Hal yang paling sulit dalam mencintai adalah memulainya. Memulai untuk berterus terang atau memilih untuk mundur sebelum cinta itu dikumandangkan. (Aiman – Sang Penjaga Hati)Aiman tidak menyangka kalau selama satu bulan lebih ia tidak menemui Anisah ternyata gadis itu sedang sakit parah. Selama itu memang ia sibuk menata hati untuk segera mengambil keputusan besar dalam hidupnya. Melanjutkan taaruf atau membatalkan.“Saya atas nama Anisah memohon maaf sebesar-besarnya pada Nak Aiman. Maaf, Nak. Saya tidak tahu kalau selama ini Anisah mengudap kanker. Ia sangat pintar menyembunyikan penyakitnya dari kami,” ungkap Ustaz Fitrah sedih. “Saya yang seharusnya minta maaf pada Ustaz sekeluarga. Karena kesibukan saya akhir-akhir ini sehingga tidak pernah menemui Anisah.Ustaz Fitrah menangis tergugu. Aiman semakin sungkan dan merasa bersalah. Padahal bukan karena itu Ustaz Fitrah menangis.“Ustaz ...,” lirihnya.“Nak, maafkan Anisah sudah membohongimu selama ini,” ungkapnya lirih. Aiman s
Waktu akan terus berjalan meski duniamu tak mengizinkan itu, tapi Allah mempunyai rencana sendiri. Jangan terlalu meratapi sebuah kata pisah karena sebabnya akan ada sapaan yang datang dan akan lebih indah.(Sang Penjaga Hati)***Sesuai janjinya kemarin pada Ustaz Fitrah, saat ini Aiman berada di rumah sakit tempat Anisah menjalani perawatan. Kondisi wanita manis berlesung pipi itu semakin memburuk. Anisah sangat pintar menyembunyikan penyakit. Bahkan kepalanya sudah tidak berambut, kedua orang tuanya sama sekali tidak tahu itu. Ia selalu memakai hijab untuk menutupi, meskipun ada di dalam rumah yang hanya ada sang ayah. Anisah akan melepas hijab saat berada di dalam kamar dan mengunci pintu kamar itu saat ia berada di dalam.Aiman mengetuk pintu ruang rawat inap Anisah. Ustaz Fitrah yang mendengar pintu diketuk segera membuka. Ia tersenyum senang saat melihat orang di balik pintu itu adalah Aiman. “Assalamualaikum, Ustaz,” sapa pemuda tampan itu sambil tersenyum tulus.“Wa'alaik
Sesuatu yang terbaik dan terindah di dunia ini tidak bisa dilihat dan didengar. Namun, harus dirasakan dengan hati. Itulah cinta. (Aiman – Sang Penjaga Hati (Kepentok Cinta Sopir Penghafal Alquran)Satu bulan sudah Anisah meninggal. Setelah mengikuti tahlil dengan ditemani Edi selama tujuh hari. Pemuda tampan berlesung pipi itu tidak pernah lagi mengunjungi Ustaz Fitrah.Liburan Alika sudah berakhir dua minggu yang lalu. Namun, sampai saat ini gadis cantik bermata hazel itu tidak menghubunginya. Jujur, Aiman sangat merindukannya. Namun, untuk bertanya pada Devina dan Ambar, ia malu. Aiman selalu memeriksa ponselnya setiap pagi. Mungkin saja Alika menghubungi. Namun, semua itu percuma. Nyatanya Alika tidak pernah menghubunginya. “Sudah mulai bekerja lagi? Non Alika sudah pulang ke Indonesia?” tanya sang ibu yang melihat Aiman rapi pagi ini. Ia bertanya begitu karena Aiman akan mengunjungi kafenya tidak sepagi ini.“Aku belum tahu, Bu. Alika sudah pulang atau belum, karena dia bel
