Althea pergi ke kamar Savero untuk memberitahukan pada Savero dan Aurora bahwa makan malam telah siap. Ia mengetuk pintu lalu kemudian masuk ke dalam sana.
Kaki Althea membeku di tempat saat ia melihat Savero dan Aurora sedang berciuman.
Savero melihat ke arah Althea, ia dengan malas melepaskan ciumannya dari bibir Aurora.
"Ada apa?"
"Maafkan saya, Tuan. Saya datang ke sini untuk memberitahu bahwa makan malam sudah siap."
"Kau bisa pergi dari sini."
"Baik, Tuan." Althea kemudian segera undur diri. Wanita itu menuruni tangga lalu kembali ke ruang makan. Ada rasa sakit di hatinya, ternyata melihat secara lan
Sudah satu minggu Aurora menginap di kediaman Savero, dan selama satu minggu itu juga Althea dihadapkan dengan keintiman dua orang itu.Terkadang Althea masih merasakan hatinya berdenyut sakit, tapi ia tidak sedih lagi. Ia akan ikut bahagia untuk kebahagiaan Savero.Berita mengenai Savero dan Aurora yang akan bertunangan telah menyebar ke kota itu, teman-teman sekolah Savero dan rekan bisnisnya telah mengetahui tentang hal ini. Mereka mengakui bahwa Savero dan Aurora adalah pasangan yang serasi, mereka tampan dan cantik. Sama-sama berada di puncak teratas piramida kelas elit.Malam ini Savero akan membawa Aurora ke sebuah perjamuan. Savero memberikan perintah pada Althea untuk membantu Aurora bersiap.Setelah Aurora
"Sepertinya kondisimu tidak terlalu baik, kau tidak perlu melayaniku." Aurora memiringkan wajahnya, menatap Althea yang berdiri di sebelahnya."Saya baik-baik saja, Nona.""Althea, lakukan saja apa yang aku katakan."Althea salah mengartikan ucapan Aurora, ia berpikir sepertinya wanita ini tidak ingin melihat wajahnya."Nona Aurora, saya benar-benar minta maaf.""Tidak perlu meminta maaf, ke depannya kita akan hidup berdampingan. Sebagai dua wanita Savero, kau dan aku harus memiliki hubungan yang baik."Althea menatap Aurora heran. "Apakah Anda tidak sakit hati?"Aurora tersenyum ringan. "Di lingkaran sosial kelas atas, hanya beberapa pria saja yang setia pada pasangannya. Selebihnya mereka memiliki simpanan di mana-mana.Savero adalah salah satu dari orang terkaya di benua ini. Jadi, tidak terlalu heran jika ia memiliki wanita simpanan di luar sana.Aku tidak memiliki masalah dengan itu selam
Setelah tiga jam perjalanan, Althea sampai di kediaman Savero. Tempat ini sangat berbeda dengan kediaman yang sebelumnya yang merupakan sebuah villa. Sementara tempat ini adalah sebuah penthouse yang hanya memiliki satu kamar. Kediaman ini persis dengan kepribadian Savero yang suka menyendiri."Hanya ada satu kamar di sini, di mana saya akan tidur?" Althea bertanya pada Savero."Tidakkah kau bisa berpikir dengan otakmu itu?""Saya hanya seorang pelayan, tidak pantas bagi saya untuk berada satu kamar dengan Anda."Savero mendengkus sinis. Tidak pantas atau tidak mau? Savero rasa Althea sengaja bicara seperti itu karena tidak mau satu kamar dengannya. "Jangan terlalu banyak berpikir, Althea. Kau berada satu kamar deng
"Bu, Savero kembali berhubungan dengan cinta pertamanya dan membawanya tinggal bersama di kediamannya." Jill, putri angkat ibu tiri Savero memberitahu ibu tiri Savero -Adelaide, dengan wajah kesal.Adelaide yang sedang melihat-lihat majalah perhiasan edisi terbaru kini mengalihkan pandangannya pada Jill. "Wanita rendahan itu benar-benar tidak tahu diri.""Bu, apa yang harus aku lakukan sekarang? Aurora saja sudah membuatku kesulitan untuk mendapatkan Savero, sekarang ditambah dengan wanita jalang itu.""Ibu akan bicara dengan Kakekmu." Adelaide hanya bisa menggunakan mertuanya untuk menyingkirkan Althea. Sedangkan Aurora, ia tidak bisa menyakiti wanita itu karena Aurora bukan wanita sembarangan. Namun, ia sudah memiliki rencananya sendiri.
