Beranda / Urban / TUAN MUDA 16 DIGIT / Bab 41: Peperangan terbuka

Share

Bab 41: Peperangan terbuka

Penulis: Iceisya
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-03 16:41:48

Darren tersenyum penuh wibawa, menanggapi ancaman Silvia dengan tenang. “Silakan saja, Nyonya Silvia. Adukan saya kepada Tuan Darren, dan mari kita lihat apa yang akan ia lakukan terhadap saya,” ujarnya dengan nada profesional yang tidak menunjukkan ketakutan sedikit pun.

Silvia mengerutkan alis, matanya menyala dengan amarah. “Kau pikir aku tidak berani? Kita lihat saja,” katanya tajam sambil mengambil ponselnya. Ia segera menekan nomor Darren, namun Darren lebih dahulu melangkah dengan cepat.

Melangkah ke sudut ruangan, Darren mengirimkan pesan melalui perangkatnya ke Spy Eye, pengawal rahasianya. Ia memerintahkan agar sambungan telepon dari Silvia diarahkan ke AI yang akan mengolah pesannya menjadi suara. Tak lama, Spy Eye mengonfirmasi bahwa sistem telah siap.

Begitu Silvia menekan tombol panggil, sambungan telepon Darren yang diteruskan ke sistem Spy Eye langsung aktif.

“Nak, apa kau tahu Kemal memecat Nadine?” ujar Silvia tanpa basa-basi, nadanya tajam dan penuh emosi.

Dari ujun
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • TUAN MUDA 16 DIGIT   Bab 42: Serangan Malam Di Trotoar

    Darren melangkah menuju rumahnya dengan langkah mantap, berniat mengambil mobil untuk menjemput Keisya. Namun, ia mendadak dihentikan oleh tiga pria bertubuh kekar yang muncul dari bayang-bayang malam. Dua di antaranya menghunuskan senjata tajam, sementara yang ketiga mengacungkan senjata api langsung ke arah Darren."Angkat tanganmu! Jangan melawan!" perintah pria dengan pistol itu, suaranya tegas dan penuh ancaman.Darren, dengan ketenangan yang luar biasa, mengangkat kedua tangannya perlahan. Salah satu pria dengan senjata tajam maju dan mencengkeram tangan Darren dengan kuat, membatasi gerakannya. Wajah Darren tetap tenang, tanpa tanda-tanda panik.“Bos memerintahkan bunuh saja di tempat!” kata pria yang memegang pistol, nadanya dingin.Yang lain langsung menyanggah, “Tunggu! Bukannya bos memerintahkan kita menangkapnya hidup-hidup?”Terjadi perdebatan singkat di antara mereka, tetapi akhirnya keputusan diambil: Darren harus dibunuh di tempat. Darren mendengar semua percakapan itu

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-05
  • TUAN MUDA 16 DIGIT   Bab 43: Konfrontasi di Rapat Direksi.

    Silvia menatap tajam Darren, lalu mengedarkan pandangannya ke seluruh hadirin. Sebagian besar menundukkan kepala, menghindari tatapan langsung darinya. Wanita itu berdiri dengan anggun, memegang ujung meja sebagai penopang, dan mulai berbicara.“Rekan-rekan sekalian,” ucapnya dengan suara lantang namun terkendali, “saya meminta rapat ini untuk membahas beberapa kebijakan Tuan Kemal yang, menurut saya, tidak hanya kontroversial tetapi juga membahayakan masa depan perusahaan kita. Sebagai contoh, pemecatan mendadak terhadap beberapa petinggi perusahaan yang, sepengetahuan saya, telah memberikan kontribusi besar bagi keberhasilan kita.”Darren tetap tenang di tempatnya, mendengarkan setiap kata dengan ekspresi netral. Ia tahu ini adalah bagian dari permainan Silvia.“Perusahaan ini tidak dibangun dalam semalam,” lanjut Silvia. “Ada sejarah, ada kerja keras, dan ada orang-orang yang telah mengorbankan segalanya untuk mencapai titik ini. Namun, apa yang terjadi? Tuan Kemal dengan mudahnya

