Share

Chapter 319

Author: MISTERIOUS
last update Huling Na-update: 2025-04-03 16:23:14

Di Alam Manusia,

Qing Peng telah pulih sepenuhnya setelah mengalami luka dalam pertempuran sebelumnya. Meski begitu, Xuan Li tidak memberinya banyak waktu untuk bersantai. Hari ini, mereka harus kembali bergerak.

Tanpa banyak bicara, Xuan Li melangkah ke depan, matanya menatap datar ke cakrawala. Ia lebih nyaman menyusun rencana dalam diam, menimbang langkah yang harus diambil tanpa harus menjelaskan semuanya pada Qing Peng.

Bukan karena ia tidak mempercayai pemuda itu, tetapi karena ada batasan dalam seberapa banyak orang lain boleh mengetahui dirinya.

Qing Peng, yang mengikuti di belakangnya, sesekali melirik ke arah Xuan Li. Ia ingin bertanya sesuatu, tetapi melihat ekspresi datar di wajahnya, ia mengurungkan niatnya.

Mereka melayang di udara menggunakan artefak perahu terbang milik Xuan Li. Di sepanjang perjalanan, pemandangan yang mereka saksikan sungguh mencengangkan.

Bukannya kehidupan yang semarak, melainkan kehampaan yang mencengkeram setiap sudut tanah yang mereka lintasi
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
makin seru
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 320

    Qing Peng langsung bersiaga. Napasnya sedikit tertahan, tubuhnya menegang. Ia melirik ke sekeliling, tetapi yang terlihat hanya reruntuhan sunyi dan bayangan yang merayap di balik rumah-rumah setengah roboh.Xuan Li tetap diam, sorot matanya tajam. Ia mengamati satu titik di ujung desa, tempat bayangan samar terlihat sekilas sebelum lenyap."Tuan, apakah itu... orang dari Alam Bayangan?" tanya Qing Peng dengan suara tertahan.Xuan Li tidak menjawab. Ia melangkah perlahan, menyelidiki energi yang meresap di udara.Bayangan itu kembali bergerak, lalu menghilang di balik bangunan yang nyaris ambruk.Seketika, Xuan Li berkelebat. Tubuhnya melesat bagai kilat, mendekati tempat bayangan itu menghilang. Qing Peng, meski ragu, segera mengikuti di belakangnya.Begitu tiba, Xuan Li menekan telapak tangannya ke tanah. Gelombang energi merambat dalam keheningan, menyapu setiap celah dan ruang tersembunyi di sekitar mereka.Rintihan lirih terdengar dari dalam reruntuhan.Xuan Li mengangkat alis. I

    Huling Na-update : 2025-04-03
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 321

    Xuan Li menyipitkan mata. Energi di tempat ini begitu pekat dengan aura kematian dan penderitaan. Ribuan roh berkeliaran di sekitar formasi, terperangkap dalam siklus abadi yang mengerikan. Mereka berbisik dalam bahasa yang tidak bisa dipahami, namun isinya jelas: keputusasaan, kesakitan, dan kebencian."Kau benar-benar ingin menembus inti formasi ini?" suara Wu Hei terdengar di benaknya, dipenuhi nada skeptis."Jika tidak dihentikan sekarang, ritual ini akan selesai, dan kita akan menghadapi ancaman yang jauh lebih besar." Xuan Li tetap tenang. "Aku tidak punya pilihan lain."Wu Hei terkekeh. "Kau tahu ribuan roh ini tidak akan membiarkanmu begitu saja, bukan?""Aku tahu. Karena itu, aku akan menggunakan kekuatan pengendalian jiwa untuk menekan mereka." Xuan Li menarik napas dalam-dalam, memusatkan kesadarannya. Ia merasakan gulungan pengendalian jiwa yang tersimpan dalam kesadarannya mulai bergetar, seakan merespons niatnya.Saat ia mulai merapal mantra kuno, cahaya biru keperakan

    Huling Na-update : 2025-04-03
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 322

    Xuan Li tidak segera menjawab. Matanya tertutup, aliran energi spiritual masih berputar di sekujur tubuhnya. Beberapa saat kemudian, ia menarik satu pil dari dalam cincin penyimpan. Pil itu mengeluarkan aroma pahit dan dingin yang menyebar dengan cepat.Dengan satu gerakan cepat, ia menelan pil itu.Gelombang energi mengalir seperti ombak ke dalam meridian tubuhnya, mengisi retakan yang terbentuk setelah pertarungan mental di dalam formasi bayangan. Urat-urat spiritualnya yang sempat bergetar kembali stabil. Aura dingin di sekitarnya perlahan-lahan mereda.“Jangan panik. Aku masih hidup,” ucap Xuan Li akhirnya. Suaranya datar, tetapi tidak selemah sebelumnya.Qing Peng menghela napas lega. Ia menjatuhkan diri duduk di sampingnya. “Formasi itu... sangat menakutkan. Aku merasa hawa kematian masih tertinggal di tanah.”Xuan Li membuka matanya, dan sejenak pupilnya masih memantulkan bayangan dunia kelam tempat sebelumnya ia masuk. “Itu memang bukan formasi biasa. Itu bagian dari jaring

