Beranda / Pernikahan / Takdir Perjanjian Pernikahan / BAB 120 - SETELAH PERKELAHIAN

Share

BAB 120 - SETELAH PERKELAHIAN

Penulis: Abigail Kusuma
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-26 01:53:54

Saat Marsha dan William sudah berada di dalam kamar, Marsha meminta William untuk duduk di sofa, dia mengambil kotak obat yang telah di siapkan oleh pelayan, kemudian dia duduk si samping William dan langsung mengompres luka lebab di wajah suaminya itu.

"Kenapa kau meminta persyaratan yang tidak masuk akal, William!" Marsha menekan luka lebam di wajah suaminya denga sedikit kuat.

"Ah," ringin William kesakitan saat Marsha semakin menekan luka lebam di wajahnya.

"Sakit? Jika tahu sakit kenapa kau masih berkelahi seperti ini!" seru Marsha kesal. Dia tidak habis pikir dengan apa yang dipikirkan suaminya ini. Kenapa bisa, mengajukan persyaratan seperti itu. Hasilnya wajahnya penuh dengan luka.

"Maaf, aku hanya ingin tahu apa dia bisa melindungi Laura," jawab William.

Marsha mendengus tak suka. "Tapi tidak perlu dengan cara seperti ini, William! Aku tidak suka melihatmu seperti ini."

"Maaf, sayang.." William mengelus lembut pipi Marsha.

"Lihatlah sekarang, wajahmu penuh dengan luka.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   BAB 121 - ALICE MENGHILANG

    Melvin turun dari mobil, setelah memarkirkan mobilnya. Dia langsung berjalan memasuki lobby apartemen yang ditempati oleh Alice. Melvin sudah lama mengurung Alice, dia sudah tidak lagi mengizinkan Alice memakai aprtemen pemberian dari William. Tujuan Melvin mengurung Alice, agar Alice tidak melarikan diri dari Kanada. Melvin tidak perduli bagaimana dengan nasib Alice, bagi Melvin anaknya yang ada di dalam kandungan Alice itu yang sangat penting. Meski harus lahir dari wanita seperti Alice, tapi setidaknya saat anak itu lahir nanti, dia akan memberikan uang besar pada Alice agar Alice meninggalkan Kanada dan tidak pernah kembali menginjakan kakinya ke negara ini. Kini Melvin sudah tiba di unit apartemen yang ditempati oleh Alice. Namun, kening Melvin berkerut, kala melihat pintu, sudah terbuka setengah. Tidak biasanya, Alice melupakan untuk mengunci pintu. Tanpa menunggu lama, dia langsung masuk ke dalam apartemen Alice itu. "Tolong! Ada orang di luar!" Suara bariton berteriak semb

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-27
  • Takdir Perjanjian Pernikahan   BAB 122 - MENGAWASINYA

    Pagi hari, Marsha sudah berada di kampus. Hari ini Marsha pergi ke kampus jauh lebih pagi. Tidak hanya Marsha, tapi William juga berangkat ke kantor sangat pagi. William ada meeting dengan rekan bisnisnya. Sebenarnya, tadi saat Marsha ingin berangkat ke kampus, William sudah meminta Annetha untuk ikut dengan Marsha. Tentu saja, Marsha menolaknya dengan tegas. Marsha tidak suka, jika dirinya menjadi pusat perhatian di kampus karena membawa assisstant. Mau tidak mau, William menuruti keinginan Marsha. Karena jika tidak, Marsha lebih memilih untuk tidak berangkat ke kampus. Marsha melirik arlojinya kini sudah pukul sepuluh pagi. Marsha memang tadi memiliki kelas pagi di jam tujuh. Itu kenapa sekarang dia bersantai. Sedangkan Karin, seperti biasa dia ada kelas mengulang. Ada mata kuliah yang harus di ulang oleh Karin. Marsha sudah sering mengatakanpada Karin untuk fokus pada kuliah, tapi Karin memang sering menghabiskan waktunya untuk bermain games. Benar-benar membuat Marsha geram padan

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-27
  • Takdir Perjanjian Pernikahan   BAB 123 - PERSYARATAN KEDUA WILLIAM

