Share

Bab 40

Penulis: Fhifhie_Zaa
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Mengembalikan Warisan

Anisa meminta Satria untuk parkir didekat Mushola saja, Satria paham akan arah pandangan Anisa, walau ia sedikit lupa, namun tetap menuruti permintaan Anisa. Ia juga sudah menawarkan untuk berpindah tempat, namun lagi dan lagi "isa menolaknya dan memilih tetap di resto ini.

Jantungnya terus berdetak tak menentu, namun sebisa mungkin Anisa menyingkirkan rasa ketakutannya. Sembari menunggu Satria memesan makanan di dalam restauran, Anisa bermain ponsel untuk menghilangkan kegelisahannya. Ya pada akhirnya Satria menawarkan untuk take away makanan saja dan dimakan didalam mobil untuk mengurasi rasa tak nyaman Anisa.

"Maaf antriannya lama, makanlah." Satria masuk kedalam mobil dengan membawa bungkusan makanan dan menyerahkan pada Anisa.

"Loh kok jalan lagi? Kita mau kemana lagi?" tanya Anisa yang heram ketika Satria menjalankan mobilnya kembali. Padahal ia tak mengapa jika makan didalam mobil ditempat parkir ini. Ada
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • TRANSFORMASI MANTAN ISTRI GENDUTKU   Bab 41

    Sumpah serapah dilontarkan Linda dan Nana untuk Anisa. Ia tetap tak terima bahwa warisan jatahnya di wakaf_kan begitu saja. Bahkan Anisa juga sudah menandatangani surat penyerahan harta pada Pak Karyo. Perkara nantinya anak diberikan pada keluarga Bagas itu bukan lagi hak Anisa. Ia sudah lepas tangan masalah harta yang sellau membuatnya cemas dan tak tenang. Apalagi setelah mendengar kenyataan bahwa anak Linda telah tiada membuatnya seakan bersalah. "Kamu harus tandatangan ini dan kota sidang. Harta itu tak boleh di wakaf_kan seperti yang kamu bilang, Nisa? Samapi kapanpun aku tak ikhlas, itu adalah jatah keluarga kami!" seru Linda yang sudah mengebu ingin mendapatkan semua warisan keluarga Bagas."Kamu itu hanya menantu Linda, mengapa kamu ngotot ingin harta itu? Lagipula sudah dijelaskan oleh Pak Karyo, mengapa kamu tak mengerti juga? Dalam tabungan itu cukup banyak uangnya karena aku tak pernah memakai sepeserpun, tabungan itu aman tak ada transaksi keluarnya,

  • TRANSFORMASI MANTAN ISTRI GENDUTKU   BAB 42

    Urusan telah usaiPagi ini Anisa dan Satria sudah berada di kantor Pak Karyo, keduanya menunggu kedatangan Linda dan juga Nana. "Kalian hari ini tampil serasa sekali. Bapak do'akan pernikahan kalian berjalan lancar dan langgeng sampai maut memisahkan." "Aamiin. Terimakasih Pak Karyo. Saya harap Bapak bisa datang nanti di pernikahan saya." "InsyaAllah, Nis. Semoga saja tak ada pekerjaan." jawab Pak Karyo."Sepertinya mereka sudah datang," ujar Satria yang menunjuk pada mobil berwarna merah yang barusan terparkir tak jauh dari mobilnya. "Ah nambah rumit ini, Sat. Bu Mutia juga ikut datang bersama mereka, semoga hari ini selesai urusanku." lirih Anisa disekat Satria. Pak Karyo menyambut kedatangan ketiga tamunya dengan ramah. Anisa hanya terdiam tanpa ikut campur pembicaraan mereka. "Ada upik abu berubah jadi putri. Dasar perempuan benalu dan mur*han." cibir Bu Mutia yang menatap sinis pada Anisa.

  • TRANSFORMASI MANTAN ISTRI GENDUTKU   Bab 43

    Hari-hari pun terus berlalu, berbagai kesiapan acara pernikahan Anisa dan Satria telah selesai. Sejak semalam dikediaman Anisa sudah diadakan pengajian, dan pagi ini Anisa sudah di make up untuk acara sakral pada pukul 8 pagi. Acara pernikahan ini diajukan dari sebelumnya. Sebelumnya akan diadakan ijab pada jam 10, namun sesuai keinginan Bu Tari dan kedua belah pihak akhirnya mereka setuju untuk memajukan acara ijab dan disaksikan oleh keluarga ini. Anisa menggunakan kebaya pengantin adat sunda berwarna putih terang, gaun Anisa dirancang dengan panjang ekor yang menjuntai. Tak ketinggalan Anisa juga menggunakan siregar sebagai pelengkap penampilannya. Anisa begitu tampil cantik dan menawan. Sedangkan untuk Satria ia menggunakan baskap putih serasi dengan warna kebaya milik Anisa. "MasyaAllah cantik banget adek aku ini. Hmmm yakin deh Satria akan terpana," ujar Lala yang kini berada didalam ruangan make up. Ruangan kerja Anisa di resto diubah menjadi tempat m

