"Ani kamu boleh pulang. Aku dan Jerri akan pergi ke rumah teh," ucap Sandi. "Yah kalian bersenang-senanglah," balas Ani. Sandi dan juga Jerri pergi ke rumah teh. Bar sekaligus tempat hiburan malam elit di ibu kota. Sampai di sana mata sandi tertuju pada sosok yang sepertinya ia kenal. Dia adalah tuan Toni paman Sandi. "Paman kebetulan kita bertemu di tempat ini," sapa Sandi sambil memesan sampanye. "Aku datang mencari hiburan," ucap tuan Toni, Sandi menuangkan sampanye dalam gelas dan menyerahkannya pada sang paman. Tuan Toni yang hobi mabuk tidak akan mabuk setelah meneguk satu gelas sampanye saja. "Apa yang membuat paman datang kemari? Sepertinya paman sedang banyak waktu luang sehingga bisa bersenang-senang di tempat ini!" seru Sandi. "Jangan berpura-pura baik padaku. Kamu orang kejam membuat retak tangan istriku dan begitu pingsan kamu melempar begitu saja di depan rumah seperti sampah!" seru tuan Toni. Sandi menuangkan sampanye dari botol ke dalam gelas tuan Toni lagi. Ia
Tuan Toni kaget karena melihat tuan Mondi datang ke ruang Vip dimana tempatnya berada. Sandi sudah memprediksi pasti akan terjadi hal seperti ini. Terry akan membawa namanya untuk melindungi diri."Kenapa kamu kaget melihatku di sini. Apa urusanmu!" seru tuan Mondi."Duduklah tuan Mondi jangan terlalu emosi dengan hal yang tak penting," pinta Sandi memberinya kehormatan.Tuan Mondi menuruti perintah Sandi dan duduk di kursi sebelahnya. Jerri menuang wiski untuk tuan Mondi. Sepertinya dia sangat marah tapi entah apa yang membuatnya marah."Apa yang membuatmu datang menemuiku tuan Mondi. Dari raut wajah dan sentaja yang kamu bawa itu sepertinya sedang tidak senang?" tanya Sandi."Sebenarnya aku bingung mau mulai darimana. Tapi wanita pelacur yang kamu bawa sangat memuaskan. Aku akan menjadikan dia budak ranjangku!" jawab tuan Mondi sambil tertawa puas.Tuan Mondi menceritakan permainan apa yang ia lalukan barusan. Ia sangat puas walaupun awalnya ia tidak terima di bodohi karena perempua
Tuan Mondi sangat bersemangat untuk membantu Sandi. Sepertinya pria paruh baya itu cocok dengan karakter Sandi yang susah ditebak. Dari raut wajahnya memancarkan kesungguhan. "Tuan aku ingin kamu membuat Terry merasakan apa itu kepahitan dalam hidupnya. Mereka telah lancang menyusahkan adik dan mamiku saat aku menghilang waktu itu," jawab Sandi. "Hanya itu saja yang kamu inginkan. Itu terlalu mudah bagiku. Kenapa kamu tidak menginginkan kematian mereka Sandi?" tanya tuan Mondi. Kematian mereka akan memudahkan mereka. Sandi ingin mereka merasakan apa yang Sandi dan keluarganya alami lima tahun belakangan ini. Mereka harus tahu bagaimana rasanya menderita tanpa ada satu orangpun yang mendampingi dan diabaikan keluarga. "Itu saja keinginanku tuan Mondi. Anda bisa menjadikannya mainan atau simapanan. Berilah mereka kemewahan tapi bagaikan hidup di neraka," jawab Sandi dengan sorot mata penuh makna. "Kamu anak muda yang punya pemikiran bagus. Aku tertarik padamu. Datanglah lain kali k
Tuan Mondi melirik Terri yang sangat berambisi untuk menghabisi seseorang. Ia terlihat seperti iblis jahat yang semena-mena ingin menhancurkan apa saja yang membuatnya tidak senang."Sepertinya dia bukan orang Sandi. Anak muda bisa kamu jelaskan kenapa kamu memukulinya?" tanya tuan Mondi."Dia sudah menerima uang muka penjualan putrinya. Tapi dia menghianatiku meminta orang menyerangku agar putrinya bisa kabur malam itu," jawab Rudi.Terri mengatakan itu tidak benar. Terri murni kabur karena ketakutan akan di siksa oleh mereka. Gadis itu juga meminta tuan Mondi mengembalikan uang sebesar sepuluh juta rupiah milik Rudi agat dia tak bisa semena-mena lagi padanya."Jadi begitu rupanya. Hidupmu terlalu rumit aku juga tidak bisa membantumu kapanpun seperti yang kamu mau," balas tuan Mondi."Tuan tapi engkau sudah berjanji saat aku memuaskanmu. Kamu mau menolongku menghancurkan hidup Sandi. Dia adalah orang Sandi tuan harus menolongku memberinya pelajaran. Jangan ingkari janjimu tuan," jawa
