Beranda / Pernikahan / Takdir Perjanjian Pernikahan / BAB 403 - ALASAN SESUNGGUHNYA

Share

BAB 403 - ALASAN SESUNGGUHNYA

Penulis: Abigail Kusuma
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-14 01:09:43

"William, Marsha ada hal yang ingin aku katakan pada kalian. Ini alasan kenapa Adrian membencimu," ucap Anna dengan raut wajah yang terlihat tampak ragu. "Tapi sebelumnya, aku berharap kau tidak membenciku, Marsha."

"Anna, aku tidak akan membencimu. Ceritakanlah, aku akan berusaha mengerti," jawab Marsha dengan tatapan lembut ke arah Anna.

Anna terdiam sesaat, dia melihat ke arah William yang menatapnya serius. Begitupun dengan Marsha yang menatap dirinya. Terlihat jelas wajah Anna tampak ragu dan takut untuk mengatakan itu. Anna hanya takut dia melukai hati Marsha.

"Anna, katakanlah apa yang ingin kau sampaikan." Marsha menyentuh tangan Anna, dia mengelus pelan punggung tangan wanita itu.

"Ini semua karena salahku. Aku tidak pernah bisa melupakanmu, William. Maafkan aku. Bahkan Hingga detik ini, aku masih terus menyimpan barang-barang pemberianmu, William. Tidak pernah sedikitpun aku membuang barang-barangmu. Dan saat kita bertemu di Turki, aku sangat bahagia, setelah sekian lama, a
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   BAB 404 - BERTEMU KARIN

    Karin duduk di tepi ranjang. Tatapannya teralih melihat foto-fotonya dengannya Frans yang terletak di atas meja. Tanpa sadar, air matanya terus menetes membasahi pipinya kala melihat foto-fotonya dengan Frans. Difoto itu terlihat jelas kebahagaian dirinya jika bersama dengan Frans. Ya, Karin mengakui hidupnya jauh lebih indah semenjak kehadiran Frans. Selama ini Frans selalu memberikan yang terbaik. Bahkan Frans tidak pernah menyerah mendapatkanya, meski dirinya selalu menolaknya. Karin tahu, Frans tidak akan pernah mungkin mengkhianatinya. Semua terjadi, karena ada yang menjebak Frans. Berkali-kali Karin berusha memaafkan Frans, dan berlajar melupakan semuanya. Namun, kenyatanya dia tetap tidak bisa memaafkan Frans. Luka yang dia dapat terlalu begitu membekas. Rasanya dia tidak mampu untuk menghilangkan luka itu. Kini Karin mengambil bingkai foto di hadapannya. Dia mengelus lembut bingkai fotonya dengan Frans. Terlihat wajah Karin yang merindukan kebersamaan dirinya dengan Frans. H

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-14
  • Takdir Perjanjian Pernikahan   BAB 405 - MEMULAI HIDUP BARU

    Operasi Laura berjalan dengan lancar. Dua minggu setelah operasi, Laura hanya tinggal menunggu pemulihan wajahnya. Ya, sebelumnya Laura sudah sadar, dan dia telah mengingat dirinya mengalami kecelakaan. Beruntung saat Laura sadar, dengan keadaan wajah yang sudah dioperasi. Leanore, bayi Laura juga sudah mulai pulih. Marsha dan William, selalu datang menjenguk Laura. Kandungan Marsha kini memasuki minggu ke tiga puluh empat. Terkadang William melarang Marsha untuk menjenguk Laura, namun jika kondisi Marsha memungkinkan, biasanya William memperbolehkan Marsha. Kini Marsha mematut cermin, dia baru saja mengganti pakaiannya. Dia mengusap pelan perutnya yang kian membuncit itu. Hanya hitungan minggu, anaknya akan segera lahir. Sungguh saat ini, Marsha sudah tidak sabar melihat buah hatinya lahir. William yang berdiri di ambang pintu, dia tersenyum melihat istrinya tengah mengelus perut buncitnya itu. William mendekat, lalu memeluk Marsha dari belakang. Dia membawa tangannya mengusap lemb

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-14
  • Takdir Perjanjian Pernikahan   BAB 406 - MELAMAR ANNA