  • TRANSFORMASI MANTAN ISTRI GENDUTKU   Bab 44

    Pov AnisaBahagia.... Ya tentu aku bahagia bersama saat ini, aku bahagia karena semua masalahku telah usai. Aku bahagia karena mendapatkan suami yang begitu tulus menyayangiku dan mencintaiku. "Nis, maaf ya, mobilnya belum aku bawa kemari, kita terpaksa jalan kerumah Ibu," "Iya, Mas, gak pa-pa." jawabku singkat."Apa? Tadi kamu panggil aku apa? Coba ulangi lagi, takut telingaku salah dengar atau kemasukan air," "Mas... Mas Satria." Jawabku lirih, aku yakin pipiku ini sudah memerah bak tomat. Seketika Satria memelukku dan berkali-kali mencium keningku. Tak ketinggalan aku juga memeluknya erat. "Terimakasih, Nis." bisik-nya yang mana aku masih dalam dekapannya."Karena Mas sudah menjadi suamiku, aku harus menghormatimu, Mas. Semoga kita sellau bahagia seperti ini," "Aamiin." Mas Satria melepaskan pelukannya, ia menatap ku begitu dalam. Tampak terlihat cinta yang begitu besar di k

  • TRANSFORMASI MANTAN ISTRI GENDUTKU   PART 45

    Lima bulan telah berlalu kehidupan Anisa dan Satria semakin hari semakin harmonis. Keromantisan Satria hingga saat ini tak pernah pudar, bahkan semakin hari semakin romantis, bahkan bekerja pun Satria sellau mengantar Anisa, bahkan ketika Anisa melakukan live pun dengan tenang Satria menjadi juru kameranya. Ya, rumah yabg kini ditempati Anisa terdapat satu ruangan khusus untuknya bekerja memasarkan produk kecantikan. Belum lagi produk-produk lainnya yang Anisa terima. Walau hingga kini ia belum dikarunia anak, bukan berarti Satria tak mencintainya, sebisa mungkin selama mereka belum memiliki kesempatan berdua ini akan di manfaatkan bersama. "Yank, ini uang hasil dari angkot hari ini. Tadi Budi mengantarkan kemari," "Alhamdulillah ya, Mas." "Iya, Alhamdulillah. Semoga lancar terus usaha suamimu ini. Oh iya bagaiman tawaran Mas kemarin untuk membuka cabang resto dan membuka toko kosmetik di kota, Yank. Apa sudah kamu pikirkan," tanya Satria yang mana kini

  • TRANSFORMASI MANTAN ISTRI GENDUTKU   PART 46

    Satria memindai wajah cantik istrinya. Malam ini terlihat sang istri begitu gelisah dan tak tenang. Bahkan disaat dirinya tertidur pun juga tak tenang. Memang tadi istrinya itu telah menceritakan semua padanya, tentang pertemuan yang tak sengaja, tentang ancaman yang membuat hati sang istri gelisah. Satria mengusap lembut pipi sang istri. Ia mendekap memberikan kenyataannya di tidurnya. "Selama aku masih ada di samping mu, aku janji tak akan pernah ada yang bisa mengusik hari-harimu, Nis. Tak akan ada yang mengusik kebahagiaan kita." gumam Satria didekat sang istri. Tak terasa pagi pun telah tiba. Anisa bangun lebih dahulu, ia memutuskan mandi setelah itu membangunkan sang suami yang masih tidur nyenyak. Usai mandi dan menanak nasi, barulah ia kembali ke kamar dan membangunkan suaminya. "Lah, sudah mandi, Mas. Baru aja aku mau bangunkan kamu." "Aku sebenarnya sudah bangun dari tadi hanya malas membuka mata saja." Kilah Satria yang langsung men

  • TRANSFORMASI MANTAN ISTRI GENDUTKU   Part 47

    "Jangan kaget dong Pak Andi. Dahulu kita besanan loh. Ya, walaupun sekarang kita sudah tak besanan lagi, jangan sok pura-pura tak mengenal." "Astagfirullah Bu Mutia. Bu, kami tidak lupa, kami hanya kaget saja." kilah Bu Utari. Sejujurnya ia sendiri sudah tak menginginkan bertemu lagi dengan keluarga Bagas, mantan menantunya."Owh ibu ini, ibunya Bagas ya. Salam kenal, Bu Mutia. Saya Tari mertuanya Anisa." Bu Tari berusaha beramah tamah pada mantan mertuanya Anisa dahulu. Bukan ia tak tahu tabiat buruk apa mantan mertua menantunya itu, tapi demi formalitas dan menunjukan bahwa kini Anisa sudah menjadi bagian dari keluarganya bahkan sudah menjadi anak perempuannya. "Ohh... Ibu yakin menjadikan itik itu menjadi menantu Ibu. Dia itu MANDUL, tak bisa punya anak." Bu Mutia sengaja menekan kata-kata itu lagi. Ia sangat ingin menjatuhkan Anisa di keluarga barunya. "Bu,,, saya peringatkan ya. Saya mantan adik iparnya tahu betul bagaimana tabiat Anisa it