    William melangkah keluar dari ruang meeting, ia melirik arloji kini sudah pukul tiga sore. Hari ini William memiliki banyak jadwal meeting, karena sebelumnya dia selalu menunda meeting dengan rekan bisnisnya. William berjalan menuju ruang kerjanya, namun langkahnya terhenti ketika melihat sosok pria baru saja keluar dari lift. William menatap pria itu yang kini berjalan menghampirinya. Hari ini memang William meminta Raymond untuk datang. Alasannya, William tidak ingin membahas tentang masalah Laura di rumah. Bagi William, membicarakannya di kantor adalah tempat yang paling tepat. "Maaf, jika aku terlambat." kata Raymond yang kini sudah berdiri di hadapan William. "Kita ke ruangkan ku." tukas William, dingin. Ia langsung melanjutkan langkahnya masuk ke dalam ruang kerjanya. Raymond mengikuti William melangkah masuk ke ruang kerja William. William masuk ke ruang kerjanya, ia berjalan menuju lemari minumannya. William mengambil satu botol red wine dan dua gelas sloki. Lalu ia duduk

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-27
  • Takdir Perjanjian Pernikahan   BAB 124 - TUNGGU HINGGA PULIH

    Melvin duduk di kursi kerjanya, sudah beberapa hari sejak Alice menghilang membuat Melvin tidak bisa fokus menyelesaikan pekerjaanya. Melvin menyerahkan semua pekerjaanya pada direktur pemasaran dan direktur operasional. Saat ini Melvin tidak henti memikirkan Alice. Melvin tidak perduli dengan apa yang menimpa Alice. Tapi ini berbeda, saat ini Alice sedang mengandung anaknya. Terlebih surat yang Alice tinggalkan untuknya, Melvin bersumpah akan membunuh wanita itu jika benar dia mengugurkan anaknya. Dulu Melvin mengambil Alice, hanya untuk main-main. Melvin ingin membuktikan pada William, jika dirinya mampu mengambil wanita yang Wiliam cintai. Tapi kenyataannya kini William menikah dengan wanita lain. Rencananya sia-sia, karena William mendapatkan wanita yang berkali lipat lebih baik dari Alice. Setiap kali Melvin berusaha mendekati Marsha, membuat Melvin sadar Marsha bukan seperti wanita yang lain. Marsha selalu menolak Melvin, itu yang membuat Melvin tertarik dengan Marsha.Terdenga

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-27
  • Takdir Perjanjian Pernikahan   BAB 125 - BECAUSE OF YOU

    Mobil William baru saja tiba di mansion, Ia turun dari mobil dan melangkah masuk ke dalam rumah. Ia melirik arlojinya kini sudah pukul sebelas malam. Pasti istrinya kini sudah tertidur. William melangkah masuk ke dalam kamar, saat Wiliam masuk ke dalam kamar ia melihat Marsha sudah tertidur lelap. William melepas dasi dan kemejanya, sebenarnya William ingin langsung mencium Marsha. Tapi William memutuskan untuk membersihkan diri dulu sebelum mencium istrinya. William melangkah masuk ke dalam kamar mandi.Lima belas menit kemudian, William sudah selesai membersihkan diri. Ia melangkah menuju ranjang dan membaringkan tubuhnya di samping Marsha. William menatap Marsha yang tertidur pulas. William sangat tahu, Marsha memang jika sudah tertidur dan ada orang masuk dia tidak akan mungki bangun. William merapihkan rambut Marsha, mengelus dengan lembut pipi Marsha. Meski tubuh Marsha kurus, tapi pipi Marsha sedikit berisi. William mencium mata, hidung dan bibir Marsha. Marsha menggeliat s

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-27
  • Takdir Perjanjian Pernikahan   BAB 126 - PERDEBATAN WILLIAM DAN LAURA

    Pagi hari Marsha dan William sudah bersiap. Marsha kini tengah membantu William memasang dasi. Seperti biasa, Marsha selalu menyiapkan pakaian yang akan di pakai William untuk ke kantor. Tubuh Willim sudah terbalut jas berwarna navy yang Marsha pilihkan untuknya. Arloji Rolex penyempurna penampilan William. Marsha memang cerdas dalam memilih pakaian untuk suaminya itu. Sedangkan Marsha hari ini memilih mini leather skrit dengan atasan berwarna putih dan di padukan leather jacket. Marsha memoles make up tipis di wajahnya, ia juga membiarkan rambut pirangnya tergerai indah. "William, ayo kita breakfast. Aku sudah lapar." ucap Marsha. "Ya, kita ke bawah sekarang." jawab William sambil memeluk pinggang istrinya. Kemudian mereka berjalan meninggalkan kamar, menuju ruang makan. Semenjak Laura tinggal di mansion mereka, William sudah tidak lagi meminta untuk breakfast di kamar. William dan Marsha pasti selalu breakfast di ruang makan bersama dengan Laura. "Morning." sapa Laura, saat mel

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-27
  • Takdir Perjanjian Pernikahan   BAB 127 - KEDATANGAN MELVIN

