Untuk pertama kalinya, saya membuat cerita dengan dua sudut pandang di mana Itu akan mengungkapkan perasaan tokoh utama dan antagonis secara bersamaan.
Lanjut sub dan like sebelum baca ya mommy sayang.***Plot twist, biasanya kejutan yang tidak diduga terjadi di sebuah film atau novel, tak kusangka hidupku lebih dramatis dari semua itu, aku tak sengaja bersahabat dengan orang yang akan paling kubenci, dia kekasih suamiku.*Kupikir hidupku sudah sempurna, saat menjadi istri dan ibu dari dua pasang kembar, punya suami yang mapan dan ekonomi kami beberapa tahun terakhir membaik. Jabatan suamiku naik dan dia dipercaya menjadi direktur pelaksana untuk semua proyek dan promosi di perusahaan tempat ia bekerja.Aku menjalani hidup yang sudah dikatakan mewah, punya asisten dan sopir juga tidak pernah kekurangan uang belanja. Anak-anakku tumbuh dengan baik dan cerdas mereka bersekolah di sekolah internasional, orang tuaku dan mertuaku juga akur mereka juga sama-sama menyayangi kami. Jadi, apa yang aku cari?Mungkin waktu, ya, suamiku terlampau sibuk jadi dia jarang sekali punya waktu di rumah. Tapi itu tidak membuatku merasa tidak dicintai olehnya, sikap dan perhatiannya tidak pernah luput meskipun tubuhnya berada jauh dari kami. Setiap dua jam dia akan menelponku dan menanyakan kabarku lalu mengirimkan kalimat-kalimat penuh cinta dan kerinduan, kadang Ia mengirimkan buket bunga dan hadiah-hadiah yang selalu membuatku tersenyum bahagia. Ia juga sangat pengertian dengan kebutuhan wanita sehingga kadang tanpa kuminta ia memanggilkan layanan salon dan konsultan belanja ke rumah.Aku merasa seperti Ratu, temanku juga menyebutku Ratu, wanita yang selalu diratukan oleh suaminya di mana semua orang ingin kehidupan sepertiku. Aku bahagia dengan semua itu, aku bangga saat teman-temanku menyebut Mas Alfian sebagai figur lelaki yang diinginkan oleh semua wanita di dunia ini.Sementara satu-satunya orang yang memiliki dia hanya aku dan aku bangga dengan itu.Ya, kupikir begitu, sampai akhirnya pelan-pelan aku mendapatkan kenyataan pahit.*Suatu hari aku sedang berbelanja di sebuah butik mewah untuk mengincar tas yang sudah kuinginkan sejak lama. Kebetulan di hari itu tasnya tinggal satu, aku yang terlambat datang lima menit dari seorang wanita cantik terpaksa berebut tas dengannya."Oh, Tuhan, sayang sekali, padahal aku sudah menyisihkan uang tabunganku untuk membelinya, tapi kau lebih beruntung," ucapku sambil menyunggingkan senyum. Aku kecewa tidak mendapatkan tasnya, tapi aku tidak marah karena seseorang lebih beruntung dariku."Apa kau sangat menginginkannya?" tanya wanita berambut gelombang dengan kulit putih dan bentuk gigi yang rapi, senyumnya menawan dan suaranya sangat lembut. Dia membuatku tertegun untuk beberapa saat Karena kecantikan dan pesona dirinya."Ya, tapi itu sudah jadi milikmu.""Kalau kau sangat menginginkan tas ini, maka aku akan berikan dia padamu, aku bisa menunggu launching terbaru tahun depan."Dia mengangsurkan tas itu padaku, tas berwarna merah dengan kulit buaya premium dimana hanya diproduksi dua kali dalam setahun. Aku tercengang dengan kebaikannya.Biasanya wanita lain tidak akan mau merelakan bahkan rela bertengkar demi mendapatkan item yang mereka inginkan, tapi entah kenapa wanita ini menyerahkan begitu saja padaku?"Kenapa kau baik sekali?" tanyaku dengan heran."Hari ini hari ulang