Kulihat dari arah kananku, sebuah pabrik mewah menyemburkan gumpalan awan hitam dari sebuah cerobong asap kuno yang panas keatas langit biru seakan hendak menjadikannya kelabu. Sungguh aku sangat benci melihatnya.
Apa yang aku lihat disini? sudah seperti mimpi buruk saja. Sebuah pemandangan yang menyesakkan mata. Asap hitam menggumpal dimana-mana. Menutup jarak pandangku saat berjalan. Lebih panas dari tempat sebelumnya. Kabut hitam beterbangan menutup semua kawasan di wilayah ini.
Lalu aku berjalan diantara dua gedung sambil memegang senjataku bersiaga kalau ada musuh yang tiba-tiba menyerang. Terlalu banyak kendaraan roda empat terbalik sehabis terbakar. Memenuhi jalan hampir tanpa sekat. Tidak tahu kemana pemiliknya?
Sebuah robot nampak memanjat dinding teratas diluar kaca. Robot-robot dengan tangan berkabelnya, ia menjalar ke sudut-sudut dinding kaca. Tanpa kepala, tanpa mata, aku pikir ada sesuatu yang terjadi digedung itu. Maka aku mendekatinya, Se
Setelah sampai di laboratorium profesor Javier, aku langsung saja menemui Mario yang berada di kamar sedang mendapatkan perawatan, untungnya saat aku masuk dia sudah siuman seperti semula kembali."Kau sudah baikan!?" tanyaku. "Sudah, aku dirawat dengan baik oleh profesor Javier dan nona Nixie." kata Mario. "Sebenarnya apa yang terjadi padamu, siapa yang melakukan ini semua padamu!?" tanyaku. "Bernardo, dia menanyakan keberadaanmu kepadaku. Tapi aku tidak ingin memberitahunya karena aku pikir mereka pasti akan menghajarmu lagi. Dan sekarang aku tau masalahmu dengannya lebih serius setelah kau membawa Belinda bersamamu." jelas Mario. "Aku sudah tidak tahan lagi melihat dia menderita bersama Bernardo. Kami saling mencintai karena itu aku membawanya ketempat ini." kataku. "Sebenarnya kau ini apa sekarang!? kenapa kita ada ditempat ini!?" tanya Bernardo sambil melirik kesekitarnya. "Mungkin sulit untuk dijelaskan, tapi yang jelas aku se
Di atas sana langit seakan sedang berbahagia riang menaburkan gumpalan awan cerah berhias mentari dengan cahaya kuning keemasan berkilau terik menembus lapisan atmosfer bumi. Aku menghampiri Belinda, sekarang ia terlihat memberikan senyum itu kepadaku. Tapi entah kenapa aku merasa ada yang berbeda dari senyumannya saat itu. Sepertinya waktu akan menunjukan hal yang membuatku kualahan lagi kali ini, apa yang akan terjadi? aku memiliki firasat buruk, yang aku sendiri tidak tahu itu apa. Kemudian aku duduk disebelahnya, "Sekarang kamu makan ya, aku sudah membuatkan makanan ini untukmu." ia mengambil sesendok makanan tersebut dari piring yan dipeganngnya, lalu menyuapiku. Aku belum pernah makan senikmat ini, suapan penuh cinta mungkin adalah bumbu rahasianya. "Terimakasih ya, kamu baik sekali." puji aku kepadanya. "Aku senang kalau kamu suka." lirihnya kemudian ia menaruh makanan itu, setelah sekian lama sendiri saat itu aku merasakan ketulusaan dan peras
Seorang lelaki berambut merah melompat dari gerbong kereta yang hancur. Tangannya memegang senjata lalu ia melepaskan tembakan kearahku. “Mati kau, Agen bodoh!” Teriak pria bermata amber itu. Dengan cepat aku mengelak. Tiba-tiba dibelakangnya muncul makhluk hitam yang dipimpin pria berambut merah tembaga itu. "Ayo hancurkan tempat ini! Jangan sampai ada yang tersisa!” Titah pria itu. “Grrr..” Makhluk hitam itu menggeram. Mereka beringas. menyebar kesegala penjuru tempat itu. Seketika aku pun bergerak cepat kearah kawanan makhluk hitam besar itu.Aku melepaskan tembakan diselingi dengan gerakan cepatku kekiri dan kanan. Seketika tembakan laserku mengenai mereka. Dalam sekejap, 15 makhluk hitam tumbang. Aku berkedip dan mata pria dihadapanku menyala.Lelaki itu membuka mata. Menampilkan manik biru samudra dibaliknya. Jatungku berdegup kencang. Kembali aku bertemu pandang. Sorot lekat ungu itu seakan menghipnotisku. Dia mengulurkan