    Marsha berjalan keluar dari kelas. Ia baru saja menyelesaikan mata kuliahnya. Marsha melirik arloji, kini sudah pukul dua belas siang. Marsha mengambil ponselnya, ia melihat tidak ada pesan masuk dari William. Sejak perdebatan tadi pagi antara William dan Laura, William tidak mengirimkan pesan pada Marsha. Marsha memang tidak mengerti dengan apa yang di rencanakan William. Tapi setidaknya, Marsha lebih memilih percaya pada William. Ia yakin William melakukan ini demi kebaikan Laura. Meski Marsha juga merasa kasihan pada Raymond. Marsha berharap Raymond bisa melewati ini semua dengan baik. Marsha berdiri di dapan kelas, ia menunggu Karin yang saat ini sedang berbicara dengan dosen. Tidak mungkin Marsha meninggalkan Karin, bisa-bisa sahabatnya itu marah-marah dengannya. "Marsha!" teriak Karin saat ia keluar kelas, ia langsung berlari ke arah Marsha. "Karin aku mendengarnya! telinga ku masih berfungsi dengan baik!" ucap Marsha ketus. Karin tersenyum lebar. "Lebih baik kita makan sek

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-27
  • Takdir Perjanjian Pernikahan   BAB 128 - CAKE BUATAN ANNETA

    Kini Frans berada di depan mansion Karin, setelah makan siang. Frans langsung mengantarkan Karin pulang. Awalnya Karin menolak, karena Karin selalu membawa mobil. Tapi seperti biasa, Frans langsung meminta sopirnya mengantarkan mobil Karin. "Frans, lebih baik kau pulang. Jangan masuk ke rumah ku. Ayah ku sangat galak." tukas Karin, ia sengaja menakuti Frans. Frans terkekeh pelan. "Orang tua mu tinggal di Indonesia. Kau disini bersama dengan pelayan. Lalu siapa yang kau maksud memarahi ku Karin?" "CK! bagaimana kau tahu aku tidak tinggal dengan orang tua ku? apa Marsha yang memberitahunya?" seru Karin kesal. "Aku sudah katakan pada mu Karin, aku tahu semua tentang mu. Jadi kau tidak perlu lagi menutupi sesuatu atau bersusah payah membohongi ku. Karena itu semua percuma. Aku sudah menyelidiki tentang diri mu." ujar Frans dengan penuh kemenangan. Ia memang sudah mencari tahu semua tentang Karin, jadi percuma jika Karin berbohong padanya. Ia pasti dengan cepat mengetahuinya. "Kau ini

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-27

Bab terbaru

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 528 – TA S2 - Ending Scene (TAMAT)

    Beberapa bulan kemudian... Tokyo, Japan... "Selena... Miracle... Hati-hati, jangan melempar bola salju seperti itu," seru Marsha memberikan peringatan pada kedua putrinya itu, yang tengah bermain salju. "Sean, jaga kedua adikmu. Jangan sampai mereka terluka," lanjutnya yang sedikit berteriak memperingatkan putra sulungnya itu, yang juga ikut bermain salju dengan Selena dan Miracle. "Sayang, Sean akan menjaga Selena dan Miracle dengan baik. Kau tenang saja," William merengkuh bahu Marsha seraya mengecup kening Marsha. "Lihatlah, Dominic masih tertidur pulas, meski tadi suaramu kencang. Tapi dia tetap tenang," ujarnya yang kini melihat ke arah Dominic yang tengah dalam pelukan Marsha. Marsha mendesah pelan, kemudian dia menatap Dominic yang masih tertidur pulas. Beruntung, putra bungsunya itu, tidak terbangun karena mendengar suaranya yang sedikit kencang memperingati ketiga anaknya. Ya, waktu berjalan begitu cepat. Kini Dominic berusia delapan bulan. William dan Marsha, sengaja men

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 527 – TA S2 - Extra Chapter V

    Suara tangis bayi memecahkan kesunyiaan dalam ruang operasi. Marsha meneteskan air matanya, kala mendengar suara tangis bayi laki-lakinya. Persalinan berjalan dengan lancar. Anak mereka lahir dengan selamat dan sempurna. William selalu mencium Marsha selama proses persalinan. Kebahagiaan William dan Marsha kini benar-benar begitu lengkap ketika mengetahui anak keempat mereka adalah laki-laki. "Nyonya Marsha, silahkan lakukan proses IMD." Dokter menyerahkan bayi mungkin itu ke dalam gendongan Marsha. Sesaat William menatap Marsha dengan tatapan yang begitu bahagia. Tidak pernah terpikir dalam hidup mereka, akan kembali merasakan kebahagiaan ini lagi."Dia mirip dengan Sean saat bayi," ucap William di telinga Marsha seraya memberikan banyak kecupan dipipi istrinya itu. "Terima kasih, sayang. Terima kasih telah memberikanku hadiah yang luar biasa."Marsha tersenyum dia terus mengusap lembut kepala bayi laki-lakinya itu. "Aku juga sangat bahagia, William. Melahirkan buah cinta kita adala

