Tidak usah mengharap sesuatu yang lebih dari seseorang yang kamu cintai karena cinta yang lebih datangnya karena hal yang natural atau alamiah.(Alika – Sang Penjaga Hati)***Pagi ini Abizar, Devina dan Alika sudah bersiap untuk pergi ke kampung halaman Aiman. Beberapa buah tangan sudah disiapkan Ambar untuk Pak Agus dan istrinya, mantan sopir setia keluarga Al Fatikh.“Hati-hati ya, Nak. Dulu Mama saat ke sana sama almarhum Papamu jalanan menuju rumah Pak Agus rusak parah, semoga saja sekarang sudah bagus jalannya,” ucap Ambar menasihati “Iya, Ma. Itu ‘kan sudah hampir 20 tahun yang lalu. Sekarang bantuan untuk pembangunan jalan sudah masuk ke daerah-daerah terpencil,” ujar Abizar.“Ya sudah kalian segera berangkat, biar nanti pulangnya enggak kemalaman. Kirimkan salam Mama ke Pak Agus dan istrinya juga Nak Aiman. Selesaikan masalah Alika dengan bijaksana,” ucap wanita yang masih terlihat cantik di usia senja itu.“Baik, Ma. Insya Allah nanti Abi sampaikan salam Mama ke Pak Agu
Bagaimana bisa aku menjauh darimu? Sedangkan setengah hatiku ada bersamamu. (Aiman – Sang Penjaga Hati)***Alika masih berdiri di depan pintu dengan senyum canggung. Aiman menatapnya tidak suka, tatapan yang tidak biasa pemuda itu tunjukkan. Tidak ada tatapan penuh kasih sayang lagi. Membuat nyali gadis cantik itu menciut. Ia pikir Aiman akan senang dengan kedatangannya. Namun, melihat ekspresi pemuda itu tidak sesuai gambarannya.Aiman meminta izin pada tiga temannya yang ada di ruangan itu untuk mengajak Alika keluar tanpa memperkenalkan pada mereka.“Mari Non Alika ikut saya!” ajaknya formal. Dan Alika tidak menyukai itu.“Silakan duduk!” pintanya. Saat ini keduanya berada di taman pesantren duduk di gazebo.“Mohon maaf, apa yang membuat Non Alika jauh-jauh datang ke tempat ini?” tanyanya datar.Alika menelan saliva berulang kali. Sungguh ia tidak mau berada di situasi seperti ini. Hatinya serasa ditusuk ribuan sembilu, sakit sekali. Ia merindukan Aiman yang memandangnya penuh
***Yakinlah, terkadang kesedihan kemarin akan menjadi kebahagiaan untuk hari ini. Jika kita bangkit dari keterpurukan dan berusaha untuk memperbaiki diri. (Alika – Sang Penjaga Hati )Aiman segera minta izin pada Gus Arsya untuk pulang ke rumah sang kakek. Hatinya sejak tadi tidak tenang setelah kepergian Alika. Ia akan menemui Abizar dan Devina. “Mohon maaf , Gus. Kalau saya tidak kembali berarti hari ini saya izin. Maaf ... saya harus menyelesaikan urusan saya,” pamitnya pada Gus Arsya. Putra Kiyai Rasyad yang seumuran dengannya.“Baiklah, Ustaz. Nanti kalau Ustaz Aiman tidak kembali bisa digantikan Ustaz Taufik. Selesaikan dulu urusanmu,” ucsp Gus Arsya mengizinkan. ***Setelah menemui Aiman wajah gadis yang tadi berangkat terlihat ceria itu kini kembali memelas. Abizar dan Devina sangat tahu, kalau saat ini sang putri sedang tidak baik-baik saja.Saat ini ketiganya berada di kamar tamu. Mereka dipersilakan istirahat terlebih dulu oleh Pak Agus dan Bu Romlah sebelum melanjutka
***Cinta tidak hanya membutuhkan tuntutan dan harapan. Namun cukup dengan ketulusan dan kepercayaan. Sedangkan janji membuat hubunganmu lebih kuat. Karena akan menunjukkan seberapa banyak yang dapat kamu lakukan untuk cintamu.(Aiman – Sang Penjaga Hati)Alika masih terdiam. Ia berusaha meredam gejolak di hatinya. Mendengar gombalan yang baru saja Aiman lontarkan. Ia tidak menyangka Aiman bisa melakukan itu. Jujur hati siapa yang tidak berbunga, diperlakukan istimewa dengan kata manis oleh laki-laki pujaan hatinya yang sangat ia cintai.