Share

BAB 222 - KETOPRAK?

Penulis: Abigail Kusuma
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-03 16:44:01

Malam semakin larut, Marsha dan William sudah berada di rumah. Setelah makan malam di rumah Karin, Marsha memilih untuk pulang ke rumah. Tadi pagi orang tua Karin sudah kembali ke Indonesia, itu kenapa Frans sekarang memilih menginap di rumah Karin. Frans masih belum ingin meninggalkan Karin.

Marsha menoleh ke arah jam dinding, kini sudah pukul sepuluh malam. Entah kenapa, Marsha belum mengantuk. Marsha duduk di ranjang dengan punggung yang besandar di kepala ranjang. Marsha mengambil novelnya di atas nakas dan memilih membaca novel sambil menunggu rasa kantuknya. Mungkin alasan Marsha tidak bisa tidur karena suaminya kini sedang berada di ruang kerja. Padahal Marsha sudah melarang William untuk bekerja, tapi suaminya itu selalu mengatakan hanya sebentar.

Terdengar dering ponsel, Marsha mendesah pelan kenapa malam-malam ada yang menghubunginya. Marsha mengambil ponsel di atas nakas, lalu menatap kelayar. Kening Marsha berkerut dalam, ketika nomor tidak di kenal menghubunginya. Tanpa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   BAB 223 - NGIDAM

    Pagi itu cuaca begitu cerah, Marsha baru saja selesai berendam. Marsha melangkah masuk menuju walk in closet dan memilih dress sederhana yang biasa dia pakai ketika di rumah. Seketika senyum di bibir Marsha terukir, mengingat hari ini suaminya berjanji akan memasak ketoprak untuknya. Marsha mengulum senyumannya, suaminya itu pasti akan selalu menuruti dirinya karena sedang hamil. "William," panggil Marsha sedikit keras saat keluar dari walk in closet. "Ada apa Marsha?" William menjawab tanpa menoleh ke arah Marsha. Pandangan William menatap ipad yang berada di tangannya. Marsha mendengus kesal, dia langsung melangkah mendekat dan duduk di samping William. "Kau sudah berjanji akan membuat ketoprak untuk ku William! kau jangan lupa! kau harus membuatnya untuk ku!" "Apa kau sungguh ingin memakan makanan aneh itu? kasihan anak ku Marsha jika harus memakan makanan itu." William meletakan ipadnya di atas meja. Terdengar helaan napas berat William. "Kau yang benar saja! kenapa kau menye

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-03
  • Takdir Perjanjian Pernikahan   BAB 224 - EVERYTHING'S GONNA BE ALLRIGHT

    Beberapa hari kemudian... Kesehatan Marsha kini sudah lebih pulih. Pagi ini Marsha sudah bersiap-siap menuju kampus. Rasanya sudah lama sekali Marsha tidak datang ke kampus. Dia sangat merindukan suasana kampus. Marsha menatap cermin, memoles make up tipis di wajahnya. Sejak hamil, Marsha sudah tidak lagi memakai heels. Setiap hari Marsha selalu memakai flat shoes. Jika Marsha berani memakai heels, sudah pasti suaminya itu akan marah padanya. Marsha melangkah keluar dari walk in closet, dia menatap William yang sudah rapih dengan pakaian kantor. Marsha berjalan mendekat ke arah William, dan langsung membantu merapihkan dasi William yang tadi terlihat sedikit berantakan. "Hari ini aku akan pulang terlambat, kau tidurlah duluan." William menangkup pipi Marsha, kemudian mengecup bibir istrinya. "Kenapa kau selalu pulang terlambat William!" Marsha mengerutkan bibirnya. Dia tidak suka jika tidur tanpa suaminya. "Sebelumnya pekerjaan ku sudah di tangani oleh Albert. Perusahaan ku masih

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-03
  • Takdir Perjanjian Pernikahan   BAB 225 - KABAR TENTANG JACOB

    Marsha keluar dari ruang dosen. Beruntung Marsha sudah menyelesaikan beberapa penelitian yang di minta oleh dosennya. Jika tidak, mungkin hari ini Marsha tidak bisa bersantai. Hanya menghitung minggu, dirinya akan segera lulus kuliah. Rasanya waktu berjalan begitu cepat. Dulu saat Marsha pindah ke Kanada, dia tidak pernah menginginkannya. Marsha lebih suka untuk tinggal di Indonsia. Tapi pada saat itu, Marsha memang tidak mungkin menolak keinginan kedua orang tuanya.Kini Marsha duduk di depan ruang dosen. Karin masih ada di dalam bertemu dengan Mr. Gerad. Dan tentu Marsha tidak mungkin meninggalkan sahabatnya itu. Bisa-bisa Karin akan marah karena meninggalkannya. Marsha mengambil novel di dalam tasnya. Membaca novel sambil menunggu Karin.Dengan membaca itu jauh lebih tidak membosankan dari pada hanya diam di depan ruang dosen. Terdengar dering ponsel, Marsha membuang napas kasar. Dia baru saja membaca novel tapi sudah ada yang mengganggunya. Marsha mengambil ponsel di dalam tas. Me