tahunku dan calon suamiku memberiku cek untuk belanja senilai tas itu, aku datang kemari iseng-iseng saja karena ingin membeli tas sebagai bentuk investasi. Aku tidak terlalu hobi memiliki tas mewah karenanya aku menyerahkan padamu."Wah, uang belanja senilai 2 miliar? Luar biasa sekali aku yakin calon suaminya punya pekerjaan istimewa, mungkin seorang pengusaha kaya atau anak pejabat."Tapi ini tas edisi terbatas dan kau sudah mendapatkannya lebih dahulu.""Betul sekali, dari tadi banyak orang yang menginginkannya, tapi entah kenapa hatiku mengarah pada Mbak dan ingin memberikannya pada Mbak saja," jawabnya tulus."Ya Tuhan, kau baik sekali dan itu terpancar dari wajahmu. Pantas saja kekasihmu sangat menyayangimu dan memberikan kau hadiah yang sangat istimewa, kau sangat baik," pujiku."Alhamdulillah, dia lelaki yang sempurna.""Kalau begitu terima kasih ya....""Ya."Begitulah perjumpaanku yang pertama di mana aku sama sekali tidak menyadari siapa dia yang sebenarnya.Setelah hari itu, setelah aku mendapatkan tasnya, aku tidak lagi berjumpa dengan wanita cantik bertubuh 165 cm itu. Aku terkesan padanya dan mungkin aku tidak akan melupakannya.*Beberapa minggu setelahnya,Di Gym.Orang-orang sedang riuh membicarakan seorang anggota baru yang begitu menarik perhatian dan langsung membuat para coach tampan bertubuh atletis teralihkan padanya. Para coach yang biasa melatih nyonya-nyonya muda untuk memiliki tubuh impian, tiba tiba tidak lagi perhatian, mereka lebih mendekati wanita itu.Aku penasaran sekali dan ingin bertemu dengannya, lalu tak kusangka wanita itu adalah wanita yang merelakan tasnya untukku di butik kemarin.Aku terkejut sekali. Wajar saja ia menarik perhatian, wajahnya yang cantik, tubuhnya yang indah serta gerakannya yang lentur, membuat semua orang sukses iri padanya. Melihat ibu-ibu yang satu klub denganku terus iri dan mengghibah, aku hanya tertawa."Rupanya kau di gym ini juga?" Aku menyapanya saat dia sedang mengambil minum.Wanita itu langsung berbinar dan antusias begitu melihatku."Wah, kita berjumpa lagi aku senang sekali. Benar, aku baru bergabung dua minggu lalu. Kabarnya gym ini sangat bagus dan pelatihnya juga kompeten, jadi, aku penasaran untuk bergabung.""Senang bertemu denganmu lagi, tempo hari aku tidak memperkenalkan diri, namaku Gaida." Aku mengulurkan tangan padanya."Namaku, Miranda," balasnya sambil menerima uluran tanganku."Apa kau bergabung di sini atas referensi kekasihmu?" godaku yang mengingatkan dia kepada kekasihnya."Betul sekali dia juga memberikan referensi salon, klub kerajinan tangan dan beberapa keanggotaan lainnya.""Wow, rupanya dia sangat perhatian dan nyaris mirip sifatnya dengan suamiku. Aku berkegiatan semua atas referensi dan pengawasannya."Wanita itu kembali membulatkan mata dan terkejut lalu ia tertawa,"Ya, kadang lelaki seperti itu Mbak, mereka menunjukkan perhatian yang disebut dominasi terselubung terhadap wanitanya. Mereka memperlakukan kita seperti layaknya dilayani, padahal mereka adalah raja sesungguhnya. Kita Wanita hanya ditakdirkan untuk selalu di bawah kendali," balasnya dengan tawa berderai."Baiklah, ayo kita lanjutkan pembicaraan sambil latihan," balasku sambil menepuk lengan tangannya dengan perlahan."Ayo," balasnya tertawa. Ketika ia tertawa, tawanya bercerai seperti tumpukan mutiara yang jatuh ke meja marmer, aku terpesona bahkan aku sebagai wanita sangat terpesona, bagaimana dengan pria?