Share

Bab 5

Penulis: Rona Indriyani
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Kinar di buat putus asa karena sikap Gavin pada nya. Karena perbuatannya, Kinar gagal mendapatkan Gavin. Tak hanya seorang Abdi Negara, Gavin adalah calon pemimpin perusahaan yang akan menggantikan Papa nya Arkana Elvaro Aditama saat pensiun nanti. Beliau adalah pemimpin perusahaan ternama yaitu City Grup dan beberapa perusahaan lain yang berada di luar Jakarta.

Sedangkan Ibu nya yang bernama Kartika Ardila Wijaya merupakan pendiri bisnis kue Gachi. Toko kue milik keluarga Aditama tersebut telah sukses merajai pasar kue di Jakarta dan karena kesuksesan nya, GaChi telah membuka cabang lain di seluruh Indonesia. Atas latar belakang itulah yang membuat Kinar terus mengejar Gavin supaya kembali padanya.

Namun akhirnya Kinar menyerah, usahanya gagal. Tak seperti biasanya, Gavin sangat sulit untuk di taklukkan. Gavin yang biasanya sangat mudah memaafkan kini sudah tidak peduli lagi dan mengusirnya pergi. Kinar merasa harga dirinya di permalukan, ia pergi dengan wajah yang frustasi. Setelah kepergian Kinar yang cukup dramatis, pria itu berbalik arah dan menghadap Sena.

“Maafkan saya jika saya tadi kurang sopan dengan mengatakan jika kamu calon istri saya. Sungguh saya tidak bermaksud seperti itu, saya melakukannya karena terpaksa,” ucap Gavin meminta maaf dengan sungguh karena memang sikapnya tadi tidaklah sopan.

Tak ada jawaban dari Sena atas permintaan maaf membuat Chika mambantu Kakaknya bicara dengan Sena.

“Kak Sena, maafin kak Gavin tadi ya. Dia tidak bermaksud untuk membuat kak Sena terlibat. Wanita tadi sangat menyebalkan, jika Kak Gavin tidak mengatakan jika Kak Sena adalah calon istri Kak Gavin, pasti dia akan terus memohon dan tidak mau meninggalkan rumah Kak,” ucap Chika berharap agar Sena memaafkan Kakaknya.

“Ohh jadi ini pria yang bernama Gavin, kalo saja dia bukan anak dari bosku, sudah habis dia,” batin Sena yang masih jengkel karena pria di depan nya itu seenaknya berbicara.

“Hmm iya tidak apa-apa, cuma lain kali jangan diulangi lagi. Kalo bukan saya mungkin anda sudah di maki-maki,” sambung Sena dengan wajah kesal.

“Tapi kalo beneran si gpp Kak,” lirih Chika yang setuju jika Sena adalah calon iparnya.

“Iya saya akan menjaga perilaku di lain hari, sekali lagi maaf dan terimakasih sudah membantu,” imbuh Gavin merasa tidak enak.

“Kapan aku membantunya,” batin Sena lagi.

Tak mau urusannya panjang, Sena pamit untuk kembali kerja.“Kalau begitu saya pamit. Dek Kakak balik ke Gachi dulu ya, masih banyak kerjaan soalnya,” pamit Sena pada Chika.

“Okee kak, hati-hati dijalan.” Ucap Chika sambil melambaikan tangan ke arah Sena.

“Makanya Kak kalau cari pacar itu yang benar, nyesel kan punya mantan modelan kaya begitu,” sindir Chika sambil meninggalkan Gavin yang masih berdiri di ruang tamu.

Malam pun tiba, keluarga besar Aditama makan bersama setelah sekian lama. Namun makan malam yang seharusnya dihiasi dengan keceriaan dan kehangatan kini terasa berbeda. Saat menunggu kedatangan Mama dan Papa nya, wajah Gavin  terlihat sendu. Masalahnya dengan Kinar membuat mood nya berantakan.

Dia tidak nafsu makan padahal Gavin lah yang sejak awal paling bersemangat, karena di moment ini sebetulnya gavin ingin mengatakan pada keluarga nya jika dia ingin melamar Kinar. Namun apa daya semuanya gagal karena penghianatan.