    Anna menatap Luna assistant, Marsha yang tengah membantunya merapihkan pakaiannya ke dalam tas. Sebenarnya Anna sudah mengatakan pada Marsha untuk tidak perlu mengirimkan assistantnya. Tapi, Marsha tetap memaksa. Seperti saat ini, Luna dan Albert membantu dirinya. Ya, hari ini dokter sudah memperbolehkannya untuk pulang. "Nona Anna, apa anda ingin sesuatu?" tanya Luna saat dia sudah selesai merapihkan pakaian Anna. "Tidak, Luna. Aku tidak menginginkan apapun. Sampaikan terima kasih pada Marsha," jawab Anna dengan senyuman hangat di wajahnya. Luna mengangguk. "Baik, Nona.." "Maaf, apa aku menganggu?" Suara bariton, masuk ke dalam ruang rawat Anna sontak membuat Anna langsung membalikan tubuhnya, ke sumber suara itu. Seketika Anna terdiam sesaat, melihat sosok pria yang melangkah mendekat ke arahnya. "M-Melvin?" Anna terkejut, Melvin kini berada di hadapannya."Apa kita bisa bicara berdua?" Melvin menatap lekat manik mata Anna. Tatapan Melvin terlihat begitu merindukan wanita itu.

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-14
  • Takdir Perjanjian Pernikahan   BAB 407 - TIDAK MENYERAH

    Kabar tentang pernikahan Melvin dan Anna sudah diketahui publik. Dua minggu setelah Melvin melamar Anna, mereka melangsungkan pernikahan di Berlin. Sayangnya, William dan Marsha tidak bisa hadir ke sana. Kandungan Marsha sudah semakin membesar. Hanya hitungan hari, Marsha akan melahirkan. Itu yang membuat William tidak mungkin hadir dalam pernikahan Melvin dan Anna. Meski kecewa karena tidak bisa hadir, tapi Marsha turut bahagia Anna menemukan pria yang tepat di hidupnya. Ya, bagi Marsha, Melvin adalah pria yang tepat untuk Anna. Kini Marsha tengah duduk di sofa, perutnya kian membesar mempersulit ruangnya untuk bergerak. Kakinya mulai membengkak, membuatnya mudah kelelahan jika berjalan terlalu lama. Hari-hari, Marsha hanya sering mengunjungi Laura yang masih berada di rumah sakit untuk penulihan, tapi Marsha tidak bisa datang setiap hari, karena William melarangnya untuk datang setiap hari. Beruntung keadaan Laura kini kian membaik, kondiri bayi Laura juga sudah mulai pulih. Itu ya

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-14
  • Takdir Perjanjian Pernikahan   BAB 408 - SEASON 1 (END)

    Di ruang persalinan, William terlihat begitu panik dan cemas, kala Marsha menjerit, merintih kesakitan. Sang dokter mengatakan pada William, jika seorang ibu melahirkan akan merasakan sakit yang luar biasa. Namun, sang dokter langsung mendapatkan tatapan begitu tajam dari William. William tidak mungkin tega, melihat istrinya terus menjerit kesakitan seperti ini."William.." Marsha terlihat begitu pucat, keringatnya membasahi keningnya. Air mata Marsha terjatuh, membasahi pipinya. Dia sungguh merasakan sakit yang luar biasa."Sayang, bertahanlah. Aku di sini," bisik William seraya mengecupi pucak kepala istrnya. "Kau bisa memukulku dan menarik rambutku untuk mengurangi rasa sakitmu.""Sakit, William," rintih Marsha dengan air mata yang terus jatuh membasahi pipinya. "Iya sayang, aku di sini, bertahanlah," William mengecup bibir Marsha, memberikan kekuatan untuk istrinya itu. "William, aku tidak kuat," Marsha memejamkan matanya, saat perutnya kini begitu merasakan sakit. "Jangan bia

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-14
  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Extra Chapter Season 1

    Suara tangis bayi begitu kencang, membuat Marsha dan William yang tengah tertidur pulas harus terbangun. Marsha membuka matanya, dia mengerjap beberapa kali. Kemudian, dia melirik jam dinding, kini masih pukul dua pagi. Marsha mengikat asal rambutnya, lalu hendak beranjak dari tempat tidur. Namun, saat Marsha hendak beranjak dari tempat tidur, tangan William menahan lengannya. "William, Sean sedang menangis. Aku harus menghampirinya," ucap Marsha sambil melihat William. "Biarkan Ruth saja. Kau pasti lelah, Marsha. Kau baru tidur," jawab William yang tidak tega pada istrinya. Jika tengah malam seperti ini, William selalu meminta Ruth, pengasuh Sean untuk berjaga-jaga jika Sean menangis."Kau tahu, Wiliam. Sean terkadang tidak mau minum susu di botol." Marsha beranjak dari ranjang dan melangkah, menuju kamar Sean yang berada di samping kamarnya. Sedangkan William mengulum senyumannya, mendengar ucapan Marsha. Ya, putranya itu lebih menyukai diberikan ASI secara langsung. Ditengah mala