*Usai berolahraga kami menikmati fasilitas premium gym di mana mereka menyediakan breakfast dan softdrink secara gratis. Aku dan dia melanjutkan perkenalan dan keakraban kami dengan duduk di meja yang sama.Entah kenapa aku tertarik padanya, saat bersepeda tadi, dia menceritakan banyak hal tentang kehidupannya, ilmu dan wawasannya luas serta Ia yang lugas saat diajak berdiskusi, membuatku merasa terkesan dan ingin berteman dengannya."Kau bekerja di mana?""Aku konsultan untuk desain interior," ujarnya."Pekerjaanmu menarik dan mungkin gajinya sangat besar, ya?""Insya Allah," jawabnya. "Karena aku baru di kota ini dan Mbak adalah orang pertama yang mengajakku bersahabat, maka aku akan membelikan layanan konsultasi gratis untuk desain interior rumah Mbak.""Sungguhkah?" aku benar-benar antusias saat mendapatkan tawarannya."Aku ingin kau berkenalan dengan suamiku sehingga dia bisa mendesain ulang ruang kerjanya yang membosankan," jawabku."Benarkah? Di mana suami Mbak bekerja? tapi rasanya itu tidak sopan, makanya aku tidak akan bertanya," ujarnya sambil mengesap minumannya."Suamiku adalah direktur pelaksana di sebuah perusahaan elektronik dan jasa promosi, dia lelaki yang gila bekerja dan sibuk sekali. Tapi dia sangat menyayangi keluarga.""Aku tidak ingin mengenalnya karena khawatir aku akan mencari tahu tentang dia," jawabnya sambil mengedipkan mata dan becanda."Sekalipun kau mengenalnya, kau tidak bisa memilikinya karena dia adalah suamiku." Aku berkata dengan penuh percaya diri dan hal itu membuat kami saling menertawai.*"Sayang ... ayo desain ulang ruang kerjamu, aku mengenal seorang desainer interior yang cukup terkenal, aku melihat portofolio pekerjaannya dan itu sangat menarik." Aku mengatakan itu saat sedang memeluk Suamiku di peraduan."Di mana kau kenal?""Di gym, namanya Miranda."Suamiku terdiam beberapa saat sambil menghela nafas."Menarik sekali... tapi aku tidak tertarik mengenal wanita. Cukup kau saja wanita di dalam hidupku," balasnya sambil mendaratkan sebuah kecupan mesra di bibirku."Jangan Menggodaku," ujarku mencubit perutnya."Kau memang selalu pantas untuk digoda," balasnya sambil menggelitik sekaligus menciumiku bertubi tubi, aku tertawa. Di momen itu aku sangat bahagia dan merasa kehidupanku begitu sempurna. Canda tawa dan pelukannya benar-benar hal yang meredakan stres dan pikiranku, aku bahagia..Tring...Tiba tiba,panggilan di ponselnya membuyarkan candaan kami, lelakiku bangun dari posisinya yang sedang memelukku erat lalu langsung menjawab panggilan dengan wajah serius."Oke, aku langsung ke sana!" Ujarnya dengan wajah tegang."Kenapa Mas?""Ada hal penting di mana aku harus turun ke lapangan dan menyelesaikan semua masalah yang ada. Maaf karena untuk kesekian kalinya aku tidak bisa menemanimu tidur atau menginap di rumah.""Selalu begitu ya?" desahku sambil menarik nafas dalam."Maafkan aku, sayang," ucapnya sambil mengecup keningku dan langsung meluncur pergi begitu saja. Sekali lagi aku hanya bisa mendesah sambil memperhatikan tempat tidur kami yang sepi, selalu begitu, selalu tidak ada waktu untukku.Entah ia bekerja atau dia di mana, aku tidak bisa menebaknya.Lanjut apa enggak Bund??Hari itu, mungkin adalah hari paling istimewa dalam hidupku karena hari ini ulang tahunku dan kekasihku sudah menyiapkan hadiah bahkan