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-03
  • Takdir Perjanjian Pernikahan   BAB 226 - PEMBERITAAN MEDIA

    Di ruang meeting, William duduk di kursi kebesarannya. Pandangannya menatap Mr. Kim dan Dimitry yang tengah membahas proyek kerja sama. Kali ini William juga mewakili Nicholas Company. William tidak mungkin membiarkan Marsha yang tengah hamil, harus mengambil tanggung jawab perusahaan. “Tuan William, kalau begitu saya rasa proyek kerja sama dengan Nicholas Company bisa segera kita laksanakan.” Dimitry mengambil dokumen di atas meja dan mulai memeriksa dokumen tersebut. “Tuan maaf, saya ingin bertanya untuk memastikan. Jadi apa Nona Marsha Nicholas sudah tidak lagi ikut dalam proyek ini? mengingat terakhir kali Nona Marsha Nicholas ikut meeting dengat kita. Saya juga mendapat informasi jika Nona Nicholas akan mengambil alih Nicholas Company.” “Istri ku sedang hamil,” jawab William. “Kedepannya untuk urusan Nicholas Company menjadi urusan ku. Jika kau membutuhkan sesuatu kau bisa mengatakan pada Albert. Aku tidak ingin istri ku merasa terbebani dengan masalah perusahaan.”“Baik Tuan W

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-03
  • Takdir Perjanjian Pernikahan   BAB 227 - MENGAJAK BERLIBUR?

    Malam semakin larut, kini Marsha tengah tertidur pulas. Hujan turun begitu deras membuat Marsha terlelap dalam tidurnya. Cuaca yang begitu mendukung, membuat Marsha enggan untuk membuka matanya.William melangkah masuk ke dalam kamar. Dia mendapati istrinya sudah tertidur pulas. William melirik jam dinding sudah pukul sebelas malam. Sebenarnya William ingin berbicara dengan istrinya itu. Tapi tidak mungkin William mengganggu istrinya yang tertidur pulas. William mendekat ke arah ranjang, dia mulai melepaskan dasi dan jasnya. Kemudian menarik selimut menutupi tubuh istrinya. Melihat Marsha yang tertidur pulas seperti ini membuat Willam sedikit meredakan amarahnya. William melangkah menuju kamar mandi, dia ingin langsung membersihkan diri. Suara gemiricik air membuat Marsha mulai membuka matanya. Marsha menggeliat dan menguap. Dia melihat ke sofa sudah ada jas dan dasi suaminya. Marsha beranjak dari ranjangnya, dia mengambil jas dan dasi William dan meletakannya di tempat pakaian koto

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-03
  • Takdir Perjanjian Pernikahan   BAB 228 - GIRLS DAY OUT

    Kini Marsha dan Karin tengah berada di CF Toronto Eaton Centre. Hari ini mereka tidak terlalu lama bertemu dengan dosen. Karena memang Marsha dan Karin hanya menunggu hari kelulusan mereka. Sesuai dengan janji Marsha pada Laura, hari ini Marsha dan Karin akan menemani Laura berbelanja. "Marsha, dimana Laura?" tanya Karin yang sejak tadi menatap setiap sudut area lobby tapi tidak menemukan Laura. "Laura bilang dia ada di kafe sekitar lobby," jawab Marsha. "Itu Laura," Marsha menunjuk salah satu kafe yang di area lobby. Terlihat Laura memakai dress berwarna kuning."Yasudah, kita ke sana." Karin dan Marsha langsung berjalan menghampiri Laura yang sudah memberi tanda jika dia duduk di ujung jauh dari keramaian. "Hi Marsha, Karin.." sapa Laura saat melihat Marsha dan Karin mendekat ke aarahnya."Laura maaf aku terlambat," balas Marsha. Dia langsung duduk di hadapan Laura. "Aku juga minta maaf karena membuat mu menunggu," sambung Karin. "Tidak, kalian tidak terlambat. Aku juga baru d

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-03
  • Takdir Perjanjian Pernikahan   BAB 229 - CEMBURU?

