nih kita," kata keduanya.

"Bentar yah, aku panggil dulu babysitterku!"

"Babysitter?" Rossa dan Assegaf terheran-heran.

"Itu babysitternya Bu Arlita, yang bantuin bawain minuman sama makanan."

"Oooh ...!"

"Orangnya masih muda, cantik lagi Bu. Kalau saya jadi Bu Arlita, saya harus ekstra waspada nih!" bisik Martha pada Rossa, yang masih bisa ku dengar.

"Saya jadi penasaran, hahaha ...!"

"Naaaah ... tuh orangnya!" tunjuk Risya saat Maya datang sambil membawa dua gelas es jeruk.

Dia menunduk tak berani menatap tamu-tamuku.

Aku lihat Rossa seperti terkejut melihatnya. "Diaaa ...!" ucapnya sedikit pelan.

Begitupun Maya sewaktu melihat Rossa, seperti sudah melihat hantu, dia terlihat seperti orang ketakutan, wajahnya terlihat pucat dan dia langsung bergegas pergi begitu meletakan gelas yang berisi minuman itu.

'Ada apa sama dia? Apa dia mengenal Bu Rossa? Apa masih ada hal yang tidak aku ketahui tentang gadis itu?' gumamku.

*****

Semenjak arisan itu, ingin sekali aku menanyakannya pada Maya, tapi aku tidak ada keberanian untuk menanyakannya, mungkin saja ini soal pribadi yang tak mau dia ungkapkan.

'Nanti aku disangka terlalu ikut campur urusan pribadinya lagi!'

Rossa pun tidak mengatakan apa-apa padaku, apa aku harus bertanya padanya, sebenarnya ada apa sama Maya dan Rossa, apa mereka saling mengenal. Kalau pun saling kenal, kenapa mereka tidak saling menyapa.

Ini masih jadi misteri bagiku, mana hari ini aku akan ke Bandung lagi, aku jadi makin was-was meninggalkan rumah.

"Paaa ... aku pergi yah!" pamitku, baru kali ini aku meninggalkan rumah lagi untuk mengecek restoranku di luar kota, setelah mendengar cerita anakku tempo hari, aku terus menunda-nundanya.

"Hati-hati yah, Sayang!" ucap suamiku, sambil memelukku.

"Paaa ... Jangan nakal yah, selama aku tinggalin!" ancamku.

"Enggaklah Sayang! Kamu ketakutan banget sih! Aku kan cinta mati sama kamu, gak mungkinlah aku melirik wanita lain!" tegas suamiku.

Mas Firman mengecup bibirku dengan mesra, aku pun menyambutnya, bahkan aku membalasnya dengan ciuman yang makin dalam, ada rasa ketakutan dalam diriku kalau Mas Firman akan berpaling dariku, sehingga aku lakukan itu.

Mas Firman melepas pautan bibirnya perlahan. "Maaa ... tumben ciumannya hot banget, bikin aku nagih aja!"

"Hahaha ... iya biar kamu inget terus sama aku, Pa!"

"Mamaaaa ... Ih kok jadi genit!"

Lalu kudengar suara Bi Inah sedang memarahi Maya, "Kamu ngapain di sini, mau ngintip Tuan sama Nyonya?!"

"E-enggak Bi, aku baru aja ngelewat ke sini kok!" Maya beralasan walaupun terdengar gugup.

"Jangan bohong, Bibi dari tadi lihat kamu diam di situ merhatiin Tuan sama Nyonya!" ucap Bi Inah.

'Ya ampun apa dari tadi Maya memperhatikan kami?' gumamku merasa curiga untuk apa dia memperhatikan kami.

"Hayu Maaah ... aku anterin ke depan!" ajak Mas Firman mengagetkanku yang sedang berpikir soal Maya, diapun menggandeng mesra pinggangku.

Aku rasanya masih ingin lihat reaksi Maya yang masih bersitegang dengan Bi Inah.

"Mang Ujang, hati-hati bawa mobilnya yah! Jangan ngebut-ngebut!" kata Mas Firman pada supir keluarga kami.