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-07
  • TUAN MUDA 16 DIGIT   Bab 44: Saham Yang Berpindah Tangan

    Rapat direksi masih berlangsung dalam keheningan tegang. Nyonya Silvia, dengan pandangan penuh kuasa, berdiri dari kursinya. Ia mengenakan setelan elegan berwarna hitam, rambutnya yang disanggul rapi memberi kesan anggun namun tegas. Suaranya menggema di ruangan itu."Dengan saham 70% yang dimiliki keluarga Harison," ucapnya lantang, "saya memutuskan untuk memberhentikan Tuan Kemal dari posisinya sebagai CEO perusahaan ini. Dan, mulai saat ini, saya akan mengambil alih sebagai CEO untuk menyelamatkan perusahaan dari kehancuran."Pandangan tajam Silvia menyapu ruangan, menantang siapa saja yang berani membantah keputusannya. Mata para anggota dewan yang semula ragu kini terlihat penuh kecemasan. Keputusan Silvia terdengar final dan tidak bisa diganggu gugat.Namun, Darren, yang masih memerankan Kemal, tetap tenang. Ia merapikan jasnya, lalu berdiri dengan senyum tipis yang membuat Silvia semakin kesal.“Dengan segala hormat, Nyonya Silvia,” katanya dengan suara tenang namun tegas, “apa

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-08
  • TUAN MUDA 16 DIGIT   Bab 45: Surat Pengadilan

    Baron terdiam sejenak, lalu menjawab ucapan Silvia dengan suara berat, "Dari data yang aku dapatkan, Darren memang menjual saham dalam jumlah besar ketika perusahaan hampir bangkrut. Saham itu sempat terpuruk, Silvia. Hampir tidak ada yang mau membeli, karena risiko kerugian besar. Lalu beberapa minggu setelah itu, Kemal masuk dan membeli saham tersebut."Silvia memejamkan mata, mencoba mencerna kata-kata Baron. "Jadi, menurutmu, ini bukan rencana bersama mereka?""Rasanya tidak mungkin," jawab Baron dengan nada penuh pertimbangan. "Jika Darren dan Kemal bekerja sama, mereka tidak akan melakukan langkah yang begitu berisiko. Saat saham dilepas oleh Darren, keadaan perusahaan sedang sangat buruk. Aku yakin Darren sendiri tidak tahu siapa yang akan membeli sahamnya waktu itu. Kemal masuk sebagai penyelamat di saat yang tepat."Silvia menghela napas berat. "Tetapi bagaimana mungkin Darren tidak tahu? Dia adalah pewaris keluarga Harison. Seharusnya, dia tahu betul apa yang akan terjadi ji

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-10
  • TUAN MUDA 16 DIGIT   Bab 46. Insiden Di Mall

    Baron memandang surat gugatan di tangannya dengan tatapan penuh kemarahan. Ia menggenggam ponselnya erat-erat, lalu menekan nomor seseorang yang berada di lingkaran kekuasaan kepolisian. Setelah beberapa nada tunggu, telepon akhirnya diangkat.“Ada apa, Baron?” suara berat di ujung telepon terdengar.“Aku butuh bantuanmu,” kata Baron dengan suara rendah namun penuh tekanan. “Aku baru saja menerima gugatan perdata. Aku ingin kau memastikan gugatan ini batal sebelum sampai ke pengadilan.”Ada keheningan di ujung telepon. Orang di sana seolah mempertimbangkan sesuatu sebelum akhirnya menjawab, “Maaf, Baron. Aku tidak bisa membantumu kali ini. Semuanya berada di luar kewenanganku.”Baron membelalakkan matanya. “Apa maksudmu di luar kewenanganmu? Kau tahu aku selalu melindungimu, dan sekarang kau menolak membantuku?”“Ini bukan soal aku tidak mau, Baron,” jawab pria itu dengan nada tegas. “Sebelum kau menghubungiku, atasan sudah memanggilku dan memberikan peringatan keras untuk tidak ikut