Kamu adalah gadis yang menjadi alasan kenapa aku tidak mencintai gadis lain. Sayangnya aku baru menyadari kalau cinta ini bertepuk sebelah tangan.(Aiman – Sang Penjaga Hati Kepentok Cinta Sopir Penghafal Alquran)***Aiman tersenyum lega setelah mengungkapkan perasaannya terhadap Alika pada kedua orang tua gadis itu. Ia tidak menyangka Abizar dan Devina merestuinya dengan syarat harus bisa menjaga Alika. Namun, keduanya menyerahkan kembali keputusan itu pada sang putri. Aiman disuruh untuk menemui gadis itu di rumah Rayyan.Saat ini pemuda tampan yang memakai kemeja navy itu berdiri di depan pintu gerbang rumah mewah Rayyan dan Afikah.“Mas Aiman ya?” tanya Mang Bayu. Satpam yang merangkap tukang kebun di rumah Rayyan.“Iya, Mang. Ini saya,” jawabnya.“Mas Aiman kenapa enggak langsung bunyiin klakson biat saya bukain pintunya,” ucap Mang Bayu. Aiman memang sering diajak Devina dan Ambar ke rumah ini sehingga Mang Bayu sudah kenal dengannya.“Iya, Mang. Aku mau bertemu Alika. Oma
Lebih baik menghilang daripada redup. Lebih baik pergi daripada semakin terluka. Aku menjauh karena tidak ingin hati ini lebih jauh lagi untuk tersakiti.(Aiman – Sang Penjaga Hati (Kepentok Cinta Sopir Penghafal Alquran))Aiman meninggalkan rumah Rayyan dengan hati yang terluka. Rasanya sakit sekali.“Dek, ada apa dengan Aiman? Bahkan dia tidak pamit padaku, padahal tahu kalau aku ada di ruang keluarga,” tanya Afikah heran. Selama ini ia mengenal Aiman adalah pemuda yang sholeh dan menjunjung kesopanan.“Aku enggak tahu, Kak. Mungkin saja ada sisi buruk darinya yang tidak Kakak ketahui dan sekarang sudah mulai terbuka,” ucap Alika.“Kakak pikir Aiman tidak seperti itu, Dek.”Alika menghembuskan napas kasar. Hatinya gelisah, kecemburuan membutakan hati. Ia tidak menyangka apa yang ia katakan tadi pada Aiman akan berujung penyesalan.“Kak, aku mau pulang ke rumah. Toh, Kak Aiman sudah tahu aku kembali. Tolong jemput Oma, ya.”“Kamu enggak menginap lebih lama lagi di sini, Dek?” t
Menikah itu ibadah, sesuatu yang sakral dalam hidup kita. Mencintai itu takdir, hal yang tidak bisa diterka kedatangannya. Kamu bisa berencana menikahi siapa yang kamu harapkan, tapi tidak dapat merencanakan cintamu untuk siapa.(Aiman – Sang Penjaga Hati)***Setelah menyelesaikan urusan dengan Edi, Aiman pamit pulang. Ia segera membereskan pakaian yang akan dibawa selama ada di kampung, tidak banyak yang ia bawa karena di kampung masih banyak pakaiannya.Aiman melihat kedua orang tuanya baru datang dari kafe mereka. Ia berniat mengutarakan niatnya. Berharap mereka mendukung keputusannya.“Bu, Pak ...,” panggilnya.“Lho, tumben sudah ada di rumah, Nak?” tanya Rifka.“Iya, Bu. Ada yang perlu Aiman bicarakan pada kalian berdua,” ucapnya.“Ya sudah kita bicara di ruang keluarga saja!” ajak Miftah.Aiman segera mengatakan niatnya pulang ke kampung halaman untuk mengajar di pesantren menggantikan sementara Ustaz Thoriq yang melanjutkan studinya di Mekkah.“Kamu yakin, Nak. Dengan kep
Kecewa adalah saat kamu merasakan kehilangan, meskipun kamu tidak memilikinya sejak awal. Rasa kehilangan seseorang yang berarti dalam hidup kita.(Alika – Sang Penjaga Hati)Setelah Alika cukup tenang. Devina dan Abizar bersiap mengantarkan sang putri ke rumah Aiman. Sebenarnya Afikah dan Rayyan ingin sekali ikut bersama kedua buah cinta mereka dan juga Ambar. Namun, Abizar mencegahnya.“Kalau kita semua ikut ke sana, kedua orang tua Aiman akan terkejut dengan kedatangan kita semua. Mending Papa dan Mama saja yang ke sana bersama Alika,” ucap Abizar memberi pengertian. Rayyan dan Afikah pun bisa mengerti dan menerima keputusan sang papa.Pukul 10 Abizar, Devina dan Alika sampai di rumah Aiman. Namun, rumah itu terlihat sepi. “Assalamualaikum, Bu. Mohon maaf, numpang tanya. Apa Pak Miftah, Bu Rifka dan Aiman ada di rumah?” tanya Devina pada tetangga depan rumah Aiman yang sedang menyapu halaman.“Wa’alaikumussalam, Pak Miftah dan Bu Rifka baru saja berangkat bekerja. Kalau Nak Aima
