Beranda / Romansa / Taaruf dengan Anak Wanita Malam / 13. Pertemuan dengan kekasih hati

Share

13. Pertemuan dengan kekasih hati

Penulis: Piemar
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Selin! Selin! Para guru bukan gak mau bertindak pada anak itu selama masih ada kepsek yang arogan itu. Masalah segede semut aja bisa jadi kayak gajah. Pak Nando dulu juga gitu nasibnya keluar dari sekolah ini dan dipindahkan ke daerah Cibinong … Gara-gara tuh bocah,” jelas Zahrana dengan serius.

Selina teringat terus perbincangannya dengan Zahrana. Dia harus segera menuntaskan masalahnya agar tidak sampai berlarut-larut. Meskipun demikian Selina tetap mengajar hingga jam terakhir sekolah. Dia kecewa dengan sikap Wijaya yang tidak memberinya izin cuti mengajar.

Selina memutar otak bagaimana caranya agar mendapat izin cuti karena mencari keberadaan sang ibu tentu tidak mudah dan tak cukup waktu dua belas jam. Pasti membutuhkan waktu berhari-hari.

Selina sudah merapikan meja kerjanya karena akan pulang. Dia memasukan laptop dan modul mengajarnya seperti biasa ke dalam tas selempang.

Seorang guru menghampiri Selina.

“Bu Selina, ada yang nyari,” ucap guru itu.

“Siapa?”

“Duh, apa itu pria
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Taaruf dengan Anak Wanita Malam   14. Hilang harapan?

    “Maaf, saat ini aku belum bisa memikirkan taaruf, Za. Aku masih belum terima kabar ini, kabar bahwa ternyata Abah dan Ummi bukan orang tua kandungku,” jelas Selina sedikit terisak. Namun dia berusaha untuk mengontrol air matanya khawatir para guru ataupun murid melihatnya.“Selina, apakah kamu baru tahu hal itu sekarang?” tanya Shiza dengan dahi yang berkerut.Selina mengangguk. “Bahkan aku mengetahui kebenaran itu tak sengaja saat mendengar percakapan yang terjadi antara Abah dan kedua orang tuamu,”“Apa? Astagfirullah. Aku ngerti perasaanmu Selina, pasti kamu syok. Jika aku kamu, aku pun pasti … mungkin lebih syok lagi dari kamu. Sabar ya sahabatku!”Shiza langsung memeluk Selina.“Ini berat Za. Kenapa Abah dan Ummi merahasiakan ini semua sudah lama dan baru dibuka pada keluargamu …” ucap Selina dengan tatapan kosong.Shiza merasa sakit mendengarnya apalagi kedua orang tuanya ialah orang yang pertama tahu soal jati diri Selina sebenarnya. Kesimpulan kedua orang tua Selina percaya pa

  • Taaruf dengan Anak Wanita Malam   15 Cinta dalam diam

    Di perjalanan pulang Aqsa dan Shiza tiba-tiba terkesiap karena melihat ada kerumunan di depannya. "Mas, ada apa ya di depan?" tanya Shiza. “Gak tahu, lihat di sana ada kerumunan orang, apa ada kecelakaan?” jawab Aqsa menepikan mobilnya. “Iya kayaknya ada kecelakaan,” sahut Shiza. Beberapa detik kerumunan pun usai, jalanan pun lancar dan terlihat seorang gadis berjalan terpincang-pincang memegangi kakinya yang terlihat merah karena terluka. Darah merembes dari celana bahan yang dipakainya. “Mas, dia sepertinya Zahrana, dia terluka. Ayo tolong dia!” pekik Shiza yang panik melihat Zahrana yang terluka. Dia kesulitan berjalan hendak menyeberang jalan dan mencari kendaraan umum. Orang-orang yang melihatnya bahkan tak memperdulikannya. “Siapa Zahrana?” tanya Aqsa. “Mas lupa ya, Zahra atau Zahrana itu temanku waktu kuliah bareng Selina juga, beda jurusan. Selina ngambil Bahasa Indonesia, dia ngambil Sastra Inggris. Ya, aku memang kurang dekat sih, tapi dia teman baik Selina,” “Kamu m

