Akhirnya sampai juga di rumah,aku langsung menghubungi Abah untuk menyampaikan semua laporan keuangan restoran.
"Assalamualaikum Abah.."
"Waallaikum salam nak.."
"Alhamdulillah semua urusan restoran berjalan dengan lancar bahkan keuntungan bulan ini lumayan banyak, lebih dari bulan bulan sebelumnya.."aku menjelaskan semua data laporan keuangan dan keuntungan restoran yang sudah aku periksa tadi
"Syukur Alhamdulillah kalau begitu,oh ya.. Abah mau tanya apakah suamimu Nak Brian sudah tau belum kalau selama beberapa tahun belakangan ini kamu mengelola keuangan beberapa usaha restoran kita."
"Mas Brian belum tau m Abah..nanti kalau ada waktu senggang baru aku akan beritahukan pada mas Brian."terdengar dari seberang sana Abah menarik nafas berat,aku pun tidak tau ada apa dengan Abah karena baru kali ini beliau menanyakan perihal ini,padahal selama ini Abah diam saja seperti ada yang mengganjal di hatinya.
"Yah sudahlah ...semua keputusan ada di tangan kamu Nak, Abah itu ikut saja apa yang menurut kamu itu baik maka lakukan lah."
"Baik lah.. Abah,aku tutup dulu teleponnya aku mau shalat zhuhur dulu, assalamualaikum Abah."
"Waallaikum salam Nak.."selesai menghubungi Abah aku segera menuju kamar untuk melaksanakan shalat zhuhur sekalian aku mengingatkan anak-anak ku agar tidak lupa untuk melaksanakan shalat Dzuhur juga.
Aku coba merebahkan tubuh ini sejenak di atas kasur karena sedari tadi rasa nya lelah sekali setelah melakukan aktivitas hari ini, Almeera dan Al Jazair langsung istirahat juga.
Tok.tok.
Aku sempat tertidur kaget bangun karena samar samar terdengar suara orang mengetuk pintu, dengan langkah malas aku menuju pintu kamar.
Ceklek.
Aku membuka pintu kamar dengan gontai, terlihat Bi Jumi sudah berdiri di depan pintu kamar.
"Maaf Bu .. bibi mengganggu waktu istirahat nya,itu di depan ada tamu adiknya bapak katanya ada urusan penting sama ibu.."
"Iya Bi..tidak apa apa.. maaf karena aku terlalu capek akhirnya ketiduran..." aku langsung menemui adiknya Mas Brian, sekalian saya minta tolong Bi Jumi untuk menyiapkan minuman sekalian sama cemilannya.
"Bi.. tolong siapkan minuman dingin dan juga makan ringan, nanti sekalian di antar kedepan ya, makasih Bi.."
"Iya.. Bu sama sama."segera aku menemui Alia yang telah duduk menunggu di ruang tamu.
" Mbak ..maaf saya mengganggu waktu istirahatnya,ini ada titipan kebetulan tadi Mas Brian mampir ke butik, Mbak di suruh siap siap nanti jam 7 malam ada acara di luar,tadi juga mas Brian bilang sore ini tidak pulang nanti ketemu langsung di sana, Mbak dandan yang cantik ya siapa tau aja mas Brian mau ajak diner..."Alia senyum senyum saja, sambil berbicara, sudah menjadi kebiasaan Alia kalau lagi ngomong tidak pernah di rem, bersamaan dengan Bi Jumi mengantar minuman yang tadi saya pesan.
"Alia di minum dulu, maaf ala kadarnya saja..."
"Makasih Mbak.. maaf saya sudah merepotkan."
"Tidak apa-apa..kira kira ada acara apa ya Alia soalnya Mas Brian tadi pagi sebelum berangkat ke kantor tidak ngomong apa apa, Mbak deg-degan ini.."
"Saya juga tidak tau Mbak...nanti sebentar Mbak coba telepon Mas Brian.."
"Iya Alia.. trimakasih banyak ya sudah mau mengantarkan pesanannya Mas Brian" aku langsung mengambil barang yg di antar Alia.