"Iya, Tuan! Silahkan Nyonya!" Mang Ujang membukakan pintu mobil.

"Maaah ... Kalau udah di sana aku bakalan telepon kamu sering-sering kalau perlu aku video call, hehe ...!"

"Janji yah!"

"Iyaaaa ...!" katanya meyakinkanku.

Walaupun sangat berat meninggalkan suamiku, mobilku perlahan melaju meninggalkan suamiku yang masih melihat ke arahku sambil melambaikan tangannya.

"Mas Firman, jaga diri dan hati kamu untukku Sayang ..." Tak terasa air mataku jatuh ke pipiku.

'Aduuh ... kenapa aku jadi sentimentil gini sih!' aku usap pipiku yang basah.

-Bersambung-

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Bu Iim
kamu kan orang kaya,knp gak kfikiran buat masang cctv,dasar bego
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Takkan Kubiarkan Kau Merebut Suamiku   Hati yang tak Tenang

    Setelah menempuh kurang lebih dua jam perjalanan, aku pun tiba di rumah orang tuaku. "Assalamualaikum ... Bundaaa ... Ayaaah ...!" ucapku begitu sampai di depan pintu rumah yang cukup megah dengan didominasi warna putih itu, rumah yang pernah aku tinggali hingga puluhan tahun lamanya, hingga akhirnya orang tuaku melepasku setelah aku menikah dengan Mas Firman."Waalaikumsalam ... Litaa ...!" Bundaku membuka pintu dan langsung memelukku, pelukannya terasa hangat sama seperti dulu, padahal aku sudah sering ke sini kalau aku mengecek rumah makan ayam gorengku, tapi tetap saja aku merasa senang Bunda menyambutku dengan pelukan hangat seperti ini."Kok tumben baru ke sini, biasanya awal bulan?" tanya Bunda seraya mengurai pelukannya."Maaf Bunda, aku sibuk di Jakarta. Baru kali ini aku bisa ke sini, Ayaaah ... mana Bunda?" ucapku sambil celingukan mencari keberadaan ayah."Ayah lagi diajak jalan sama adik kamu, gak tahu ke mana!" jawab Bunda."Azra lagi di sini, Bun?" tanyaku antusias, ad

    Last Updated : 2022-07-29
  • Takkan Kubiarkan Kau Merebut Suamiku   Keresahan Arlita

    Hari kedua di Bandung...Aku tuntaskan tugasku hari ini, setelah aku cek restoran dan aku kukuhkan Zahra sebagai manager pada semua pegawaiku di cabang dua di kota Bandung ini, aku kembali ke rumah orangtuaku."Kak Lita, mau pulang kapan?" tanya Azra."Tadinya mau selasa, tapi kayaknya besok juga mau pulang, kamu kapan?""Aku malam ini juga mau pulang, kan besok aku kerja Kak."'Apa aku malam ini juga yah?' gumamku."Kenapa diem, jangan-jangan Kak Lita juga mau malam ini pulangnya?" tanya Azra, seperti tahu isi pikiranku."Hehehe ..!" Lalu tiba-tiba suara ponselku berbunyi, 'Akhirnya Mas Firman nelepon.'"Haaaai ... Sayang, aku kangen nih, kamu pulang kapan?" tanyanya sambil memperlihatkan wajahnya yang sedih."Besok Mas, beneran kangen? Terus kenapa kemarin gak nelepon?" Aku berpura-pura kesal."Aku kemarin lembur, pulangnya larut. Kalau aku nelepon takut ganggu kamu.""Lembur? Terus Tita sama siapa? Kan Bi Inah cuma sampai magrib?" tanyaku cemas."Sama Maya, dia kemarin sengaja gak

    Last Updated : 2022-07-30
  • Takkan Kubiarkan Kau Merebut Suamiku   Pengakuan Anakku yang Membuatku Makin Curiga