  • Taaruf dengan Anak Wanita Malam   16. Ruri yang menyebalkan

    ‘Cinta adalah bunga yang tumbuh tanpa bantuan musim’.Selina menggumamkan sebuah syair cinta dari penyair Lebanon, Kahlil Gibran. Dia memejamkan matanya dan mengasah intuisi yang menganak sungai di pikirannya. Pikirannya yang kalut justru menjadi sebuah jembatan untuknya mengelola emosi dan mengekspresikannya melalui sebuah tulisan, prosa. Lalu dia meraih sebuah buku kecil dan pena. Jemarinya menari-nari di atas lembaran kosong untuk membuat sebuah sajak-sajak indah.Seseorang tiba-tiba mengusiknya.“Ngapain Bu di sini? Kesal ya soalnya izin cutinya gak di-ACC? Ya ampun sampe nangis berdarah-darah,”Ruri menghampiri Selina yang semenjak kepergian Shiza dan Aqsa masih duduk di bangku taman sembari menulis sebuah sajak.“Ada apa Ruri?” sahut Selina lebih tenang. Dia langsung merapikan buku kecilnya yang selalu dia bawa kemana-mana. Lalu dia masukan ke dalam saku bajunya.“Telinga Ibu bermasalah ya sampai gak bisa denger aku ngomong?”“Tidak, telinga Ibu sehat. Bahkan Ibu rajin memeriksa

  • Taaruf dengan Anak Wanita Malam   17. Rencana Adam untuk Selina

    Adam tidak tinggal diam meskipun dia sibuk dengan usaha lampu hias milik keluarga yang secara turun temurun diwariskan, dia meluangkan waktunya untuk mencari tahu keberadaan ibu kandung Selina. Dia hanya ingin memenuhi keinginan sang adik. Adam lebih dulu curi start karena tak ingin Selina merasa lelah karena harus ikut ke sana kemari mencari alamat ibunya yang belum jelas keberadaannya. Keinginan Adam ialah Selina bertemu ibunya langsung ketika lokasinya sudah pasti. Itu saja yang Adam harapkan, selebihnya dia tak mau Selina berhubungan terlalu dekat dengan ibunya yang notabenenya hidup dalam dunia gemerlap malam. Dia takut kehilangan Selina. Lebih jauh lagi Selina ikut bersama ibunya dan terjerembab dalam dunia itu. “Maaf, Abah, aku ganggu sebentar, sibuk gak?” ucap Adam menghampiri Ustaz Bashor yang sibuk memberi contoh pada para pekerja dalam mematri kaca dan kuningan untuk menghias lampu gentur. Secara turun temurun keluarga Ustaz Bashor menekuni usaha lampu gentur yang diwaris

  • Taaruf dengan Anak Wanita Malam   18. Pencarian dimulai

    Oh hoAdam langsung terbatuk kaget saat melihat penampilan Selina dari ujung kepala hingga ujung kaki. Bahkan dia sampai menumpahkan bandrek dalam cangkir seng ke atas meja.“Kamu niat banget Dek …”Adam terkekeh. Selina terlihat masih sangat muda dan masih seperti anak mahasiswi. Dia memakai pakaian kasual sehelai kaos putih panjang dengan pashmina yang menutup dada berwarna senada dan rok berbahan denim light blue sama dengan jaketnya. Pun, dilengkapi sepatu boots, topi dan tas ransel meskipun tetap terlihat sederhana tanpa riasan, hanya lip balm agar bibirnya tidak kering.“Hem bagaimana penampilanku, Aa? Apakah Aa sudah menemukan gadis secantik diriku?” ucap Selina penuh semangat. Mendadak, dia terlihat kembali ceria.“Seperti biasa, adikku, gadis tercantik di dunia. Aa juga belum menemukan gadis yang sepertimu,” kata Adam tersenyum pada adiknya.“Let’s go!”Selina menggandeng tangan sang kakak. Pencarian pun dimulai.Ditemani seorang asisten, Adam dan Selina berangkat pagi hari k