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-14
  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Extra Chapter Season 1 – II 

    "Oh sayang... Apa kau merindukan Daddy? Kau mau hari ini kita ke kantor Daddy, sayang?" Marsha menggendong Sean, dia tidak henti mengecupi pipi gemuk Sean. Sean tertawa setiap Marsha menciumnya. Marsha menghirup aroma tubuh Sean yang begitu harum. "Kau mau hem? Oke let's go. Kita ke kantor Daddy," ucap Marsha sembari mencium hidung Sean gemas. Kemudian, Marsha meminta Ruth, pengasuh Sean mempersiapkan beberapa keperluan Sean. Serta Luna yang menyiapkan mobil. Seperti biasa, Marsha meminta Luna untuk membawa mobil. Marsha sudah terbiasa dengan Luna. Itu kenapa Marsha meminta Luna menjadi assistant sekaligus sopir pribadinya. "Nyonya Marsha," sapa Luna yang kini melangkah mendekat ke arah Marsha. "Ya? Semua sudah siap?" tanya Marsha sambil melihat Luna yang berdiri di hadapannya. "Sudah Nyonya," jawab Luna. Marsha mengangguk. Kemudian, dia berjalan meninggalkan kamar bersama dengan Sean yang berada digendongannya. Ruth dan Luna mengikuti Marsha dari belakang. Saat tiba di depan mob

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-14
  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Extra Chapter Season 1 (END)

    Frans duduk di kursi kebesarannya. Pikirannya terus memikirkan cara bertemu dengan Karin. Beberapa kali dia mencoba menghubungi Karin, tapi tetap saja tidak bisa. Sebenarnya, bisa saja, Frans meminta anak buahnya untuk melumpuhkan security di rumah Karin, tapi jika dia melakukan itu, sama saja akan membuat Karin semakin membenci dirinya. Frans mengambil botol wine di hadapannya, lalu menuangkan pada gelas sloki kosong di depannya. Dia menegak wine hingga tandas seraya memejamkan mata singkat. "Tuan Frans," Devin, assistant Frans berlari menerobos masuk ke dalam ruang kerja Frans. "Ada apa? Kenapa kau menggangguku? Bukannya aku sudah mengatakan padamu, jangan menggangguku!" seru Frans dengan tatapan dingin pada Devin. "M-Maaf, Tuan. Tapi saya hanya ingin mengantakan saat ini Nona Karin sedang dalam perjalanan menuju bandara," jawab Devin gugup. Frans tersentak, dia begitu terkejut mendengar ucapan Devin. "Apa maksudmu? Kau bilang padaku, keberangkatan Karin, minggu depan!" "Nona

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-14

Bab terbaru

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 528 – TA S2 - Ending Scene (TAMAT)

    Beberapa bulan kemudian... Tokyo, Japan... "Selena... Miracle... Hati-hati, jangan melempar bola salju seperti itu," seru Marsha memberikan peringatan pada kedua putrinya itu, yang tengah bermain salju. "Sean, jaga kedua adikmu. Jangan sampai mereka terluka," lanjutnya yang sedikit berteriak memperingatkan putra sulungnya itu, yang juga ikut bermain salju dengan Selena dan Miracle. "Sayang, Sean akan menjaga Selena dan Miracle dengan baik. Kau tenang saja," William merengkuh bahu Marsha seraya mengecup kening Marsha. "Lihatlah, Dominic masih tertidur pulas, meski tadi suaramu kencang. Tapi dia tetap tenang," ujarnya yang kini melihat ke arah Dominic yang tengah dalam pelukan Marsha. Marsha mendesah pelan, kemudian dia menatap Dominic yang masih tertidur pulas. Beruntung, putra bungsunya itu, tidak terbangun karena mendengar suaranya yang sedikit kencang memperingati ketiga anaknya. Ya, waktu berjalan begitu cepat. Kini Dominic berusia delapan bulan. William dan Marsha, sengaja men

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 527 – TA S2 - Extra Chapter V

    Suara tangis bayi memecahkan kesunyiaan dalam ruang operasi. Marsha meneteskan air matanya, kala mendengar suara tangis bayi laki-lakinya. Persalinan berjalan dengan lancar. Anak mereka lahir dengan selamat dan sempurna. William selalu mencium Marsha selama proses persalinan. Kebahagiaan William dan Marsha kini benar-benar begitu lengkap ketika mengetahui anak keempat mereka adalah laki-laki. "Nyonya Marsha, silahkan lakukan proses IMD." Dokter menyerahkan bayi mungkin itu ke dalam gendongan Marsha. Sesaat William menatap Marsha dengan tatapan yang begitu bahagia. Tidak pernah terpikir dalam hidup mereka, akan kembali merasakan kebahagiaan ini lagi."Dia mirip dengan Sean saat bayi," ucap William di telinga Marsha seraya memberikan banyak kecupan dipipi istrinya itu. "Terima kasih, sayang. Terima kasih telah memberikanku hadiah yang luar biasa."Marsha tersenyum dia terus mengusap lembut kepala bayi laki-lakinya itu. "Aku juga sangat bahagia, William. Melahirkan buah cinta kita adala