"Iya sama-sama Mbak.., sekalian saya mau pamit pulang masih banyak kerjaan di butik, assalamualaikum."
"Waallaikum salam hati hati di jalan."Alia langsung pamit pulang kembali ke butik untuk melanjutkan pekerjaannya.
"Assalamualaikum Mas.. tadi Alia ke rumah katanya disuruh sama Mas, untuk mengantarkan gamis untuk dipakai di acara sebentar malam , Alia juga bilang katanya Mas sore ini tidak pulang nanti ketemu langsung di sana memang nya ada acara apa ya Mas""Waallaikum salam Bunda.. oh itu kebetulan tadi Mas mampir di butik nya Alia, Mas lihat ada gamis model terbaru dan kayaknya cocok deh sama bunda ,Mas langsung beli saja sekalian minta tolong di antara ke rumah,iya.. sekali sekali dong Bunda kita dinner berdua selama ini Mas kurang memberikan ruang waktu untuk Bunda,Mas terlalu sibuk dengan pekerjaan kantor,nanti dandan yang cantik ya Bunda"" Iya Mas...senang sekali kalau mas mau mengajak aku dinner,makasih juga Mas sudah mau meluangkan waktu untuk Bunda, sudah dulu ya ini sdh waktunya shalat Maghrib bunda mau shalat dulu sekalian mau siap siap,Mas juga jangan lupa shalat , Assalamualaikum.""Waallaikum salam,sama sama."Aku langsung tutup obrolan dengan Mas Brian
Sepanjang perjalanan menuju hotel tempat Mas Brian menunggu aku deg-degan sekali takut penampilan ku kali ini tidak sesuai dengan permintaan Mas Brian, di dalam mobil aku beberapa kali mengganti posisi aku duduk dan membuang nafas agak keras sungguh aku gelisa sekali. Mang Karyo beberapa kali melirik ke arah ku lewat kaca spion,aku hanya menunduk kan muka biar tidak terlalu grogi,untuk mengurangi rasa gelisah,ku ajak mang Karyo bercerita. "Mang Kayo,,, gimana dengan penampilanku cantik nggak ,takut saja jangan sampai terlalu gimana gitu..." Aku sambil mengangkat muka . "Menurut saya.. penampilan Ibu kali ini cantik sekali pasti Pak Brian pangling deh, pokoknya is the best."Mang Karyo senyum senyum saja. "Ah Mang Karyo ...bisa saja deh ,aku jadi malu."aku memalingkan muka keluar biar tidak terlalu grogi. "Bu...ini kita sudah sampai, bapak sudah menunggu di dalam." Mang Karyo langsung membukakan pintu mobil dan mempersilahkan aku turun d
Kalau aku bisa meminta Ya Allah apa yang aku rasakan saat ini,jangan pernah berlalu dalam hidupku, tetap seperti saat ini.Tiba-tiba Abah sama Ummi menghampiri kami berdua sambil memelukku dan Mas Brian secara bergantian ,aku sejenak memperhatikan muka Abah,beliau menitikkan air matanya, menandakan kalau hatinya di landa kesedihan yang mendalam."Al Humaira anakku...kini usiamu sudah 32 tahun,usia yang cukup matang untuk seorang wanita,jadilah wanita yang tangguh, jadilah madrasah yang baik untuk anak anakmu dan jadilah rumah yang selalu suamimu tempat berpulang dan tinggal..."aku langsung memeluk lelaki yang menjadi cinta pertama ku ini sambil menangis."Trimakasih atas nasihat yang sudah Abah berikan." Abah juga mengeratkan pelukannya kepadaku."Nak Brian... Sudah 11 tahun kalian berumah tangga,Abah mohon sayangilah Al Humaira sebagaimana saya menyayanginya,tolong jaga perasaan dan hatinya,aku tau sampai saat ini,kedua orangtuamu belum bisa menerima anaku Al Humaira, kalaupun ada m