    Aku perhatikan terus video itu, Maya tidak lama berada di kamar mungkin hanya sekitar lima menitan, dia keluar membawa gelas yang telah kosong."Aaaah ... Syukurlah, ternyata Maya hanya mengantarkan segelas susu buat Tita!" aku sedikit lega, hanya saja masih ada kejanggalan saat barusan dia keluar dari kamar anakku sepagi ini.Aku tutup lagi, laptop itu. Karena aku hanya penasaran saja pada saat Mas Firman melakukan video call kemarin malam saja.Sebaiknya aku segera keluar dari ruangan ini, agar Mas Firman tidak curiga.Aku segera ke kamar menyiapkan baju kerja untuk suamiku."Sayang, kapan pulang?" tanya Mas Firman yang baru masuk kamar."Barusan.""Tumben pagian pulangnya, kamu udah kangen yah sama suamimu yang ganteng-ganteng ini?" goda suamiku."Pede amat, Paaah ...!""Hahaha ... Aku mandi dulu yah!" Mas Firman tertawa sambil membuka bajunya menyisakan celana boxernya, kemudian melangkah ke kamar mandi."Paaah ... aku mau nanya sesuatu sama Papah, tapi Papah harus jawab jujur?"

    Last Updated : 2022-07-31
  • Takkan Kubiarkan Kau Merebut Suamiku   Fakta Mengejutkan Mengenai Maya

    Sampai di rumah, Aku terus memikirkan penuturan anakku, aku masih merasa kaget, shock dan juga masih merasa setengah tak percaya.Tita dengan jelas melihat perempuan itu berbuat semaunya pada Mas Firman saat dia sedang tertidur, sayangnya aku belum bisa membuktikannya, kalaupun aku menanyakannya pada suamiku maupun Maya."Aaaaarrrgggh ....!" Aku kesal dan kecewa dengan Maya, aku sudah mengganggapnya seperti pahlawan yang sudah menyelamatkanku, aku memberinya pekerjaan dan mengajaknya tinggal di sini sebagai balasan karena dia telah menolongku, tapiii ... kenapa dia malah seperti ini, seperti pagar makan tanaman, apa dia berusaha mengambil apa yang bukan miliknya, bagaimana kalau Mas Firman juga menyukainya, aku harus bagaimana.Aku hanya bisa memijat pelipisku yang terasa berdenyut, kepalaku terlalu pusing memikirkan ini semua.Aku mengambil ponselku dan menghubungi seseorang. "Pak Iwan, besok tolong ke sini. saya ingin menambahkan beberapa kamera CCTV di rumah saya!""Iya Bu, saya ak

    Last Updated : 2022-08-01
  • Takkan Kubiarkan Kau Merebut Suamiku   Apaaa ...!!!

    Apaaa ... Maya pernah jadi sekretaris Pak Amir? Tapi kenapa, dia tak pernah bilang sama saya, dia bilang dia sudah menganggur selama setahunan ini? Sejumlah pertanyaan aku lontarkan pada Bu Rossa."Mungkin dia tidak mau skandal dengan suami saya terbongkar, Bu Arlita," lirih Bu Rossa."Maksud Bu Rossa??" Aku kembali terkejut dengan pernyataan Bu Rossa."Iya Bu Arlita, Maya pernah menjalin hubungan asmara dengan suami saya."Deg! Ini yang aku takutkan, Maya ternyata memang perempuan tidak baik."Bagaimana bisa, Bu Rossa, saya tahu sekali Pak Amir itu orang yang sangat baik, bijaksana dan yang pasti sangat setia?" Aku masih belum percaya Pak Amir berselingkuh di belakang Bu Rossa."Pada mulanya memang Maya itu bekerja secara profesional, dia sekretaris yang sangat terampil, segala pekerjaan dengan cepat bisa dia kuasai. Tapi setelah beberapa bulan, saya menemukan beberapa kejanggalan, ketika saya sering menemukan parfum seorang wanita di baju kerja suami saya, bahkan noda lipstik. Kecur

    Last Updated : 2022-08-02
  • Takkan Kubiarkan Kau Merebut Suamiku   Makin Memuakkan Melihat Mereka

