Alana tampak terdiam, saat sosok ghaib itu meminta tumbl kepadanya. Sudah lama dirinya hanya bisa menunda-nunda menumbalkan Alina yang sudah dijanjikan sebagai tumbal madu untuk makhluk ghaib tersebut."Aku akan menumbalkan maduku secepatnya, sebelum bukan purnama itu terlihat, aku akan membawakan dia untuk dirimu," ucapnya dengan nada tegas."Kali ini jangan pernah membohongiku lagi Alana, aku tidak segan-segan menuntut balas atas apa yang kau lakukan kepadaku," ucap makhluk ghaib itu kini sedang mendekati Alana dengan jari-jari tangannya yang panjang kini sedang menempel d pundaknya.Alana tampak gemetar saat melihat jari-jari panjang itu sudah menempel di pundaknya."A-aku tidak akan berkata bohong lagi kepadamu, percayakah kepadaku," ucap Alana dengan suara terbata-bata."Baiklah, aku akan menunggu tumbal itu datang kepadaku Alana." Setelah mengatakan itu, makhluk ghaib itu pun akhirnya menghilang.Angin kencang yang tadi mulai berhembus akhirnya telah menghilang.Alana tampak Fr
Pengusiran Arkan saat itu, membuat Alana tampak sangat geram, dia pun akhirnya meninggalkan pesta tersebut dengan membawa amarah.Ia tampak marah dengan sikap Arthan dan juga Alina, dalam hatinya mulai memutuskan untuk segera merencanakan untuk menyingkirkan Alana dari rumahnya.Alana yang tampak geram itu, mulai menelpon seseorang dan mengadakan janji temu untuk merencanakan penculikan Alana nantinya.Alana yang saat itu sedang berjalan menuju ke arah sebuah gudang, tanpa dia sadari jika saat itu Alina tak sengaja melihat dirinya berjalan ke arah gudang dan mengikuti dirinya, setelah dia meminta ijin kepada suaminya untuk ke belakang sebentar."Mbak Alana ke gudang itu lagi? Sebenarnya apa yang dia sembunyikan di sana? Kenapa sulit sekali menemukan barang bukti di sana? Di manakah Mbaka Alana menyimpan semua barang bukti itu?" gumam Alina dengan wajah curiga.Dengan hati-hati Alina mulai melangkahkan kakinya menuju ke arah gudang yang ada di sana, saat itulah dia melihat Alana masuk k
Arkan terkerjut dengan penuturan istrinya yang saat ini berada di dalam sebuah gudang dengan nada memelas."Alina, apa yang kau katakan? Tenangkan dirimu, di sini tidak bisa membuka pintu gudang, pintunya di kunci dari dalam. Coba kau buka terlebih dahulu." Arkan berusaha untuk menenangkan Alina yang saat ini terlihat sedang panik.Alina lalu mengikuti apa yang dikatakan oleh Arkan, segera dia berusaha membuka pintu gudang tersebut, tapi tidak bisa.Beberapa waktu kemudian, Alana yang melihat Alina sedang berusaha untuk membuka pintu gudang dan ditambah lagi dia mendengar suara Arkan dari luar, membuat Alana meminta makhluk ghaib itu untuk segera menjadikan Alina tumbal."Cepat jadikan dia tumbal! Dia mau lari dari tempat ini!" teriak Alana kepada makhluk ghaib itu.Makhluk berwajah menyeramkan itu menaruh attensinya ke arah pintu gudang itu, ia melihat Alina yang saat itu sedikit berhasil membuka pintu, langsung menghampiri dirinya.BlumMakhluk ghaib itu tiba-tiba menghilang dan tak
Ayana lalu memasuki pikiran alam bawah sadarnya Alana, dia lalu membawanya menuju ke tempat ghaib, di mana saat itu terlihat sangat menyeramkan.BlamSeketika arwah Alana kini ditarik memasuki pikiran bawah sadarnya, Alana melihat banyak sosok yang menyeramkan di sana."Tidak, aku di mana sekarang?" tanya Alana dengan wajah ketakutannya.Dia terkejut saat melihat suasana yang saat itu sangat menyeramkan, ia tidak menemukan siapa pun di sana. Ia hanya melihat semuanya tampak hitam dan sepi, tanpa ada seorang pun yang berada di sana. Suasana tampak sangat sepi dan tak lama kemudian, muncullah sosok tinggi besar dan kini tengah menatap sengit ke arah Alana.Seketika Alana ketakutan, dia menjerit dan memundurkan langkah kakinya ke arah belakang."Alana .... Alana ...." Suara ghaib itu tampak memanggil di sana.Saat itulah tiba-tiba dia merasakan suara riuh mulai mendekati dirinya, sosok yang tak kasat mata itu hanya memperlihatkan mata mereka ditengah kegelapan di sana."Tolong ..., tolon
