Hidup Marsha kembali menjadi damai seperti semula lagi. Sudah tidak ada pertengkaran di antaranya dengan Lia dan juga pertengkaran di antaranya dengan Haris. Ia sudah kembali dekat dan akrab dengan Lia setelah mengalami pertengkaran kecil akibat kesalahpahaman yang timbul di antara mereka. Marsha dan Lia sama-sama sepakat untuk tidak membahas lagi perkara hubungan di antara Felix karena Lia sudah tidak ada hubungannya lagi dengan laki-laki itu. Lia kini mendeklarasikan bahwa dirinya sudah jomlo kembali.
Sementara itu, Marsha kini juga sudah berbaikan dengan kekasihnya, Haris. Sejak hari kemarin di mana Haris mengajak Marsha untuk menonton film bersama di bioskop, pertengkaran di antara mereka sudah mulai mereda. Atau lebih tepatnya dikatakan sebagai perang dingin karena Haris dan Marsha sama-sama saling mengabaikan dan tidak bertegur sapa selama beberapa hari. Marsha sangat senang karena bisa kembali lagi dengan Haris. Untung saja pertikaian di antara Haris dan Marsha tidak b
Setelah Hugo pulih dari jahitan yang berada di lengan kanan dan juga dagunya, laki-laki itu akhirnya diperbolehkan untuk pulang oleh dokter. Marsha, Lia, Haris, Felix, dan juga Putra masih setia untuk menunggu Hugo sampai laki-laki itu selesai dengan urusannya di rumah sakit. Kedua orangtua Hugo pun sudah tiba di rumah sakit satu jam setelah mereka sampai. Kini, Hugo akan kembali ke rumah bersama dengan kedua orangtuanya menggunakan mobil sementara motornya sudah dibawa ke bengkel untuk diperbaiki. "Terima kasih sekali buat teman-teman Hugo karena udah mau nungguin dia sampai selesai, ya. Kalau gitu Om sama Tante pulang duluan, ya," ujar ibunda Hugo kepada mereka berlima. "Sama-sama, Tante. Namanya juga teman pasti harus saling tolong menolong. Untung aja luka Hugo nggak terlalu parah," timpal Putra dengan sopan. Memang, ada kalanya laki-laki itu bisa menjadi sangat sopan ketika di depan orang lain. "Thanks, ya, kalian udah mau nungguin gue. Kalau misal besok
Akhirnya kini Marsha tahu apa yang disembunyikan oleh sahabatnya. Awalnya Marsha merasa sedikit khawatir ketika mengetahui ternyata Lia bisa secepat itu berpindah hati setelah baru beberapa hari putus dengan Felix. Namun, ia juga merasa senang dan lega karena sahabatnya juga tidak perlu berlarut-larut dalam kesedihan terlalu lama. Marsha hanya sedikit kaget ketika mengetahui bahwa Hugo yang biasanya paling diam dan tenang di antara teman-teman Haris ternyata bisa bergerak cepat mendekati Lia.Terlebih lagi Hugo merupakan teman dekat Felix, yang artinya ia berteman dekat dengan laki-laki yang merupakan mantan dari gebetan barunya. Paham atau tidak dengan maksud dari kalimat tersebut? Baca ulang jika masih belum paham, ya. Padahal, Marsha awalnya mengira bahwa Putra lah yang akan mendekati Lia. Ia sudah tahu sejak lama dari Haris jika Putra menyukai sahabatnya. Lia sendiri pun juga tahu kalau Putra menyukainya, tetapi ia berpura-pura untuk bersikap biasa saja agar hubunga
Tidak terasa waktu telah berlalu dengan sangat cepat. Para murid kelas 12 yang awalnya masih bersantai dengan soal-soal ujian kini harus bersiap untuk menghadapi berbagai macam ujian yang sudah menanti di depan mereka. Mereka tidak menyangka jika satu bulan yang akan datang sudah harus menyiapkan pikiran dan mental yang sehat untuk menghadapi berbagai ujian. Mulai dari ujian praktik, ujian sekolah, ujian nasional, dan yang terakhir adalah ujian masuk perguruan tinggi. Mau tidak mau, sanggup tidak sanggup, mereka harus mengerahkan semua kemampuan yang mereka miliki di garis finish terakhir pada jenjang SMA.Haris yang sebelumnya kesulitan untuk beraktivitas karena tangan kanannya dibalut dengan gips kini mampu beraktivitas kembali dengan normal. Beberapa bulan yang lalu, Haris ditemani dengan Marsha untuk melepas gips yang ada pada tangan kanannya. Untung saja proses berjalan dengan lancar sehingga beberapa hari kemudian setelah melepas gips Haris sudah bisa beraktivitas seper