Aku tertunduk sambil menyilangkan dua tanganku, tiba-tiba saja sebuah panggilan hologram muncul dari arloji, ternyata itu dari profesor Javier sentak aku terbangun dari lamunan. "Akira, apa kau baik-baik saja!?" tanya profesor. "Tentu saja tidak prof, aku sekarang sedang terkurung di penjara bawah tanah oleh orang-orang yang tidak aku kenal. sebenarnya ada apa ini prof kenapa aku tidak bisa membuka portal waktu!?" lirih aku. "Ada seseorang yang sedang mengendalikan portal waktu, mungkin itu dari pihak musuh. Aku sedang mengusahakan agar kau bisa kembali pulang." kata profesor. "Lalu apakah arloji ini tidak bisa digunakan, karena aku ingin keluar dari tempat busuk ini sekarang." kataku. "Tenang saja, arloji yang kau gunakan baik-baik saja. Hanya daja ada sedikit masalah untuk membuka ruang waktu, kau bisa menggunakan senjatamu untuk keluar dari tempat itu." jelas profesor. "Apa Belinda baik-baik saja prof disana!?" tanyaku yang langsung menging
Sama seperti gravitasi bagi manusia. Entah siapa yang menciptakan suatu hukum alam dimana disejumlah titik tertentu terdapatportalyang akan membawa siapapun baik manusia ataumakhluk lainjika tanpa sengaja memasuki atau terjatuh diportalitu. Dan entah membawanya ke mana... Baik atau buruk. Keberuntungan atau kesialan. Sebuah lelucon yang konyol dari pencipta alam ini. "Aku peri hutan, penunggu tempat ini.” sahut wanita itu. ”Apa kau bilang, tidak mungkin?” tanya aku tak percaya. Siapa sebenarnya wanita ini? Apakah dia sedang bercanda sekarang. ”Bagaimana cara kau — ah, biar kutebak! Pasti kau mendapatkan kekuatan dari profesor gila itu!? suatu kekuatan untuk membawa seseorang ditengah alam liar yang satu kealam liar yang lain?” Wanita itu terdiam tidak membenarkan atau menyalahkan. ”Kalau begitu, aku rasa tempat tinggal kau didalampohon itu sendiri, bukan?
Allura menyipitkan matanya. ”Aku tak percaya. Boleh kulihat?” ”Tidak!” sahut aku tegas. ”Kau tidak percaya padaku?” tanya Allura. ”Tentu saja” cibir aku. Allura menghela napasnya. ”Terserah padamu. Aku hanya ingin membantu. ”Kalau kau takut, menjauhlah dariku!” Allura tersenyum licik. ”Aku hanya takut jika harus menolongmu lagi.” Tidak tahu sekarang aku ada dijalan yang benar atau tidak, yang terpinting aku terus bergerak untuk menghemat waktu. Tapi malam semakin gelap, penglihatanku sangat minim apalagi keadaan di hutan ini sungguh tidak mendukung untuk melakukan apa pun. "Sial! kenapa harus ada ditempat seperti ini." gerutu aku. Kami terpaksa bermalam di hutan itu dan melanjutkan perjalanan keesokan harinya. Sebenarnya beberapa mil lagi kami akan sampai di hutan selatan andai saja tidak terjadi peristiwa itu. Di saat kami sedang beristirahat
Kupasang telinga baik baik, untuk memastikan apa saja yang kudengardisekitar bangunan ini, penuh dengan kehati-hatian. Kuseret langkah perlahan.Tapi, pintu bangunan itu kelihatannya terkunci kuat. Dan dengan tiba-tiba tanpa kusangkapintu itu akhirnya terbuka dengan sendirinya. Suasana didalam gedung sangat gelap. Dengan keberanian tingkat tinggi aku masuk menerobos kegelapan. Sementara suara tangisan semakin jelas terdengar masuk ke telingaku. Dan "Bbukk..." aku menubruk benda keras, dan berusaha meraba-raba benda yang aku tubruk tadi, ternyata sebuah kursi goyang. Aku bisa merasakan seseorang dengan sangat cepat menuju ke arahku. Dalam posisi siap siaga aku memberanikan diri bertanya, "siapa itu?" Tak ada jawaban. Perlahan-lahan pula bau kurang sedap dan apekdatang diseluruh penjuru tempat itu, "Aku sudah menunggumu!?" seseorang berbisik kepadaku. Aku berdiri, mengarahkan pandangan kesetiap penjuru, tapi tetap saja seperti tadi, semua
Tiba-tiba kesadaranku pudar dan saat aku bangun, aku berada dalam sebuah ruangan. Seseorang muncul didalam pikiranku, Dia berbicara dengan suara yang dalam, tetapi juga penuh kebijaksanaan. Membuat hatiku tenang tetapi tetap waspada dalam waktu bersamaan, dia berkata; "Akira kalahkan dia, kau harus menyelamatkan banyak orang. Semua orang mengandalkanmu, jangan ragu dan berjuanglah. Aku menunggumu disini." Bergidik kepalaku dan saat itu pun aku sadar untuk segera bangkit, "Maafkan aku ibu.., tapi sekarang aku adalah seorang agen waktu yang harus mengalahkanmu." kataku dengan tegas. "Hahahaha! Dasar bodoh! Sengaja kami memancingmu kesini agar tidak ada satu orang pun yang ikut campur dengan urusan kami! Di sini kau tidak akan pernah menang! Dan tidak mudah keluar dari alam tengah ini! Karena kami sudah berhasil mengacau ruang waktu! Jadi alam tengah ini berada dalam genggaman kami bodoh! MAJULAH!” jawabnya. "Alam tengah?" aku pun maju, memukul dengan pukulan te