Jill berdiri dari tempat duduknya, wanita itu kemudian menginjakan kakinya pada tangan Althea.Pecahan kaca yang berada di bawah tangan Althea segera menggores telapak tangan Althea dengan tajam.Althea menjerit kesakitan, itu adalah jenis rasa sakit yang tidak bisa ia tahan hanya dengan kernyitan semata.Wajah Jill tampak begitu sinis. Ia tidak bisa menyentuh Aurora, tapi tidak dengan Althea. Sekarang ia mengarahkan semua kemarahannya pada Althea. Satu tangannya meraih dagu Althea dan mencengkramnya dengan kuat."Sebaiknya kau tinggalkan Savero atau kau akan merasakan rasa sakit yang jauh lebih menyakitkan dari ini!" Jill menatap Althea dengan tajam. Ka
"Savero, Ibu minta maaf jika kunjungan Ibu membuatmu marah." Mata Adelaide memerah. Ia bisa menangis dengan begitu mudah.Savero tidak memedulikan sandiwara Adelaide. Bahkan jika Adelaide menangis darah sekalipun ia tidak akan simpati.Pelayan datang dengan satu teko teh hangat."Nyonya Adelaide sangat suka minum teh, Ridley beri dia minum sebanyak-banyaknya.""Baik, Tuan." Ridley mengambil teko itu lalu kemudian mendekati Adelaide."Savero, apa maksudmu?""Nyonya Adelaide, kau tahu apa yang aku maksud.""Savero, jangan keterlaluan. Meski kau tidak menganggapku sebagai ibumu, aku masih tetaplah ibu tirimu!""Persetan dengan hal itu!"Dua pengawal Savero memegangi tangan kanan dan tangan kiri Adelaide."Lepaskan aku!" Adelaide meronta.Penjaga Savero tidak mendengarkan apa yang dikatakan oleh Adelaide. Mereka masih memegangi Adelaide dengan kuat."Apa yang ingin kalian lakukan! Lepaskan Ibu!" Ji
Althea membuka perban yang membalut luka di telapak tangannya. Ia harus mengoleskan obat dan mengganti perbannya agar lukanya cepat sembuh dan tidak infeksi.Pada saat yang sama, Savero sudah kembali. Pria itu melihat Althea yang sedang mengoleskan obat. Ia mendekati Althea lalu kemudian meraih tangan Althea lalu melihat luka di sana.“Aku bisa mengobatinya sendiri.”Savero menatap Althea mengejek. “Apakah kau berpikir aku akan membantu mengobati tanganmu? Ckck, Althea, aku tidak sebodoh dulu.” Savero melepaskan tangan Althea.Althea diam sejenak, ia memang terlalu naif. Savero tidak akan peduli pada lukanya. Pria itu sangat membencinya.“Sebaiknya kau obati lukamu dengan benar, aku tidak membelimu hanya untuk dijadikan pajangan saja!” Savero kemudian melangkah menuju ke kamar mandi.Pria itu membuka pakaian yang ia kenakan satu per satu. Ia kemudian berdiri di bawah pancuran ai
Tubuh Althea didorong dengan kasar, hingga akhirnya ia terhempas ke lantai gudang yang dingin.Adelaide berdiri di depan Althea, wanita itu kemudian membungkuk dan mencengkram dagu Althea dengan kuat. Wajah wanita itu terlihat begitu kejam sekarang.“Aku ingin melihat apakah Savero masih akan mempertahankanmu setelah wajahmu hancur!” Adelaide sudah memiliki rencana.Ia tahu bahwa kali ini Savero mungkin akan mengamuk lagi padanya, tapi ia yakin Savero tidak akan begitu kejam padanya. Ia bersedia menanggung kemarahan Savero asalkan wanita rendahan seperti Althea tersingkir dari hidup Savero.Pelayan lain datang dengan mangkuk kecil yang berisi air minum yang telah dicampurkan dengan racun yang didapatkan oleh Adelaide dari dunia bawah.Adelaide mengambil mangkuk itu, dua pelayan memegangi Althea agar tidak memberontak. Ia kemudian menuangkan cairan di dalam mangkuk ke mulut Althea dengan kasar.Althea tersedak karena