  • Taaruf dengan Anak Wanita Malam   19. Pencarian yang tak mudah

    “Menurut informasi yang Akang peroleh alamatnya sudah benar, rumahnya bercat kuning. Cuman masalahnya di sini ada banyak rumah yang berwarna kuning dan modelnya sama,”Arman menghentikan mobil sejenak.“Mana aku lihat?”Selina meminta Arman memperlihatkan foto rumah paman dan bibi ibunya.“Kang, kayaknya bukan di sini deh, salah kali,” protes Selina. “Rumah-rumah di sini bahkan gak ada nomornya,”“Eh, iya bener Neng Selina mah awas lihatnya,”Arman menepuk jidatnya. Mereka pun melajukan kembali kendaraan dan turun lagi beberapa ratus meter dari sana.Selina turun dari mobil dan melangkah lebih dulu. Ada banyak pasang mata melihat Selina dengan takjub. Seperti biasa kecantikan Selina selalu mencuri atensi. Tidak hanya cantik tapi Selina memiliki daya tarik seperti magnet membuat setiap orang yang melihatnya merasa tertarik. Seolah inner beauty yang dia miliki terpancar.“Assalamualaikum, Pak! Saya mau tanya apa Bapak tahu rumah Bu Esih?” tanya Selina pada seorang pria paruh baya yang s

  • Taaruf dengan Anak Wanita Malam   20. Ditagih hutang

    Selina tampak sedih. Wajahnya yang semula ceria kentara sekali berubah seketika tatkala mendengar kabar itu. Seolah harapan untuk berjumpa dengan sang ibu kandung pupus sudah. Padahal dia baru saja memulai pencarian.“Mungkin tetangga di sebelah punya nomornya, Neng,” ucap wanita bernama Sukaesih.Selina dengan pikiran kalutnya tak terpikirkan hal itu.“Ah. Iya, benar, Bu! Aku sampai gak kepikiran,” sahut Selina dengan senyuman hambar.“Biar, Aa yang temui para tetangga,” ucap Adam. Melihat tingkah Adam pada Selina membuat Sukaesih tersenyum dan mengira kalau mereka adalah pasangan muda. Adam begitu menyayangi Selina sehingga dia bersikap protektif padanya.“Ayo, Aa!” ujar Selina pada Adam. “Makasih ya Bu,”Mereka pun menanyai satu per satu tetangga bahkan hingga ketua RT, meminta informasi soal Sukaesih dan Endang suaminya. Sebagian mereka bahkan tidak tahu kalau Sukaesih dan Endang sudah pindah rumah.“Punten Aa, emang Aa siapanya Bu Sukaesih dan Pak Endang?” tanya kepala RT yang me

  • Taaruf dengan Anak Wanita Malam   21. Ancaman the debt collector

    “Ibu dan Bapak, begini saja seandainya saya sudah menemukan Bu Sukaesih dan Pak Endang, insyaallah nanti kita bahas soal hutang,” pungkas Selina. Dia memang gadis yang baik dan cerdik. Tentu saja dia akan membantu setiap orang yang mengalami kesulitan tapi dia juga tidak mau kalau dimanfaatkan atau ditipu begitu saja oleh orang asing.Pak RT dan Bu RT pun saling lirik dan mengangguk.“Baiklah, saya minta nomor kalian,” pinta Bu RT yang langsung dijawab oleh Adam. “Ini kartu nama saya, hubungi nomor yang ada di sini aja,”Adam menyerahkan secarik kartu nama pada Bu RT. Adam terlihat lebih sopan pada Bu RT karena dia bersikap sopan pula tak seperti Pak RT.‘Wah, ternyata bukan orang biasa, pemilik lampu hias terkenal di Cianjur,’ batin Bu RT.“Tolong kabari kami jika ada kabar tentang Bu Sukaesih dan Pak Endang sesegera mungkin …” ujar Adam dengan tegas.“Apa imbalan bagi kami?” tanya Pak RT. “Apakah kalian akan membayar hutang mereka?”“Kami akan pertimbangkan hal itu …” sahut Adam sin