    Maya melihatku seperti ketakutan, dia tertunduk."Ada apa Mas, kok berhenti ketawanya, terganggu sama kehadiranku?" sindirku."Apaan sih kamu, Sayang?" jawab Mas Firman seperti merasa tak enak ketika aku tegur."Gak kok, aku lagi ngobrol aja soal tadi di tempat pertemuan dengan beberapa pengusaha, aku ketemu dengan Pak Pedro, pengusaha yang genit suka gangguin pengusaha wanita ataupun sekretaris pengusaha lain, pas dia deketin Maya, Maya dengan beraninya menendang anunya Pak Pedro sampai meringis kesakitan, hahaha ...!" Mas Firman tergelak karena Maya berhasil membuat Pak Pedro jadi kapok genit sama wanita."Oooh ... gitu," jawabku dengan ekspresi datar dan lalu kusambung lagi dengan ucapan yang menohok suami dan Maya."Tapi kalau kamu yang genit, bukan hanya aku tendang Mas, aku akan sunat lagi sekalian anunya." Mas Firman langsung berhenti tertawa dan wajahnya langsung pucat."Wiiih ... Mamah kok jadi sadis amat sih!" Mas Firman memegang anunya, sepertinya dia takut aku melakukannya

    Last Updated : 2022-08-04
  • Takkan Kubiarkan Kau Merebut Suamiku   Kerisauan Arlita

    "Paaah ... hati-hati yah di sana!" ucapku saat Mas Firman memasuki mobilnya diikuti Maya di belakangnya."Bu, saya berangkat dulu yah. Ibu jangan mengkhawatirkan Pak Firman, selama di sana saya akan selalu mendampingi Pak Firman, jadi semua kebutuhannya biar saya yang penuhi," ucap Maya sebelum menaiki mobil kantor yang telah menunggu di depan rumahApa maksudnya ... jangan khawatir, jelaslah aku khawatir! Wong, kamu perginya berduaan saja. Terus maksud kamu, memenuhi kebutuhannya apa, apa termasuk kebutuhan biologisnya. Aku benar-benar kesal mendengar kalimat terakhirnya, seenaknya saja dia berkata demikian."Udah Mah, benar kok kata Maya. Mamah gak usah terlalu mengkhawatirkan aku. Kalau aku butuh apa-apa ada Maya yang siap membantu. Ya sudah aku pamit yah. Kamu baik-baik yah di rumah!" Mas Firman malah mendukungnya lagi membuatku tambah kesal saja, huuu ...!!! Makin besar kepala saja dia, berasa menang didukung Mas Firman."Iya Pah! Awas jangan macam-macam di sana!" Aku berbisik di

    Last Updated : 2022-08-05
  • Takkan Kubiarkan Kau Merebut Suamiku   Laporan dari Azra Makin Membuatku Gelisah

    "Diaa ... hmm ... salah menginput data perusahaan Mah, semuanya jadi kacau, kita harus mengulang dari awal bulan, mengkoreksi semuanya kan itu butuh waktu Mah," jawab Mas Firman seperti terlihat panik.Kenapa menurutku itu alasan yang tidak masuk akal yah, data apa yang Mas Firman maksud. Aku benar-benar gak habis pikir dengan alasan Mas Firman."Ya tinggal betulin aja, apa susahnya sih, kita kumpulin datanya terus masukin yangg benernya udah beres, kenapa harus marah-marah segala sih!" Giliran aku yang sewot kali ini."Iya Mah, kamu bener. Ya udah Maya, sana kamu ke kamar istirahat sana." "Iya Pak kalau gitu saya permisi, Bu mari!" ucapnya terlihat lemas, Maya pun beringsut ke kamarnya."Paah ... kamu gak bohong kan sama Mamah, sebenarnya apa sih yang terjadi antara Papah sama Maya?" Aku masih belum puas mendengar jawaban Mas Firman."Hmm ... sebenarnya dia telah salah menyetujui perjanjian dengan Pak Pedro soal kerjasamanya dengan perusahaanku, Mah. Padahal aku sudah menolaknya den