sebelum aku membuka mata. Ketika sinar matahari jatuh tepat di atas kelopak mataku Aku mengerjap untuk membuka mata dan langsung tersenyum mendapati kondisi kamarku.Ada buket bunga mawar yang berukuran besar, ada kue dan cake buah serta kartu ucapan ulang tahun, juga boneka beruang dan sebuah kotak besar bersampul merah. Aku turun dari tempat tidur dan pergi membongkar kotak merah itu, isinya adalah kotak dan berikutnya lagi adalah kotak, aku terus membuka kotak-kotak itu sampai aku lelah hingga akhirnya aku mendapatkan cek uang belanja dengan jumlah cukup fantastis."Selamat ulang tahun Sayang, maaf, karena aku tidak memberi memberi ucapan secara langsung karena ada rapat pagi ini." Begitu bunyi kartu ucapan bertinta emas di sana. Aku tersenyum bahagia dan sekilas seolah melupakan semua masalah dalam hidupku dan kemelut yang terjadi hingga membua
POV Miranda."Jangan menangis, ayo tersenyum," ujarnya saat aku tenggelam dalam kesedihan dan semua penolakan kekasihku secara halus. Kalau dia memang tahu kami tidak bisa bersama mengapa dia terus mempertahankan hubungan ini.Dulu aku adalah konsultan desainer untuk kantornya, aku bekerja di sebuah perusahaan penyedia jasa arsitek dan layanan interior. Aku berkenalan dengannya saat mendesain langsung kantor untuk direktur utama dan ruang kerjanya. Kami akrab karena sering bertemu lalu pada akhirnya lelaki itu mengutarakan cintanya padaku.Dia bilang dia kagum padaku yang meski seorang anak yatim piatu, tapi aku bangkit dan mampu mandiri, aku tumbuh dengan cerdas dan bisa berkarir layaknya wanita sukses yang datang dari keluarga harmonis dan kaya. Dia bilang, Aku adalah wanita edisi terbatas yang diinginkan semua pria di dunia ini.Soalnya Aku sama sekali tidak tahu kalau dia punya istri, pikir dia lajang Karena Dia menghabiskan banyak waktu untuk mengurusi karir dan bisnis. Hampi
POV gaida.Kenapa Mas Adrian pergi terburu-buru begitu saja saat kami baru saja hendak memadu asmara. Aku rindu sentuhan dan pelukannya yang hangat sampai pagi, di mana itu sudah jarang sekali terjadi.Aku merindukannya, sangat, aku merasa suamiku adalah milikku dalam status, tapi, kadang aku merasa sama sekali tidak memiliki hatinya atau mengenalnya, entah kenapa bisa begitu. Kenapa, di saat ia sudah mengenakan hijamah dan bersiap untuk tidur tiba-tiba dia langsung pergi."Halo, selamat malam Valerie," ucapku pada asisten pribadi Mas Alfian."Iya Nyonya...." Dia memanggilku seperti itu karena dia dulu bekerja sebagai asisten orang tuaku."Apa suamiku punya pekerjaan atau tugas penting malam-malam begini sehingga dia harus pergi.""Setahu saya tidak ada Nyonya. Apakah ada masalah? apa ada yang bisa saya bantu?""Tidak Terima kasih Valeri.""Sama sama."Benarkan! Dia sama sekali tidak punya tugas mendadak di kantornya. Lalu, ke mana dia pergi malam-malam begini, entah kenapa hatiku mu
Aku sama sekali tidak curiga padanya, aku percaya bahwa Miranda adalah gadis yang baik, dia sopan dan tahu diri. Sejak bergaul dengannya aku jadi merasa punya teman yang benar-benar mengerti perasaanku, aku sering mengajaknya curhat dan dia merupakan pendengar yang baik, ia selalu memberiku solusi dan bisa membuatku terhibur. Suatu hari kuajak ia ke rumah, tadinya ia menolak dengan alasan sibuk, tapi karena aku mengundangnya dengan cara mendesaknya maka dia tidak punya pilihan lain.Pertama kali masuk ke rumahku wanita itu tercengang melihat interior rumah, baru di masuk saja kami sudah disambut dengan foyer dan meja konsole marmer italy, ada cermin estetik di bagian, lalu menuju ke tengah, ada tangga kembar menuju lantai, sebelah kanan ruang tamu dan sebelah kiri ruang keluarga dengan smart tv ukuran jumbo. Di bagian void ada lampu gantung dengan desain mewah dan meja bundar dengan vas rangkaian bunga Peony berukuran besar.Dia tercengang menatap rumahku."Kenapa aku suka desain