“Gavin maafkan Papa dan Mama karena tadi tidak ikut menjemput kamu waktu sampai di Bandara. Papa sama Mama ada urusan yang tidak bisa di tinggalkan,” ucap Pak Arka menyesal karena tidak menjemput anak laki-laki nya saat tiba di Bandara.

“Tidak masalah Pa. Ada Chika yang sudah menjemputku tadi,” balas Gavin sambil menghampiri Pak Arka dan Bu Dila lalu mencium dan memeluk dengan hangat.

“Gavin kamu kenapa wajah kamu murung begitu, tidak biasanya? Roti yang kamu pesan juga tidak dimakan,” tanya Ibu Dila merasa aneh dengan Gavin malam itu.

“Tidak Ma. Aku tidak apa-apa,” jawab Gavin yang masih menyembunyikan hubungannya dengan Kinar.

“Benarkah. Mama tahu jika kamu sedang ada masalah, coba ceritakan pada kami,” sambung Bu Dila mencoba membujuk Gavin untuk bercerita tentang masalahnya.

“Sebetulnya Kak Gavin ada masalah sama Kak Kinar Ma,” sahut Chika lalu memasukkan sesuap nasi ke dalam mulutnya.

“Masalah apa itu? Apakah masalah yang serius?” tanya Bu Dila yang penasaran dengan masalah Gavin dengan Kinar.

“Kak Gavin di selingkuhi oleh wanita itu. Dan tadi siang baru saja putus Ma,” sambung Chika sambil tersenyum.

“Tega sekali Kinar melakukan itu Vin,” sahut Bu Dila sambil tersenyum ke arah Chika karena lega mendengar kabar baik tersebut.

“Ya akhirnya kelakuan buruk wanita itu bisa terlihat sendiri oleh Kak Gavin. Sudah dari dulu aku mengetahui itu namun percuma aku berbicara dengan Kak Gavin karena pasti tidak akan percaya denganku,” sindir Chika pada Gavin yang masih lesu dan tidak membalas sindirian Chika.

“Sudah, tak mengapa Ka. Cepatlah bangkit dan lupakan Kinar. Tuhan masih selamatkan kamu dari wanita seperti Kinar. Jadi lebih baik kamu syukuri atas kejadian ini,” sahut Pak Dhanu yang meminta Arka untuk tidak terlarut dalam masalah tersebut.

“Iya Pa,” sambung Gavin yang tidak membantah perkataan Pak Dhanu.

“Dan sesuai dengan janji kamu. Kesepakatan kita sebelum kamu bertugas di Lebanon harus di tepati Vin,” ucap Pak Dhanu sambil tersenyum dengan penuh kemenangan karena hubungan Gavin dengan Kinar selesai.

Sebelum Gavin berangkat tugas di Lebanon, Pak Arka dan Bu Dila sempat menegur Gavin supaya menjauhi Kinar karena sifat wanita itu tidak baik. Gavin yang tersulut emosi membangkang orang tuanya. Sampai akhirnya Pak Arka memberi tantangan, jika hubungannya dengan Kinar berakhir maka Gavin sepakat jika dirinya menerima perjodohan yang sudah di siapkan oleh Pak Arka dan Bu Dila. Namun jika hubungannya dengan Kinar bisa serius sampai ke jenjang pernikahan orang tuanya akan merestui.

Bab terkait

  • Takdir Cinta Seorang Prajurit   Bab 6

    Di tempat lain, Sena tengah makan malam seorang diri. Sena yang tidak menyukai suasana yang sepi harus menyalakan TV agar ia merasa tidak kesepian. Saat makan sendiri di rumah, terkadang Sena teringat akan kenangan sewaktu makan bersama dengan Ayah, Bunda dan kedua Adiknya dengan penuh kehangatan dan keceriaan. Waktu begitu cepat berlalu, dua tahun adalah waktu yang singkat untuk Sena. Ya dua tahun yang lalu seluruh keluarganya meninggal karena kecelakaan. Sena masih ingat saat-saat terakhir kepergian keluarganya waktu itu. Kedua Adik kembarnya yang masih berumur sembilan tahun ingin bermain di mall, karena Sena ada jadwal kuliah di hari itu, akhirnya Ayah dan Bundanya yang mengantarkan ke mall. Namun saat perjalanan pulang dari mall, naas mobil yang di tumpangi keluarganya di tabrak truk berlawanan arah yang mengalami rem blong. Mobil keluarga mereka terjungkal sampai beberapa meter dan mobilnya rusak parah.