Tidak usah mengharap sesuatu yang lebih dari seseorang yang kamu cintai karena cinta yang lebih datangnya karena hal yang natural atau alamiah.(Alika – Sang Penjaga Hati)***Pagi ini Abizar, Devina dan Alika sudah bersiap untuk pergi ke kampung halaman Aiman. Beberapa buah tangan sudah disiapkan Ambar untuk Pak Agus dan istrinya, mantan sopir setia keluarga Al Fatikh.“Hati-hati ya, Nak. Dulu Mama saat ke sana sama almarhum Papamu jalanan menuju rumah Pak Agus rusak parah, semoga saja sekarang sudah bagus jalannya,” ucap Ambar menasihati “Iya, Ma. Itu ‘kan sudah hampir 20 tahun yang lalu. Sekarang bantuan untuk pembangunan jalan sudah masuk ke daerah-daerah terpencil,” ujar Abizar.“Ya sudah kalian segera berangkat, biar nanti pulangnya enggak kemalaman. Kirimkan salam Mama ke Pak Agus dan istrinya juga Nak Aiman. Selesaikan masalah Alika dengan bijaksana,” ucap wanita yang masih terlihat cantik di usia senja itu.“Baik, Ma. Insya Allah nanti Abi sampaikan salam Mama ke Pak Agu
Sesampainya di Lombok, mereka langsung di jemput oleh pihak resort yang mereka sewa karena itu semua sudah bagian dari paket bulan madu yang mereka ambil.Sesampainya di resort, mereka segera di tunjukkan kamar mereka. Renata langsung berlari menuju balkon. Ia menatap indahnya pantai di balkon resort yang mereka tempati. Arka memeluk tubuh Renata dari belakang, membuat wanita cantik itu terkejut.“Bagaimana, suka?” tanyanya sambilencium leher Renata.“Iya, suka,” jawabnya.Arka langsung mencium bibir Renata dan Renata pun membalasnya. Ciuman itu semakin dalam membuat Renata mendesah. Arka semakin tertantang, jemarinya sudah menyusuri setiap inci tubuh Renata. Renata pasrah, wanita cantik itu menikmati setiap sentuhan sang suami. Detik berikutnya, Arka menggendong tubuh Renata dan membawanya ke dalam. Pengacara tampan itu membaringkan tubuh sang istri dan kembali melakukan aksinya. Renata dan Arka saling menikmati, mereka kembali menyatu dalam ikatan suci pernikahan.Hari-hari mereka
Pukul 07.30 Renata dan Arka sudah sampai di tempat acara. Sebelumnya, mereka akan di rias terlebih dulu di ruang yang berbeda.Rayyan dan Afikah beserta kedua buah hatinya sudah sampai lebih dulu karena ini adalah bagian dari tugasnya.“Gimana rasanya malam pertama?” bisik Rayyan menggoda Arka yang sedang berada di ruangan yang berbeda dengan Renata. Kebetulan di sana hanya ada mereka berdua, sehingga Rayyan merasa mempunyai banyak kesempatan untuk menggoda Arka. Pengacara tampan itu hanya mencebik menanggapi godaan sang kakak ipar.“Enak enggak? Jangan bilang kalau kalian belum melakukannya. Dilihat dari tampangmu itu kamu terlihat liar dan enggak sabaran?” cibir Rayyan semakin suka menggoda. Apalagi melihat ekspresi yang ditunjukkan Arka padanya, seolah pengacara tampan itu ingin memakannya.“Emang gimana tampang aku, Kak?” Akhirnya Arka buka suara.“Tampang-tampang liar di ranjang. Awas aja kalau adikku kesakitan,” godanya sekaligus sedikit memberi ancaman.“Sakit-sakit nikmat, Kak