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 526 – TA S2 - Extra Chapter IV

    Marsha mematut cermin. Tubuhnya kini telah terbalut dress khusus wanita hamil yang membuat Marsha sangat nyaman. Ya, lagi dan lagi Marsha mengalami kenaikan berat badan cukup drastis. Berkali-kali suaminya mengatakan dirinya sangat cantik dan seksi saat hamil, namun Marsha tentu tidak akan percaya. Bagaimana tidak? Setiap kali Marsha menatap ke cermin, dia selalu melihat tubuhnya tampak begitu besar. Beruntung, kali ini adalah kehamilan yang terakhirnya. Memiliki empat anak sudah lebih dari cukup bagi Marsha. Padahal dulu, dia hanya menginginkan dua anak saja. Tapi William tidak akan pernah mau jika hanya dua anak. Bahkan hingga detik ini, William selalu meminta untuk kembali menambah anak. Marsha benar-benar tidak habis pikir dengan keinginan sang suami. "Setelah melahirkan, aku harus berolah raga. Aku tidak ingin gemuk seperti ini terus," gumam Marsha seraya mengusap perut buncitnya. "Sayang, Mommy sangat mencintaimu. Tenang saja, Mommy tidak akan menyalahkanmu karena kau membuat t

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 525 – TA S2 - Extra Chapter III

    Suara teriakan yang keras membuat Laura yang baru saja menata pajangan di rumahnya, langsung terkejut. Dengan cepat Laura mengalihkan pandangannya, menatap ke arah pintu rumahnya. Seketika Laura mengerutkan keningnya, melihat Lea yang baru saja pulang sekolah, dengan raut wajah yang marah melangkah masuk ke dalam rumah. "Ahg! Kenapa mereka itu menyebalkan sekali! Mereka menggangguku!" seru Lea dengan suara keras kala tiba di rumah. "Sayang? Kau kenapa?" Laura mendekat ke arah Lea, dia langsung mengelus lembut pipi putrinya itu. "Tidak baik, gadis cantik masuk ke dalam rumah dengan wajah yang kesal. Sekarang katakan pada Mommy ada apa dan di mana Ken? Kenapa Ken tidak pulang bersama denganmu?" Lea mendengus, dia mencebikan bibirnya. "Ken masih berada di sekolah. Ada khursus yag harus dia ikuti. Mommy, aku rasanya ingin pindah sekolah saja. Aku tidak mau bersekolah di sekolah yang sama dengan Ka Sean. Aku pusing, Mommy!" Laura menautkan alisnya menatap bingung Lea. "Kenapa, sayang?

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 524 – TA S2 - Extra Chapter II

    "Mommy..." Seorang anak perempuan berusia empat tahun berlari menghampiri Karin yang tengah memasak di dapur. Disusul dengan anak laki-laki yang juga berusia empat tahun, ikut berlari menghampiri Karin. Karin yang baru saja selesai masak, dan hendak meletakan makanan di atas meja, dia langsung mengalihkan pandangannya kala ada yang memanggilnya. Seketika senyum di bibir Karin terukir, melihat kedua anaknya tengah menghampirinya. Dengan cepat Karin langsung membuka tangannya dan memberikan pelukan hangat pada kedua anaknya itu. "Kelvin... Charlotte... Kalian sudah pulang?" Karin memberikan banyak kecupan pada kedua anaknya itu. "Ya, Mommy. Kami sudah pulang," jawab Kelvin dan Charlotte bersamaan seraya memeluk erat tubuh Karin. "Bagaimana hari kalian di sekolah? Apa kalian selalu bersama Selena dan Miracle?" tanya Karin sambil mengelus lembut pipi Kelvin dan Charlotte. Kelvin Frans Geovan dan Charlotte Frans Geovan, anak kembar dari Frans dan Karin yang berusia empat tahun ini ben

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 523 – TA S2 - Extra Chapter I