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 526 – TA S2 - Extra Chapter IV

    Marsha mematut cermin. Tubuhnya kini telah terbalut dress khusus wanita hamil yang membuat Marsha sangat nyaman. Ya, lagi dan lagi Marsha mengalami kenaikan berat badan cukup drastis. Berkali-kali suaminya mengatakan dirinya sangat cantik dan seksi saat hamil, namun Marsha tentu tidak akan percaya. Bagaimana tidak? Setiap kali Marsha menatap ke cermin, dia selalu melihat tubuhnya tampak begitu besar. Beruntung, kali ini adalah kehamilan yang terakhirnya. Memiliki empat anak sudah lebih dari cukup bagi Marsha. Padahal dulu, dia hanya menginginkan dua anak saja. Tapi William tidak akan pernah mau jika hanya dua anak. Bahkan hingga detik ini, William selalu meminta untuk kembali menambah anak. Marsha benar-benar tidak habis pikir dengan keinginan sang suami. "Setelah melahirkan, aku harus berolah raga. Aku tidak ingin gemuk seperti ini terus," gumam Marsha seraya mengusap perut buncitnya. "Sayang, Mommy sangat mencintaimu. Tenang saja, Mommy tidak akan menyalahkanmu karena kau membuat t

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 525 – TA S2 - Extra Chapter III

    Suara teriakan yang keras membuat Laura yang baru saja menata pajangan di rumahnya, langsung terkejut. Dengan cepat Laura mengalihkan pandangannya, menatap ke arah pintu rumahnya. Seketika Laura mengerutkan keningnya, melihat Lea yang baru saja pulang sekolah, dengan raut wajah yang marah melangkah masuk ke dalam rumah. "Ahg! Kenapa mereka itu menyebalkan sekali! Mereka menggangguku!" seru Lea dengan suara keras kala tiba di rumah. "Sayang? Kau kenapa?" Laura mendekat ke arah Lea, dia langsung mengelus lembut pipi putrinya itu. "Tidak baik, gadis cantik masuk ke dalam rumah dengan wajah yang kesal. Sekarang katakan pada Mommy ada apa dan di mana Ken? Kenapa Ken tidak pulang bersama denganmu?" Lea mendengus, dia mencebikan bibirnya. "Ken masih berada di sekolah. Ada khursus yag harus dia ikuti. Mommy, aku rasanya ingin pindah sekolah saja. Aku tidak mau bersekolah di sekolah yang sama dengan Ka Sean. Aku pusing, Mommy!" Laura menautkan alisnya menatap bingung Lea. "Kenapa, sayang?

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 524 – TA S2 - Extra Chapter II

    "Mommy..." Seorang anak perempuan berusia empat tahun berlari menghampiri Karin yang tengah memasak di dapur. Disusul dengan anak laki-laki yang juga berusia empat tahun, ikut berlari menghampiri Karin. Karin yang baru saja selesai masak, dan hendak meletakan makanan di atas meja, dia langsung mengalihkan pandangannya kala ada yang memanggilnya. Seketika senyum di bibir Karin terukir, melihat kedua anaknya tengah menghampirinya. Dengan cepat Karin langsung membuka tangannya dan memberikan pelukan hangat pada kedua anaknya itu. "Kelvin... Charlotte... Kalian sudah pulang?" Karin memberikan banyak kecupan pada kedua anaknya itu. "Ya, Mommy. Kami sudah pulang," jawab Kelvin dan Charlotte bersamaan seraya memeluk erat tubuh Karin. "Bagaimana hari kalian di sekolah? Apa kalian selalu bersama Selena dan Miracle?" tanya Karin sambil mengelus lembut pipi Kelvin dan Charlotte. Kelvin Frans Geovan dan Charlotte Frans Geovan, anak kembar dari Frans dan Karin yang berusia empat tahun ini ben

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 523 – TA S2 - Extra Chapter I