    Huling Na-update : 2025-04-04
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 323

    Xuan Li terus menyerap setiap potongan informasi yang tersebar di udara Kota Bambu Utara. Obrolan pedagang, bisik-bisik para pengelana, dan percakapan di kedai teh menjadi jalinan benang-benang kecil yang menyingkap gambaran besar yang selama ini tersembunyi. Ia duduk tenang, namun kesadarannya tajam seperti bilah pedang yang tidak pernah berkarat.Semua kabar yang penting sudah terekam jelas dalam ingatannya. Ia memilah dengan cepat: rumor hilangnya para tetua sekte, gerakan ganjil di perbatasan, serta kabar tentang formasi-formasi bayangan yang semakin sering ditemukan. Setiap informasi ia simpan, bukan hanya dalam ingatan, tetapi juga dalam intuisi tajamnya.Qing Peng muncul dari balik kerumunan, matanya menyapu sekeliling sebelum berhenti tepat di wajah Xuan Li. Ia mengangguk pelan, memberi isyarat bahwa penginapan sudah siap."Mari, Tuan. Aku sudah menemukan tempat yang tak mencolok, cukup tinggi untuk mengawasi jalan utama dan... cukup sunyi untuk berbicara jika dibutuhkan."X

    Huling Na-update : 2025-04-04
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 324

    Alunan seruling itu terdengar lembut, bahkan hampir biasa bagi telinga orang awam. Namun di telinga Xuan Li, tiap nada bagaikan garis tipis yang menembus kesadaran, membawa gelombang energi pemanggil yang samar namun dalam.Ia duduk diam di balik jendela kamar penginapan."Ini bukan suara seruling biasa," pikirnya. Suaranya tidak terdengar, tetapi pikirannya penuh dengan kewaspadaan.Bagi sebagian binatang roh atau makhluk dari garis darah murni, alunan ini mungkin hanya akan memancing rasa tidak nyaman. Namun bagi makhluk dengan darah warisan, seperti klan ular, efeknya bisa jauh lebih dalam, seolah-olah suara itu membangkitkan sesuatu yang tersembunyi, sesuatu yang tertidur dalam darah mereka sendiri.Qing Peng yang sedari tadi duduk bersila di sudut ruangan, tampak mulai gelisah. Matanya menyipit, keringat dingin mengalir di pelipisnya. Tangan kirinya bergetar, menekan pelipis seakan sedang menahan sesuatu yang ingin keluar dari dalam dirinya.Xuan Li segera berdiri dan menghampir

    Huling Na-update : 2025-04-04
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 325

    Tanpa membuang waktu, Xuan Li segera bergerak. Kedua matanya menyipit, menatap Qing Peng yang sedang berjuang menahan gejolak dari dalam tubuhnya.Aura darah yang bangkit dari teknik pemanggilan sebelumnya belum sepenuhnya mereda. Sebaliknya, ia justru semakin liar, menggeliat, mencoba membakar sisa-sisa kesadaran Qing Peng. Sisik-sisik gelap mulai merambat dari bawah kulit lehernya, dan matanya berkedip memantulkan cahaya kemilau kehijauan yang tidak manusiawi.“Kalau dibiarkan, dia akan kehilangan kendali di tempat ini,” pikir Xuan Li.Tanpa bicara, ia menghampiri Qing Peng dan menekan jari-jarinya ke beberapa titik akupuntur di tubuh pemuda itu. Gerakannya cepat dan tepat. Setiap tekanan menyalurkan energi tenang dari jari-jari Xuan Li ke jalur meridian Qing Peng, menghambat aliran darah naga yang meledak dari dalam.Qing Peng menggertakkan gigi. Tubuhnya bergetar, tetapi tekanan Xuan Li membuat transformasi itu tertunda. Sisik yang sempat muncul perlahan mereda, meski tidak sepen

    Huling Na-update : 2025-04-05
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 326