    Lima Tahun Kemudian..."Astaga, Miracle. Hentikan bermain dengan pisau! Nanti kau terluka, Miracle!" Suara Marsha berseru dengan nada yang keras, agar putri kecilnya itu menghentikan bermain dengan pisau. Vanessa Miracle William Geovan, sejak kecil William mengajarkan bela diri pada Miracle, demi melindungi dirinya sendiri. Tentu William melakukan itu semua karena Miracle tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik. William selalu waspada jika suatu saat ada yang berusaha mencelakai putrinya. Namun, Miracle sangat berbeda dengan Selena, saudara kembarnya yang berambut pirang, memiliki sifat yang begitu lemah lembut. Sangat sulit bagi William, mengajarkan Selena bela diri, karena berkali-kali Selena akan selalu terluka. Itu kenapa Willliam lebih memilih menjaga Selena dengan banyak pengawal yang mengikuti putrinya itu. "Mom, aku bisa melempar pisau di papan tepat sasaran. Aku hebat, kan, Mom?" Miracle tersenyum bangga, kala pisau yang dia lempar ke papan, tepat sasaran. Kemudian, dia pun

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 522 – TA S2 - Perfect Ending

    Karin menatap keindahan Canada's sugar beach. Sudah sejak beberapa hari lalu dirinya ingin pergi ke pantai ini. Tapi dia terpaksa menunda karena Frans disibukan dengan pekerjaannya. Dengan kaki telanjang, dan perut yang membuncit Karin melangkah melusuri pantai. Ya, kini kandangan Karin memasuki minggu ke tiga puluh empat. Selama kehamilan ini. Karin dilarang untuk melakukan kegiatan berat. Biasanya Karin menghabiskan waktu bersantai di rumah atau menonton film drama kesukannya. Jika Karin ingin keluar rumah, maka Frans harus ikut dengannya. Sejak hamil, sifat Frans memang begitu overprotective padanya. Dulu Karin berpikir, dia tidak akan pernah tahu bagaiamaa sifat seorang suami yang mengatasi istrinya yang tengah mengandung, tapi ternyata Tuhan begitu baik padanya, hingga memberikan kesempatan untuknya hamil. Kebahagiaan Frans dan Karin bertambah saat Dokter memberitahu dia hamil bayi kembar. Tentu Karin dan Frans begitu bahagia menyambut bayi kembar mereka. "Frans, kenapa kau tid

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 521 – TA S2 - Kebahagiaan Karin dan Frans

    "Karin, pagi ini aku berangkat lebih awal. Banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan menggantikan William. Beberapa hari ke depan, William tidak masuk ke kantor," ucap Frans seraya memakai dasi. Karin yang tengah duduk, dia bangkit berdiri mendekat ke arah Frans, dan langsung mengambil alih Frans yang tengah memakai dasi. "Aku mengerti, William pasti sedang menemani Marsha yang baru melahirkan. Saat ini Marsha benar-benar membutuhkan William berada disisinnya." Karin menepuk pelan dada Frans kala selesai memakaikan dasi suaminya. "Terima kasih sudah mengerti," Frans menarik dagu Karin, mencium dan melumat lembut bibir Karin. "Yasudah aku berangkat sekarang. Malam ini kau tidurlah duluan. Jangan menungguku." "Hati-hati. Kabari aku jika kau sudah di kantor. Jangan lupakan makan siangmu," balas Karin mengingatkan. Frans mengangguk. Kemudian, dia mengecup singkat bibir Karin, lalu melangkah keluar meninggalkan kamar. Karin hendak menemani Frans, namun, Frans memintanya untuk tetap di

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 520 – TA S2 - Welcome Baby Twins

    Suara tangis bayi memecahkan kesunyiaan dalam ruang operasi. Marsha meneteskan air matanya, kala mendengar suara tangis bayi kembarnya. Persalinan berjalan dengan lancar. Anak mereka lahir dengan selamat dan sempurna. William selalu mencium Marsha selama proses persalinan. Kebahagiaan William dan Marsha kini benar-benar begitu lengkap ketika mengetahui anak kembar mereka adalah perempuan. Hal yang membuat William bertambah bahagia adalah saat sang Dokter mengatakan anak kembar mereka bukanlah kembar identik. Anak perempuan pertama yang lebih dulu lahir memiliki rambut pirang seperti Marsha. Sedangkan anak perempuan kedua yang lahir, memiliki rambut coklat seperti William. Sungguh, William tidak menyangka, bayi kembarnya akan lahir dengan begitu special. Kini Marsha tidak akan lagi iri, karena sekarang, Marsha memiliki satu anak yang begitu mirip dengannya. "Nyonya Marsha, silahkan lakukan proses IMD." Dokter menyerahkan bayi mungkin itu ke dalam gendongan Marsha. Sedangkan William d

DMCA.com Protection Status