    Lima Tahun Kemudian..."Astaga, Miracle. Hentikan bermain dengan pisau! Nanti kau terluka, Miracle!" Suara Marsha berseru dengan nada yang keras, agar putri kecilnya itu menghentikan bermain dengan pisau. Vanessa Miracle William Geovan, sejak kecil William mengajarkan bela diri pada Miracle, demi melindungi dirinya sendiri. Tentu William melakukan itu semua karena Miracle tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik. William selalu waspada jika suatu saat ada yang berusaha mencelakai putrinya. Namun, Miracle sangat berbeda dengan Selena, saudara kembarnya yang berambut pirang, memiliki sifat yang begitu lemah lembut. Sangat sulit bagi William, mengajarkan Selena bela diri, karena berkali-kali Selena akan selalu terluka. Itu kenapa Willliam lebih memilih menjaga Selena dengan banyak pengawal yang mengikuti putrinya itu. "Mom, aku bisa melempar pisau di papan tepat sasaran. Aku hebat, kan, Mom?" Miracle tersenyum bangga, kala pisau yang dia lempar ke papan, tepat sasaran. Kemudian, dia pun

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 522 – TA S2 - Perfect Ending

    Karin menatap keindahan Canada's sugar beach. Sudah sejak beberapa hari lalu dirinya ingin pergi ke pantai ini. Tapi dia terpaksa menunda karena Frans disibukan dengan pekerjaannya. Dengan kaki telanjang, dan perut yang membuncit Karin melangkah melusuri pantai. Ya, kini kandangan Karin memasuki minggu ke tiga puluh empat. Selama kehamilan ini. Karin dilarang untuk melakukan kegiatan berat. Biasanya Karin menghabiskan waktu bersantai di rumah atau menonton film drama kesukannya. Jika Karin ingin keluar rumah, maka Frans harus ikut dengannya. Sejak hamil, sifat Frans memang begitu overprotective padanya. Dulu Karin berpikir, dia tidak akan pernah tahu bagaiamaa sifat seorang suami yang mengatasi istrinya yang tengah mengandung, tapi ternyata Tuhan begitu baik padanya, hingga memberikan kesempatan untuknya hamil. Kebahagiaan Frans dan Karin bertambah saat Dokter memberitahu dia hamil bayi kembar. Tentu Karin dan Frans begitu bahagia menyambut bayi kembar mereka. "Frans, kenapa kau tid

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 521 – TA S2 - Kebahagiaan Karin dan Frans

    "Karin, pagi ini aku berangkat lebih awal. Banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan menggantikan William. Beberapa hari ke depan, William tidak masuk ke kantor," ucap Frans seraya memakai dasi. Karin yang tengah duduk, dia bangkit berdiri mendekat ke arah Frans, dan langsung mengambil alih Frans yang tengah memakai dasi. "Aku mengerti, William pasti sedang menemani Marsha yang baru melahirkan. Saat ini Marsha benar-benar membutuhkan William berada disisinnya." Karin menepuk pelan dada Frans kala selesai memakaikan dasi suaminya. "Terima kasih sudah mengerti," Frans menarik dagu Karin, mencium dan melumat lembut bibir Karin. "Yasudah aku berangkat sekarang. Malam ini kau tidurlah duluan. Jangan menungguku." "Hati-hati. Kabari aku jika kau sudah di kantor. Jangan lupakan makan siangmu," balas Karin mengingatkan. Frans mengangguk. Kemudian, dia mengecup singkat bibir Karin, lalu melangkah keluar meninggalkan kamar. Karin hendak menemani Frans, namun, Frans memintanya untuk tetap di

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 520 – TA S2 - Welcome Baby Twins

    Suara tangis bayi memecahkan kesunyiaan dalam ruang operasi. Marsha meneteskan air matanya, kala mendengar suara tangis bayi kembarnya. Persalinan berjalan dengan lancar. Anak mereka lahir dengan selamat dan sempurna. William selalu mencium Marsha selama proses persalinan. Kebahagiaan William dan Marsha kini benar-benar begitu lengkap ketika mengetahui anak kembar mereka adalah perempuan. Hal yang membuat William bertambah bahagia adalah saat sang Dokter mengatakan anak kembar mereka bukanlah kembar identik. Anak perempuan pertama yang lebih dulu lahir memiliki rambut pirang seperti Marsha. Sedangkan anak perempuan kedua yang lahir, memiliki rambut coklat seperti William. Sungguh, William tidak menyangka, bayi kembarnya akan lahir dengan begitu special. Kini Marsha tidak akan lagi iri, karena sekarang, Marsha memiliki satu anak yang begitu mirip dengannya. "Nyonya Marsha, silahkan lakukan proses IMD." Dokter menyerahkan bayi mungkin itu ke dalam gendongan Marsha. Sedangkan William d

DMCA.com Protection Status