"Kemarilah ...." aku langsung mendekap wanita itu ke dalam pelukanku, sementara ia semakin tergugu di bahu ini dengan pilu.Aku mengerti sekali bagaimana dilema perasaan yang sedang dialami wanita itu. Ia pasti sangat jatuh cinta dengan kekasih kebanggaannya di mana ia selalu menceritakan hal baik-baik tentang pria pujaannya itu. Dia bahagia bersamanya dan bangga memilikinya.Tapi di sisi lain lelaki itu punya istri. Bagaimanakah perasaan istrinya yang sudah setia menunggu di rumah. Pasti wanita itu akan tercabik-cabik perasaannya kalau tahu suaminya berkhianat. Ketika seorang wanita sudah dilukai dan kecewa maka akan sulit mengembalikan perasaan dan kepercayaannya. Jika wanita itu merasa murka dan memilih bercerai bagaimana pula nasib anak-anak mereka. Ah, aku harus menghentikan Miranda untuk terus berada di antara hubungan pasangan halal. Dia cantik dan karirnya cemerlang, dia pantas mendapatkan lelaki yang lebih baik dan hanya mencintai dia satu-satunya sebagai wanita."Kemarilah,
Sudah dua tahun hubungan kami, tapi Mas Alfian belum kunjung menunjukkan keinginannya untuk melamarku. Ya, dia tidak mungkin melakukannya karena kesepakatan Kami adalah melanjutkan hubungan seperti ini saja tanpa pernah terungkap ke publik apalagi sampai dibawa ke jenjang pernikahan.Kata orang, Hanya wanita bodoh yang mau jadi gundik seumur, hanya wanita yang tidak tahu diri dan tidak menghargai solidaritas sesama wanita yang akan menyakiti makhluk yang sama seperti dirinya."Aku harus bagaimana?" Aku kembali termenung sambil memeluk diriku, duduk di sisi dinding yang pemandangannya langsung mengarah ke gedung gedung dan situasi kota di malam hari. Kelip lampu lampu begitu cerah, berbeda dengan masa depanku yang belum jelas arah tujuannya.Ting tong!Bel apartemenku berdering, aku langsung bangkit karena sudah tahu siapa yang datang. Begitu kubuka pintu, mas Alfian yang sudah di sana dan menatap diri ini dengan tajam."Sayang, Alhamdulillah kamu mampir juga," ucapku yang tak sa
Aku terbangun dalam posisi tidur sendirian, kucari suamiku dengan dada berdebar, isu perselingkuhan yang sedang merebak di komplek kami membuat diriku khawatir kalau ternyata pelakunya adalah suamiku.Dengan langkah yang begitu cepat kau cari dia ke semua sudut rumah sehingga aku mendapatinya tertidur di sofa dalam keadaan TV yang masih menyala. Kuhampiri dirinya lalu kubangunkan dia dengan perlahan."Mas.""Iya?""Pindah ke kamar yuk, kau dari mana aja sih.""Urusan kerjaan." Ia menggeliat lalu bangun dan beranjak di kamar dengan langkah yang lesu. Waktu menunjukkan pukul 03.00 pagi dan aku sama sekali tidak menyadari kedatangannya."Maaf ya, karena belakangan ini aku jarang menemanimu atau memberimu nafkah batin.""Iya Mas, tak apa, aku mengerti kau sibuk.""Aku menyiapkan hadiah dibawa sofa ruang tv sebagai bentuk permintaan maafku yang jarang menemanimu.""Oh ya, kok sempat-sempatnya kamu menyiapkan hadiah padahal kamu sangat pusing dan sibuk dengan kerjaan Mas?""Bagiku, Tidak ad