Savero meninggalkan rumah sakit, ia membiarkan dua pengawal menjaga Althea untuk sementara waktu. Di dalam mobil suasana hati Savero sangat buruk. Apa yang dikatakan oleh Althea terngiang di benaknya.Sekali lagi ia merasa sangat bodoh, ia sangat takut kehilangan Althea, tapi Althea begitu ingin meninggalkannya.Ia telah memilih untuk melupakan masa lalu, tapi Althea bahkan tidak menyesali pilihannya di masa lalu. Cintanya yang sangat besar begitu diremehkan oleh Althea. Savero tahu bahwa Althea adalah wanita yang kejam, tapi ia tidak menyangka bahwa Althea akan sangat kejam.Sekarang ia tidak akan bertanya-tanya lagi tentang penyesalan Althea. Semuanya sudah sangat jelas. Ia tidak akan menjadi pria yang begitu menyedihkan lagi. Althea akan semakin menginjak-injak perasaannya jika wanita itu tahu sampai detik ini ia masih sangat mencintai Althea.Waktu berlalu, mobil yang dikemudikan oleh sopir Savero ini telah memasuki halaman kediaman kake
Althea kemudian dipindahkan ke ruang perawatan. Saat ini Althea masih belum sadarkan diri karena pengaruh obat.Savero duduk di sebelah ranjang, ia memperhatikan wajah Althea. Tangannya menggenggam tangan Althea.“Aku kalah, Althea. Nyatanya aku masih sangat mencintaimu. Aku akan melupakan apa yang sudah kau lakukan tujuh tahun lalu asal kau tetap bersamaku.” Savero tahu bahwa ia sangat menyedihkan, bahkan setelah dikhianati oleh Althea ia masih begitu mencintai wanita ini. Nyatanya, selain Althea, tidak pernah ada wanita yang bisa memasuki hatinya.“Jika kau sangat menyukai uang dan status, aku akan memberikan semuanya padamu.” Savero menyerah pada harga dirinya. Althea adalah pengecualian dalam hidupnya. Ia bisa merendahkan dirinya untuk wanita ini.Saat Savero dengan setia menunggu Althea membuka mata, di kediaman kakeknya saat ini Adelaide dan Jill sedang menghadapi kemarahan Elliot.“Ayah, aku melaku
Tubuh Althea didorong dengan kasar, hingga akhirnya ia terhempas ke lantai gudang yang dingin.Adelaide berdiri di depan Althea, wanita itu kemudian membungkuk dan mencengkram dagu Althea dengan kuat. Wajah wanita itu terlihat begitu kejam sekarang.“Aku ingin melihat apakah Savero masih akan mempertahankanmu setelah wajahmu hancur!” Adelaide sudah memiliki rencana.Ia tahu bahwa kali ini Savero mungkin akan mengamuk lagi padanya, tapi ia yakin Savero tidak akan begitu kejam padanya. Ia bersedia menanggung kemarahan Savero asalkan wanita rendahan seperti Althea tersingkir dari hidup Savero.Pelayan lain datang dengan mangkuk kecil yang berisi air minum yang telah dicampurkan dengan racun yang didapatkan oleh Adelaide dari dunia bawah.Adelaide mengambil mangkuk itu, dua pelayan memegangi Althea agar tidak memberontak. Ia kemudian menuangkan cairan di dalam mangkuk ke mulut Althea dengan kasar.Althea tersedak karena
Althea membuka perban yang membalut luka di telapak tangannya. Ia harus mengoleskan obat dan mengganti perbannya agar lukanya cepat sembuh dan tidak infeksi.Pada saat yang sama, Savero sudah kembali. Pria itu melihat Althea yang sedang mengoleskan obat. Ia mendekati Althea lalu kemudian meraih tangan Althea lalu melihat luka di sana.“Aku bisa mengobatinya sendiri.”Savero menatap Althea mengejek. “Apakah kau berpikir aku akan membantu mengobati tanganmu? Ckck, Althea, aku tidak sebodoh dulu.” Savero melepaskan tangan Althea.Althea diam sejenak, ia memang terlalu naif. Savero tidak akan peduli pada lukanya. Pria itu sangat membencinya.“Sebaiknya kau obati lukamu dengan benar, aku tidak membelimu hanya untuk dijadikan pajangan saja!” Savero kemudian melangkah menuju ke kamar mandi.Pria itu membuka pakaian yang ia kenakan satu per satu. Ia kemudian berdiri di bawah pancuran ai