Bab terbaru

  • Taaruf dengan Anak Wanita Malam   250. Sah! (Tamat)

    Sebulan kemudian Hari paling bahagia telah tiba. Pernikahan Dave dan Selina berlangsung meriah, dilaksanakan di sebuah resort milik Meliani di mana memiliki konsep nature atau alam. Selina sangat menyukai pemandangan alam sehingga dia memilih mengadakan acara walimah dan resepsi di ruangan outdoor atau terbuka. Ada banyak pepohonan pinus yang rimbun dan hijau. Dekorasi didominasi warna putih dengan aneka bunga mawar warna-warni di mana-mana. Sebuah lantunan sholawat syahdu dan merdu terdengar. Acara ijab qabul dilaksanakan terpisah. Hanya dihadiri oleh penghulu, calon mempelai lelaki Davendra Diraya,wali Selina yang tak lain Rayyan Sanjaya, saksi yaitu Ustaz Bashor dan Adam serta kerabat. “Qobiltu Nikahaha Wa Tazwijaha Hafla Selina Almaqhvira binti Rayyan Sanjaya Alal Mahril wa madzkuur ala radhiitu bihi wallahu waliyyu taufiq,” Dave mengucapkan kalimat ijab kabul dalam bahasa Arab dengan lantang. Dia mengucapkan puji syukur karena lancar membaca ijab qabul. Terlihat dia begitu bah

  • Taaruf dengan Anak Wanita Malam   249. Dave melamar Selina

    Selina memasukkan surat tersebut ke dalam amplopnya lagi. Selepas sekolah dia meremas surat tersebut lalu membuangnya ke tempat sampah. Tidak ada waktu meladeninya.Jika Selina mau membuktikan foto tersebut dia hanya perlu meminta bantuan Dave dan Arman. Dave akan menjelaskan soal foto-foto tersebut dengan lebih gamlang. Mungkin di resort milik ibunya Dave ada CCTV yang akan menampilkan sosok orang yang diam-diam menguntitnya dan mencuri foto dirinya dengan angle yang menyudutkan posisi Selina.Adapun Arman akan menjelaskan soal foto dirinya saat keluar dari dokter kandungan. Selina hanya mengantar Nunik Nirmala dan Arman mengetahui hal tersebut.Selina merasa tidak terima perlakuan Ummi Sarah yang seolah meragukannya. Hatinya perih saat diinterogasi olehnya. Jalan yang terbaik adalah Selina ingin keluar dari kehidupan ke dua orang tua asuhnya dan menjalani kehidupannya sendiri. Dia tak ingin menjadi beban keluarga apalagi mereka adalah keluarga agamis.Sudah beberapa hari Selina tin

  • Taaruf dengan Anak Wanita Malam   248. Surat ancaman

    “Tentu saja Dokter. Saya akan memberi restu. Andra sudah menceritakan segalanya. Saya ingin Anda menjaganya dan menyayanginya dengan tulus. Saya merasa menyesal karena terlambat mengetahuinya. Nasi sudah menjadi bubur. Mungkin ini hukuman dunia bagi saya karena telah menyia-nyiakan orang yang mencintai saya dengan tulus,”Rayyan menunduk lesu.“Sabar ya Pak Rayyan, Anda sudah bertindak benar. Menyadari kesalahan dan ingin memperbaikinya. Yang terpenting sudah berusaha.”“Kamu masih muda, terlihat dewasa cara berpikirnya,”Dave menaikkan alisnya sebelah. “Masih muda? Yang benar saja Pak. Saya sudah kepala tiga,”Beberapa orang sering mengatakan hal serupa.“Serius?”“Iya, covernya saja terlihat dua puluh,”Akhirnya ke dua pemuda tampan yang berbeda usia tersebut tertawa bersama untuk pertama kalinya. Mereka berjalan beriringan keluar dari lobi apartemen sembari terus berbincang.“Ngomong-ngomong, apa hubungan Pak Rayyan dengan Andra?”“Andra anak teman saya, Darius. Saya, Darius dan Di