    Marsha berjalan keluar dari walk in closet. Dia baru saja mengganti pakaiannya dengan gaun tidur berwarna putih bermotif brenda. Marsha melangkah menuju ranjang, dia duduk di ranjang dengan punggung yang bersandar di kepala ranjang. Menatap ke jam dinding kini sudah pukul delapan malam. Marsha tidak ingin tidur, dia memilih untuk menunggu William pulang. Marsha masih belum tenang karena William mendiamkannya. Marsha mengambil novel di atas nakas dan mulai membaca novel.Sudah sejak tadi William berdiri di ambang pintu. Dia menatap lekat Marsha yang tengah membaca novel. Terkahir Marsha memang mengirimkan pesan padanya, tapi memang William tidak membalas pesan istrinya itu. Hingga kemudian William melangkah masuk ke dalam. Marsha terkejut melihat William melangkah masuk ke dalam kamar. Marsha meletakan novel ke tempat semula. Marsha beranjak dan berjalan menghampiri William. "Kau sudah pulang?" seperti biasa Marsha membantu William membuka jas dan dasi suaminya. "Ya," jawab William s

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-03
  • Takdir Perjanjian Pernikahan   BAB 230 - NEED HOLIDAY

    Keesokan hari, Marsha sudah terbangun. Kini Marsha menatap cermin memoles moisturizer ke wajahnya. Meski dirinya tengah hamil, Marsha selalu merawat kulitnya agar tetap sehat dan cerah. Hanya saja, Marsha tidak sembarangan memilih produk kecantikan. Marsha selalu memakai dokter kulit khusus untuknya. Bagi Marsha, merawat kecantikan kulit adalah bagian penting dalam hidupnya.William yang baru saja selesai menerima telepon, dia menatap istrinya di depan cermin. William melangkah mendekat ke arah Marsha dan langsung mengecup puncak kepala istrinya. "Hari ini kau tidak ke kampus?" tanya Willliam. "Tidak," Marsha menggeleng pelan. "Aku sudah menyelesaikan penelitian ku. Hanya tinggal menunggu hari kelulusan ku nanti." "Kapan kelulusan mu?" tanya Wiliam lagi. "Bulan depan," jawab Marsha. "Kau harus datang dan membawakan ku hadiah karena aku lulus cepat!" William tersenyum, kemudian menangkup pipi istrinya. Mengecup dengan lembut bibir Marsha. "Aku pasti akan memberikan hadiah untuk mu

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-03

Bab terbaru

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 528 – TA S2 - Ending Scene (TAMAT)

    Beberapa bulan kemudian... Tokyo, Japan... "Selena... Miracle... Hati-hati, jangan melempar bola salju seperti itu," seru Marsha memberikan peringatan pada kedua putrinya itu, yang tengah bermain salju. "Sean, jaga kedua adikmu. Jangan sampai mereka terluka," lanjutnya yang sedikit berteriak memperingatkan putra sulungnya itu, yang juga ikut bermain salju dengan Selena dan Miracle. "Sayang, Sean akan menjaga Selena dan Miracle dengan baik. Kau tenang saja," William merengkuh bahu Marsha seraya mengecup kening Marsha. "Lihatlah, Dominic masih tertidur pulas, meski tadi suaramu kencang. Tapi dia tetap tenang," ujarnya yang kini melihat ke arah Dominic yang tengah dalam pelukan Marsha. Marsha mendesah pelan, kemudian dia menatap Dominic yang masih tertidur pulas. Beruntung, putra bungsunya itu, tidak terbangun karena mendengar suaranya yang sedikit kencang memperingati ketiga anaknya. Ya, waktu berjalan begitu cepat. Kini Dominic berusia delapan bulan. William dan Marsha, sengaja men

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 527 – TA S2 - Extra Chapter V

    Suara tangis bayi memecahkan kesunyiaan dalam ruang operasi. Marsha meneteskan air matanya, kala mendengar suara tangis bayi laki-lakinya. Persalinan berjalan dengan lancar. Anak mereka lahir dengan selamat dan sempurna. William selalu mencium Marsha selama proses persalinan. Kebahagiaan William dan Marsha kini benar-benar begitu lengkap ketika mengetahui anak keempat mereka adalah laki-laki. "Nyonya Marsha, silahkan lakukan proses IMD." Dokter menyerahkan bayi mungkin itu ke dalam gendongan Marsha. Sesaat William menatap Marsha dengan tatapan yang begitu bahagia. Tidak pernah terpikir dalam hidup mereka, akan kembali merasakan kebahagiaan ini lagi."Dia mirip dengan Sean saat bayi," ucap William di telinga Marsha seraya memberikan banyak kecupan dipipi istrinya itu. "Terima kasih, sayang. Terima kasih telah memberikanku hadiah yang luar biasa."Marsha tersenyum dia terus mengusap lembut kepala bayi laki-lakinya itu. "Aku juga sangat bahagia, William. Melahirkan buah cinta kita adala