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Takdir Cinta Seorang Prajurit   Bab 7

    Pria yang bernama Bagas itu hanya terdiam dan masih menatap terkejut Sena yang secepat kilat meninggalkan dirinya. Wanita itu menghela napas lega karena bisa menjauh dari Bagas, ada sedikit sesal saat dia bertemu dengan Bagas yang tak lain mantan tunangannya. Rasa trauma yang selama ini ia kubur harus kembali muncul dalam sekejap. “Sena, kamu sedang apa? Apakah kamu baik-baik saja?” Tanya Bu Dila dengan suara lembutnya. Suara dan sentuhan di pundaknya, membuat Sena terkejut saat sedang menetralkan perasaannya. “Ehh Bu Dila. Saya tidak apa-apa Bu, mungkin kecapean saja karena alhamdulilah toko hari ini ramai,” jawab Sena yang berusaha menyembunyikan perasaannya. “Jika memang kamu tidak enak badan, istirahatlah Sena,” perintah Bu Dila lembut. “Iya Bu,” jawab Sena sambil menganggukan kepalanya. Sena melanjutkan perkerjaannya sampai menjelang sore, pe

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Takdir Cinta Seorang Prajurit   Bab 8

    Sepanjang perjalanan di mobil Gavin hanya hening, mereka larut dalam pikiran masing-masing. Sena masih tidak menyangka jika hari ini bertemu dengan Bagas. Kecemasan dan ketakutannya kembali menguasai hatinya. Wanita cantik yang mempunyai lesung pipi itu takut jika Bagas akan kembali menerornya.Laki-laki kasar itu mulai menerornya setelah satu tahun kepergiannya. Ia mengirimkan pesan mengancam pada Sena. Tak jarang Bagas mengirimkan bunga ke rumahnya. Entah apa tujuan Bagas melakukan itu. Yang pasti teror itu membuatnya takut dan gelisah.Sedangkan laki-laki yang duduk di sampingnya, fokusnya harus terbagi menjadi dua. Setengah pikirannya fokus mengemudi sedangkan setengah pikirannya bertanya-tanya siapa pria yang berani kasar terhadap wanita yang kini bersamanya. Ingin bertanya pada Sena, namun rasanya tidak patut. Entah mengapa, Gavin ingin melindungi Sena.Tidak membutuhkan waktu lama, kini mobil yang mereka tumpangi

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Takdir Cinta Seorang Prajurit   Bab 9

    “Maaf, apakah Ibu tidak salah mengatakan itu pada saya,” ujar Sena yang ingin memastikan pernyataan Bu Dila padanya. “Tidak. Apakah kamu bersedia Sena?” tatapan mata berharap Bu Dila membuat Sena tidak enak hati untuk mengatakannya. “Maaf Bu Dila, bukan saya mau menolak. Tetapi saya belum siap untuk menikah. Lagi pula saya tidak mengenal pria yang akan di jodohkan pada saya. Saya takut jika kita berbeda cara pandang dan mungkin kami akan kesulitan dalam menjalani hidup berumah tangga,” sambung Sena dengan hati-hati agar Bu Dila tidak tersinggung. Dengan tersenyum, Bu Dila mencoba membujuk Sena agar bersedia jika ia di jodohkan,“Iya saya mengerti problem yang kamu maksud. Kamu percaya saya bukan Sena, sudah berapa lama kamu kenal saya. Saya menjodohkan kamu demi kebaikan kamu dan juga keluarga saya. Yang terpenting kamu dan laki-laki yang akan saya jodohkan bertemu terlebih dahulu. Jika memang kamu tidak menginginka