"Bunda... semoga apa yang kita lakukan semalam segera menumbuhkan buah cinta kita di sini."Mas Brian mengungkapkan keinginannya agar aku bisa hamil lagi sambil mengelus elus perutku."Mas...hm.. memangnya Almeera dan Al Jazair belum cukup ya,apa perlu kita harus tambah anak lagi..."Aku penasaran apa yang membuat Mas Brian pengen kita punya baby lagi."Bunda... saya sangat bersyukur memiliki mereka berdua, Almeera dan Al Jazair adalah permata hati saya,tapi tidak ada salahnya kan kalau kita memiliki baby lagi, umur kita berdua masih cukup produktif, apalagi di bidang finansial saya cukup bahkan sangat cukup untuk memenuhi dan membiayai kehidupan masa depan mereka kelak.""Benar ini... hanya itu saja, atau ada alasan yang lain hingga membuat Mas ingin kita memiliki baby lagi.""Tidak ada alasan yang lain Bunda..aku ingin saja pengen gendong baby."'Sebenarnya saya punya alasan yang lain Bunda, saya tidak mau suatu saat kamu berpaling dari saya, kalau kamu punya baby lagi, saya tidak pe
Secara tiba-tiba Abah menanyakan kabar kedua orang tuanya Mas Brian."Nak Brian.. gimana kabarnya kedua orang tua kamu Nak.""Alhamdulillah mereka sehat semua Abah..""Syukurlah kalau begitu... Humaira kalau lagi ada waktu senggang kalian berdua sesekali pergi menjenguk dan mengunjungi mereka berdua sekalian ajak Almeera dan Al Jazair agar mereka berdua dekat dengan kedua orang tuanya Nak Brian, kalian jangan pernah memutuskan tali silaturahmi dengan mereka Nak, bagaimana pun juga mereka berdua itu orang tua kalian juga, terlepas mereka mau menerima kehadiran Humaira sebagai menantu di keluarga besarnya Nak Brian atau tidak,ada anak anak kalian yang merupakan darah mereka juga."Abah coba memahami karakter orang tuanya Mas Brian."Iya Abah.. insya Allah kalau Mas Brian tidak terlalu sibuk dengan urusan pekerjaan,dan juga kalau sudah libur sekolah, jadi Almeera dan Al Jazair bisa ikut bersama kami pergi mengunjungi mereka di sana."Hari ini suami dan anak anak ku sudah mulai beraktivita
Begitu sampai di rumah Abah memanggil ku katanya ada yang mau di bicarakan."Humaira... Sini nak,Abah dan Ummi ada yang mau kami sampaikan sama kamu."aku bergegas menghampiri Abah sama Ummi."Iya Abah..."Abah memberikan sebuah map yang isinya saya sendiri belum tau."apa ini Abah.""Sekitar 2 tahun lalu Abah bertemu dengan teman lama namanya Pak Hendra,kebetulan beliau itu menawarkan kerjasama untuk mendirikan sebuah perusahaan,pas waktu itu Abah juga punya modal lumayan banyak, Abah terima saja tawarannya,tapi Pak Hendra sekarang sudah kembali menjalankan bisnisnya di luar negeri,akhirx perusahaan itu Abah yang miliki dan mengoperasikannya sendiri,itu surat suratnya lengkap dengan akta kepemilikannya,semua atas namamu nak.""Abah... Kok namanya sama dengan nama resto pakai Triple Al ."aku langsung membuka map tersebut."Iya Nak ... Namanya Abah samakan saja dengan nama resto kita,biar gampang orang mengingatnya, Restoran Triple Al dan Fruit T
Ting Terdengar Bunyi notifikasi panggilan masuk,oh ini nomornya mertua ada apa ya. "Assalamualaikum Maa..."aku menyapa mamanya Mas Brian. "Waallaikum salam....tolong sampaikan kepada Brian sebentar malam ke rumah ya." "Baik ma.. nanti saya sampaikan." Mamanya mas Brian langung memutuskan sambungan teleponnya secara sepihak. Ini kok ramai sekali di luar, ternyata kedua buah hatiku Almeera dan Al Jazair sudah pulang di jemput sama Abah mereka berdua lagi bersenda gurau dengan penuh kehangatan di ruang keluarga mereka semua lagi asik mengobrol dan menonton serial acara televisi yang sedang disiarkan secara langsung oleh salah satu stasiun televisi swasta di negeri ini ada Ummi juga sudah bergabung, aku menghampiri ikut gabung bersama mereka semua.Ada saja yang di bahas kedua buah hatiku , Almeera dan Al Jazair menceritakan semua kegiatan mereka di sekolah tadi. "Kakek... nanti kalau liburan kakak sama adik mau main ke rumah ka