    Last Updated : 2022-08-06

Latest chapter

  • Takkan Kubiarkan Kau Merebut Suamiku   Permintaan yang Aneh

    Firlita POVSebulan kemudian ... Aku tak pernah bertemu dengan Pak Willy sesuai kesepakatan. Dia memenuhi janjinya tak menggangguku hingga aku siap menerimanya lagi.Hari ini aku dipanggil oleh HRD, entah apa salahku. Padahal kinerjaku bagus kata managerku."Maaf Nona Firlita, mulai hari ini Nona dipindahkan ke bagian lain," kata Manager HRD."Saya salah apa Pak?" tanyaku, padahal aku sudah mulai nyaman di divisi ini."Nona tidak salah apa-apa, hanya saja Nona lebih dibutuhkan di bagian lain. Silahkan bawa surat ini, dan Nona pergi ke lantai 10"Lantai 10? Bukankah itu lantai khusus ruangan direktur dan direksi yah."Iya selamat yah Nona, Nona terpilih menjadi sekretaris Direktur kami yang baru."Sekretaris Direktur? Beneran ini ... Bahkan aku tidak menguasai pekerjaan sekretaris.Ya sudahlah, dari pada aku tidak bekerja. Aku terima saja."Iya terima kasih Pak, saya tidak menyangka akan dipilih menjadi sekretaris Direktur." Entah aku harus senang, ataukah bimbang ... aku tidak perna

  • Takkan Kubiarkan Kau Merebut Suamiku   Dilanjutkan Atau ...

    "Apaaa ... Om Firman ini adalah ..." Belum sempat Fayra selesai dengan ucapannya, Tante Mayra langsung memotongnya, "Iya, dia ayah kandung kamu, Fayra. orang yang selalu kamu tanyakan kini sudah ada di depan kamu!"What! Pak Firman ayahnya Fayra. Waw, waw ... ini jadi makin seru!Kami semua tampak terkejut, Papa Mama pun sama, hanya Firlita saja yang tampak biasa, apa dia sudah tahu yah."Aku baru tahu kemarin!" bisiknya, seolah tahu kalau aku mau menanyakannya."Oh.""Ayaaah ....!!" Fayra langsung memeluk Pak Firman dengan mata berkaca-kaca."Pantas saja aku merasa nyaman bila dekat Om, rupanya memang ada chemistry ayah dan anak di antara kita.""Aku sangat merindukanmu, Ayah! Sejak kecil aku hanya mengetahui namamu saja, wajahmu sjaa aku tidak pernah tahu, ayah! Aku hanya ingin disayang seperti anak-anak lain yang memiliki ayah," Fayra menangis sesenggukan di pelukan Pak Firman."Maafkan aku Nak, ayahmu ini bahkan tidak pernah tahu keberadaan kamu, Mamamu menyembunyikannya dari ayah

  • Takkan Kubiarkan Kau Merebut Suamiku   Terungkap Semuanya

    William POVAku memilih untuk menghampiri dulu Firlita di kantor, sedangkan Papa pergi menuju kantor Pak Firman. Kita ingin semuanya clear hari ini juga, agar hidupku lebih tenang tidak terus-menerus diganggu oleh model sialan itu.Aku menuju ruangan divisi keuangan. Aku tahu ke napa dia sampai minta pindah ke sini. Pasti untuk menghindari bertemu denganku.'Itu dia, wanitaku ... sudah satu bulan lebih kamu menghindariku, aku sangat merindukannya.' Sosok perempuan cantik dengan senyum mempesona sosok gadis impianku itu tengah berjalan menuju ruangannya aku pun mengendap-endap di belakangnya.Begitu tiba di dekatnya. Aku langsung tarik tangannya."Hei apa-apaan ini Pak!" protesnya kesal, berusaha menepis tanganku, tapi tenaganya kalah kuat."Ikut saja denganku!" Aku terus menarik tangannya hingga ke depan mobil."Saya tidak mau Pa. Saya mau kerja, baru juga dua hari saya kerja. Jangan buat nama saya jelek di divisi yang baru ini dong!" bentaknya, dia menepis tanganku lagi kali ini deng