"Gue boleh masak mie instan di sini nggak, Lix?"Haris, Putra, dan Hugo kini sedang mengunjungi rumah Felix pada hari terakhir dilaksanakannya try out ketujuh. Mereka hanya sekadar mampir untuk melepas penat setelah berpusing-pusing ria menghadapi soal-soal ujian yang tergolong susah. Kebetulan juga mereka mengunjungi rumah Felix karena ia sudah satu minggu berada di rumah sendirian yang artinya anggota keluarga Felix tidak ada satu pun yang berada di rumah. Rumah Felix bisa dikatakan sebagai markas berkumpulnya mereka berempat karena dirasa paling nyaman.Bagaimana tidak, rumah Felix sendiri sangat memiliki ukuran yang sangat luas. Di dalamnya, terdapat banyak fasilitas yang membuat mereka menjadi lebih nyaman. Wifi gratis, permainan play station, dan juga terdapat berbagai macam jenis makanan di kulkas. Siapa coba yang tidak betah jika harus berlama-lama di rumah Felix. Terlebih lagi laki-laki itu sering berada di rumah sendiri sehingga mereka tidak perlu sungk
Setelah kejutan yang terjadi karena kehadiran Karina yang sangat tidak bisa diprediksi, mereka pun segera berangkat menuju puncak pada pukul sembilan pagi. Di perjalanan, Haris dan Felix akan menjadi sopir di mobil mereka masing-masing. Perjalanan diisi dengan obrolan menarik di masing-masing mobil dan tidak lupa dengan candaan yang dibuat oleh mereka. Sesekali mereka berhenti di rest area untuk sekadar beristirahat dan juga melakukan aktivitas panggilan alam. Hingga sekitar beberapa menit lagi, mereka sudah sampai di tempat tujuan. Haris dan Felix membangunkan mereka yang masih tertidur karena sebentar lagi akan sampai.Satu rombongan dengan dua mobil yang berisikan masing-masing empat orang kini sudah sampai di tempat tujuan mereka, yaitu Puncak Bogor. Satu per satu dari mereka mulai turun dari mobil dengan membawa barang pribadi masing-masing. Seperti apa yang kemarin dikatakan oleh Haris, laki-laki itu sudah memesan sebuah vila yang akan mereka tempati dalam waktu tiga ha
Suasana pagi hari di vila Puncak sangat sejuk dan juga dingin. Beberapa dari mereka masih meringkuk di bawah selimut karena suhu yang dingin. Jam kini baru menunjukkan pukul tujuh pagi dan di antara mereka berdelapan, hanya Marsha yang sudah bangun. Perempuan itu beranjak dari ranjang kasur menuju ke bilik kamar mandi untuk segera membersihkan diri. Sudah menjadi kebiasaan bagi Marsha untuk bangun lebih awal di pagi hari dan langsung membersihkan diri sebelum memulai aktivitas pada hari ini.Sementara itu, Lia sendiri masih sibuk berada di dalam mimpinya sambil mengeratkan tubuhnya di dalam selimut agar suhu dingin tidak bisa menyentuh kulitnya. Biasanya setiap pagi dari pihak vila sudah menyediakan menu makan untuk sarapan. Namun, tadi malam Haris baru saja meminta kepada resepsionis untuk menyiapkan sarapan mereka pada pukul delapan pagi. Ia sengaja memesan agak siang karena sudah tahu jika semua teman-temannya pasti akan bangun lebih siang. Oleh karena itu, menu sara