“Alika Putri Abizar Alfatikh, kok malah diem sih? Asal kamu tahu, aku enggak perlu diminta oleh Ayah atau pun Bunda untuk membujuk permaisuri hatiku. Calon makmumku,” ucapnya sambil melihat wajah Alika yang semakin merona menahan gejolak.“Ka-kalau Kakak hanya berniat menjatuhkanku, enggak usah melambungkan hatiku. Kakak tahu ‘kan jatuh itu sakit?” ujarnya sambil menunduk.“Aku enggak melambungkanmu. Karena aku mengatakan ini sesuai dengan isi hati
Jika kita mengharap kebahagiaan atas apa yang tengah diperjuangkan, maka teruslah berusaha bersabar dan berusaha.(Aiman – Sang Penjaga Hati)Dua tahun lebih tiga bulan sudah Aiman dan Alika terpisahkan oleh jarak. Namun, jarak yang memisahkan tidak membuat hubungan mereka renggang. Bahkan hubungan Alika dan Aiman malah semakin dekat.Setiap hari hampir tak terlewatkan Aiman menghubungi Alika. Kalau pun bukan Aiman yang menghubungi dulu, Alika yang akan menghubungi pemuda tampan itu.Setelah pamit pada Gus Arsya, Aiman mengambil barang-barangnya yang ada di kantor Madrasah Diniyah. Suka duka ia rasakan selama dua tahun ini bersama para santri tahfiz. Bahagia ia rasakan karena bisa mengamalkan ilmunya untuk para penghafal Alquran yang ada di pesantren itu.Setelah pamit pada Ustaz dan Ustazah juga para santri-santrinya dengan penuh keharuan, ia pun pulang ke rumah sang kakek untuk mengambil barang-barangnya yang sudah ia siapkan.“Kek, Nek. Aku kembali ke Jakarta hari ini juga. Kakek d
Allah selalu memberikan senyum di balik kesedihan. Allah selalu memberikan harapan di balik keputusasaan. Mencintaimu dengan sungguh-sungguh memberikan kebahagiaan di hatiku. Namun mencintai karena Allah kita mendapat nilai ibadah dan kebahagiaan yang lebih. Maka cintai aku karena Allah.(Aiman – Sang Penjaga Hati)***Devina dan Abizar membawa sang putri pulang, setelah gadis cantik itu sedikit tenang. “Nak Aiman, Ayah percaya padamu. Seperti yang kamu mau kami akan menerima keputusan itu dan menunggumu datang untuk Alika,” ucap Abizar sebelum keluar dari restoran.“Iya, Ayah. Aku berjanji, insya Allah tidak akan merusak kepercayaan kalian semua,” ucapnya sopan.***“Sayang, ayo sarapan dulu!” teriak Devina memanggil sang putri sambil mengetuk pintu.“Aku enggak lapar, Ma.”“Sayang, jangan seperti ini nanti kamu sakit. Ayo buka pintunya!” bujuk Devina sambil terus mengetuk.“Ma, biarkan Alika sendiri. Alika mau nenangin diri!” ucap Alika berteriak.“Sayang, Mama enggak mau kamu sa
Minggu ini Amirah, Afikah, dan Renata disibukkan dengan persiapan acara pernikahan Alika, putri Abizar dan Devina.Mereka harus bolak-balik datang ke rumah Ambar karena Devina meminta mereka membantu sampai tuntas acara pernikahan sang putri.Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba. Hari Pernikahan Alika dan Aiman. Renata sengaja tidur di sana karena Alika memintanya untuk menemani gadis itu.Pagi ini Alika dirias oleh MUA langganan Devina. Gadis cantik itu sudah bersiap sejak selesai salat Subuh. Renata masih setia menemani dan menenangkan Alika. Gadis cantik putri Abizar adik seayah dengan Rayyan yang sudah Renata anggap adiknya juga. Ya, sebelum menikah dengan Kenzo, Amirah pernah menikah dengan Abizar sahabat Kenzo. Kisah masa lalu yang sangat kelam dan penuh air mata dilalui Amirah, hingga Abizar sadar telah mencampakkan berlian seperti Amirah. Abizar pun bertaubat dan memilih meninggalkan Indonesia untuk melanjutkan studinya di Kanada. Di sana Abizar yang sudah berubah menjadi baik p