Renata tersenyum samar melihat ekspresi Arka saat ia mengatakan dipingit, tetapi ia tidak bisa melakukan apa-apa. Memang itu yang dikatakan sang bunda dua hari yang lalu dan ia belum sempat mengatakannya pada Arka.“Pokoknya aku akan protes sama mereka semua. Aku enggak mau ada proses pingit. Aku tidak bisa tidak melihatmu barang sedetik saja, Ren. Lha, ini malah seminggu. Mereka sama saja membunuh semangat hidupku. Apalagi dalam minggu ini aku harus bolak-balik ke pengadilan untuk menangani beberapa kasus klienku. Aku enggak akan semangat bila tidak melihatmu,” ucapnya lirih. Ada perasaan takut, kecewa, dan marah. Ia tidak mau hal itu benar-benar terjadi.“Aku sendiri tidak bisa berbuat apa-apa, Bang. Itu sudah keputusan mereka. Aku mah nurut aja,” balas Renata.“Nurut kalau tidak dipertemukan aku? Apa kamu sanggup, Ren? Aku jujur enggak sanggup,” ujarnya lirih dengan tatapan menelisik menghadap Renata.“Iya, aku tahu itu. Aku enggak akan sanggup juga, tapi aku harus bagaimana?” jawa
Satu minggu berlalu. Saat ini Renata sedang dirias di salah satu kamar di hotel bintang tujuh milik keluarga Adinata.Hari ini adakah hari pertunangan Renata dan Arka. Rayyan sengaja membuat pesta pertunangan ini dengan mewah. Awalnya Renata dan Arka menolak dengan alasan ingin bertunangan secara sederhana dan dihadiri keluarga inti saja, tetapi Rayyan sedikit memaksa sehingga mau tak mau mereka menurutinya.Acara terlaksana dengan lancar. Bukan hanya keluarga inti. Namun, juga beberapa staf rumah sakit dan kolega dari perusahaan Adinata. Devan dan Vika yang sibuk mengurus perusahaan di Singapura bersama Niken pun harus pulang ke Indonesia. Mereka berkumpul di acara itu.Upacara penyematan cincin pertunangan terlaksana, hingga acara terakhir yaitu doa bersama menurut kepercayaan masing-masing yang dipimpin Abah Syaifuddin karena tamu undangan bukan berasal dari agama Islam semua. Setelahnya acara dilanjutkan dengan ramah tamah. Semua tamu undangan berangsur pulang setelah acara ramah
Desy dan Ratna dengan cepat mengulurkan tangan pada Renata sambil tersenyum manis. Membuat Renata merasa canggung. Namun, ia pun segera membalas uluran tangan itu.“Ini, ya yang namanya Renata? Ternyata benar apa yang dikatakan Arka, kamu cantik banget pantas adik kami klepek-klepek sama kamu, bucin lagi,” ucap Desy antusias, membuat Renata mengernyit heran ke arah Arka yang hanya bisa garuk tengkuk.“Arka sudah banyak cerita tentang kami pada kami. Ternyata tipe Arka the best juga, dari segi fisiknya dapat semua, good looking.” Ratna ikut menimpali dengan memuji. Renata makin canggung, gadis cantik itu serba salah. “O iya, kenalkan, kami ini kakak sepupunya Arka yang tinggal di Kanada. Kebetulan Pak Nugraha adalah teman bisnis papa kami. Sehingga kami sekalian pulang kampung saat dapat undangan ini,” ucap Desy menjelaskan. Wajah cantik yang awalnya canggung, cemburu, kesal, dan keheranan pun terlihat lega.Renata mengembuskan napasnya perlahan, ia harus menjaga hatinya supaya tak t
Minggu ini Amirah, Afikah, dan Renata disibukkan dengan persiapan acara pernikahan Alika, putri Abizar dan Devina.Mereka harus bolak-balik datang ke rumah Ambar karena Devina meminta mereka membantu sampai tuntas acara pernikahan sang putri.Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba. Hari Pernikahan Alika dan Aiman. Renata sengaja tidur di sana karena Alika memintanya untuk menemani gadis itu.Pagi ini Alika dirias oleh MUA langganan Devina. Gadis cantik itu sudah bersiap sejak selesai salat Subuh. Renata masih setia menemani dan menenangkan Alika. Gadis cantik putri Abizar adik seayah dengan Rayyan yang sudah Renata anggap adiknya juga. Ya, sebelum menikah dengan Kenzo, Amirah pernah menikah dengan Abizar sahabat Kenzo. Kisah masa lalu yang sangat kelam dan penuh air mata dilalui Amirah, hingga Abizar sadar telah mencampakkan berlian seperti Amirah. Abizar pun bertaubat dan memilih meninggalkan Indonesia untuk melanjutkan studinya di Kanada. Di sana Abizar yang sudah berubah menjadi baik p