Sontak saja tubuh Terri terlihat jelas dia hanya memakai pakaian dalam menggoda mirip sekali dengan pemaian blu film. Terri merasa terhina karena di ruangan bar terbuka ia dipermalukan seperti ini."Kenapa kamu kejam padaku?" tanya Terri sedikit menahan kekesalannya."Mungkin itu karena dosa masa lalu yang kamu perbuat. Ingat kata pepatah apa yang kamu tanam itu yang kamu tuai," jawab Rudi.Tuan Mondi juga membenarkan apa yang dikatakan Rudi. Apa yang terjadi pada manusia saat ini adalah mungkin sebuah penebusan dosa di masalalu. Kalau yang terjadi padamu buruk saat ini atau nasibmu terlalu sial mungkin perbuatanmu di masalalu begitu kejam."Terri aku sebenarnya kasihan padamu tapi apa yang dikatan Rudi ada benarnya. Mungkin dosamu dimasa lalu begitu besar sehingga nasibmu begitu tragis saat ini," ucap tuan Mondi."Tuan kenapa tidak membelaku?" tanya Terri dengan lirih. Tuan Mondi menitipkan Terri pada Rudi ia harus pulang karena sudah selesai bersenang-sebang dan tidak mau lagi memu
Hendra Salim berdecih kesal. Ia sangat malu dengan apa yang dilakukan Terri di sana. Pasalnya saat semua orang mengatakan kalau Terri menjadi penghibur di sebuah bar. DIa tidak percaya. Di matanya Terri adalah gadis polos yang masih suci. Tapi sekarang saat dia melihat dengan mata kepalanya sendiri. Hendra Salim sangat marah. Kecewa dan malu kepolosan yang ditampilkan depan matanya adalah kepalsuan belaka."Terri dasar perempuan jalang apa yang kamu lakukan di sini. Berpenampilan seperti perempuan liar menghibur para pria hidung belang?" teriak Hendra saat mengetahui hal ini. "Hen-dra aku dijebak ini semua bukan kemauanku. Tolong aku," pinta Terri.Martin tertawa dengan pertunjukan yang ia lihat. Rudi menghampir ketiga sahabat Sandi dan bertanya apakah harus menyingkirkan pemuda bodoh itu. Atau membiarkan saja sebagai sebuah pertunjukan drama gratis yang bisa ditonton semua orang.Jika harus mengusirnya ia akan segera bertindak. Tapi kalau mereka sangat menikmati drama yang dilakuka
Sebelum Sandi menjawab sepertinya Terri mencoba untuk meyakinkan Hendra kalau dia memang dijebak oleh Sandi. Dia tidak tahu diri padahal dia sudah ada perjanjian dengan tuan Mondi. "Sepertinya semakin menarik pertunjukannya. Terri sungguh tidak punya malu," ucap Velope. "Benar-beanr bermuak tebal. Apapun dia lakukan untuk mendapatkan apa yang ia inginkan!" seru Leon. Terri menyusul Hendra dan meyakinkankan untuk ditolong olehnya. Dia harus bisa keluar dari rumah teh ini dan membalas dendam kepada Sonia. Karena menurutnya dia adalah sumber dari masalah yang ia dapatkan akhir-akhir ini. "Hendra kamu harus tahu kalau aku tidak bersalah. Ini perbuatan Sandi dan Sonia yang membawaku ke sini. Lihat tanganku ini terluka karena sayatan yang Sandi lakukan," ucap Terri sambil menunjukkan tangannya yang luka. "Nona Terri kamu jangan bercanda. Bukankah luka ditanganmu itu akibat pisau yang aku miliki karena mencoba untuk kabur setelah mendapatkan uang?" tanya Rudi melindungi tuannya.Rudi ya
Sandi mengelus rambut Sonia. Ia mengatakan sebagai seorang kakak sudah menjadi tugasnya untuk melindungi sang adik."Sonia kamu harus bangkit. Kehidupan ini terus berjalan kamu tidak boleh terpuruk," balas Sandi."Kakak terima kasih sudah berjuang melawan kematian dan kembali pulang. Aku berjanji akan selalu kuat," ucap Sonia.Sandi mengangguk ia sangat senang dengan perubahan yang ada pada diri Sonia. Pilihan untuk melatihnya belajar seni bela diri adalah keputusan yang tepat. Suasana baru dan juga banyak bertemu orang baru dari berbagai penjuru dan berbeda karakter membuatnya berpandangan lebih luas dan tidak lagi berpikiran sempit."Sonia kamu sudah menunjukkan kalau kamu lebih baik," ucap Sandi. "Ini semua berkatmu kak. Aku tidak akan bangkit jika kamu tidak kembali," balas Sonia senang.Ahemm. Ada suara deheman dari belakang arah mereka. Itu deheman Martin dan yang lainnya. Mereka tampaknya menyusul Sandi dan Sonia yang meninggalkan bar."Aku terharu dengan kekompakan kakak bera