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-11
  • TUAN MUDA 16 DIGIT   Bab 47: Kehilangan Keisya

    Darren merasakan detak jantungnya semakin cepat. Ia berlari menyusuri lantai mal yang penuh dengan pengunjung, matanya liar mencari sosok Keisya di antara kerumunan. Namun, ia tidak menemukannya. Rasa cemas mulai berubah menjadi kepanikan, ia mencoba tetap tenang, meski rasa cemas dan amarah bercampur aduk.Dengan cepat, Darren merogoh saku jasnya, mengeluarkan ponsel, dan menekan kontak seorang yang sangat ia percayai.“Spy-Eye, aku butuh bantuanmu sekarang juga,” kata Darren dengan suara tegas. “Keisya hilang. Aku tidak bisa menemukannya di sini. Gunakan semua sumber daya yang kita punya untuk melacaknya.”Di ujung telepon, suara Spy-Eye terdengar penuh kesiapan. “Berikan aku waktu beberapa menit, Boss. Aku akan memulai pencarian.”Darren menunggu dengan gelisah. Ia tetap bergerak, melangkah ke sudut-sudut mal yang lebih sepi, berharap bisa menemukan jejak Keisya. Setiap detik yang berlalu terasa seperti sebuah siksaan. Bayangan wajah Keisya yang tadi penuh senyum kini terus menghan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13
  • TUAN MUDA 16 DIGIT   Bab 48. Kehilangan Jejak

    Darren yang masih diliputi kecemasan menerima telepon dari Spy Eye. Suara di ujung telepon terdengar berat namun tegas. “Boss, kami menemukan lokasi kendaraan yang membawa Keisya. Mobil itu berhenti di sebuah gudang tua di pinggiran kota. Tempat itu tampaknya menjadi markas sementara komplotan itu.”“Bagus. Siapkan tim kita. Aku ingin semua orang bersenjata lengkap dan memastikan tempat itu steril dari ancaman sebelum kita masuk,” perintah Darren dengan nada dingin namun penuh kendali. “Aku tidak ingin ada kesalahan.”“Dimengerti, Boss. Pasukan akan bersiap dan berangkat dalam lima menit,” jawab Spy Eye.Darren mengakhiri panggilan dan menatap kosong ke depan. Bayangan Keisya yang mungkin sedang dalam bahaya membuat amarahnya semakin membara. Ia tidak akan membiarkan siapa pun yang berani menyakiti wanita itu lolos dari hukuman. Mobil SUV hitam yang ditumpanginya terus melaju kencang, membelah jalan-jalan kota menuju pinggiran yang semakin sepi.Di gudang tua itu, tim yang dipimpin ol

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16
  • TUAN MUDA 16 DIGIT   Bab 49: Skandal Di Rumah Sakit

    Darren meraih telepon genggamnya dengan tangan gemetar, rasa cemas yang mendera hatinya seolah menekan paru-parunya. Ia menjawab panggilan itu dengan suara datar namun penuh ketegangan.“Apa ini benar Pak Darren?” suara seorang pria di ujung telepon terdengar tenang, namun jelas berwibawa.“Iya, ini saya. Siapa ini?” jawab Darren dengan singkat.“Saya Dokter Richard dari Rumah Sakit Harapan Bangsa. Kami memerlukan Anda segera ke sini. Tuan Harison, ayah Anda, dalam kondisi kritis. Kami membutuhkan persetujuan Anda untuk tindakan medis khusus yang harus dilakukan segera,” jelas dokter tersebut.Darren terdiam sejenak, matanya menatap ke arah dinding ruangan gelap di sekitarnya. Ia tak langsung menjawab, pikirannya berkecamuk. Selama ini ia berusaha menjauh dari keluarganya, menyembunyikan identitasnya sebagai pewaris keluarga Harison. Namun, kondisi ayahnya membuatnya tidak punya pilihan lain.“Baik, saya akan segera ke sana,” sahut Darren akhirnya.Setelah menutup telepon, ia menarik