Allah selalu memberikan senyum di balik kesedihan. Allah selalu memberikan harapan di balik keputusasaan. Mencintaimu dengan sungguh-sungguh memberikan kebahagiaan di hatiku. Namun mencintai karena Allah kita mendapat nilai ibadah dan kebahagiaan yang lebih. Maka cintai aku karena Allah.(Aiman – Sang Penjaga Hati)***Devina dan Abizar membawa sang putri pulang, setelah gadis cantik itu sedikit tenang. “Nak Aiman, Ayah percaya padamu. Seperti yang kamu mau kami akan menerima keputusan itu dan menunggumu datang untuk Alika,” ucap Abizar sebelum keluar dari restoran.“Iya, Ayah. Aku berjanji, insya Allah tidak akan merusak kepercayaan kalian semua,” ucapnya sopan.***“Sayang, ayo sarapan dulu!” teriak Devina memanggil sang putri sambil mengetuk pintu.“Aku enggak lapar, Ma.”“Sayang, jangan seperti ini nanti kamu sakit. Ayo buka pintunya!” bujuk Devina sambil terus mengetuk.“Ma, biarkan Alika sendiri. Alika mau nenangin diri!” ucap Alika berteriak.“Sayang, Mama enggak mau kamu sa
Jika kita mengharap kebahagiaan atas apa yang tengah diperjuangkan, maka teruslah berusaha bersabar dan berusaha.(Aiman – Sang Penjaga Hati)Dua tahun lebih tiga bulan sudah Aiman dan Alika terpisahkan oleh jarak. Namun, jarak yang memisahkan tidak membuat hubungan mereka renggang. Bahkan hubungan Alika dan Aiman malah semakin dekat.Setiap hari hampir tak terlewatkan Aiman menghubungi Alika. Kalau pun bukan Aiman yang menghubungi dulu, Alika yang akan menghubungi pemuda tampan itu.Setelah pamit pada Gus Arsya, Aiman mengambil barang-barangnya yang ada di kantor Madrasah Diniyah. Suka duka ia rasakan selama dua tahun ini bersama para santri tahfiz. Bahagia ia rasakan karena bisa mengamalkan ilmunya untuk para penghafal Alquran yang ada di pesantren itu.Setelah pamit pada Ustaz dan Ustazah juga para santri-santrinya dengan penuh keharuan, ia pun pulang ke rumah sang kakek untuk mengambil barang-barangnya yang sudah ia siapkan.“Kek, Nek. Aku kembali ke Jakarta hari ini juga. Kakek d
***Cinta tidak hanya membutuhkan tuntutan dan harapan. Namun cukup dengan ketulusan dan kepercayaan. Sedangkan janji membuat hubunganmu lebih kuat. Karena akan menunjukkan seberapa banyak yang dapat kamu lakukan untuk cintamu.(Aiman – Sang Penjaga Hati)Alika masih terdiam. Ia berusaha meredam gejolak di hatinya. Mendengar gombalan yang baru saja Aiman lontarkan. Ia tidak menyangka Aiman bisa melakukan itu. Jujur hati siapa yang tidak berbunga, diperlakukan istimewa dengan kata manis oleh laki-laki pujaan hatinya yang sangat ia cintai.“Alika Putri Abizar Alfatikh, kok malah diem sih? Asal kamu tahu, aku enggak perlu diminta oleh Ayah atau pun Bunda untuk membujuk permaisuri hatiku. Calon makmumku,” ucapnya sambil melihat wajah Alika yang semakin merona menahan gejolak.“Ka-kalau Kakak hanya berniat menjatuhkanku, enggak usah melambungkan hatiku. Kakak tahu ‘kan jatuh itu sakit?” ujarnya sambil menunduk.“Aku enggak melambungkanmu. Karena aku mengatakan ini sesuai dengan isi hati