    Xuan Li menekuk jarinya, memantapkan pola formasi ilusi dan peredam suara di sekeliling Qing Peng. Cahaya formasi berpendar halus, nyaris tak terlihat di balik kabut. Ia memperkuat setiap simpul energi dengan presisi, memastikan bahwa medan perlindungan tidak bisa ditembus, baik oleh mata biasa maupun teknik penglihatan spiritual.Namun, sosok bayangan di atas pohon pinus tidak memberi waktu. Suara tawa dingin kembali terdengar, bagai bisikan angin yang membawa hawa kematian.“Hahaha… Kau benar-benar melindunginya. Atau, jangan-jangan, kau hanya menunggu kesempatan untuk merebut kekuatannya?”Xuan Li melompat ke udara, mendarat di atas dahan sejajar dengan lawannya. Tanpa ragu, ia berdiri tegak, tubuhnya menghadap langsung pria berjubah kelabu yang masih memegang seruling giok dengan rumbai merah menyala.Tatapan mereka bertemu. Mata Xuan Li tampak tenang, tapi ada kilatan dingin tersembunyi di baliknya.“Aku tidak menghalangi siapa pun,” ujarnya pelan, namun tajam. “Tapi itu tidak be

    Huling Na-update : 2025-04-05
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 327

    Kabut racun yang pekat masih menggantung di udara, merayap perlahan seperti roh jahat yang baru bangkit dari tidur panjang. Namun, alih-alih melukai, racun itu diserap seluruhnya oleh tubuh Qing Peng yang tengah bertransformasi.Sisik-sisik hitam keperakan mulai menutupi tubuhnya. Suara tulang berderak menggema, satu demi satu persendian bergerak sendiri membentuk wujud yang bukan lagi manusia. Taringnya memanjang, matanya berubah menjadi emas menyala, pupilnya vertikal seperti ular purba. Tubuhnya memanjang, berevolusi menjadi sosok naga ular penuh dengan aura leluhur.Gelombang energi spiritual yang terpancar dari tubuhnya meledak ke segala arah. Formasi perlindungan yang dibuat Xuan Li runtuh dalam sekejap, serpihan cahaya spiritual menghilang terbakar oleh tekanan kekuatan darah kuno yang terbangun.Pria pembawa seruling menyeringai lebar. Matanya memancarkan rasa puas sekaligus kegembiraan yang tak disembunyikan.“Akhirnya… warisan darahmu terbangun juga,” gumamnya. “Qing Peng, p

    Huling Na-update : 2025-04-05

Pinakabagong kabanata

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 337

    Pertanyaan Xuan Li menghentikan rona bahagia yang masih tersisa di wajah Jian Cheng. Lelaki itu terdiam sejenak. Matanya bergerak ragu, dan senyumnya lenyap seketika."Maaf, Tuan," ucapnya perlahan. "Saat saya keluar dari pengasingan… Lin Gong sudah tidak ada. Goa itu kosong."Xuan Li memicingkan mata."Dan kau tidak mencarinya?""Saya mencarinya," jawab Jian Cheng cepat. "Saya memeriksa area sekitar, bahkan meninggalkan penanda spiritual. Tapi tidak ada satu pun jejaknya."Kening Xuan Li mengernyit, rahangnya menegang. Tatapannya tajam seperti bilah pisau yang terhunus, menyapu tubuh Jian Cheng dari ujung rambut hingga kaki."Benarkah tidak ada petunjuk?" tanyanya pelan, tapi tekanan dalam suaranya meningkat. "Atau kau menyembunyikan sesuatu dariku?"Aura dingin merambat dari tubuh Xuan Li. Udara di sekitarnya mendadak membeku. Jian Cheng menggigil, lalu jatuh berlutut tanpa mampu melawan tekanan yang menghimpit tubuhnya.“Saya tidak berani!” seru Jian Cheng tergesa. Nafasnya terenga

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 336

    Xuan Li melihat sosok pria itu yang berjalan perlahan mendekatinya. Mata pria itu tenang, tidak menyimpan tekanan, tidak menyembunyikan niat. Tapi Xuan Li tidak menurunkan kewaspadaannya. Energi spiritual terkumpul di telapak tangannya siap untuk dilepaskan.Rambut panjang pria itu berwarna perak seperti rambut seorang yang telah renta. Tapi wajahnya begitu muda terlihat seumuran dengan Xuan Li.‘Aneh,’ pikir Xuan Li. Ia mengernyit.Pakaian yang dikenakan pria itu sangat mirip dengan pakaian yang pernah dikenalinya, bukan itu saja, ada aroma herbal samar yang menguar dari tubuhnya.'Aroma ini...seharusnya hanya muncul ketika aku membuat pil penerobosan tingkat tinggi,' gumam Xuan Li dalam hati.Mata Xuan Li menyipit. Ia hanya mengenal satu orang yang cocok dengan petunjuk itu.Jian Cheng.Tapi Jian Cheng adalah lelaki tua dengan tubuh yang rapuh karena luka dalam. Beberapa kali Xuan Li menyelamatkannya dari kematian. Tetapi, Xuan Li bisa merasakan kali ini tidak ada jejak luka sedikit