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-18

Bab terbaru

  • TUAN MUDA 16 DIGIT   Bab 59: Percobaan Pembunuhan

    Pagi Sekali Daren berangkat menuju Singapura. Ia melangkahkan kakinya dengan percaya diri menuju boarding gate di bandara internasional. Tanpa membawa pengawal ia pun melakukan aktivitas dengan sangat hati-hati dan waspada.. Perasaan tidak nyaman sudah menghantui sejak ia melewati pos pemeriksaan keamanan. Sesuatu terasa salah. Naluri tajamnya membisikkan bahwa ia sedang diawasi.Di dalam pesawat, Darren mengambil tempat duduk di kelas bisnis. Ia memilih kursi dekat jendela, memanfaatkan waktu untuk memikirkan semua rencana yang akan ia lakukan selama di Singapura.. Tak ada yang mencolok di antara penumpang lain, Tapi kewaspadaannya tidak sedikitpun diturunkan. Ketika pesawat mulai lepas landas, ia mengatur napas, mencoba untuk rileks. Tapi, bayangan ancaman tetap menghantuinya. Meski begitu dari sadar bahwa inilah resiko yang harus ia jalani karena sudah berani berkonfrontasi melawan Baron.Sekitar satu jam setelah pesawat mengudara, Darren merasakan gerakan aneh dari kursi belakan

  • TUAN MUDA 16 DIGIT   Bab 58: Sebuah Kecurigaan Besar

    Darren menatap ponselnya yang berdering. Itu ponsel khusus yang ia gunakan sebagai Kemal. Nama Jeny, asisten pribadinya, muncul di layar. Tanpa ragu, ia menjawab panggilan itu.“Jeny, ada perkembangan?” tanya Darren dengan nada rendah namun tegas.“Pak Kemal, data kerugian yang diakibatkan oleh Baron dan anaknya sudah lengkap. Kami juga telah menyelesaikan proses penyitaan dan pengambilalihan perusahaan mereka di Singapura,” lapor Jeny dengan nada formal. “Namun, ada beberapa dokumen penting yang memerlukan tanda tangan Anda langsung. Hal ini mendesak, Tuan. Jika tidak dilakukan segera, ada kemungkinan Baron akan memindahkan sisa kekayaannya ke tempat lain.”Darren mengernyit. “Tidak bisakah hal ini diwakilkan? Saya sedang tidak bisa meninggalkan kota.”“Sayangnya tidak bisa, Tuan. Peraturan di Singapura cukup ketat. Anda harus datang langsung sebagai pemilik sah untuk menyelesaikan ini,” jawab Jeny dengan nada mendesak.Darren menghela nafas panjang. “Baiklah. Siapkan semuanya. Saya

  • TUAN MUDA 16 DIGIT   Bab 57: Potongan Ingatan yang Samar

    Pagi itu, Keisha merasa tubuhnya sedikit lebih baik meski kepala masih berdenyut. Ia duduk di tempat tidur rumah sakit, berusaha memulihkan kekuatannya. Perempuan tegap yang menemani Keisha sebelumnya memasuki kamar dengan senyuman tipis di wajahnya."Selamat pagi, Keisha. Apa Anda merasa cukup kuat untuk berbicara hari ini?" tanya perempuan itu dengan nada lembut namun tegas.Keisha mengangguk pelan. "Saya akan mencoba. Apa yang ingin Anda tanyakan?"Perempuan itu menarik kursi dan duduk di sebelah tempat tidur. "Kami ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Anda. Dari awal hingga Anda ditemukan di lokasi kejadian. Ini akan sangat membantu kami."Keisha menarik napas panjang, mencoba mengumpulkan pikirannya. "Saya ingat, waktu itu saya bersama Kemal. Kami sedang berjalan di pusat kota, lalu tiba-tiba ada kerumunan besar. Saya kehilangan jejak Kemal dalam kerumunan itu. Saya panik dan mencoba mencarinya."Perempuan itu mencatat sesuatu di buku kecilnya. "Lalu, apa yang terjadi sete

