Share

89. Main fisik

Penulis: Piemar
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Sementara itu Adam disibukan kembali dengan urusan toko lampu hias. Hari itu setelah mengecek toko yang berada di beberapa titik sekitar Cianjur, ia langsung pergi ke Cisarua. Tujuannya tentu untuk menemui Aqsa.

Sayang, Aqsa tak ada di rumah, ia masih berada di kantornya. Dengan emosi yang sudah mendidih di ubun-ubun kepalanya, ia menemui Aqsa.

Nekad. Adam menyusul Aqsa ke kantor.

Entah apa yang tengah berkecamuk di pikirannya. Ia sangat ingin memberinya pelajaran.

Adam langsung menerobos pintu lift hendak naik ke lantai dua di mana Aqsa berada. Beberapa karyawan telah mengingatkannya bahwa Aqsa sedang sibuk karena kedatangan tamu. Namun Adam sudah dibutakan oleh emosi, ia abaikan peringatan mereka.

“Hei, itu orang gak sopan banget! Udah dibilangin jangan masuk,” ucap salah satu karyawan.

“Biarin aja, nanti dia pasti kena marah Pak Aqsa langsung,” sahut yang lainnya.

“Gimana sih! Kita yang bakalan kena omel bukan orang itu. Apa kita panggil security?”

“Tenang aja aku udah telepon ke as
Piemar

Assalamuaikum, pagi lovely reader, maaf Pie telat upload, harap maklum he... makasih ya yang udah ngasih support. Semoga Allah membalas kemurahan hati kalian. Selamat beraktifitas en jangan lupa bahagia ...

| 1
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Taaruf dengan Anak Wanita Malam   90. Bidadari cantik

    Shiza menangkup wajahnya dengan ke dua tangannya. Ia menangis. Entah apa alasan yang membuatnya menangis. Apakah sedih karena Aqsa dipukuli ataukah sedih karena Adam bisa bersikap setega itu. Mungkin keduanya.“Za, kamu kenapa?”Aqsa heran melihat sikap adiknya yang terasa berlebihan. Seharusnya yang menangis Aqsa yang teraniaya.“Nggak, Mas,” jawabnya dengan bahu yang berguncang. Tak pandai berbohong, body language Shiza menunjukan bahwa ia bersedih bukan karena sang kakak melainkan karena sesuatu yang tak dipahami. Hanya ia sendiri yang mengerti perasaannya saat ini. Memang urusan hati itu sangat rumit. Lebih rumit ketimbang soal geometri.“Iya, Shiza, kamu kok yang nangis? Harusnya Masmu yang nangis kesakitan. Lah ini kamu,” ucap Rakha melirik padanya.Shiza buru-buru menyeka air matanya dan mendongak melihat langit-langit.“Kelilipan, perih, apa sih debu main masuk aja ke mata,” gumam Shiza membuat Rakha menatapnya heran.Sungguh tak masuk akal air mata yang mengalir deras disebab

  • Taaruf dengan Anak Wanita Malam   91. Beda cara mengatasi masalah

    “Mau aku antar ke dokter?” tawar Nisa.Adam hanya menggeleng pelan. Ia lalu berusaha berdiri sekuat tenaga tetapi karena merasakan sekujur tubuhnya sakit, ia malah terjatuh. Spontan Nisa membantu Adam berdiri hingga ia bisa bertumpu pada pegangan besi. Lalu ia beringsut menjauh dari Adam sembari mengeluarkan air mineral dan satu strip obat anti nyeri yang selalu ia bawa.“Minumlah!”Nisa menyodorkan air dan obat itu ke tangan Adam. Adam malah memandang Nisa dengan lekat.Apakah ia jodohnya? Batin Adam berbisik seperti itu.Mengapa dipertemukan dalam kondisi yang kurang menguntungkan baginya. Namun ia rela andaikata dihajar terus security itu apabila ia bisa bertemu dengan bidadari bercadar itu setiap hari.Merasa Adam memperhatikannya, Nisa memalingkan wajahnya. Nisa sadar Adam tengah memperhatikannya.“Aku pamit pergi,” katanya sembari melangkahkan kakinya meninggalkan Adam. Adam mendengus kesal karena ia belum sempat menanyakan siapa nama gadis itu dan mengucapkan terima kasih. Ia

  • Taaruf dengan Anak Wanita Malam   92. Apakah karena nasab?