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Takdir Cinta Seorang Prajurit   Bab 10

    “Ma, ini terlalu cepat. Baru saja kemarin malam Papa mengatakan itu,” Gavin merasa keberatan dengan perintah Papa dan Mamanya kali ini. “Kamu menolak Gavin?” terdengar Bu Dila tidak menyukai perkataan Gavin. “Bukan seperti itu Ma. Hanya saja ini terlalu cepat, aku belum siap untuk itu,” Gavin menolak permintaan Mamanya. “Untuk kali ini tidak ada penolakan. Jangan membuat Papa dan Mama malu, Gavin. Susah payah Mama bujuk wanita itu untuk bertemu dengan kamu,” suara Bu Dila terdengar kesal. “Nanti Mama kirim lokasi cafenya, kamu harus datang, Assalamualaikum.” Bu Dila mematikan telfon tanpa mendengarkan persetujuan Gavin. Gavin merasa kesal, mengapa harus secepat itu orang tuanya mengenalkan wanita itu padanya. Bagaimana jika wanita yang akan di jodohkan padanya tidak seperti yang di harapkannya. Ah salahkan dirinya juga karena telah menerima tantangan dari Papanya waktu

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Takdir Cinta Seorang Prajurit   Bab 11

    Mendengar pernyataan Gavin, keluarga Aditama sangat bahagia. Keinginan mereka kali ini tidak di bantah oleh Gavin. Mereka akan mendapatkan menantu yang memang baik dan memiliki sifat yang penyabar. Sena di nilai mampu menjadi penenang Gavin yang mempunyai sifat keras kepala.“Mama lihat kamu sangat bahagia dengan perjodohan ini Gavin. Bukankah tadi siang kamu sempat menolaknya. Ah Mama tahu, apakah karena wanita itu adalah Sena, makanya kamu tidak bisa menolak?” sindir Bu Dila yang membuat Gavin salah tingkah. Apalagi, Sedari tadi Sena terus menatapnya.“Mama tidak perlu meledekku seperti itu,” Gavin menjawab ledekan Mama dengan tenang agar gaya coolnya tidak tercemar.“Tapi sepertinya Sena akan menolaknya Pa, Ma. Karena sedari tadi aku melihat Sena terus diam. Tatapan matanya juga seperti tidak menginginkan perjodohan ini,” tambah Gavin menatap Sena.Sena merasa g

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Takdir Cinta Seorang Prajurit   Bab 12

    Saat ini mereka tengah dalam perjalanan pulang. Mobil mewah milik Gavin menerjang dataran kota Jakarta. Di dalam mobil tersebut, mereka diam tanpa mengeluarkan sepatah kata. Di dalam pikiran mereka banyak sebuah pertanyaan yang tersimpan di dalamnya. Ingin bertanya, namun mereka urungkan karena rasa canggung yang menguasai. Tidak terasa mobil yang mereka tumpangi telah sampai di depan rumah Sena. Kedua insan yang baru saja terikat dalam perjodohan tersebut keluar dari mobil itu. Sepatah kata mereka lontarkan sebelum perpisahan sesaat. “Terimakasih Mas sudah mengantarkan aku,” Sena memperlihatkan senyum ramah pada Gavin. “Iya Sena,” Gavin membalas senyuman Sena. Senyuman manis yang membuat Sena semain terpesona pada Gavin. “Besok saya akan jemput kamu untuk mempersiapkan pernikahan kita,” tambah Gavin mengingatkan Sena untuk melengkapi syarat-syarat pengajuan pernikahan, mengingat Gavin adalah

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Takdir Cinta Seorang Prajurit   Bab 13

