Jerri menatap begis tuan Toni. Dia adalah dalang yang menyuruhnya membunuh Sandi. Tapi Jerri mengucapkan terima kasih pada tuan Toni berkatnya ia bertemu dengan Sandi yang kini menjadi bosnya."Siapa kamu beraninya menhujatku seperti itu? Apa kamu anak baru!" gertak tuan Toni."Perkenalkan namaku Jerri. Orang yang diutus oleh Joy membunuh tuan muda Sandi saat pesta penyambutan," ucap Jerri.Tuan Toni meradang lalu sudah bersiap memukul Jerri dengan tangannya. Emosinya meledak saat tahu orang yang pernah dia utus membunuh Sandi kini berada di sisi Sandi dan menjadi anak buahnya."Dasar manusia busuk beraninya mengkhianatiku!" seru tuan Toni mengayunkan kepalan tangannya ke arah Jerri."Tangan cacat seperti ini masih berani meninjuku. Apa tuan mau tangan ini cacat selamanya?" tanya Jerri sambil menangkap kepalan tangan dari tuan Toni.Jerri memutar tangan tuan Toni sampi badannya terbalik. Ia mengunci tangan itu ke punggungnya. Jadi tuan Toni tak bisa lagi bergerak."Keparat kamu. Sudah
Tuan Toni mengumpat dalam hatinya. Ia berpikir kalau menjadikan Sonia sebagai tawanan akan mudah mendapatkan uang. "Sonia aku sedang kangen pada papimu. Aku hanya ingin merasakan aroma tubuhnya walau sebentar. Pasti kenangan papimu di rumah maaih cukup kental," jawab tuan Toni."Kenapa harus menunggu lima tahun baru kangen papiku?" tanya Sonia. Yang sudah menebak pasti ada sesuatu yang di tuju oleh pamannya.Manusia sampah seperti tuan Toni hanya memikirkkan keuntungan semata. Saat tuan Brawijaya meninggal ia sibuk merebut kekuasaan di perusahaan. Tak pernah ia juga mengunjungi makam sang kakak walau hanya sekali."Sonia apa kamu mencurigai pamanmu ini. Maafkan karena paman sibuk mengelola perusahaan. Jadi tak sempat mengunjungi kediamanmu," ucap tuan Toni."Tidak usah sok baik paman. Putri dan istri kesayanganmu selalu membuat ulah dan merampas apa yang menjadi milikku. Kenapa kamu diam saja kala itu terjadi?" tanya Sonia.Tentu saja kejadian waktu itu adalah tragedi yang mungkin su
Tuan Toni akhirnya pergi meninggalkan Sonia dengan wajah pucatnya. Ia memgendarai mobilnya dengan kencang seperti orang kerasukan."Apa yang dipikirkan orang itu sebelumnya. Jerri ayo pulang. Sepertinya paman sudah kehilangan akal sehatnya," ajak Sonia."Baik nona. Kamu tenang saja seseorang sudah mengikuti kemana perginya pamanmu," jawab Jerri membukakan pintu mobil untuk Sonia.Jerri sudah memberi kabar kepada tuan muda Sandi melalui pesan singkat. Dia mengatakan anak buahnya sudah mengikuti Toni selepas mengganggu Sonia. 'Sesuai dugaanku. Dia akan mencari bantuan,' ucap Sandi dalam hati usai membaca pesan di ponselnya.Sandi memerintahkan anak buahnya untuk tetap mengawasi Toni. "Sepertinya hari-hariku menjadi tidak tenang beberapa hari kedepan," gumam Sandi."Sandi apa yang kamu pikirkan?" tanya nyonya Lusi saat melihat Sandi mendegus kesal sendirian seperti itu.Sandi hanya mengatakan kalau Sonia di datangi pamannya dan Jerri sudah berhasil menanganinya. Ia sedang menunggu Soni
Yang harus di lakukan tuan Toni tentu saja adalah untuk menggagalkan launching produk barunya. Atau mengacaukan segalanya yang akan dilakukan Sandi agar dia malu. Atau publik menghujatnya sebagai pemuda yang tak mampu meneruskan bisnis ayahnya."Yang begitu saja kamu tak paham. Berapa saham yang kamu punya sekarang?" tanya tuan Anggara."Sa-saya tak punya berapapun saham di perusahaan itu," balas tuan Toni."Dasar bodoh. Selama lima tahun ini kamu ngapain aja orang bodoh. Kenapa kamu tak menggunakan kesempatan emas yang sudah di depan mata untuk merampas semuanya?" tanya tuan Anggara kesal.Tuan Anggara adalah salah satu dari sekian orang yang membenci tuan Brawijaya karena kesuksesannya membangun perusahaan. Tuan Brawijaya berhasil menguasai pasar tembakau dan cerutu di wilayah kota ini. Banyak pengusaha mengaguminya. Mereka selalu memuja tuan Brawijaya dan ingin berteman serta menjalin kerja sama yang baik dengannya. Ini yang menjadikan tuan Anggara iri karena tidak bisa melampaui