"Savero, Ibu minta maaf jika kunjungan Ibu membuatmu marah." Mata Adelaide memerah. Ia bisa menangis dengan begitu mudah.Savero tidak memedulikan sandiwara Adelaide. Bahkan jika Adelaide menangis darah sekalipun ia tidak akan simpati.Pelayan datang dengan satu teko teh hangat."Nyonya Adelaide sangat suka minum teh, Ridley beri dia minum sebanyak-banyaknya.""Baik, Tuan." Ridley mengambil teko itu lalu kemudian mendekati Adelaide."Savero, apa maksudmu?""Nyonya Adelaide, kau tahu apa yang aku maksud.""Savero, jangan keterlaluan. Meski kau tidak menganggapku sebagai ibumu, aku masih tetaplah ibu tirimu!""Persetan dengan hal itu!"Dua pengawal Savero memegangi tangan kanan dan tangan kiri Adelaide."Lepaskan aku!" Adelaide meronta.Penjaga Savero tidak mendengarkan apa yang dikatakan oleh Adelaide. Mereka masih memegangi Adelaide dengan kuat."Apa yang ingin kalian lakukan! Lepaskan Ibu!" Ji
Jill berdiri dari tempat duduknya, wanita itu kemudian menginjakan kakinya pada tangan Althea.Pecahan kaca yang berada di bawah tangan Althea segera menggores telapak tangan Althea dengan tajam.Althea menjerit kesakitan, itu adalah jenis rasa sakit yang tidak bisa ia tahan hanya dengan kernyitan semata.Wajah Jill tampak begitu sinis. Ia tidak bisa menyentuh Aurora, tapi tidak dengan Althea. Sekarang ia mengarahkan semua kemarahannya pada Althea. Satu tangannya meraih dagu Althea dan mencengkramnya dengan kuat."Sebaiknya kau tinggalkan Savero atau kau akan merasakan rasa sakit yang jauh lebih menyakitkan dari ini!" Jill menatap Althea dengan tajam. Ka
"Bu, Savero kembali berhubungan dengan cinta pertamanya dan membawanya tinggal bersama di kediamannya." Jill, putri angkat ibu tiri Savero memberitahu ibu tiri Savero -Adelaide, dengan wajah kesal.Adelaide yang sedang melihat-lihat majalah perhiasan edisi terbaru kini mengalihkan pandangannya pada Jill. "Wanita rendahan itu benar-benar tidak tahu diri.""Bu, apa yang harus aku lakukan sekarang? Aurora saja sudah membuatku kesulitan untuk mendapatkan Savero, sekarang ditambah dengan wanita jalang itu.""Ibu akan bicara dengan Kakekmu." Adelaide hanya bisa menggunakan mertuanya untuk menyingkirkan Althea. Sedangkan Aurora, ia tidak bisa menyakiti wanita itu karena Aurora bukan wanita sembarangan. Namun, ia sudah memiliki rencananya sendiri.
Setelah tiga jam perjalanan, Althea sampai di kediaman Savero. Tempat ini sangat berbeda dengan kediaman yang sebelumnya yang merupakan sebuah villa. Sementara tempat ini adalah sebuah penthouse yang hanya memiliki satu kamar. Kediaman ini persis dengan kepribadian Savero yang suka menyendiri."Hanya ada satu kamar di sini, di mana saya akan tidur?" Althea bertanya pada Savero."Tidakkah kau bisa berpikir dengan otakmu itu?""Saya hanya seorang pelayan, tidak pantas bagi saya untuk berada satu kamar dengan Anda."Savero mendengkus sinis. Tidak pantas atau tidak mau? Savero rasa Althea sengaja bicara seperti itu karena tidak mau satu kamar dengannya. "Jangan terlalu banyak berpikir, Althea. Kau berada satu kamar deng
"Sepertinya kondisimu tidak terlalu baik, kau tidak perlu melayaniku." Aurora memiringkan wajahnya, menatap Althea yang berdiri di sebelahnya."Saya baik-baik saja, Nona.""Althea, lakukan saja apa yang aku katakan."Althea salah mengartikan ucapan Aurora, ia berpikir sepertinya wanita ini tidak ingin melihat wajahnya."Nona Aurora, saya benar-benar minta maaf.""Tidak perlu meminta maaf, ke depannya kita akan hidup berdampingan. Sebagai dua wanita Savero, kau dan aku harus memiliki hubungan yang baik."Althea menatap Aurora heran. "Apakah Anda tidak sakit hati?"Aurora tersenyum ringan. "Di lingkaran sosial kelas atas, hanya beberapa pria saja yang setia pada pasangannya. Selebihnya mereka memiliki simpanan di mana-mana.Savero adalah salah satu dari orang terkaya di benua ini. Jadi, tidak terlalu heran jika ia memiliki wanita simpanan di luar sana.Aku tidak memiliki masalah dengan itu selam