    Hari semakin cepat berlalu. Persiapan menuju hari bahagia itu semakin dekat. Rasa lelah tidak begitu mereka rasakan karena semua persiapan sudah ada yang menghendel. Pak Arka dan Bu Dila sudah mempercayakan orang suruhannya untuk mengantur segala sesuatu. Seperti gedung, dekor, catering sampai souvenir. Sena dan Gavin hanya datang membawa badan saja untuk masalah pernikahan mereka. Gavin dan Sena saat ini sedang mengikuti tahapan akhir serangkaian pemeriksaan dan tes dalam mengajukan syarat pernikahan yaitu Menghadap Panglima Divisi Infanteri 2 Kostrad untuk menerima pengarahan dan mendapatkan ijin menikah. Banyak wejangan yang mereka terima dari Panglima Divisi Infantri. Mereka memberikan pengarahan dan gambaran kehidupan setelah menikah. Terutama kepada Sena yang akan menjadi istri seorang Abdi Negara. IstriprajuritTNImemiliki tanggung jawab yang tidak mudah. Mereka harus mendampingi kinerja sang suami dan turut berga

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • Takdir Cinta Seorang Prajurit   Bab 43

    Tidak lama kemudian mereka telah sampai di lataran makam. Gavin memakirkan mobilnya lalu mengambil bunga di kursi belakang yang sebelumnya mereka beli saat di perjalanan. Mereka pun turun dan berjalan menuju makam keluarga Sena. Sesampainya di gerbang makam, langkah Sena terhenti dan mendekat pada Gavin lalu menggengam lengan Gavin dengan erat.Dengan spontan Gavin melihat ke arah Sena karena genggaman itu semakin erat. Wajah Sena terlihat ketakutan dengan sorot matanya yang tidak lepas dari satu titik. Gavin yang penasaran pun melihat ke arah Sena tuju. Dalam penglihatan Gavin, ada seorang laki-laki yang duduk di sebuah makam sambil tertunduk.“Sena, apakah ada sesuatu yang membuat kamu terganggu?” Gavin yang tidak mengerti dengan situasi itu akhirnya menanyakannya pada Sena.“Mas itu Bagas,” balas Sena terlihat panik dan mengeluarkan suara yang dapat di dengar oleh Bagas. Melihat Bagas, Sena merasa trauma dan takut jika Bagas akan menculiknya lagi.“Apa kamu tidak salah lihat?” tany

  • Takdir Cinta Seorang Prajurit   Bab 42

    “Mas, apakah perkataanku membuat kamu merajuk?” ujar Sena sambil berbalik mengusap pipi Gavin dengan lembut. Sena ingin malam itu adalah malam di mana mereka saling mengutarakan perasaan.Pertanyaan Sena sama sekali tidak di hiraukan oleh Gavin. Pria itu justru berbalik badan sehingga membelakangi Sena. Sena yang mengetahui situasi itu hanya tersenyum melihat kelakuan suaminya.“Mas, aku memang sempat ragu tentang pernikahan kita. Namun sikap yang selama ini kamu tunjukkan, membuat keraguanku semakin memudar dan aku sangat bersyukur Tuhan mengirimkan kamu untukku. Maaf jika kata-kataku tadi telah menyakiti hatimu,” tambah Sena mengatakan isi hatinya dengan tulus.“Aku percaya padamu mas. Berbalik badanlah, sikap kamu sangat lucu seperti anak kecil saja,” ujar Sena meledek Gavin sambil memberi sedikit sentuhan menggelitik di perutnya.“Apa yang kamu katakan itu tidak berbohong?” ujar Gavin yang belum mengubah posisi badannya. Gavin terlihat sedikit ragu dengan perkataan Sena,“Apakah k

  • Takdir Cinta Seorang Prajurit   Bab 41

    Sudah beberapa tempat sudah Gavin telusuri namun tidak juga menemukan istrinya. Gavin sangat menyesal, Sena meninggalkan pesta pernikahan itu pasti semua itu karena ulahnya. Sembari Gavin berjalan untuk menemukan Sena, pria itu mengambil benda pipih disakunya. Gavin mencoba menghubungi ponsel Sena sambil pandangan matanya selalu awas.Sudah sekian kalinya Gavin menelfon Sena namun tidak kunjung diangkat. Gavin semakin khawatir dengan Sena karena belum juga mendapatkan kabar darinya. Gavin yang tidak ingin menyerah, terus mencoba menghubungi Sena.“Hallo,” akhirnya Sena mengangkat telfon Gavin. Terdengar suara lembut itu dari seberang telfon.“Sena, kamu dimana?” tanya Gavin yang masih cemas dengan Sena.“Aku dimobil mas sama papa dan mama,” jawab Sena.“Saya segera menyusul,” Gavin mematikan telefon dan berlari kecil untuk menyusul Sena. Gavin sudah tidak sabar untuk menjelaskan tentang kejadian dirinya bertemu dengan Kinar pada Sena. Chika yang sedari tadi mengikuti Gavin di belakang