    Selina menjinjing sepatu pantofelnya dan berjalan mengendap-endap seperti seorang maling yang takut ketahuan. Ya, ia sangat takut berhadapan dengan umminya. Sadar diri, ia telah melakukan kesalahan dengan mendatangi Shiza. Umminya akan segera mencecarnya dengan berbagai pertanyaan interogasi ala detektif swasta. Selina berjalan lewat pintu belakang. Ia merasa lega karena rumah kosong sepertinya abah dan umminya tak ada di rumah. Selina menarik knop pintu kamarnya dan merangsek masuk. Usai rapat yang amat melelahkan membuatnya ingin segera meloncat ke atas kasur. Punggungnya terasa sakit akibat duduk lama saat rapat berlangsung di sekolah. Ia menaruh sepatunya ke dalam walk in closet di mana di dalamnya terdapat bufet kaca khusus tempat menaruh pakaian dan sepatu. Sebelumnya tak ada walk in closet di kamarnya hanya saja karena merasa pakaian dan barang-barangnya terlalu banyak, ia meminta dibuatkan walk in closet yang menampung semua koleksi barang pribadinya. “Jatoh eh jatoh,” Sel

  • Taaruf dengan Anak Wanita Malam   93. Tak ada kabar tentang Mahendra

    Ummi Sarah terlihat sedang mencari jawaban atas pertanyaan Selina, menebak-nebaknya. “Um, jujur, Ummi gak tahu Nak,” singkat Ummi Sarah. Benar apa kata Selina, mengapa secepat itu dr. Mahendra membatalkannya? “Ummi, apakah dr. Andra tak sabar ingin segera menikah begitukah?” tanya Selina yang masih dibayangi penasaran. “Ada banyak kemungkinan,” Ummi Sarah mengedikkan bahunya. Ia tampak kecewa sekali. Yup, benar. Ummi Sarah yang kelihatan kecewa. Sebenarnya Ummi Sarah mengkhawatirkan nasib takdir cinta Selina. Ia berpikir penyebab batal taaruf ialah karena nasab seperti halnya keluarga Aqsa. Mungkin mereka malu kelak saat ijab qabul terjadi ternyata menantunya tidak dinikahkan oleh Ustaz Bashor di mana semua orang mengira beliau lah ayahnya. Kabar Mahendra membatalkan proses taaruf sudah sampai di telinga Hawa dan Fadel. “Serius Yang?” tanya Fadel tak percaya. Ia menutup koran yang ia baca lalu dilipat dan ditaruh di atas meja. Ia beringsut duduk di dekat sang istri di sofa panj

  • Taaruf dengan Anak Wanita Malam   94. Terpaksa melamar

    Tak butuh waktu lama bagi Darius mencari keberadaan rumah Alana. Ia meminta asistennya untuk mencarinya. Sehari setelah insiden ‘one night stand’ keesokan harinya barulah mereka bisa menemukan alamat rumah Alana.Mahendra merasa was-was tatkala kakinya terayun masuk ke dalam rumah Alana yang sederhana. Entah, perasaannya itu sulit sekali dilukiskan dengan kata-kata. Tak mau durhaka pada kedua orang tuanya ia mengikuti keinginan mereka untuk mempertanggungjawabkan apa yang Mahendra lakukan dengan cara menikahinya.Kedatangan Mahendra dan ke dua orang tuanya disambut baik oleh ibunya Alana bernama Kiran. Sebagai wali, Darius menyampaikan maksud kedatangannya ke rumah mereka untuk melamar Alana.Ternyata Kiran tak tahu kronologi kejadian sebenarnya yang menimpa putrinya. Sebelumnya Darius ingin menjelaskan ihwal insiden yang terjadi di antara Mahendra dan Alana tetapi demi menjaga aib ke duanya ia urungkan. Apalagi sang ibu sepertinya tidak tahu karena putrinya sendiri yang belum cerita.