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 335

    Langkah Xuan Li mantap menapaki jalan berbatu yang mengarah ke perbukitan tandus di perbatasan timur Kekaisaran Bulan Perak. Udara kering berhembus pelan, menyapu ujung jubah hitamnya. Sejak meninggalkan wilayah naga ular, pikirannya tak pernah benar-benar tenang.Ia tahu apa yang sedang dirasakan Yi Qing. Ikatan darah yang pernah ditanamkan padanya masih aktif, menghubungkan kesadaran mereka secara samar. Luka-luka, kegelisahan, rasa sakit, semuanya terpantul dalam benaknya bagai riak di permukaan air. Tapi Xuan Li tak berniat mencampuri lagi. Ia sudah meletakkan dasar. Selebihnya, terserah pada tekad gadis itu."Kalau kau ingin hidup, maka bertahanlah. Kalau kau ingin menjadi kuat, jangan menunggu diselamatkan," gumamnya pelan.Tujuannya kali ini adalah gua kecil yang terletak di kaki Gunung Menara Langit. Tempat itu dulunya hanya sarang binatang buas, tapi kini menjadi tempat tinggal dua orang yang pernah ia beri petunjuk latihan: Lin Gong dan Jian Cheng.Sudah beberapa bulan berla

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 334

    Setelah kepergian Xuan Li, sunyi menggantung di udara. Formasi teleportasi yang sebelumnya memancarkan cahaya terang kini hanya menyisakan bayangan melingkar di atas tanah. Angin gurun Qiuqi berembus pelan, membawa debu halus yang menyapu ujung jubah para tetua naga ular.Semua pandangan akhirnya tertuju pada satu sosok: Yi Qing.Gadis muda itu masih terduduk di tanah, tubuhnya lemas. Darah kering menempel di sudut bibir dan hidungnya. Napasnya belum stabil. Namun lebih dari luka fisik, sorot matanya mencerminkan pergolakan batin yang tak mudah dimengerti.Wen Huyui melangkah maju. Wajahnya tampak tenang, tapi matanya mengandung amarah yang ditahan.“Petaka darah... pada tubuh seperti dia?” gumamnya pelan namun tajam. “Itu bukan sesuatu yang muncul tanpa alasan.”Yi Qing menunduk. Bahunya sedikit gemetar. Ia tidak berani membalas tatapan itu.“Siapa kau sebenarnya?” Wen Huyui bertanya lagi. Suaranya tidak meninggi, tapi tekanannya membuat udara terasa berat.Langkah kaki terdengar dar

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 333

    Menjadi penguasa ras naga ular bukanlah kehormatan semata. Itu adalah beban. Qing Peng mengetahuinya sejak hari pertama ia duduk di tahta. Ritual penobatan telah usai, para tetua membungkuk hormat, dan suara seruling ritual masih bergema di kejauhan.Namun tidak ada waktu untuk bernafas dengan bebas.Wen Huyui berdiri di samping cucunya, wajahnya datar. “Kau tidak akan mendapat waktu bersantai. Mulai hari ini, kau harus mempelajari aturan, sejarah, dan rahasia garis keturunan kita. Aku akan mengajarimu sendiri.”Qing Peng mengangguk tanpa banyak bicara. Tidak ada keberatan. Ia tahu siapa dirinya sekarang.Di sisi lain, Xuan Li berdiri dalam diam di tepi panggung upacara, jubah hitamnya berkibar ditiup angin gurun. Tatapannya menembus kejauhan, seolah semua yang terjadi di belakangnya hanyalah riak dalam kolam yang tenang.Qing Peng menghampirinya saat hari mulai senja. “Apakah kau akan pergi, Tuan?”Xuan Li tidak menoleh. “Sudah saatnya aku pergi.”“Setidaknya tinggal beberapa har