"Assalamualaikum ...Mama.. Papa.."sambil mengucapkan salam aku sama Mas Brian masuk ke dalam rumah secara beriringan sekalian aku menggandeng tangan kedua buah hatiku. "Waallaikum salam ... kalian sudah sampai,ayo masuk."Mama sama papanya Mas Brian menyambut kami dan persilahkan untuk duduk.Di dalam sudah ada Mas Rian beserta keluarganya dan juga Alia.Sepertinya ada hal penting sampai sampai kami semua berkumpul di rumah orang tua Mas Brian. Kok mama dan papanya Mas Brian memandang ke arah ku dengan sinis, ini juga Mas Rian sama Mbak Ratih sama tatapan mata mereka ada apa ya.Perasaanku tidak enak . Mamanya Mas Brian memanggil asisten rumah tangga untuk membawa anak anak ku main di ruang keluarga sama anaknya Mas Rian, kebetulan anaknya Mas Rian Galang seumuran dengan Al Jazair. "Rian... Brian... Saat ini perusahaan papa lagi goyah dan papa sangat membutuhkan bantuan dana kurang lebih 10 miliar."Papanya Mas Brian membuka suara,aku sama Mas Brian kaget,kok bisa perusahaan Erlangga Ad
Mobil yang membawa Papi Yuda, Mommy Meta, Abah Malik dan Ummi Salamah sudah berhenti di dalam area parkiran sekolah bersebelahan dengan mobilnya Humairah.Mereka semua sudah turun dari mobil.Secara bersamaan juga mobil orang tuanya Mas Sony, Pak Candra Sanjaya juga parkir tidak jauh dari mobilnya Papi Yuda. Dengan setengah berlari Sony menghampiri sang ayah,dia takut jangan sampai ayahnya mencari cari keberadaannya. "Selamat pagi Daddy...."sapa Mas Sony. "Selamat pagi juga Sony....mana Mommy kamu..."jawab Pak Candra sambil mencari keberadaan sang istri. "Itu Mommy...."jari tangan Mas Sony menunjuk ke arah Mommy Shinta yang sedang berdiri tidak jauh dari Papi Yuda dan Abahnya Humairah. Pak Candra menghampiri sang istri, secara tidak sengaja matanya bersitatap dengan Papi Yuda.Dengan langkah tidak sungkan dia memanggil Papi Yuda. "Selamat pagi Yuda....apa kabar...."sapa Pak Candra tanpa embel-embel Pak di depannya. "Selamat pagi juga Candra.... Alhamdulillah baik, setelah sekian p
Mommy Shinta yang sedang kesal karena sang putra tiba tiba meninggalkan dirinya dalam mobil,menyeret langkah kakinya dengan cepat setelah melihat Sony yang sedang berdiri mematung melihat Humairah dan Kendrick ngobrol. "Sony....kamu tuh ya... keterlaluan masa Mama di tinggal sendiri dalam mobil...mana di sini banyak sekali mobil yang sedang parkir, Mama itu kesulitan mencari kamu, terus lari kemana lagi itu Kendrick...."Mommy Shinta sangat kesal dengan kelakuan sang putra,karena meninggalkan dirinya sendiri dalam mobil. "Maaf mom....tadi Sony kejar Kendrick yang lagi ngambek karena Sony tidak membawakan Mommy untuk menyaksikan penampilannya di acara pentas sebentar...."jawab Sony tanpa mengalihkan perhatiannya dari sang putra. "Oh gitu....kamu liatin apa sih,terus Kendrick lari kemana, kenapa kamu berhenti di sini dan tidak mencari Kendrick... Mama takut jangan sampai dia kenapa-napa,mana banyak sekali mobil yang sedang berseliweran....ayo cepat kita cari dia..."Mommy Shinta dengan