  • Taaruf dengan Anak Wanita Malam   247. Meminta restu

    Mahendra mengunjungi Dave di apartemennya. Dia ingin mempertemukan seseorang padanya.“Seseorang ingin bertemu denganmu,” ucap Mahendra merangkul pundak sahabatnya.“Siapa? Sejak kapan kamu bikin penasaran,”“Ayah kandung Selina,” bisik Mahendra ke telinga Dave. Dave terkejut sekali mendengar perkataan temannya. “Bela-belain langsung terbang dari Singapura. Padahal kakinya masih sakit akibat kecelakaan.”“Jangan bercanda, Andra!”Dave tertawa renyah.“Kalian bisa mengobrol empat mata,”“Baiklah,”Dave melirik sekilas pada lelaki paruh baya yang sangat tampan di belakang Mahendra. Dia berjalan dengan langkah lamban seperti tengah kesakitan. Dave mengulurkan tangannya terlebih dahulu padanya dan memperkenalkan diri.“Saya Davendra Diraya. Biasa dipanggil Dave,” ucap Dave dengan menampilkan senyum terbaiknya.“Saya Rayyan Sanjaya,” ucapnya dengan penuh wibawa.Dave seketika tertegun melihat penampilan Rayyan dan cara bicaranya. Dia bukan lelaki biasa. Dari penampilannya saja terlihat ber

  • Taaruf dengan Anak Wanita Malam   246. Sepucuk surat perpisahan

    Dave merasa bersalah karena telah membuat Selina menunggu kabar darinya. Mendadak, dia memiliki urusan penting di mana dia harus menangani pasien yang ternyata salah satu karyawan sang ibu-yang tengah berusaha mengakhiri hidupnya akibat depresi dengan meloncat dari rooftop gedung. Dengan kemampuannya Dave berhasil membujuk karyawan tersebut untuk mengurungkan niatnya. Padahal masalahnya sepele. Lelaki yang baru berusia dua puluh lima tahun itu baru saja memergoki kekasihnya selingkuh.Setelah semua masalahnya usai, Dave langsung memencet nomor Selina. Namun Selina tidak mengangkat teleponnya sebab dia tidak mengaktifkannya.‘Pasti my Selin marah,’ gumamnya.Tak menyerah, kali ini Dave benar-benar nekad. Dia mengirim voice note.[Assalamualaikum Sel, maaf aku baru bisa menghubungimu sebab ada urusan yang harus aku selesaikan.Sel, maaf, aku tak bisa bertemu apalagi berbincang denganmu langsung. Suatu hal yang sulit sebab aku tahu kamu begitu menjaga jarak dengan lawan jenis. Maaf, aku

  • Taaruf dengan Anak Wanita Malam   245. Klarifikasi yang sia-sia

    “Ummi, ada lagi yang bisa saya bantu?” tanya Rois.“Tidak ada, makasih Kang! Tolong jangan sampe bocor ya!” Sekali lagi Ummi Sarah menegaskan. Dia masih tidak percaya dengan foto-foto yang menampilkan wajah putri cantiknya.“Iya, Ummi, tenang aja. Seperti yang Ustaz katakan, jika kita menutup aib orang lain kelak di akhirat Allah akan menutup aib kita, Ummi,” ucapnya dengan begitu sopan.“Masyaallah, betul Kang,”Ummi Sarah kagum dengan respon Rois tersebut. Sempat terpikir ingin menjodohkan Selina dengan pemuda itu tetapi usianya jauh di bawah Selina.Selepas ashar, Ummi Sarah langsung menghampiri Selina yang baru saja pulang mengajar. Selina terlihat sudah mandi dan tengah duduk seperti biasa di meja belajar sembari memainkan kelopak bunga mawar warna-warni dalam vas bunga kaca.“Ummi boleh masuk?” ujar Ummi Sarah di ambang pintu kamarnya.“Ya,” jawab Selina singkat.“Ummi ingin bicara denganmu,”“Ya, bicaralah!” “Ummi percaya padamu. Tapi Ummi hanya ingin kamu menjelaskan soal fo