  • Takkan Kubiarkan Kau Merebut Suamiku   Fakta yang Sesungguhnya

    "Ayo cepat, Willy. Kita hampir terlambat!" ujarku pada William yang tengah menyetir menuju restoran yang telah ditentukan menjadi tempat pertemuan dengan orang yang telah menghubungi mereka kemarin."Sabaaar ... Pa. Ini macet banget." Willy pun kesal karena jalanan hari ini kebetulan sedang macet-macetan kami sampai terjebak di tengah-tengah.Kenapa sih, macet ini gak tahu waktu, kita lagi buru-buru ini malah macet. Aku hanya bisa berkeluh kesah karena mobil hanya maju sedikit demi sedikit.Mudah-mudahan dia mau menunggu kita. Ini sudah hampir pukul 10.00."Ini gara-gara kamu susah banget dibangunin!" makiku, karena kesal William tadi bangun jam 9.00."Maafin aku Pa, semalam aku gak bisa tidur. Aku baru tidur subuh tadi, Pa.""Kamu, Wil!" Percuma juga marahin anak itu, dia memang terkadang susah tidur mungkin memikirkan kehidupan percintaannya yang berantakan."Udah Pa, udah. Tuh mobil di depan udah maju," timpal istriku menenangkanku yang tengah kesal."Maju Wil, cepetan tuh ada jala

  • Takkan Kubiarkan Kau Merebut Suamiku   Kabar yang Mengejutkan

    "Fiir ...! Firlitaaa .. !" Suara itu mengagetkanku, sudah lama aku merindukan dia memanggilku begitu."Iya Pak." Aku masih berusaha menghormatinya sebagai atasanku."Masuklah ke ruanganku. Aku ingin bicara denganmu.""Ma-maaf Pak, sebaiknya kita bicara saja di sini.""Ayolah Fir, sampai kapan kamu akan menghindariku!" Pak Willy mencekal tanganku.Dia seperti tahu saja kalau selama ini aku memang berusaha untuk menghindarinya.Aku celingukan takut ada yang lihat. "Udah masuk saja, gak usah takut gak ada siapa-siapa ini!" Pak Willy menarik tanganku menuju ruanganku."Masuk!" Pak memaksaku masuk dan mengunci pintu."Gak usah dikunci Pak! Disangka orang kita lagi ngapain lagi!" protesku sambil hendak memutar kunci yang masih menempel di lubang kunci."Fiiiir ... jangan bikin aku terus menderita, Fir ... aku putus dari kamu saja bikin hidup aku terpuruk, apalagi melihat kedekatan kamu sama laki-laki itu saja membuatku tambah tersiksa." Sebegitunyakah yang dia rasakan, bukannya seharusnya d

  • Takkan Kubiarkan Kau Merebut Suamiku   kenyataan yang Harus dihadapi Arlita dan Firlita

    Firman POVMalam ini aku baru pulang dari kantor, entah kenapa setelah aku bertemu Mayra tadi siang perasaanku tidak enak.Baru masuk ke rumah aura rumah terasa sangat berbeda. Kulihat istriku hanya duduk di sofa tanpa menyambutku."Waalaikumsalam." Dia menjawab salamku dengan ekspresi datar."Sayaaang... ada apa sih, aku pulang kok cemberut?" godaku sambil mencolek pipinya yang mulus."Gak usah colek-colek segala!" ketus Arlita."Idih galak amat sih, Neng," jawabku sambil bercanda."Udah gak usah bercanda, duduk!" Arlita tampak serius, sikapnya begitu dingin. Ada apa dengan istriku ini kenapa mukanya gak ada manis-manisnya hari ini. Apa aku sudah berbuat salah yah."Pa, Mama sekarang minta Papa jujur! Kenapa Papa gak mau mempertimbangkan permintaan William untuk bersanding sama putri kita, padahal Mama yakin dia sungguh-sungguh mencintai anak kita?" Ini kenapa tiba-tiba Arlita menanyakan hal ini lagi yah? Aneh sekali."Jawab Pa, kenapa diem?""Bukannya Mama sudah tahu alasannya, k

  • Takkan Kubiarkan Kau Merebut Suamiku   Ini Tidak Mungkin, Tidaaak...!!