  • Taaruf dengan Anak Wanita Malam   95. Pernikahan kontrak

    Kiran melirik Alana, memberikan isyarat padanya untuk tutup mulut soal apa yang telah terjadi pada dirinya. “Alana ada yang ngelamar,” ucap Kiran dengan tersenyum hangat pada Nisa. Sebetulnya Kiran merasa risih membicarakan hal itu pada Nisa karena Nisa di usianya yang cukup belum juga mendapatkan jodoh. Namun bagai buah simalakama, Kiran mau tak mau harus segera mengabari Nisa jika adiknya akan segera menikah melangkahinya. Nisa mencium tangan ibunya lalu mengecup kening adiknya yang terlihat masam. “Itu baju kekecilan! Kasihan badanmu menjerit,” kekeh Nisa melihat penampilan adiknya yang selalu seksi. Ia mengenyahkan bokongnya di atas sofa karena rasa letih telah menyergapnya. “Wah, bagus dong Ma!” “Bagus?” Kiran melirik Alana yang tersenyum kecut. “Iya, bagus Ma. Kalau sudah ada jodohnya ngapain ditunda-tunda,” sahut Nisa. Ia mengeluarkan obat dari dalam tasnya dan menelannya beberapa butir lalu minum air putih. “Kalau Alana nikah, kamu gak kenapa-kenapa keduluan? Dia juga

  • Taaruf dengan Anak Wanita Malam   96. Wahai hati jangan lemah!

    Hari ini Selina libur mengajar, ia pergi jalan-jalan dengan mengayuh sepedanya sekedar membuang rasa penat yang bermukim di kepalanya. Tak sengaja ia melihat ada banyak bunga segar di depan sebuah florist yang baru grand opening. Matanya berbinar mirip kembang api, melihat bunga seperti melihat kekasih hati. Apalagi sedang diadakan diskon besar-besaran. Naluri wanitanya semakin tergugah.Selina yang senang dengan bunga mawar tentu saja mampir lalu menepikan sepedanya di tempat parkir. Ia betulkan celamis yang sedikit terlihat dan segera menurunkan gaunnya dengan cepat. Mungkin untuk sebagian orang akan terasa sulit mengayuh sepeda dengan mengenakan gamis tetapi bagi Selina hal itu sudah biasa. Ia selalu mengangkat gamisnya saat mulai menarik pedal sepeda.Seperti biasa beberapa netra langsung membidiknya saat ia menyeret kakinya menuju bunga yang terhampar indah di hadapannya. Kecantikannya menyatu dengan keindahan bunga mawar. Beberapa pemuda iseng menjepret fotonya tanpa izin.Sang

  • Taaruf dengan Anak Wanita Malam   97. Perseteruan dua pemuda tampan

    Selina kesal lantas meninggalkan ke dua lelaki itu yang kelihatan bersitegang. Ia tak jadi memesan bunga mawarnya. Beberapa pengunjung toko sampai heran melihat mereka bertiga. Sepertinya telah terjadi cinta segitiga, pikir mereka sembari bisik-bisik tetangga.Tanpa memperdulikan apapun, Selina menghentakan kakinya lalu berjalan menuju sepeda dan melaju mengayuh sepedanya dengan terburu-buru.“Selin!” seru ke duanya kompak; Aqsa dan Mahendra. Mereka saling lirik. Mereka ibarat dua pangeran yang ditinggal oleh seorang putri.“Kamu? Dokter itu,” gumam Aqsa dengan kesal. Rasa cemburu begitu saja menjalar dalam dirinya tanpa diminta.Mau apa dokter itu mendatangi Selina?Apakah Selina menolaknya lantas menerima dirinya?Ada banyak pertanyaan negatif yang mencuat di kepalanya.“Oh kamu, Aqsa, rupanya,” desis Mahendra yang juga berusaha menerka-nerka lelaki yang ada di sampingnya.Tampan.Kaya.Anak Mama.Batin Mahendra menilai penampilan Aqsa dari ujung kepala hingga ujung rambut. Sedikit