Setelah menghabiskan sisa waktu sampai sore di Kebun Wisata Inkarla, mereka berdelapan pun kembali ke vila untuk beristirahat. Besok adalah hari Minggu di mana mereka harus sudah sampai di rumah sebelum hari Senin mulai melaksanakan kegiatan ujian praktik. Karena pada hari Senin sudah akan dilaksanakan kegiatan ujian praktik, mereka memutuskan untuk pulang lebih awal pada hari Minggu agar mereka masih memiliki waktu yang cukup untuk beristirahat. Mereka pun kembali ke kamar masing-masing untuk beristirahat sebelum makan malam bersama. Marsha dan Lia kini sama-sama sedang berbaring di atas ranjang ranjung sambil berfokus dengan ponsel mereka masing-masing. Badan mereka cukup lelah setelah beraktivitas seharian meskipun tidak selelah hari kemarin. Mereka berdua kini sedang menilik foto-foto yang mereka ambil ketika sedang berada di taman safari dan juga kebun wisata. Banyak foto yang mereka ambil bersama dengan teman-teman yang lainnya dan juga foto binatang-binatang yang mend
Rasa kantuk masih menyelimuti diri Marsha. Sinar matahari pun berusaha masuk ke dalam kamar melalui celah jendela yang tersisa. Perlahan, Marsha mulai membuka matanya akibat datangnya sinar matahari yang mulai menusuk kulitnya. Rasa pusing di kepalanya ternyata masih tersisa setelah kegiatan yang ia lakukan tadi malam, yaitu terlalu banyak meminum gelas wine. Ketika menoleh ke sebelah kanan, terdapat Karina yang sedang tertidur pulas sambil memeluk guling. Tunggu sebentar, mengapa Marsha bisa berakhir tidur bersama Karina?Marsha pun mengerjapkan matanya berkali-kali dan berusaha untuk mengingat kejadian yang ia alami tadi malam. Namun, hasilnya nihil. Marsha sama sekali tidak bisa mengingat satu pun kejadian yang ia alami tadi malam. Pengaruh alkohol yang terkandung pada wine berhasil memengaruhi pikirannya sehingga tidak tersimpan satu pun memori tentang kejadian tadi malam di otak Marsha. Di sebelahnya, Karina sendiri masih tertidur dengan nyenyak meskipun sinar matahari s
Epilog: The Good EndingTidak ada yang pernah menduga tentang takdir seseorang. Haris dan Marsha yang sudah menjadi sepasang kekasih sejak SMA ternyata benar-benar menjadi sepasang kekasih yang melanjutkan sampai di pelaminan. Marsha yang awalnya berpikir akan berakhir menikah dengan Felix pun ternyata salah. Setelah semua masa lalu kelam dan pedih yang Marsha alami, ia akan tetap kembali kepada Haris. Sejauh apa pun Marsha berlari, Tuhan akan selalu berusaha untuk mempertemukan mereka berdua. Seperti yang disebut dengan takdir, Haris dan Marsha adalah sebuah takdir yang telah ditetapkan oleh Tuhan dan tidak bisa diganggu gugat.Sama seperti Marsha, Felix yang awalnya mengira bahwa Marsha adalah takdirnya ternyata salah besar. Sejauh apa pun Felix berusaha untuk meraih Marsha, pria itu tetap tidak bisa menggapainya. Cinta yang Felix pendam sejak pertama kali bertemu dengan Marsha pada kenyataannya tidak akan pernah bisa terbalaskan. Walaupun pada
Waktu hanya tinggal tersisa dua hari lagi menuju hari bahagia. Segala persiapan sudah Marsha dan Haris lakukan. Mereka berdua berhasil menyiapkan pernikahan hanya dalam rentang waktu satu minggu saja. Tentu saja, mereka berdua tidak melakukannya sendiri. Haris dan Marsha dibantu oleh masing-masing kedua orangtua mereka dan juga sahabat serta teman dekat mereka. Namun, sebelum itu, Marsha harus membatalkan segala proses di Swiss yang pada awalnya akan menjadi hari penikahan Marsha dan Felix. Akan tetapi, ternyata segala urusan tersebut sudah diselesaikan oleh Felix seorang diri.Salah satu rekan kantor Felix, Juan, kemarin menelepon Marsha secara mendadak. Pria itu berkata bahwa seluruh proses yang sudah disiapkan mulai dari gedung, peralatan, gaun dan jas, serta wedding organizer sudah dibatalkan oleh Felix. Karena pembatalan tersebut Marsha dan Felix harus merelakan biaya yang cukup banyak yang mereka gunakan sebagai modal pernikahan. Namun, sayangnya yang membuat Marsha kec