  • Taaruf dengan Anak Wanita Malam   244. Ujian yang bertubi-tubi

    Ummi Sarah menarik nafas dalam setelah melihat foto-foto Selina yang dia peroleh dari tangan Ceu Sari. Dilihatnya lekat-lekat foto tersebut satu per satu. Betul memang foto tersebut foto-foto Selina. Namun lelaki yang bersamanya tidak terlihat wajahnya. Hanya terlihat saja tubuhnya yang menjulang tinggi.“Bagaimana Ummi? Foto itu fitnah bukan?” seru wanita yang melempar foto tersebut ke arahnya. Lalu dia pergi meninggalkan kerumunan.“Sepertinya telah terjadi kesalahpahaman. Silahkan bubar kalian semua!” seru Ummi Sarah pasrah pada para orang tua santri. Mereka tidak bisa diajak kompromi lagi terlebih adanya foto-foto tersebut yang semakin membuat spekulasi yang di luar kendali. Ummi Sarah langsung melambaikan tangannya pada Rois, menyuruhnya untuk membubarkan mereka setelah membawa anak mereka.Beberapa anak menolak dijemput oleh ke dua orang tua mereka. Bahkan ada yang sampai menangis tak ingin pulang karena sudah betah tinggal di pesantren. Mereka berlarian pada Ummi Sarah, mencium

  • Taaruf dengan Anak Wanita Malam   243. Fitnah

    “Ceu, Ummi mau mendatangi mereka saja,” ucap Ummi Sarah seraya merapikan kerudungnya. Perlahan, Ummi Sarah menggerakan tangannya untuk menarik knop pintu rumah. Saat pintu terbuka tampaklah pemandangan para orang tua murid santri kelas tsanawiyah atau setingkat SMP tengah berkerumun di halaman rumah. Mereka langsung mendelik pada pintu dan menatap Ummi Sarah dengan tatapan yang tajam. “Ummi, saya mau mencabut anak saya dari pondok. Namanya Syamsul Hamid,” seru salah satu ayah santri. “Saya juga mau menjemput anak saya, Putri Annisa Lavina,” “Sebentar, sebentar, mohon maaf Ayah dan Bunda. Mari masuk terlebih dahulu. Kita bicara di dalam,” tawar Ummi Sarah bersikap sopan. Yang benar saja, mereka mengobrol masih di halaman itu pun dalam keadaan berdiri. “Tidak! Kami tidak sudi masuk ke rumah Anda, Ummi,” pekik salah satu orang tua murid yang lain. “Iya, jangan banyak basa-basi! Sudahlah jangan munafik kalau jadi orang! Saya sebagai orang tua murid sangat kecewa pada Ummi dan Ustaz

  • Taaruf dengan Anak Wanita Malam   242. Kedatangan orang tua santri

    Sambungan telepon dari Davendra Diraya kembali terdengar di telinga Selina. Gegas, Selina menyambar ponselnya dengan kecepatan sepersekian detik. Terlihat sangat bersemangat. Tanpa ba-bi-bu Dave berucap salam lalu mengatakan maksud pembicaraannya yang tertunda.[Aku hanya ingin mengatakan bahwa aku … suka sama kamu, Sel! Aku jatuh cinta padamu. Aku ingin melamarmu,] ucap Dave dengan serius.[Apa?]Selina yang mendengar perkataan Dave via telepon benar-benar terkejut. Tak percaya jika memang dokter yang menjelma guardian angel yang selalu menolongnya tersebut menyatakan cinta padanya. Dia mengipasi wajahnya yang bersemu merah beberapa kali.[Maukah kamu menerima cintaku? Kamu tidak perlu menjawab sekarang. Aku bersedia menunggu. Jika kamu bersedia, aku akan merasa menjadi seorang lelaki yang paling beruntung di dunia ini. Aku akan melamarmu langsung pada Abahmu, kalau perlu hari ini juga,] katanya begitu bersemangat.[Um … ][Baiklah, kamu pasti syok aku menembakmu melalui sambungan te

DMCA.com Protection Status