  • Takdir Cinta Seorang Prajurit   Bab 40

    Setelah beberapa langkah wanita itu membawa Gavin di tempat yang lebih sepi. Setelah mereka berhenti, wanita itu berbalik badan menghadap pada Gavin. Setelah Gavin benar-benar melihat dan memastikan bahwa wanita itu adalah Kinar, Gavin menepis tangannya yang masih di genggam oleh Kinar.“Gavin tolong dengarkan penjelasan aku, aku mohon,” ujar Kinar yang akhirnya mengeluarkan sepatah kata untuk berbicara dengan Gavin. Kinar kembali berusaha untuk menyakinkan Gavin untuk percaya padanya. Dan Kinar berusaha agar Gavin bersedia untuk kembali padanya.“Bicaralah,” beberapa kata Gavin menolak untuk bicara dengan Kinar pasti hasilnya akan tetap sama, Kinar pasti akan memaksanya untuk terus mendengarkan penjelasannya. Dengan sikap tenang dan santai Gavin mempersilahkan Kinar untuk membela diri.“Kamu tau Gavin, semenjak kita pisah aku sama sekali tidak semangat untuk menjalani kehidupan aku sehari-hari. Waktuku terasa hampa ketika kamu pergi menjauh dari hidup aku. Seandainya waktu itu kamu p

  • Takdir Cinta Seorang Prajurit   Bab 39

    Hari semakin larut dan mereka sudah menyelesaikan makanan tanpa ada sisa. Kedua pasutri itu akhirnya pulang ke rumah. Dalam perjalanan, Gavin di temani oleh cerewetnya Sena. Istrinya banyak sekali bicara malam itu. Gavin sudah mulai terbiasa dengan ocehan istrinya tersebut dan Gavin mendengarkannya dengan senyum, menurutnya cerita Sena lucu. Namun tidak jarang Gavin juga bercerita tentang kehidupan masa lalunya pada Sena. Hubungan yang semakin membaik dan dekat setelah beberapa bulan mengenal.Kurang lebih setengah jam mereka telah sampai di kediaman keluarga Aditama. Gavin dan Sena saling membantu untuk menurunkan barang bawaan mereka. Kedatangan Gavin dan Sena di sambut hangat oleh keluarga Aditama. Kepergian singkat mereka ternyata membuat rumah itu menjadi sunyi. Mereka kehilangan sosok yang mampu membuat rumah itu banyak kegiatan.“Akhirnya anak mama pulang juga,” sambut bu Dila sambil memeluk Gavin dan Sena secara bergantian.“Apa terjadi macet, sampai kalian pulang larut malam

  • Takdir Cinta Seorang Prajurit   Bab 38

    Sudah beberapa baju Sena coba saat itu. Kini badannya sudah mulai lelah. Dengan memasang wajah kasihan, Sena berusaha membujuk Gavin agar menyudahi menjajal baju lain.”Mas aku lelah. Tolong sudahi untuk mencoba baju lain,” ucap Sena berharap. Membeli baju baru memang menyenangkan namun jika terlalu banyak seperti yang Gavin tunjuk, membuat Sena tidak sanggup.“Baiklah,” ujar Gavin tidak tega melihat wajah Sena yang sudah terlihat lemas.“Mbak, saya akan membeli semua baju yang sudah di coba istri saya,” ucap Gavin pada pelayan itu. Dengan senyum ramah pelayan itu mengangguk lalu memberikan arahan untuk Gavin dan Sena menuju kasir.“Mas itu telalu banyak, pilih satu saja,” tolak Sena. Dalam keadaan yang sudah lelah Sena masih saja berdebat dengan keinginan Gavin untuk membelikan sejumlah baju dan tas. “Tidak mengapa, kamu sudah menjadi bagian hidup saya jadi sudah kewajiban saya membahagiakan kamu,” jelas Gavin lalu berjalan menuju kasir untuk membayar.Pipi Sena merona tak kala men