Desy dan Ratna dengan cepat mengulurkan tangan pada Renata sambil tersenyum manis. Membuat Renata merasa canggung. Namun, ia pun segera membalas uluran tangan itu.“Ini, ya yang namanya Renata? Ternyata benar apa yang dikatakan Arka, kamu cantik banget pantas adik kami klepek-klepek sama kamu, bucin lagi,” ucap Desy antusias, membuat Renata mengernyit heran ke arah Arka yang hanya bisa garuk tengkuk.“Arka sudah banyak cerita tentang kami pada kami. Ternyata tipe Arka the best juga, dari segi fisiknya dapat semua, good looking.” Ratna ikut menimpali dengan memuji. Renata makin canggung, gadis cantik itu serba salah. “O iya, kenalkan, kami ini kakak sepupunya Arka yang tinggal di Kanada. Kebetulan Pak Nugraha adalah teman bisnis papa kami. Sehingga kami sekalian pulang kampung saat dapat undangan ini,” ucap Desy menjelaskan. Wajah cantik yang awalnya canggung, cemburu, kesal, dan keheranan pun terlihat lega.Renata mengembuskan napasnya perlahan, ia harus menjaga hatinya supaya tak t
Sesampainya di Lombok, mereka langsung di jemput oleh pihak resort yang mereka sewa karena itu semua sudah bagian dari paket bulan madu yang mereka ambil.Sesampainya di resort, mereka segera di tunjukkan kamar mereka. Renata langsung berlari menuju balkon. Ia menatap indahnya pantai di balkon resort yang mereka tempati. Arka memeluk tubuh Renata dari belakang, membuat wanita cantik itu terkejut.“Bagaimana, suka?” tanyanya sambilencium leher Renata.“Iya, suka,” jawabnya.Arka langsung mencium bibir Renata dan Renata pun membalasnya. Ciuman itu semakin dalam membuat Renata mendesah. Arka semakin tertantang, jemarinya sudah menyusuri setiap inci tubuh Renata. Renata pasrah, wanita cantik itu menikmati setiap sentuhan sang suami. Detik berikutnya, Arka menggendong tubuh Renata dan membawanya ke dalam. Pengacara tampan itu membaringkan tubuh sang istri dan kembali melakukan aksinya. Renata dan Arka saling menikmati, mereka kembali menyatu dalam ikatan suci pernikahan.Hari-hari mereka
Pukul 07.30 Renata dan Arka sudah sampai di tempat acara. Sebelumnya, mereka akan di rias terlebih dulu di ruang yang berbeda.Rayyan dan Afikah beserta kedua buah hatinya sudah sampai lebih dulu karena ini adalah bagian dari tugasnya.“Gimana rasanya malam pertama?” bisik Rayyan menggoda Arka yang sedang berada di ruangan yang berbeda dengan Renata. Kebetulan di sana hanya ada mereka berdua, sehingga Rayyan merasa mempunyai banyak kesempatan untuk menggoda Arka. Pengacara tampan itu hanya mencebik menanggapi godaan sang kakak ipar.“Enak enggak? Jangan bilang kalau kalian belum melakukannya. Dilihat dari tampangmu itu kamu terlihat liar dan enggak sabaran?” cibir Rayyan semakin suka menggoda. Apalagi melihat ekspresi yang ditunjukkan Arka padanya, seolah pengacara tampan itu ingin memakannya.“Emang gimana tampang aku, Kak?” Akhirnya Arka buka suara.“Tampang-tampang liar di ranjang. Awas aja kalau adikku kesakitan,” godanya sekaligus sedikit memberi ancaman.“Sakit-sakit nikmat, Kak