Mobil yang di kendarai oleh Humairah sudah memasuki gerbang sekolah.Petugas keamanan yang kerja di sekolahnya Almeera dan Al Jazair ini berhubungan baik dengan Humairah dan almarhum Brian semasa hidupnya.Brian adalah salah satu orang yang menjadi donatur tetap sekolah ini dan dia juga sering berbagi rezeki dengan para petugas keamanan di sekolah ini. Jadi tidak heran lagi begitu melihat mobil yang di gunakan oleh Humairah petugas itu langsung berlari menghampirinya dan mengarahkan Humairah agar memarkirkan mobilnya di dalam area sekolah persis di tempat parkir mobil kepala sekolah.Tadinya Humaira sudah bingung mau parkir di mana karena didalam halaman sekolah maupun lahan kosong yang berada di luar pagar sekolah sudah penuh dengan mobil mobil orang tua wali murid yang datang menyaksikan acara pentas seni hari ini. Humairah melangkah dengan anggun keluar dari mobil dan menghampiri pintu yang ada di sebelahnya, dengan sekali hentakan dia sudah membukakan pintu untuk sang ibu mertua
Bang Rendi langsung memasukkan handphonenya kedalam saku jas yang dia kenakan,dan kembali masuk menemui para dewan direksi yang sedang menunggu dirinya di dalam ruangan khusus untuk melakukan rapat rapat penting yang berhubungan dengan perusahaannya. Bang Rendi langsung memutuskan untuk mengakhiri rapat kali ini, karena masih ada hal penting lainnya yang harus di kerjakan,dia harus ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair,dia sudah berjanji akan menyaksikan penampilan kedua anak sambungnya itu. "Saya kira pertemuan kita kali ini cukup sampai di sini, nanti kita lanjutkan lagi di kesempatan berikutnya,apa yang telah kita bahas tadi... semua laporannya tolong serahkan kepada sektretaris saya Pak Wira.... terimakasih sudah mau memenuhi undangan saya untuk ikut rapat hari ini."Bang Rendi menyampaikan rasa terimakasihnya kepada seluruh dewan direksi yang hadir pada rapat hari ini. Dengan langkah terburu buru Bang Rendi kembali ke ruangannya di ikuti oleh Pak Wira sekretaris pribadinya. "Maa
Dalam perjalanan Mama Inda langsung sibuk dengan handphonenya.Aku hanya memperhatikan lewat lirikan ekor mata saja,karena kedua netraku fokus kedepan, takut jangan sampai aku menabrak kendaraan orang lain, semua orang yang berada di dalam mobil yang aku kemudikan saat ini adalah tanggung jawabku. Bibir Mama Inda tidak pernah lepas dari senyum manisnya,pada saat menatap layar handphonenya yang sedang berada di dalam genggaman tangannya.Karena Al Keenan sudah tertidur kembali, Mama Inda langsung menyerahkannya kepada Bi Jumi untuk di gendong. Mama Inda sangat sibuk mengirimkan pesan singkat kepada orang lain,aku sendiri tidak tau dengan siapa di berkirim pesan singkat,aku diam saja ,karena untuk menanyakannya secara langsung sepertinya tidak mungkin,itu sama saja aku mencampuri urusan orang lain, Mama Inda juga butuh privasi. 'Mama kerjain aja itu anak nakal...gimana ya reaksinya setelah melihat foto Humairah ini,mama mau lihat apakah dia diam saja atau langsung menghubungi Humairah
Setelah merasa cukup bersih,aku langsung keluar dan segera masuk kedalam walk in closet untuk segera berpakaian, semua aku lakukan dengan cepat karena waktu sudah menunjukkan jam 9.30,kami harus segera ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair.Terakhir tinggal aku memulaskan makeup secara tipis agar kelihatan natural dan juga hijabku, dengan segera aku hampiri Bi Jumi,aku mengatakan agar beliau siap siap juga."Bi.... silahkan bersiap siap,aku sudah selesai hanya tinggal memulaskan makeup dan mengenakan hijab saja, Al Keenan di tinggal saja.... nanti aku yang jagain..."segera aku suruh bi Jumi untuk bersiap-siap."Iya Bu....bibi tinggal dulu ya...."jawab Bi Jumi."Iya Bi.... silahkan...."Setelah Bi Jumi berlalu menuju kamarnya meninggalkan aku dan Al Keenan.Segera aku memulaskan makeup yang telah tersedia di atas meja rias yang di siapkan oleh Bang Rendi untuk meletakkan semua peralatan makeup milikku.Aku hanya memulaskan makeup secara tipis agar kelihatan natural dan tidak menor,ini aku