Bab terbaru

  • Taaruf dengan Anak Wanita Malam   250. Sah! (Tamat)

    Sebulan kemudian Hari paling bahagia telah tiba. Pernikahan Dave dan Selina berlangsung meriah, dilaksanakan di sebuah resort milik Meliani di mana memiliki konsep nature atau alam. Selina sangat menyukai pemandangan alam sehingga dia memilih mengadakan acara walimah dan resepsi di ruangan outdoor atau terbuka. Ada banyak pepohonan pinus yang rimbun dan hijau. Dekorasi didominasi warna putih dengan aneka bunga mawar warna-warni di mana-mana. Sebuah lantunan sholawat syahdu dan merdu terdengar. Acara ijab qabul dilaksanakan terpisah. Hanya dihadiri oleh penghulu, calon mempelai lelaki Davendra Diraya,wali Selina yang tak lain Rayyan Sanjaya, saksi yaitu Ustaz Bashor dan Adam serta kerabat. “Qobiltu Nikahaha Wa Tazwijaha Hafla Selina Almaqhvira binti Rayyan Sanjaya Alal Mahril wa madzkuur ala radhiitu bihi wallahu waliyyu taufiq,” Dave mengucapkan kalimat ijab kabul dalam bahasa Arab dengan lantang. Dia mengucapkan puji syukur karena lancar membaca ijab qabul. Terlihat dia begitu bah

  • Taaruf dengan Anak Wanita Malam   249. Dave melamar Selina

    Selina memasukkan surat tersebut ke dalam amplopnya lagi. Selepas sekolah dia meremas surat tersebut lalu membuangnya ke tempat sampah. Tidak ada waktu meladeninya.Jika Selina mau membuktikan foto tersebut dia hanya perlu meminta bantuan Dave dan Arman. Dave akan menjelaskan soal foto-foto tersebut dengan lebih gamlang. Mungkin di resort milik ibunya Dave ada CCTV yang akan menampilkan sosok orang yang diam-diam menguntitnya dan mencuri foto dirinya dengan angle yang menyudutkan posisi Selina.Adapun Arman akan menjelaskan soal foto dirinya saat keluar dari dokter kandungan. Selina hanya mengantar Nunik Nirmala dan Arman mengetahui hal tersebut.Selina merasa tidak terima perlakuan Ummi Sarah yang seolah meragukannya. Hatinya perih saat diinterogasi olehnya. Jalan yang terbaik adalah Selina ingin keluar dari kehidupan ke dua orang tua asuhnya dan menjalani kehidupannya sendiri. Dia tak ingin menjadi beban keluarga apalagi mereka adalah keluarga agamis.Sudah beberapa hari Selina tin

  • Taaruf dengan Anak Wanita Malam   248. Surat ancaman

    “Tentu saja Dokter. Saya akan memberi restu. Andra sudah menceritakan segalanya. Saya ingin Anda menjaganya dan menyayanginya dengan tulus. Saya merasa menyesal karena terlambat mengetahuinya. Nasi sudah menjadi bubur. Mungkin ini hukuman dunia bagi saya karena telah menyia-nyiakan orang yang mencintai saya dengan tulus,”Rayyan menunduk lesu.“Sabar ya Pak Rayyan, Anda sudah bertindak benar. Menyadari kesalahan dan ingin memperbaikinya. Yang terpenting sudah berusaha.”“Kamu masih muda, terlihat dewasa cara berpikirnya,”Dave menaikkan alisnya sebelah. “Masih muda? Yang benar saja Pak. Saya sudah kepala tiga,”Beberapa orang sering mengatakan hal serupa.“Serius?”“Iya, covernya saja terlihat dua puluh,”Akhirnya ke dua pemuda tampan yang berbeda usia tersebut tertawa bersama untuk pertama kalinya. Mereka berjalan beriringan keluar dari lobi apartemen sembari terus berbincang.“Ngomong-ngomong, apa hubungan Pak Rayyan dengan Andra?”“Andra anak teman saya, Darius. Saya, Darius dan Di