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 526 – TA S2 - Extra Chapter IV

    Marsha mematut cermin. Tubuhnya kini telah terbalut dress khusus wanita hamil yang membuat Marsha sangat nyaman. Ya, lagi dan lagi Marsha mengalami kenaikan berat badan cukup drastis. Berkali-kali suaminya mengatakan dirinya sangat cantik dan seksi saat hamil, namun Marsha tentu tidak akan percaya. Bagaimana tidak? Setiap kali Marsha menatap ke cermin, dia selalu melihat tubuhnya tampak begitu besar. Beruntung, kali ini adalah kehamilan yang terakhirnya. Memiliki empat anak sudah lebih dari cukup bagi Marsha. Padahal dulu, dia hanya menginginkan dua anak saja. Tapi William tidak akan pernah mau jika hanya dua anak. Bahkan hingga detik ini, William selalu meminta untuk kembali menambah anak. Marsha benar-benar tidak habis pikir dengan keinginan sang suami. "Setelah melahirkan, aku harus berolah raga. Aku tidak ingin gemuk seperti ini terus," gumam Marsha seraya mengusap perut buncitnya. "Sayang, Mommy sangat mencintaimu. Tenang saja, Mommy tidak akan menyalahkanmu karena kau membuat t

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 525 – TA S2 - Extra Chapter III

    Suara teriakan yang keras membuat Laura yang baru saja menata pajangan di rumahnya, langsung terkejut. Dengan cepat Laura mengalihkan pandangannya, menatap ke arah pintu rumahnya. Seketika Laura mengerutkan keningnya, melihat Lea yang baru saja pulang sekolah, dengan raut wajah yang marah melangkah masuk ke dalam rumah. "Ahg! Kenapa mereka itu menyebalkan sekali! Mereka menggangguku!" seru Lea dengan suara keras kala tiba di rumah. "Sayang? Kau kenapa?" Laura mendekat ke arah Lea, dia langsung mengelus lembut pipi putrinya itu. "Tidak baik, gadis cantik masuk ke dalam rumah dengan wajah yang kesal. Sekarang katakan pada Mommy ada apa dan di mana Ken? Kenapa Ken tidak pulang bersama denganmu?" Lea mendengus, dia mencebikan bibirnya. "Ken masih berada di sekolah. Ada khursus yag harus dia ikuti. Mommy, aku rasanya ingin pindah sekolah saja. Aku tidak mau bersekolah di sekolah yang sama dengan Ka Sean. Aku pusing, Mommy!" Laura menautkan alisnya menatap bingung Lea. "Kenapa, sayang?

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 524 – TA S2 - Extra Chapter II

    "Mommy..." Seorang anak perempuan berusia empat tahun berlari menghampiri Karin yang tengah memasak di dapur. Disusul dengan anak laki-laki yang juga berusia empat tahun, ikut berlari menghampiri Karin. Karin yang baru saja selesai masak, dan hendak meletakan makanan di atas meja, dia langsung mengalihkan pandangannya kala ada yang memanggilnya. Seketika senyum di bibir Karin terukir, melihat kedua anaknya tengah menghampirinya. Dengan cepat Karin langsung membuka tangannya dan memberikan pelukan hangat pada kedua anaknya itu. "Kelvin... Charlotte... Kalian sudah pulang?" Karin memberikan banyak kecupan pada kedua anaknya itu. "Ya, Mommy. Kami sudah pulang," jawab Kelvin dan Charlotte bersamaan seraya memeluk erat tubuh Karin. "Bagaimana hari kalian di sekolah? Apa kalian selalu bersama Selena dan Miracle?" tanya Karin sambil mengelus lembut pipi Kelvin dan Charlotte. Kelvin Frans Geovan dan Charlotte Frans Geovan, anak kembar dari Frans dan Karin yang berusia empat tahun ini ben

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 523 – TA S2 - Extra Chapter I