Lututku langsung gemetar, dadaku berdebar seolah jantung direnggut dari rongga dada. Aku syok sekaligus mulai timbul berbagai penafsiran dalam benakku mengingat sekarang ini santer sekali isu perselingkuhan di mana pelakunya adalah salah satu diantara kami yang ada di komplek ini."Ada apa sayang?" Tanya suamiku yang mengejutkanku dari belakang aku langsung membalikkan badan dan gugup.Aku berusaha tersenyum meski bola mataku dipenuhi genangan air mata, ia terheran-heran melihatku."Ada apa sih?" Ketika melihatku memegang label pakaian pria itu langsung mengerti."Oh aku bisa jelasin, sebenarnya aku mau beli baju berwarna putih tapi ketika melakukan pembayaran, aku berubah pikiran kalau warna merah lebih pantas untukmu, makanya tanpa sengaja ada dua struk belanja.""Oh begitu ya...."Aku seketika langsung merasa lega."Aku yakin Kau pasti syok dan banyak pikiran," ujarnya sambil memelukku."Iya Mas, aku nyaris saya tak mampu bernapas membayangkan semua masalah ini.""Sudahlah, jangan k
"Anda yakin akan melakukan itu pada ayah keempat anak ibu?""Iya, kenapa aku harus ragu? saat ia mengelabuiku, aku sama sekali tidak mencurigainya. Aku percaya dan yakin bahwa dia akan menjaga kami semua, termasuk perusahaan dan karyawan yang bekerja. Dia sudah merugikan dan menipu. Kukira aku mengalami kemerosotan penjualan ternyata aku sedang ditipu oleh suamiku sendiri, aku terpaksa memangkas gaji karyawan dan melakukan hal-hal yang tidak terduga, jadi aku tidak akan mengampuni Alfian.""Tolong netralisir perasaan benci Anda karena kehilapan dia berselingkuh ini juga tentang perusahaan dan reputasi anda, orang-orang membicarakan anda sebagai wanita yang tidak bijaksana."Aku langsung berdiri begitu pengacara itu berkata dengan lancang."Beraninya kau mempertanyakan kebijaksanaanku, apapun keputusan yang kuambil sudah kupikirkan dengan detail, Aku tidak akan mengampuni lelaki itu dan kemanapun ia melangkah untuk coba lari dari tanggung jawab, maka aku akan mengejar dan tidak aka
Hasil tes laboratorium benar-benar mengejutkanku, di dalam keadaan yang sudah susah bertambah-tambah dan begitu besar usahaku untuk lepas dari Alfian, kini aku seakan disambar petir mendengar kenyataan bahwa sakit yang selama ini kutakuti telah menjangkiti diri ini.Ya, kanker vagina!Aku begitu shock begitu dokter mengatakan hal itu kepadaku, meski dia mengatakannya dengan lembut dan tetap berusaha untuk menguatkan hatiku bahwa semuanya masih bisa ditangani, tetap saja itu membuatku langsung putus asa dan drop."Kami akan segera lakukan biopsi dan radiotherapi, jangan takut, banyak kok orang-orang yang bisa survive dari kanker terlebih Anda baru berada stadium awal.""Tapi kenapa ini bisa terjadi dok, kenapa bisa secepat ini, kenapa penyakit itu bisa menjangkiti saya?""Maka hanya hal ini yang bisa saya sampaikan Mbak, bahwa tidaklah Tuhan menurunkan penyakit kecuali dengan obatnya, juga setiap kali kita diberi ujian, Tuhan tahu bahwa kita bisa melewatinya.""Saya takut dok, Saya