Renata tersenyum samar melihat ekspresi Arka saat ia mengatakan dipingit, tetapi ia tidak bisa melakukan apa-apa. Memang itu yang dikatakan sang bunda dua hari yang lalu dan ia belum sempat mengatakannya pada Arka.“Pokoknya aku akan protes sama mereka semua. Aku enggak mau ada proses pingit. Aku tidak bisa tidak melihatmu barang sedetik saja, Ren. Lha, ini malah seminggu. Mereka sama saja membunuh semangat hidupku. Apalagi dalam minggu ini aku harus bolak-balik ke pengadilan untuk menangani beberapa kasus klienku. Aku enggak akan semangat bila tidak melihatmu,” ucapnya lirih. Ada perasaan takut, kecewa, dan marah. Ia tidak mau hal itu benar-benar terjadi.“Aku sendiri tidak bisa berbuat apa-apa, Bang. Itu sudah keputusan mereka. Aku mah nurut aja,” balas Renata.“Nurut kalau tidak dipertemukan aku? Apa kamu sanggup, Ren? Aku jujur enggak sanggup,” ujarnya lirih dengan tatapan menelisik menghadap Renata.“Iya, aku tahu itu. Aku enggak akan sanggup juga, tapi aku harus bagaimana?” jawa
Satu minggu berlalu. Saat ini Renata sedang dirias di salah satu kamar di hotel bintang tujuh milik keluarga Adinata.Hari ini adakah hari pertunangan Renata dan Arka. Rayyan sengaja membuat pesta pertunangan ini dengan mewah. Awalnya Renata dan Arka menolak dengan alasan ingin bertunangan secara sederhana dan dihadiri keluarga inti saja, tetapi Rayyan sedikit memaksa sehingga mau tak mau mereka menurutinya.Acara terlaksana dengan lancar. Bukan hanya keluarga inti. Namun, juga beberapa staf rumah sakit dan kolega dari perusahaan Adinata. Devan dan Vika yang sibuk mengurus perusahaan di Singapura bersama Niken pun harus pulang ke Indonesia. Mereka berkumpul di acara itu.Upacara penyematan cincin pertunangan terlaksana, hingga acara terakhir yaitu doa bersama menurut kepercayaan masing-masing yang dipimpin Abah Syaifuddin karena tamu undangan bukan berasal dari agama Islam semua. Setelahnya acara dilanjutkan dengan ramah tamah. Semua tamu undangan berangsur pulang setelah acara ramah
Desy dan Ratna dengan cepat mengulurkan tangan pada Renata sambil tersenyum manis. Membuat Renata merasa canggung. Namun, ia pun segera membalas uluran tangan itu.“Ini, ya yang namanya Renata? Ternyata benar apa yang dikatakan Arka, kamu cantik banget pantas adik kami klepek-klepek sama kamu, bucin lagi,” ucap Desy antusias, membuat Renata mengernyit heran ke arah Arka yang hanya bisa garuk tengkuk.“Arka sudah banyak cerita tentang kami pada kami. Ternyata tipe Arka the best juga, dari segi fisiknya dapat semua, good looking.” Ratna ikut menimpali dengan memuji. Renata makin canggung, gadis cantik itu serba salah. “O iya, kenalkan, kami ini kakak sepupunya Arka yang tinggal di Kanada. Kebetulan Pak Nugraha adalah teman bisnis papa kami. Sehingga kami sekalian pulang kampung saat dapat undangan ini,” ucap Desy menjelaskan. Wajah cantik yang awalnya canggung, cemburu, kesal, dan keheranan pun terlihat lega.Renata mengembuskan napasnya perlahan, ia harus menjaga hatinya supaya tak t
Minggu ini Amirah, Afikah, dan Renata disibukkan dengan persiapan acara pernikahan Alika, putri Abizar dan Devina.Mereka harus bolak-balik datang ke rumah Ambar karena Devina meminta mereka membantu sampai tuntas acara pernikahan sang putri.Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba. Hari Pernikahan Alika dan Aiman. Renata sengaja tidur di sana karena Alika memintanya untuk menemani gadis itu.Pagi ini Alika dirias oleh MUA langganan Devina. Gadis cantik itu sudah bersiap sejak selesai salat Subuh. Renata masih setia menemani dan menenangkan Alika. Gadis cantik putri Abizar adik seayah dengan Rayyan yang sudah Renata anggap adiknya juga. Ya, sebelum menikah dengan Kenzo, Amirah pernah menikah dengan Abizar sahabat Kenzo. Kisah masa lalu yang sangat kelam dan penuh air mata dilalui Amirah, hingga Abizar sadar telah mencampakkan berlian seperti Amirah. Abizar pun bertaubat dan memilih meninggalkan Indonesia untuk melanjutkan studinya di Kanada. Di sana Abizar yang sudah berubah menjadi baik p