    Lima Tahun Kemudian..."Astaga, Miracle. Hentikan bermain dengan pisau! Nanti kau terluka, Miracle!" Suara Marsha berseru dengan nada yang keras, agar putri kecilnya itu menghentikan bermain dengan pisau. Vanessa Miracle William Geovan, sejak kecil William mengajarkan bela diri pada Miracle, demi melindungi dirinya sendiri. Tentu William melakukan itu semua karena Miracle tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik. William selalu waspada jika suatu saat ada yang berusaha mencelakai putrinya. Namun, Miracle sangat berbeda dengan Selena, saudara kembarnya yang berambut pirang, memiliki sifat yang begitu lemah lembut. Sangat sulit bagi William, mengajarkan Selena bela diri, karena berkali-kali Selena akan selalu terluka. Itu kenapa Willliam lebih memilih menjaga Selena dengan banyak pengawal yang mengikuti putrinya itu. "Mom, aku bisa melempar pisau di papan tepat sasaran. Aku hebat, kan, Mom?" Miracle tersenyum bangga, kala pisau yang dia lempar ke papan, tepat sasaran. Kemudian, dia pun

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 522 – TA S2 - Perfect Ending

    Karin menatap keindahan Canada's sugar beach. Sudah sejak beberapa hari lalu dirinya ingin pergi ke pantai ini. Tapi dia terpaksa menunda karena Frans disibukan dengan pekerjaannya. Dengan kaki telanjang, dan perut yang membuncit Karin melangkah melusuri pantai. Ya, kini kandangan Karin memasuki minggu ke tiga puluh empat. Selama kehamilan ini. Karin dilarang untuk melakukan kegiatan berat. Biasanya Karin menghabiskan waktu bersantai di rumah atau menonton film drama kesukannya. Jika Karin ingin keluar rumah, maka Frans harus ikut dengannya. Sejak hamil, sifat Frans memang begitu overprotective padanya. Dulu Karin berpikir, dia tidak akan pernah tahu bagaiamaa sifat seorang suami yang mengatasi istrinya yang tengah mengandung, tapi ternyata Tuhan begitu baik padanya, hingga memberikan kesempatan untuknya hamil. Kebahagiaan Frans dan Karin bertambah saat Dokter memberitahu dia hamil bayi kembar. Tentu Karin dan Frans begitu bahagia menyambut bayi kembar mereka. "Frans, kenapa kau tid

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 521 – TA S2 - Kebahagiaan Karin dan Frans

    "Karin, pagi ini aku berangkat lebih awal. Banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan menggantikan William. Beberapa hari ke depan, William tidak masuk ke kantor," ucap Frans seraya memakai dasi. Karin yang tengah duduk, dia bangkit berdiri mendekat ke arah Frans, dan langsung mengambil alih Frans yang tengah memakai dasi. "Aku mengerti, William pasti sedang menemani Marsha yang baru melahirkan. Saat ini Marsha benar-benar membutuhkan William berada disisinnya." Karin menepuk pelan dada Frans kala selesai memakaikan dasi suaminya. "Terima kasih sudah mengerti," Frans menarik dagu Karin, mencium dan melumat lembut bibir Karin. "Yasudah aku berangkat sekarang. Malam ini kau tidurlah duluan. Jangan menungguku." "Hati-hati. Kabari aku jika kau sudah di kantor. Jangan lupakan makan siangmu," balas Karin mengingatkan. Frans mengangguk. Kemudian, dia mengecup singkat bibir Karin, lalu melangkah keluar meninggalkan kamar. Karin hendak menemani Frans, namun, Frans memintanya untuk tetap di

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 520 – TA S2 - Welcome Baby Twins

    Suara tangis bayi memecahkan kesunyiaan dalam ruang operasi. Marsha meneteskan air matanya, kala mendengar suara tangis bayi kembarnya. Persalinan berjalan dengan lancar. Anak mereka lahir dengan selamat dan sempurna. William selalu mencium Marsha selama proses persalinan. Kebahagiaan William dan Marsha kini benar-benar begitu lengkap ketika mengetahui anak kembar mereka adalah perempuan. Hal yang membuat William bertambah bahagia adalah saat sang Dokter mengatakan anak kembar mereka bukanlah kembar identik. Anak perempuan pertama yang lebih dulu lahir memiliki rambut pirang seperti Marsha. Sedangkan anak perempuan kedua yang lahir, memiliki rambut coklat seperti William. Sungguh, William tidak menyangka, bayi kembarnya akan lahir dengan begitu special. Kini Marsha tidak akan lagi iri, karena sekarang, Marsha memiliki satu anak yang begitu mirip dengannya. "Nyonya Marsha, silahkan lakukan proses IMD." Dokter menyerahkan bayi mungkin itu ke dalam gendongan Marsha. Sedangkan William d

DMCA.com Protection Status