Aku tidak tahu apa yang terjadi pada tubuhku selama memutuskan berpisah dengan mas Alfian. Apakah ini respon hati secara alamiah tiba-tiba mengalami kesepian? Ataukah siklus menstruasi yang terganggu dan frekuensi hubungan seks yang sudah jarang membuat diri ini sering pusing dan merasa tidak nyaman sendiri. Entahlah, tapi belakangan berat badanku turun dan rambut ini mulai rontok setiap kali mandi. Aku terkejut setiap kali menyisir rambutku dan tidak menyangka bahwa perubahan ini sangat signifikan.Kupikir setelah usai operasi dan luka kering semuanya akan selesai, tapi entah kenapa aku sering mengalami flek dan pendarahan juga nyeri yang tak tertahankan pada bagian kewanitaan padahal tidak seharusnya itu terjadi. Aku juga sering pusing, mual dan merasa lemah otot, tubuhku juga sakit semua, kadang pandangan mata ini berkunang-kunang dan tiba-tiba saja aku merasa drop.Menyadari semua ini, maka aku memutuskan untuk segera mengunjungi dokter untuk berkonsultasi.*Setelah pulang dari
"Dengar Sayang, papa itu membuat kesalahan dan kesalahannya sudah sampai ke tahap kejahatan, Papa merugikan aset perusahaan di mana itu bukan uang mama secara pribadi. Itu uang milik orang lain dan titipan korporasi, tidak kita tidak boleh korupsi, mencuri atau menggelapkan.""Jadi papa mencuri?""Secara tersirat... begitulah.""Masak sih papa mencuri, bukankah selama ini Papa selalu mengajarkan kita yang baik-baik? Kenapa Papa mencuri?""Ada beberapa hal yang sulit untuk dimengerti dan hanya orang-orang dewasa saja yang tahu apa maksud kehendak dan keputusan mereka.""Jadi Mama tidak mengerti Kalau Papa seperti itu?""Tidak.""Tapi mama kan istrinya?""Memang betul mama istrinya, tapi, tidak semua hal yang Papa lakukan diceritakan pada mama.""Ya ampun, kasihan sekali Papa," ujar Malik mendesah sambil menepuk keningnya."Papa pasti akan membereskan semua masalah ini dan kembali menemui kalian.""Emangnya kalau Papa sudah membersihkan semua kesalahannya dan bertaubat Mama mau kembali
"Sudah cukup, jangan bising di tempat usahaku aku harus menjahit dan memotong pola jadi aku persilahkan kalian untuk pulang ke rumah kalian sendiri!""Kamu ya Mbak, kamu sudah memutuskan untuk melepaskan Mas Nabil jadi tolong dong jangan beri Dia kesempatan untuk datang menemuimu dan merayumu!""Hei, kau! Tolong jaga ucapanmu, jika aku memukulmu aku akan terlihat tidak punya belas kasihan kepada hewan," ucapku mengejeknya, wanita itu makin gusar dan emosi. Dia melotot padaku sambil menarik nafas dengan dalam yang menandakan bahwa ia terkejut dengan perkataanku barusan."Jaga ucapanmu, Mbak, kenapa kamu menyebut tempat Sofia sebagai binatang?!" ujar Cici."Hei Sofia, apa kau tidak bisa menghancurkan diriku sendiri hingga kau harus membawa orang lain, apa kau lemah sampai harus melibatkan adikmu?""Hah?!" Wanita itu kehilangan kata-kata, dia benar-benar geram, dia berusaha untuk tegar dan tangguh di hadapanku padahal sebenarnya wanita itu akan mulai menangis karena tidak sanggup melawan
Meski Miranda telah menyakitiku tapi hati ini perih mendengar ia berkata kalau kini sedang sakit dan mengalami kenyataan yang begitu pahit kalau rahimnya diangkat.Di samping aku puas karena kejahatannya Tapi tetap saja hati nurani menolak bahwa aku tidak bisa sekejam itu untuk merayakan kemenangan dan bahagia di atas penderitaan orang lain. Bicara tentang penderitaan Miranda dan Alfian sudah membuat hidup mereka menderita oleh perbuatan mereka sendiri.Sebenarnya keputusanku hanya alasan untuk Karma Tuhan yang kini berlaku atas mereka. Lewat kami dan klien yang membatalkan kontrak di situ Alfian mendapatkan hukumannya Kini dia sedang berada di titik terendah di mana tidak ada satupun jalan keluar dan tempat untuk dia melarikan diri dari masalah. Pun tidak ada tempat baginya untuk mengadu, hendak memusingkan orang tua pun, orang tuanya sudah tidak berdaya karena sudah senja. Seharusnya seorang anak tidak menyakiti orang tua mereka dengan menambahkan beban meski mereka orang tua y