Setelah sekian lama berusaha untuk menghilang dan bersembunyi dari orang-orang yang dikenal, Marsha akhirnya memberanikan diri untuk kembali terbang ke negara tempat di mana ia lahirkan, Indonesia. Marsha berangkat kembali menuju ke Indonesia bersama dengan Willy dan Haris yang siap mendampingi kapan pun dan di mana pun ia berada. Marsha awalnya menolak mentah-mentah ketika Haris mengajaknya untuk kembali ke Indonesia. Namun, perlahan demi pasti, akhirnya Haris berhasil membujuk wanita itu agar mau kembali ke Indonesia untuk bertemu sahabat dan teman-temannya terutama kedua orangtuanya.Siang ini, pesawat yang Marsha, Haris, dan Willy naiki sudah mendarat di bandara internasional Indonesia. Haris menggenggam tangan Marsha sambil menggendong Willy dan mengajak mereka untuk segera keluar dari bandara. Tujuan pertama mereka adalah apartemen milik Haris. Tentu saja, Marsha masih belum siap jika setelah ini ia langsung bertemu dengan kedua orangtuanya setela
Hingga sampai pagi ini, Marsha masih belum mendapatkan kabar apa pun dari Felix. Ia sudah berulang kali memberikan pesan dan menelepon kepada Felix tetapi hasilnya tetap sama, tidak ada jawaban apa pun. Bahkan ketika Marsha berusaha untuk menanyakan Felix melalui Juan, pria itu tidak bisa memberitahunya. Padahal, Marsha sudah memilih gaun pengantin untuk dirinya dan juga jas tuksedo untuk Felix di butik fitting kemarin. Marsha sudah bersusah payah untuk memilih jas tuksedo yang cocok digunakan untuk Felix. Ia takut jika jas tuksedo yang dipilihnya tidak sesuai dengan selera pakaian Felix.Saat ini, Marsha sedang merapikan pakaian di lemarinya sembari membersihkan kamarnya yang terlihat berantakan. Sekitar tiga puluh menit yang lalu, Marsha sudah mengantarkan Willy ke sekolah dan ia akan menjemputnya kembali pada pukul sebelas siang nanti. Sebenarnya hari ini adalah jadwal Marsha dan Felix untuk bertemu dengan agen wedding organizer yang sudah mereka pilih untuk menentukan tem
Hari ini adalah jadwalnya bagi Marsha dan Felix untuk melakukan fitting gaun pengantin untuk Marsha dan jas tuksedo untuk Felix. Wanita itu sudah siap dengan dirinya setelah selesai mengantarkan Willy ke sekolah. Akan tetapi, sejak tadi malam Marsha tidak mendapatkan kabar dari Felix. Pria itu tidak membalas pesan dari Marsha sejak sore hari kemarin. Hal itu pun membuat jadwal perjanjian mereka dengan butik untuk melakukan fitting diundur. Marsha sendiri sudah berusaha untuk menghubungi Felix berulang kali tetapi hingga sampai saat ini ia tidak mendapatkan balasan apa pun.Apakah Felix marah dengan Marsha karena sikap anehnya kemarin? Marsha bisa menebak akan hal itu karena perubahan sikap Felix tepat setelah mereka selesai membeli cincin pernikahan. Felix bahkan tidak mengajaknya berbicara terlalu sering saat mereka berdua berada di dalam mobil. Karena hal itulah Marsha akhirnya berusaha untuk menghilangkan mood buruk dan mengalahkan rasa egonya demi mengajak Felix mengobrol