Alina tentu tidak pernah menyangka jika saat itu Ayana memang datang untuk membantunya.Meskipun dia tidak tau apa yang saat itu terjadi dengan dirinya, ketika Ayana mulai merasuki tubuhnya. Ia hanya merasakan jika saat itu tubuhnya sangat berat dan saat itulah dia suda tidak mengingat apapun.Alina yang saat itu sangat lemas, langsung digendong oleh Arkan keluar dari gudang tersebut menuju ke dalam rumahnya.Sementara itu, terlihat Alana kini sedang diikat tangannya oleh Azriel yang saat itu sedang kesurupan."Bagaimana keadaannya?" tanya Arkan saat dia melihat Azreiy dibantu dengan beberapa pembantunya untuk memegangi tubuh Alana yang saat ini sedang meronta dengan sangat kuat di sana."Lepaskan aku!" Alana mulai meronta-ronta dengan sangat kuat, ketika Azriel berusaha untuk mengikat tali yang terlepas di tangannya tadi."Pergi kau Ayana! Pergi!" teriak Alana dengan nada marahnya.Alina hanya tersenyum Daan terlihat sedang menyederkan kepalanya ke dada bidang suaminya saat Arkan ma
Arkan terkejut saat menemukan sebuah kotak di sudut gudang yang ada di rumahnya, berisi benda-benda yang pernah dipakai oleh Ayana sebelum peristiwa mengerikan itu terjadi pada istrinya.Sejenak, pikirannya melayang kembali pada kenangan di mana saat itu dia dan Ayana melewatkan acara tujuh bulanan calon bayinya, sebelum peristiwa mengerikan itu menimpa Ayana."Kenapa Alana menyimpan semua benda ini? Apakah dia sengaja menyimpan barang bukti di gudang ini dari tempat kejadian perkara, di mana saat itu, Ayana terbunuh?" hati Arkan berbisik dengan gemetar, mempertanyakan setiap detail peristiwa yang menimpa istrinya.Seraya memegang salah satu barang tersebut, Arkan merasa perasaan bingung dan curiga mulai menghantuinya. Sebuah pertanyaan besar bermunculan di benaknya, "Apakah Alana-lah pelaku utama di balik kamtian Ayana? Bukankah dia sangat senang saat mengetahui Ayana tengah mengandung bayiku? Lalu, apakah semua itu hanya kebohongan semata? Dia hanya berpura-pura saja senang, tapi da
Arkan seakan tenggelam dalam pikiran yang memburu, wajahnya memucat saat dia memandangi Alana yang ketakutan. Dia merasa bertanggung jawab untuk melindungi istrinya itu, tapi apa yang bisa dia lakukan?"Mas Arkan, tolong aku Mas," pinta Alana dengan suara penuh ketakutan, saat merasakan sesuatu yang menghantui dirinya di sekelilingnya.Arkan merasakan jantungnya berdebar, panik mencoba mendominasi pikirannya."Apa yang terjadi dengan Alana? Siapa yang membuat istriku ketakutan seperti ini?" begitu pikir Arkan dengan cemas.Arkan mulai menyadari ada sesuatu yang aneh pada tubuh Alana, seolah-olah ada sesuatu yang masuk ke dalam tubuhnya. Suara dengungan ghaib mulai terdengar, mengejek dan menuntut balas dari Alana.Alana pun terlihat semakin frustasi, tak mampu menahan penderitaan yang disebabkan oleh teror para arwah yang saat ini sedang menuntut balas atas kematian mereka kepada Alana.Arkan berusaha untuk tetap tenang dan memberikan dukungan, walaupun di dalam hatinya ia juga meras
Alana merasakan degup jantungnya semakin kencang, wajahnya pucat pasi, saat dia melihat sosok Alina yang sejenak dia sangka sebagai Ayana., yang seolah ingin membalaskan sebuah dendam kepada dirinya."Pergi kau! Jangan pernah mengganggu diriku!" Serunya penuh amarah, melihat sosok yang ia kira Ayana berdiri di hadapannya. Alina, tanpa mengerti situasi, tetap bersemangat untuk mendekati dirinya, seolah tak menyadari bahwa Alana ketakutan, tapi itu membuat Alina semakin curiga dan terus mendesak sosok istri tua suaminya untuk mengakui semua yang dia lakukan. "Mengaku saja Mbak. Apa kau saat itu telah membunuhku?" Kini Alina pura-puranya seolah dirasuki oleh sosok Ayana, yang membuatnya kini menjadi sosok Ayana yang sedang menuntut sebuah pembalasan atas kematiannya."Tidak mungkin.. apa benar dia adalah Ayana?" batin Alana ketakutan, ia benar-benar melihat Ayana yang seolah-olah sedang berjalan mendekatinya. Mungkin ia sedang berhalusinasi atau pikirannya terlalu kalut untuk bisa be