  • TUAN MUDA 16 DIGIT   Bab 56: Alibi Yang Kuat

    Silvia menatap layar CCTV yang menunjukkan pertemuan orang yang memiliki wajah sama dengannya sedang berbicara dengan staf hotel yang menjadi tersangka. Ia terlihat tidak banyak bereaksi. Semua bukti itu tampaknya tidak cukup membuatnya terguncang. Akhirnya, ia mengangguk pelan dan mengucapkan kalimat yang sangat mengejutkan."Itu bukan saya," katanya sekali lagi, dengan nada lebih tegas. "Jika Anda melihat dengan benar, Anda akan tahu bahwa di CCTV itu, saya tidak terlihat jelas. Saya bisa membuktikan bahwa saat itu saya berada di kamar bersama Tuan Harrison, bukan di luar, anda bisa melihat cctv di jam yang sama di kamar suami saya. Dan mengenai percakapan itu, nomor handphone yang Anda tunjukkan bukan milik saya. Saya bahkan tidak tahu siapa yang bisa melakukan itu."Penyidik tampak semakin bingung. Mereka mengamati Silvia dengan cermat, mencoba mencari celah dalam ceritanya. Namun, tampaknya ia memang tahu bagaimana menjaga wajahnya tetap tenang, dan apa yang ia katakan terdengar

  • TUAN MUDA 16 DIGIT   Bab 55: Bukti Keterlibatan Nyonya Silvia

    Di ruang interogasi yang terang, Nyonya Silvia duduk di kursi dengan sikap tenang, meski hatinya bergejolak. Polisi mengelilinginya dengan pertanyaan-pertanyaan tajam, mencoba mengungkap lebih banyak kebenaran. Meskipun ia tampak tenang, ada sesuatu dalam sorot matanya yang tidak bisa disembunyikan."Apakah hubungan Anda dengan Tuan Harrison baik-baik saja?" tanya seorang penyidik dengan suara datar. "Apakah Anda merasa tidak ada masalah di antara kalian berdua, mengingat kondisinya yang lumpuh bertahun-tahun?"Silvia menghela napas panjang, menatap penyidik dengan pandangan tegas. "Tentu saja. Kami selalu berusaha untuk tetap bersama. Saya sangat mencintai suami saya," jawabnya dengan suara yang penuh keyakinan. "Saya bersumpah akan merawatnya sampai akhir hayat saya, tidak peduli apapun yang terjadi."Penyidik mencatat jawaban itu, namun raut wajahnya tidak berubah. Dia mengamati setiap gerakan Silvia, mencoba mencari tanda-tanda kebohongan."Apakah Anda merasa tidak ada keinginan u

  • TUAN MUDA 16 DIGIT   Bab 54: Permainan Yang Sangat Rapi

    Namun, sebelum Darren bisa melangkah lebih jauh, sebuah suara lembut menyapa dari belakangnya. "Darren?"Darren berbalik dan menemukan Silvia berdiri beberapa meter darinya. Wajah ibunya tampak tenang, tetapi matanya menyiratkan sesuatu yang lain."Ibu? Kenapa kau di sini?" Darren bertanya, mencoba menutupi rasa curiganya.Silvia mendekat dengan langkah perlahan. "Aku merasa tidak nyaman sendirian di kamar. Kau pergi begitu mendadak, jadi aku memutuskan untuk mencarimu."Darren mengerutkan kening. "Aku hanya memastikan keamanan. Kau seharusnya tetap di kamar bersama Ayah."Silvia tersenyum samar. "Tenang saja, Nak. Ayahmu aman. Tapi kau terlihat tegang. Apa ada sesuatu yang kau sembunyikan dariku?"Darren memutuskan untuk tidak menunjukkan terlalu banyak. "Tidak ada, Bu. Hanya memastikan semuanya berjalan lancar."Silvia menatap putranya dengan tatapan yang sulit dibaca. "Kalau begitu, mari kita kembali ke kamar. Ayah membutuhkan kita berdua."Darren mengangguk, mengikuti Silvia kemba