    Fayra POV"Kamu senang kan bisa bertunangan dengan pria yang kamu cintai?" tanya Mama."Tentu saja, Ma. Akhirnya aku bisa miliki dia," jawabku dengan senyuman yang lebar."Pertahankan dia Fay, jangan kayak Mama. Mama dulu terlalu mementingkan ego Mama untuk menjadi model yang terkenal. Hingga Mama kehilangan Papa kamu. Dia memilih menikah dengan wanita lain." Mama terlihat begitu sedih, mungkin itu penyesalan yang tak berujung dalam hidupnya, kehilangan cinta sejatinya.Aku tidak boleh seperti Mama, aku harus bertahan demi cintaku pada Pak Willy."Maaf Ma, aku dari dulu ingin sekali menanyakan hal ini? Apaaa... Papaku masih ada? Kenapa Mama selalu menyembunyikannya dariku?"Mungkin ini saatnya aku mendesak Mama untuk memberitahu secara mendetail soal Papaku."Maaf Fay, belum saatnya kamu tahu. Suatu hari nanti pasti Mama akan kasih tahun kamu, Fay.""Mama selalu begitu, kenapa sih Ma?" Mama tetap tak mau bilang soal Papa. Sampai hari ini hanya namanya saja yang aku tahu."Kamu kan uda

  • Takkan Kubiarkan Kau Merebut Suamiku   Sungguh Menyedihkan

    Sial banget hidupku, kenapa harus kenal sama gadis itu, padahal dari awal pun aku tidak tertarik sedikit pun sama dia. Aku harus menemui Papanya Firlita siapa tahu dia bisa membujuk Papaku untuk membatalkan pertunangan ini."Pak Firmaaaan .... Saya mohon tolong saya, saya benar-benar tidak ada hubungan apa-apa sama gadis itu. Saya hanya mencintai putri Pak Firman." Aku mengucapkannya dengan sungguh-sungguh, entah Pak Firman akan melihat kesungguhanku ini."Saya tidak yakin setelah saya mendengar ucapan gadis itu!" Pak Firman tampaknya sudah terlanjur percaya dengan ucapan gadis itu."Pak, saya sangat yakin kalau saya ini dijebak, tolong izinkan saya tetap bersama Firlita? Dan tolong bilang sama Papa saya untuk Menolak pertunangan saya dengan Fayra, Pak.""Maafkan aku Willy, aku belum seratus persen percaya sama kamu." Aku tahu ini bakalan sulit, tapi demi Firlita Aku harus terus membujuknya."Tante Arlita, saya sungguh-sungguh sama Firlita... tolong bantu saya. Saya tahu, kalau saya

  • Takkan Kubiarkan Kau Merebut Suamiku   Kejadian yang Sebenarnya

    Flashback on"Pak Willy tolong saya, saya disekap oleh seseorang di sebuah apartement!!" Suara Fayra terdengar panik di ujung telepon."Ka-kamu di mana Fay?" tanyaku ikut panik."Saya ada di apartement Berlian lantai 7 kamar 52, cepat Pak! Saya takut ini!"Tok! Tok! Tok !! "Wei, cepaaaat.... kalau gak saya akan mendobrak pintu kamar mandi itu!"Terdengar suara laki-laki yang berteriak sambil menggedor pintu dengan keras."Udah yah Pak, kayaknya mereka udah curiga! Pak Willy harus cepat, saya takut Paaak...!" katanya sambil berbisik dan terdengar begitu gugup.Tut! Dia mematikan sambungan telepon.Aduh, gimana ini? Aku harus menolongnya, tapii... bagaimana dengan pertunanganku.Aku melihat ke arah jam tanganku, masih ada Waktu sekitar dua jam.Aku pun bergegas makin cepat pergi, makin cepat beres urusannya dan aku bisa pergi ke pertunanganku."Lho Willy, kamu mau ke mana? Kok malah pergi acara pertunangan kamu sebentar lagi?" tanya Papa saat melihatku hendak pergi."Ada urusan sangat

DMCA.com Protection Status