  • Taaruf dengan Anak Wanita Malam   247. Meminta restu

    Mahendra mengunjungi Dave di apartemennya. Dia ingin mempertemukan seseorang padanya.“Seseorang ingin bertemu denganmu,” ucap Mahendra merangkul pundak sahabatnya.“Siapa? Sejak kapan kamu bikin penasaran,”“Ayah kandung Selina,” bisik Mahendra ke telinga Dave. Dave terkejut sekali mendengar perkataan temannya. “Bela-belain langsung terbang dari Singapura. Padahal kakinya masih sakit akibat kecelakaan.”“Jangan bercanda, Andra!”Dave tertawa renyah.“Kalian bisa mengobrol empat mata,”“Baiklah,”Dave melirik sekilas pada lelaki paruh baya yang sangat tampan di belakang Mahendra. Dia berjalan dengan langkah lamban seperti tengah kesakitan. Dave mengulurkan tangannya terlebih dahulu padanya dan memperkenalkan diri.“Saya Davendra Diraya. Biasa dipanggil Dave,” ucap Dave dengan menampilkan senyum terbaiknya.“Saya Rayyan Sanjaya,” ucapnya dengan penuh wibawa.Dave seketika tertegun melihat penampilan Rayyan dan cara bicaranya. Dia bukan lelaki biasa. Dari penampilannya saja terlihat ber

  • Taaruf dengan Anak Wanita Malam   246. Sepucuk surat perpisahan

    Dave merasa bersalah karena telah membuat Selina menunggu kabar darinya. Mendadak, dia memiliki urusan penting di mana dia harus menangani pasien yang ternyata salah satu karyawan sang ibu-yang tengah berusaha mengakhiri hidupnya akibat depresi dengan meloncat dari rooftop gedung. Dengan kemampuannya Dave berhasil membujuk karyawan tersebut untuk mengurungkan niatnya. Padahal masalahnya sepele. Lelaki yang baru berusia dua puluh lima tahun itu baru saja memergoki kekasihnya selingkuh.Setelah semua masalahnya usai, Dave langsung memencet nomor Selina. Namun Selina tidak mengangkat teleponnya sebab dia tidak mengaktifkannya.‘Pasti my Selin marah,’ gumamnya.Tak menyerah, kali ini Dave benar-benar nekad. Dia mengirim voice note.[Assalamualaikum Sel, maaf aku baru bisa menghubungimu sebab ada urusan yang harus aku selesaikan.Sel, maaf, aku tak bisa bertemu apalagi berbincang denganmu langsung. Suatu hal yang sulit sebab aku tahu kamu begitu menjaga jarak dengan lawan jenis. Maaf, aku

  • Taaruf dengan Anak Wanita Malam   245. Klarifikasi yang sia-sia

    “Ummi, ada lagi yang bisa saya bantu?” tanya Rois.“Tidak ada, makasih Kang! Tolong jangan sampe bocor ya!” Sekali lagi Ummi Sarah menegaskan. Dia masih tidak percaya dengan foto-foto yang menampilkan wajah putri cantiknya.“Iya, Ummi, tenang aja. Seperti yang Ustaz katakan, jika kita menutup aib orang lain kelak di akhirat Allah akan menutup aib kita, Ummi,” ucapnya dengan begitu sopan.“Masyaallah, betul Kang,”Ummi Sarah kagum dengan respon Rois tersebut. Sempat terpikir ingin menjodohkan Selina dengan pemuda itu tetapi usianya jauh di bawah Selina.Selepas ashar, Ummi Sarah langsung menghampiri Selina yang baru saja pulang mengajar. Selina terlihat sudah mandi dan tengah duduk seperti biasa di meja belajar sembari memainkan kelopak bunga mawar warna-warni dalam vas bunga kaca.“Ummi boleh masuk?” ujar Ummi Sarah di ambang pintu kamarnya.“Ya,” jawab Selina singkat.“Ummi ingin bicara denganmu,”“Ya, bicaralah!” “Ummi percaya padamu. Tapi Ummi hanya ingin kamu menjelaskan soal fo