  • TUAN MUDA 16 DIGIT   Bab 53: Manipulasi dan Pengkhianatan

    Darren mengikuti langkah polisi menuju ruang interogasi. Sesekali, ia melirik Silvia yang berjalan di sampingnya, wajahnya menunjukkan kekhawatiran yang tampak tulus. Namun, di dalam hatinya, Darren merasa ada sesuatu yang salah. Jika Silvia benar-benar terkejut dengan tuduhan ini, maka siapa yang sebenarnya berada di balik rencana pembunuhan terhadap ayahnya? Apakah Sofia benar-benar satu-satunya pelaku, ataukah ini lebih rumit dari dugaan awalnya?Sesampainya di ruang interogasi, polisi meminta Darren dan Silvia untuk duduk. Ruangan itu dingin dan steril, hanya dihiasi meja dan dua kursi di tiap sisi. Salah satu polisi membuka catatan di tangannya dan memulai pertanyaan.“Tuan Darren, dapatkah Anda menjelaskan jadwal Anda selama beberapa hari terakhir?” tanyanya dengan nada resmi.Darren menjawab dengan tenang, memberikan alibi yang sudah disiapkan. “Saya berada di Luar Negeri. Baru kali ini pulang, karena mendapat kabar keadaan ayah. Malamnya, saya langsung menuju rumah sakit untuk

  • TUAN MUDA 16 DIGIT   Bab 52: Rahasia Kembar yang Terungkap

    Malam semakin larut, tetapi ketegangan di markas kecil tim Spy Eye tidak menunjukkan tanda-tanda mereda. Darren duduk dengan ekspresi serius di meja kerja, dikelilingi layar yang menampilkan data-data terbaru dari penyelidikan. Di seberangnya, Spy Eye berdiri dengan sikap ragu, seperti seseorang yang harus menyampaikan kabar buruk.“Maaf bos, ketegangan ini membuatku lupa menyampaikan informasi penting lainnya!” ucap Spy Eye“Apa maksudmu ada informasi penting yang belum kau sampaikan?” Darren menatap lurus ke arah mata Spy Eye, nada suaranya tegas.Spy Eye menarik napas panjang sebelum berbicara. “Maaf, Boss. Kami baru saja memeriksa ulang data latar belakang Ibu Anda. Silvia Harrison, atau Silvia Bara, adalah putri sekaligus pewaris keluarga Bara. Semasa mudanya, beliau pernah menjadi CEO dari perusahaan ayahnya. Perusahaan itu kemudian di-merger dengan perusahaan keluarga Harrison, hingga terbentuklah grup Anugerah Langit Corporation.”Darren mendengus pelan. “Itu bukan hal baru ba

  • TUAN MUDA 16 DIGIT   Bab 51. Jejak Racun yang Terungkap

    Setelah pertemuan itu, Darren kembali ke ruang tunggu, memastikan ibunya tidak mencurigai apa pun. Saat ia tiba, Silvia tampak sedang berbicara dengan salah satu dokter, tetapi ekspresinya tetap tenang ketika melihat Darren mendekat.“Ada kabar baru?” tanya Silvia.“Tidak ada yang penting, Bu. Hanya beberapa hal administratif,” jawab Darren sambil duduk di sebelahnya.Namun, pikirannya tidak sepenuhnya ada di sana. Di tempat lain di rumah sakit, tim Spy Eye sudah mulai bergerak. Seorang ahli kedokteran yang mereka kirim, Dr. Elaine, seorang dokter forensik dengan pengalaman luas, memasuki rumah sakit dengan identitas yang dirahasiakan.Dr Elaine mulai memeriksa Tuan Harrison. Dari pemeriksaan Darah, air liur, hingga yang lainnya yang diperlukan sudah diperiksa. Beberapa saat kemudian ia pun selesai melakukan pemeriksaan. Ia meminta Spy Eye mengajak Darren bertemu di luar.Sesaat kemudian, Spy Eye langsung menghubungi Darren. Ia menyampaikan keinginan dokter Elaine untuk bertemu. "Ba

DMCA.com Protection Status