Semua orang menatap ke arah keluarga itu. Mereka berbisik menggunjingkan tuan Toni di belakang mereka."Pasti orang kaya mendadak yang hartanya sudah habis," bisik suster."Iya atau orang yang mendapatkan lotre dan uangnya digunakan untuk foya-foya," bisik suster lagi.Tuan Toni menenangkan putrinya. Agar tidak membuatnya malu di pinggir jalan seperti ini. Bisa-bisa ada yang memotretnya dan mengirimnya di grup-grup pebisnis lainnya."Terry jangan merengek lagi seperti anak kecil. Karena hal itu tak mungkin terjadi," ucap tuan Toni."Ayah aku percaya padamu. Kalau aku miskin aku tak bisa menindas Sonia," balas Terry.Akhirnya ada taxy yang datang. Mereka lalu pergi menuju rumah mereka. Untuk bersiap-siap menghadiri launching produk baru cerutu perusahaan Brawijaya grup."Kita harus tepat waktu memberikan kejutan pada Sandi," ucap tuan Toni."Kami sudah siap ayah," ucap Terry yang sudah rapi.Mereka bergegas menuju gedung dimana tempat launching produk baru yang diadakan oleh Sandi. Ent
Tuan Toni kaget dengan pertanyaan Sandi. Bagaimana dia bisa berkata seperti itu dengan mudah dan menanggapi situasi seperti ini dengan kalem dan tetap tenang. Kalau itu Sandi yang dulu pasti sudah marah dan menjadi seorang pengacau. "Apa maksudmu Sandi. Sudah sejalas kamu tidak sabar menguasai perusahaan lalu kamu tidak bekerja dengan benar kenapa bisa memberikan aku pertanyaan bodoh seperti itu," jawab tuan Toni. "Bukan aku tidak sabar bahkan aku datang baik-baik untuk membicarakan hal ini pada paman. tapi apa di pesta penyambutan kedatanganpun paman sudah tidak sabar menghilangkan nyawaku. Kedua paman berkolusi dengan beberapa orang di perusahana untuk menghalangiku masuk. Setelah aku mengambil alih peruasahaan pun paman masih menyimpan beberapa hal yang penting. Ternyata paman menunggu hari ini untuk menjatuhkan nama baikku. Agar semua orang menganggapku pemuda idiot yang tidak tahu apa-apa kan. Jadi semua orang akan menganggapku tidak becus mengurus perusahaan yang ditinggalkan
Tentu saja karena Hazel adalah seorang Dokter maka ia mengetahuinya. Laporan pemeriksaan yang dilakukan di rumah sakit jiwa tempat nyonya Toni di periksa adalah milik keluarganya. Jadi Hazel tahu riwayat rekam medis nyonya Toni."Pertanyaan bodoh karena rumah sakit tempat kamu di periksa adalah milik keluargaku jadi aku tahu," jawab Hazel."Kamu bersekongkol dengan Sandi untuk menjatuhkanku," tuduh nyonya Toni.Sandi mengatakan tidak ada yang bersekongkol di sini. Sandi hanya ingin memperjelas penyakit apa yang diderita bibinya sehingga bertindak seperti orang gila belakangan ini. Dan ternyata dia terlalu tertekan karena harus mengembalikan aset dan kemewahan yang ia miliki saat ini. Karena Sandi sudah kembali."Biasanya orang yang menuduh telah terbiasa melakukan hal yang sama seperti apa yang dituduhkan," balas Sandi."Sudah cukup Sandi karena kamu tidak mau menyerahkan perusahaan padaku. Jangan salahkan aku bersikap kasar!" seru tuan Toni."Paman mau melakukan apa?" tanya Sandi.Tu
Tuan Toni sangat marah atas pernyataan Terry. Manusia yang disayanginya sekaligus yang membuatnya marah. kenapa gampang sekali tergoda oleh paras yang tampan."Dasar bodoh. Kamu mirip jalang kecil yang murahan. Membuatku kesal saja," ucap tuan Toni."Ayah kenapa kamu memarahiku. Aku sedang di tawan cepat selamatkan aku yang sedang ketakutan ini," sahut Terry.Pria paruh baya itu kesal ia mengumpat kesal kenapa bisa mempunyai seorang putri yang bodoh. Kelakuannya mirip sekali dengan seorang jalang kecil. "Diam kamu membuatku terhina dan mengagalkan rencanaku. Kamu mati juga aku tak peduli," ucap tuan Toni."Ayah begitu tidak berharganya aku di matamu. Aku pikir aku mempunyai ayah yang baik ternyata aku salah," balas Terry yang menjatuhkan kristal bening di pipinya.Tentu saja sang ayah tidak ada pilihan lagi selain mengutuknya karena terlalu bodoh. Seandainya Terry tidak bodoh dia tidak akan dijadikan sandera seperti ini. Sungguh membuatnya malu saja. Sudah menggagalkan rencananya unt