  • Taaruf dengan Anak Wanita Malam   244. Ujian yang bertubi-tubi

    Ummi Sarah menarik nafas dalam setelah melihat foto-foto Selina yang dia peroleh dari tangan Ceu Sari. Dilihatnya lekat-lekat foto tersebut satu per satu. Betul memang foto tersebut foto-foto Selina. Namun lelaki yang bersamanya tidak terlihat wajahnya. Hanya terlihat saja tubuhnya yang menjulang tinggi.“Bagaimana Ummi? Foto itu fitnah bukan?” seru wanita yang melempar foto tersebut ke arahnya. Lalu dia pergi meninggalkan kerumunan.“Sepertinya telah terjadi kesalahpahaman. Silahkan bubar kalian semua!” seru Ummi Sarah pasrah pada para orang tua santri. Mereka tidak bisa diajak kompromi lagi terlebih adanya foto-foto tersebut yang semakin membuat spekulasi yang di luar kendali. Ummi Sarah langsung melambaikan tangannya pada Rois, menyuruhnya untuk membubarkan mereka setelah membawa anak mereka.Beberapa anak menolak dijemput oleh ke dua orang tua mereka. Bahkan ada yang sampai menangis tak ingin pulang karena sudah betah tinggal di pesantren. Mereka berlarian pada Ummi Sarah, mencium

  • Taaruf dengan Anak Wanita Malam   243. Fitnah

    “Ceu, Ummi mau mendatangi mereka saja,” ucap Ummi Sarah seraya merapikan kerudungnya. Perlahan, Ummi Sarah menggerakan tangannya untuk menarik knop pintu rumah. Saat pintu terbuka tampaklah pemandangan para orang tua murid santri kelas tsanawiyah atau setingkat SMP tengah berkerumun di halaman rumah. Mereka langsung mendelik pada pintu dan menatap Ummi Sarah dengan tatapan yang tajam. “Ummi, saya mau mencabut anak saya dari pondok. Namanya Syamsul Hamid,” seru salah satu ayah santri. “Saya juga mau menjemput anak saya, Putri Annisa Lavina,” “Sebentar, sebentar, mohon maaf Ayah dan Bunda. Mari masuk terlebih dahulu. Kita bicara di dalam,” tawar Ummi Sarah bersikap sopan. Yang benar saja, mereka mengobrol masih di halaman itu pun dalam keadaan berdiri. “Tidak! Kami tidak sudi masuk ke rumah Anda, Ummi,” pekik salah satu orang tua murid yang lain. “Iya, jangan banyak basa-basi! Sudahlah jangan munafik kalau jadi orang! Saya sebagai orang tua murid sangat kecewa pada Ummi dan Ustaz

  • Taaruf dengan Anak Wanita Malam   242. Kedatangan orang tua santri

    Sambungan telepon dari Davendra Diraya kembali terdengar di telinga Selina. Gegas, Selina menyambar ponselnya dengan kecepatan sepersekian detik. Terlihat sangat bersemangat. Tanpa ba-bi-bu Dave berucap salam lalu mengatakan maksud pembicaraannya yang tertunda.[Aku hanya ingin mengatakan bahwa aku … suka sama kamu, Sel! Aku jatuh cinta padamu. Aku ingin melamarmu,] ucap Dave dengan serius.[Apa?]Selina yang mendengar perkataan Dave via telepon benar-benar terkejut. Tak percaya jika memang dokter yang menjelma guardian angel yang selalu menolongnya tersebut menyatakan cinta padanya. Dia mengipasi wajahnya yang bersemu merah beberapa kali.[Maukah kamu menerima cintaku? Kamu tidak perlu menjawab sekarang. Aku bersedia menunggu. Jika kamu bersedia, aku akan merasa menjadi seorang lelaki yang paling beruntung di dunia ini. Aku akan melamarmu langsung pada Abahmu, kalau perlu hari ini juga,] katanya begitu bersemangat.[Um … ][Baiklah, kamu pasti syok aku menembakmu melalui sambungan te

DMCA.com Protection Status