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 332

    Keesokan harinya,Langit di atas istana naga ular dipenuhi kabut spiritual. Ribuan lentera naga melayang di udara, menyala dengan api dari inti laut dalam. Hari ini, penobatan Qing Peng akan dilangsungkan.Gong lonceng naga dibunyikan tiga kali. Para tetua, jenderal, dan bangsawan naga berkumpul di pelataran agung. Pilar batu giok menjulang di sisi kanan dan kiri. Aura naga kuno terasa menekan, menggugah darah keturunan naga siapa pun yang hadir.Namun, sebelum upacara dimulai, Xuan Li duduk bersama Qing Peng di salah satu paviliun kecil, menghadap ke kolam teratai hitam.“Tenangkan pikiranmu,” ucap Xuan Li singkat.Qing Peng menarik napas. Jubah upacaranya terasa berat. Tapi bukan karena bahan atau simbol di atasnya, melainkan karena peran yang menunggu.“Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan,” gumamnya. “Aku bahkan tidak tahu siapa sebenarnya aku...”“Kau akan tahu,” Xuan Li menoleh ke belakang. “Dia datang.”Langkah berat bergema dari sisi aula. Wen Huyui muncul, mengenakan jubah

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 331

    Qing Peng berjalan di depan, tubuhnya tegak meski sorot matanya masih mengandung tanya. Di belakangnya, Xuan Li dan Yi Qing melangkah perlahan. Lorong-lorong istana naga ular dilapisi batu giok hijau gelap, setiap langkah bergema pelan di dinding-dinding berusia ribuan tahun.Ketika mereka tiba di aula dalam, barisan pelayan dan tetua istana menyambut mereka dengan hormat.“Selamat datang, Pangeran Qing Peng. Kami menyambut kembalinya darah naga murni,” ujar salah satu tetua dengan suara rendah.Qing Peng hanya mengangguk. Ia tidak terbiasa dengan penghormatan seperti ini. Dulu, ia hanya manusia biasa yang hidup di dunia fana. Sekarang, ia adalah penerus darah naga. Dunia berubah terlalu cepat.Wen Huyui sendiri turun tangan memberi mereka sambutan.“Wu Yu, kau akan tinggal di kamar terhormat, di sisi timur istana, tepat di samping cucuku. Anggap ini tanda penghormatanku,” ucapnya dengan nada bijak, meski matanya masih menyimpan sorotan tajam. “Dan putri Yi Zenzen itu...”“Dia akan

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 330

    Yi Qing berdiri kaku di hadapan Xuan Li. Matanya memancarkan keteguhan, meski tubuhnya masih menahan gemetar karena tekanan spiritual yang mencekik udara di sekeliling.Xuan Li menatapnya dalam diam, lalu perlahan melangkah maju.“Ulurkan tanganmu,” ujarnya tenang.Yi Qing ragu sejenak. Namun pada akhirnya ia mengangkat tangan, memperlihatkan telapak yang putih pucat dan lembut.Jari-jari Xuan Li menyentuh pergelangan tangan Yi Qing. Dalam sekejap, kilatan hitam seperti tinta menyelubungi lengannya, lalu menyusup masuk ke titik-titik meridian.Mata Xuan Li sedikit menyipit.'Benar... Ini tubuh roh suci...'Pusat dantian Yi Qing memancarkan kilau cahaya putih murni, namun di balik kemurnian itu tersembunyi riak energi yang tidak stabil, seperti dimensi kecil yang belum tersentuh dunia luar. Sebuah anomali langka dalam sistem kultivasi.'Tubuh yang mampu menjadi saluran sempurna untuk sinkronisasi jiwa. Tubuh ini bisa menjadi tungku penyatuan bagi dua eksistensi yang terjebak didalam la

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 329

    Qing Peng menarik napas panjang. Aura naga yang mengelilinginya perlahan surut, kekuatan yang tadi menggetarkan tanah mulai mengendap dalam aliran darahnya. Ia menahan diri.Ia bukan pembunuh gila. Tidak semua pantas mati.Namun ketika kekuatannya tinggal separuh, serangan tiba dari arah belakang, tanpa suara, tanpa aura. Kilatan cahaya perak melesat ke arah punggungnya. Sedikit saja terlambat, jantung Qing Peng akan tertusuk habis.Tapi ia selamat.Gelombang energi gelap menyapu dari samping dan membungkus tubuh penyerang dalam pusaran hitam pekat. Pria itu terangkat ke udara, tubuhnya melilit seakan dicekik oleh bayangan hidup. Energi spiritual yang ia keluarkan justru diserap paksa, membuatnya mengerang seperti binatang yang terjerat.Xuan Li berdiri diam di sisi Qing Peng, mata hitamnya berkilat. Ia tidak perlu berkata-kata. Senyum tipis menyeringai di bibirnya.“Terima kasih, Tuan Wu Yu,” ujar Qing Peng dengan suara rendah.Xuan Li mengayunkan lengan dan melempar tubuh pria itu

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status