Ternyata, hari itu adalah pertemuan terakhir Haris dan Marsha. Setelah bertemu dan berbincang dengan Felix di kafetaria hotel, Haris memutuskan untuk pulang kembali ke Jerman pada esok hari. Pria itu benar-benar sudah merelakan Marsha demi kebahagiaan wanita itu sendiri. Haris tidak boleh egois, bukan hanya dia lah yang menderita selama ini. Akan tetapi, Marsha ternyata lebih menderita darinya. Oleh karena itu, Haris sudah merelakan Marsha kepada Felix dan berharap mereka berdua akan menjalankan hidup yang harmonis.Setelah pertemuan Haris dan Felix di kafetaria, mereka berdua kembali menjadi akrab seperti dahulu. Baik Haris maupun Felix, mereka berdua meminta maaf satu sama lain atas kesalahan yang telah mereka perbuat. Felix meminta maaf karena tidak memberitahu tentang Marsha selama ini kepada Haris sedangkan Haris meminta maaf karena tadi ia memukul Felix sampai berdarah dengan penuh emosi. Pada saat itu pun mereka mulai bertukar tentang banyak cerita. Pertemanan mereka y
"Asal kamu tau, aku nggak pernah membenci kamu, Ris. Tapi maaf, kita udah nggak bisa kembali kayak dulu lagi karena aku dan Felix udah terikat dalam sebuah hubungan dan satu bulan lagi aku dan Felix menikah," ucap Marsha yang sontak membuat jantung Haris seakan berhenti mendadak.Setelah mendengar perkataan Marsha baru saja, Haris langsung merenggangkan pelukannya dengan Marsha. Pria itu berjalan mundur perlahan seakan terkejut dengan ucapan Marsha. Ya, Haris tentu saja terkejut bukan main. Kedua kakinya saat ini terasa seperti tidak mempunyai kekuatan untuk menahannya agar tetap berdiri. Tubuh Haris melemas. Jantungnya berdetak dengan sangat cepat. Keringat di dahinya mulai muncul perlahan. Ia mengusap wajahnya perlahan dan berusaha menyadarkan diri apakah saat ini hanyalah khayalannya saja. Namun, semua ini adalah kenyataan.Sementara itu, saat ini Marsha hanya menundukkan kepalanya dan menatap ke bawah lantai. Wanita itu belum siap untuk melihat bagaimana reaksi yan
"Felix? Lo ngapain di sini?" Haris bertanya kepada Felix yang kini sudah berhadapan dengan teman lamanya saat SMA. Rasa kantuk yang sebelumnya masih menyelimuti diri Haris kini sudah hilang sepenuhnya. Seluruh indra yang dimilikinya tampak bekerja menjadi lebih giat setelah melihat seseorang di depannya. Haris meneguk ludahnya perlahan. Pria yang saat ini sedang berdiri di hadapannya masih belum menjawab pertanyaan dari Haris. Tampaknya Felix masih sangat terkejut dengan kehadiran Haris yang secara tiba-tiba sudah berada di rumah calon istrinya. "Oh, shit," ucap Marsha yang tiba-tiba sudah berdiri di antara Haris dan Felix. Wanita itu tampak memijat dahinya pelan karena situasi yang saat ini sedang berlangsung. Di antara Haris dan Felix, mereka berdua bahkan belum merasakan stres yang mendalam dengan situasi saat ini. Marsha lah yang merasa paling pusing di antara mereka. Sebuah memori yang dulu pernah terjadi kembali terulang di benak Marsha ketika pada saat
"Mama, kenalin Paman di sebelah aku namanya Paman Haris! Paman Haris baik banget udah beliin aku makanan di minimarket dan nganterin aku pulang sampai ke rumah!" ucap Willy dengan semangat yang tanpa tahu apa yang sedang terjadi saat ini. Marsha masih diam dan tidak menghiraukan perkataan anaknya. Saat ini, ia masih terhanyut dengan kehadiran Haris di depannya. Sama seperti Marsha, Haris pun masih terdiam dan tidak mengeluarkan suara apa pun. Pria itu masih memandangi wajah wanita yang sudah lima tahun tidak ia temui dengan lekat.Wanita yang saat ini berada di hadapannya sudah sangat berbeda dengan Marsha yang terakhir kali ia temui pada lima tahun yang lalu. Rambut panjang lurus berwarna hitam sepinggang yang biasa Haris lihat dahulu kini sudah berubah menjadi rambut pendek berwarna cokelat hazelnut sebahu. Akan tetapi, wajah cantik dan indah milik Marsha masih sama seperti dahulu, tidak ada yang berubah. Marsha masih terlihat sangat cantik, bahkan wanita itu menjadi lebih