  • Takdir Cinta Seorang Prajurit   Bab 37

    Tak terasa waktu menonton telah selesai, kurang lebih satu jam Gavin dan Sena menikmati pemutaran film tersebut. Film komedi yang menarik untuk di tonton karena dapat membuat mood seseorang menjadi bagus. Setelah Gavin dan Sena keluar dari bioskop, kini mereka sedang berjalan-jalan keliling mall untuk menikmati dan melihat seisi mall itu.“Tadi filmnya seru ya Mas?” celetuk Sena bertanya pada Gavin. Sena ingin mengetahui kesan Gavin menonton film itu. Di lihat dari jalannya pemutaran film, seharusnya Gavin akan memuji kelucuan film itu.“Iya lumayan,” jawab Gavin. Jawaban Gavin tidak sesuai dengan dugaan Sena. Seperti biasa, Gavin menjawabnya dengan wajah yang datar.“Lumayan tapi sepanjang pemutaran film kamu tertawa terus mas,” goda Sena sambil singkutnya menyenggol badan Gavin. Godaan Sena membuat sikap Gavin berubah kikuk. Karena salah tingkahnya, Gavin tidak menjawab dan memilih u

  • Takdir Cinta Seorang Prajurit   Bab 36

    Lomba hari kedua telah selesai dengan menyenangkan. Kejadian lucu selama lomba berlangsung membuat banyak gelak tawa terukir pada wajah perserta. Lomba bersama ibu-ibu memang memunculkan beragam ekspresi unik. Untuk lomba kali ini di menangkan oleh kelompok tiga, meskipun kelompok Sena tidak memenangkan lomba, itu tidak masalah untuknya. Yang terpenting baginya dengan lomba ini membuat dirinya dan bu Ulfa saling mengenal. Menurut Sena tidaklah buruk akrab bu Ulfa, mendekati bu Ulfa hanya perlu pendekatan dan juga perhatian.Saat ini Gavin tengah keluar ruangan untuk mencari udara segar setelah menyelesaikan pekerjaannya. Badannya kala itu terasa sangat pegal karena sepanjang hari selalu berhadapan dengan laptop dan berkutat dengan tumpukan kertas. Rasa lelahnya sedikit terobati ketika mendapati istrinya sedang beristirahat. Kegiatan lomba yang melelahkan itu membuat keringat Sena bercucuran di area sekitar wajah dan leher.Untuk merasakan an

  • Takdir Cinta Seorang Prajurit   Bab 35

    Pagi itu Sena awali dengan bangun lebih awal, wanita itu memulai memasak untuk sarapan pagi. Sebelum menginap di asrama, Gavin sudah mempersiapkan kebutuhan sehari-hari. Sehingga Sena tidak perlu lagi keluar rumah untuk membelinya. Gavin yang sudah cocok dengan masakan istrinya, meminta Sena untuk memasak dan tidak ingin membeli makanan di luar rumah.Tangan lihai Sena membuat masakannya cepat matang dan siap di hidangkan. Selesai memasak ia membersihkan diri karena pagi ini akan mengikuti acara senam bersama dan lomba sesama ibu Persit. Sena sangat antusias mengikuti acara itu, berbaur dengan ibu Persit membuat harinya tidak jenuh. Dengan bergegas Sena mempersiapkan dirinya supaya tidak terlambat. Sena juga tidak ingin dianggap kurang disiplin apalagi menyandang status istri Kapten.“Mas sarapannya sudah aku siapkan di meja makan,” ucap Sena sedikit berteriak. Sena masih sibuk memoles wajahnya dengan make up tipis.

DMCA.com Protection Status