Dia hari berikutnya. "Apa yang kau katakan kepada Miranda?!" lelaki itu datang ke rumahku saat aku hendak berangkat ke kantor dan masuk ke dalam mobil. Iya mencekel lenganku dan menatapku dengan pandangan membeliak yang seram.Aku tidak menyangka pagi-pagi sekali ia sudah menyambangi rumahku dan menyerang diri ini di garasi mobil. Sungguh mengejutkan prilakunya."Ada apa denganmu Alfian, pagi-pagi kau sudah datang membuat keributan, memangnya apa yang sudah kulakukan dan apa kesalahanku?" tanyaku sambil melepaskan cekalan tangannya dari pergelangan tanganku."Apa yang kau katakan hingga Miranda memutuskan untuk pergi dari rumahku dan meninggalkan diri ini sendirian.""Apa, jadi Wanita itu pergi?" tanyaku sambil tertawa dan menepuk tangan. "Jadi akhirnya wanita itu mengambil keputusan yang benar.""Yang bener apanya aku tahu dia menjumpaimu kemarin dan pasti kau sudah mempengaruhinya untuk meninggalkanku!""Kenapa kau menyalahkanku Kalau kau merasa layak dipertahankan maka yakinkan wa
"Katakan Aku tidak ingin berjumpa dengannya.""Dia bilang ini penting.""Aku tidak peduli karena yang akan dia bicarakan hanya masalah pribadi bukan tentang bisnis dan keuntungan jadi aku tidak ingin bertemu dengannya."Selang 30 menit kemudian asisten pribadiku kembali datang ia mengetuk pintu dan terlihat sedikit cemas."Maaf bu saya mengganggu pekerjaan ibu...""Iya, ada apa?""Nyonya Miranda bilang kalau dia akan menunggu di lobby sampai anda pulang.""Tegaskan padanya bahwa aku tidak ingin berjumpa.""Dia bilang dia tidak akan mengganggu atau berusaha menyakiti anda, jadi dia mohon agar anda mau menemuinya.""Ah..." Kuhela nafas sambil meletakkan map laporan dengan kesal."Baiklah, suruh ia masuk.""Baik Bu."Lima menit kemudian Miranda mengetuk pintu dan kemudian masuk, melihat ku menatap wajahnya wanita itu menyapa kemudian menundukkan kepala dengan hormat. Aku hanya mendesah perlahan."Ada apa?" tanyaku."Aku datang menjumpaimu untuk berterima kasih atas apa yang telah kau l
Itulah kenyataannya, aku semakin bersinar di puncak kejayaan mengelola perusahaan sementara Alfian semakin terpuruk.Sudah hampir sebulan tapi bisnis yang Alfian kelola belum menunjukkan tanda-tanda kemajuan di mana ia akan segera mendapatkan omset untuk mengembalikan hutangnya pada perusahaan kakekku. Sepertinya, harapan sangat jauh dengan kenyataan.Aku tahu persis mantan Suamiku itu sangat percaya diri jika ia sudah mengambil keputusan. Segala sesuatu yang ia putuskan selalu sudah atas pertimbangan dan sudah pasti punya langkah-langkah untuk kemajuannya, sayangnya, sekarang semua itu terhambat. Jika ia tidak mampu mengembalikan hutangnya dalam waktu dekat maka ia kembali harus mendekam di penjara.Tahukah siapa orang yang telah menghambat bisnis itu sehingga beberapa kliennya membatalkan kontrak? Ya, aku orangnya. Dengan bantuan koneksi aku menghubungi semua orang yang sudah berjanji untuk menjalin kontrak dengannya. Kutawarkan proyek yang lebih mudah dengan nilai borongan yang le