Allah selalu memberikan senyum di balik kesedihan. Allah selalu memberikan harapan di balik keputusasaan. Mencintaimu dengan sungguh-sungguh memberikan kebahagiaan di hatiku. Namun mencintai karena Allah kita mendapat nilai ibadah dan kebahagiaan yang lebih. Maka cintai aku karena Allah.(Aiman – Sang Penjaga Hati)***Devina dan Abizar membawa sang putri pulang, setelah gadis cantik itu sedikit tenang. “Nak Aiman, Ayah percaya padamu. Seperti yang kamu mau kami akan menerima keputusan itu dan menunggumu datang untuk Alika,” ucap Abizar sebelum keluar dari restoran.“Iya, Ayah. Aku berjanji, insya Allah tidak akan merusak kepercayaan kalian semua,” ucapnya sopan.***“Sayang, ayo sarapan dulu!” teriak Devina memanggil sang putri sambil mengetuk pintu.“Aku enggak lapar, Ma.”“Sayang, jangan seperti ini nanti kamu sakit. Ayo buka pintunya!” bujuk Devina sambil terus mengetuk.“Ma, biarkan Alika sendiri. Alika mau nenangin diri!” ucap Alika berteriak.“Sayang, Mama enggak mau kamu sa
Jika kita mengharap kebahagiaan atas apa yang tengah diperjuangkan, maka teruslah berusaha bersabar dan berusaha.(Aiman – Sang Penjaga Hati)Dua tahun lebih tiga bulan sudah Aiman dan Alika terpisahkan oleh jarak. Namun, jarak yang memisahkan tidak membuat hubungan mereka renggang. Bahkan hubungan Alika dan Aiman malah semakin dekat.Setiap hari hampir tak terlewatkan Aiman menghubungi Alika. Kalau pun bukan Aiman yang menghubungi dulu, Alika yang akan menghubungi pemuda tampan itu.Setelah pamit pada Gus Arsya, Aiman mengambil barang-barangnya yang ada di kantor Madrasah Diniyah. Suka duka ia rasakan selama dua tahun ini bersama para santri tahfiz. Bahagia ia rasakan karena bisa mengamalkan ilmunya untuk para penghafal Alquran yang ada di pesantren itu.Setelah pamit pada Ustaz dan Ustazah juga para santri-santrinya dengan penuh keharuan, ia pun pulang ke rumah sang kakek untuk mengambil barang-barangnya yang sudah ia siapkan.“Kek, Nek. Aku kembali ke Jakarta hari ini juga. Kakek d
***Cinta tidak hanya membutuhkan tuntutan dan harapan. Namun cukup dengan ketulusan dan kepercayaan. Sedangkan janji membuat hubunganmu lebih kuat. Karena akan menunjukkan seberapa banyak yang dapat kamu lakukan untuk cintamu.(Aiman – Sang Penjaga Hati)Alika masih terdiam. Ia berusaha meredam gejolak di hatinya. Mendengar gombalan yang baru saja Aiman lontarkan. Ia tidak menyangka Aiman bisa melakukan itu. Jujur hati siapa yang tidak berbunga, diperlakukan istimewa dengan kata manis oleh laki-laki pujaan hatinya yang sangat ia cintai.“Alika Putri Abizar Alfatikh, kok malah diem sih? Asal kamu tahu, aku enggak perlu diminta oleh Ayah atau pun Bunda untuk membujuk permaisuri hatiku. Calon makmumku,” ucapnya sambil melihat wajah Alika yang semakin merona menahan gejolak.“Ka-kalau Kakak hanya berniat menjatuhkanku, enggak usah melambungkan hatiku. Kakak tahu ‘kan jatuh itu sakit?” ujarnya sambil menunduk.“Aku enggak melambungkanmu. Karena aku mengatakan ini sesuai dengan isi hati