Aku menghampiri Mama Inda yang sedang duduk santai di ruangan keluarga, beliau lagi nonton acara favoritnya yang di siarkan oleh salah satu stasiun televisi di negeri ini.Dengan pelan aku menjatuhkan bobot tubuhku di samping Mama Inda,aku menyampaikan keinginanku secara perlahan-lahan, takut saja jangan sampai beliau tersinggung. "Ma.... sebentar jam 10 Humairah ijin keluar ya,mau menghadiri acara pentas seni yang di ikuti Almeera dan Al Jazair di sekolah mereka..."aku menyampaikan maksud ku kepada Mama Inda, bagaimana pun sekarang beliau sudah menjadi orang tuaku juga. "Iya ... tidak apa-apa, Mama ikut juga ya.... Mama pengen lihat aksi mereka berdua, pasti seru.... nggak apa-apa kan kalau Mama ikut melihat mereka tampil..."Mama Inda ingin ikut juga ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair. "Benar mama mau ikut....mama tidak bercanda kan..."aku senang sekali mendengarkan keinginan ibu mertuaku itu. "Iya benar..... Mama serius.... Almeera dan Al Jazair pasti senang kalau semua Oma dan
Sepanjang perjalanan menuju perusahaannya Bang Rendi wajahnya berseri seri, senyum indahkan tidak lepas dari bibirnya.Walaupun tadi dia sempat dongkol karena ulah jahil sang papa,tapi kini moodnya sudah baik kembali.Masih segar dalam ingatannya.... melihat wajah Humairah yang ketangkap basah olehnya karena secara diam-diam mencium bibirnya tadi malam. "Sudah sebulan saya menikah Humairah... baru tadi malam saya menyentuh kulitnya halus sekali seperti pualam.... argkhhh....kenapa juga benda pusaka kesayangan saya ini langsung bereaksi, padahal saya hanya mengingat kelakuan Humairah tadi malam, rasanya saya sudah tidak sabar menunggu 5 hari lagi..... bersabarlah 'adik kecil' sebentar lagi kamu akan mendapatkan sangkar baru yang selama ini kamu belum pernah kamu singgahi...."Bang Rendi bergumam sendiri sambil memegang benda pusaka kesayangannya. "Untung saja tadi pagi saya sudah mengirim semua foto Humairah tadi malam ke ponsel saya .... saya tidak bisa bayangkan kalau ada orang yang s
Humairah setelah mengantar kedua buah hatinya sampai mobil yang membawa mereka berdua keluar dari pekarangan rumahnya Bang Rendi, hendak masuk kembali kedalam untuk menyamperin sang suami, tiba-tiba saja langkah kakinya terhenti karena dia melihat sang suami sudah berada persis di depan pintu utama. "Baby.... Abang berangkat dulu ya .. insya Allah jam10 nanti Abang langsung ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair....kamu nggak apa-apa kan ke sekolah mereka di antar oleh sopir....atau Abang jemput kamu kesini baru kita berangkat bareng bareng kesana..."Bang Rendi merasa tidak enak kalau Humairah berangkat ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair di antar oleh sopir,dan akhirnya menawarkan diri untuk datang menjemputnya. "Iya tidak apa-apa.... Abang tidak usah jemput lagi ke sini, Abang langsung saja dari kantor ke sekolahan anak anak, nanti aku diantar sama sopir saja..."Humairah menolak di jemput oleh sang suami.Rencananya Humairah akan bawa mobil sendiri,karena Mang Udin nanti sore akan men