  • TRANSFORMASI MANTAN ISTRI GENDUTKU   Part 48

    Rencana Nana Pandangan Bagas dan Linda beralih pada deretan foto-foto kegiatan Anisa dan karyawan-karyawan di resto apalagi foto pernikahannya juga ada. Tak hanya foto pernikahan Anisa saja, namun ada foto-foto pernikahan beberapa orang. "Mbak maaf mau tanya ini kok banyak foto Anisa ya?" tanya Linda pada kasir."Owh iya, Bu. Kan Mbak Anisa pemilik resto ini." jawabnya yang tentu membuat Bagas dan Linda kaget luar biasa."Apa! Seriusan ini, Mbak?" Bagas memastikannya lagi. "Betul, Pak. Resto ini milik Mbak Anisa dan kakaknya bersama Mbak Lala, namun saat ini mereka sedang ke kota karena pembukaan toko kosmetik baru milik Mbak Anisa." Bagas dan Linda keduanya kaget luar biasa. Anisa memiliki bisnis sebesar ini dan membuka toko kosmetik di kota. Sungguh ini kabar yang membuat Linda naik darah, dirinya susah payah hidup selama ini karena dan baru bahagia merasakan mendapatkan warisan dari mendingan mertua namun berbeda deng

Bab terbaru

  • TRANSFORMASI MANTAN ISTRI GENDUTKU   PART 67

    SEASON 2 Season 2 "Ayah, ayah kenapa kemari? Bukankah kalau butuh sesuatu ayah bisa telfon aku?" "Ck, kamu pikir ayah sudah setua itu. Ayah cuma masuk angin saja. Kebetulan ayah kangen makan lotek di pasar." "Ayah semalam demam tinggi, ya wajar aku khawatir dengan keadaan ayah. Apalagi ayah tiba- tiba kemari." "Ayah sudah baik- baik saja. Gimana hari ini ramai?" "Enggak begitu yah. Apalagi saat ini 'kan sudah modern, sudah banyak yang punya kendaraan pribadi juga jadi ya begitulah," jawab Rendra. Satria tersenyum dan duduk di warkop kecil yang tak jauh dari parkiran angkutan. Segelas susu hangat menemaninya duduk. "Kenapa kamu masih kukuh untuk meneruskan usaha angkutan ini, Nak. Usaha mendiang ibumu jelas lebih menjanjikan. Apa kamu tak lelah harus bolak balik mengurus semuanya? Masa muda mu masih panjang, Nak, jangan terlalu terforsir dengan bekerja. Nikmatilah masa muda mu ini," ujar Satria. "Yah, aku tahu usaha angkutan ini dirinya oleh almarhum kakek. Ayah juga merintisn

  • TRANSFORMASI MANTAN ISTRI GENDUTKU   Part 66

    Dibawah teduhnya pohon kamboja sesosok pria berpakain hitam terduduk lesu. Meratapi takdir yang begitu pedih. Kebahagiaan dan kesedihan datang secara bersamaan, entah bagaimana jalan dan takdir yang ia lalui. *"Mas, ingat gak dahulu kita pernah jalan-jalan ke sungai. Kita menulis nama di pohon, lucu sekali ya, Mas."**"Mas ingat gak kalau dahulu di pohon itu setiap berbuah kita akan mengumpulkan buat yang telah terjatuh, jika buat masih bagus maka kita akan makan bersama. Hanya kamu yang selalu dekat denganku dan berteman baik denganku."**"Pohon ini sudah begitu tua, Mas. Bahkan buah pun sudah tak lagi berbuah seperti dahulu. Ternyata perjalanan hidup kita makin berputar, aku beruntung memiliki kamu. Menjadi istrimu adalah hal yang terindah dalam hidupku, terima kasih telah menerima semua kekuranganku dan terima kasih sudah selalu ada untukku disaat terpurukku terdahulu. Aku harap anak dalam kandunganku akan selalu bahagia, ini adalah penantian yang aku

  • TRANSFORMASI MANTAN ISTRI GENDUTKU   Part 65

    Perjalanan yang cukup panjang dilalui oleh Anisa dan Satria, kini keduanya telah tiba di lokasi pertemuannya dengan Ibu Mutia. Anisa maupun Satria juga sempat bingung mengapa pertemuannya ditempat seperti ini. "Itu bukannya Bu Mutia," tunjuk Satria pada sosok wanita paruh paya yang tengah duduk di samping toko bunga. Pandangan Anisa beralih mengikuti arah telunjuk Satria. "Eh iya, Mas. Kita turun sekarang," ajak Anisa pada suaminya. Ia ingin lekas selesai dan lekas kembali ke desa. Dengan perlahan Satria mengandeng tangan Anisa. Bu Mutia yang melihat kedatangan Anisa segera berdiri dan tersenyum hangat menyambut orang yang ditunggunya. Ada kelegaan tersendiri saat melihat Anisa menempati janjinya. "Syukurlah kamu akhirnya datang. Terimakasih sudah mau menemui ibu, Nis," ucap Bu Mutia. "Sama-sama, Bu," jawab Anisa seraya tersenyum. "Hmm maaf kenapa Ibu meminta kita bertemu disini?" tanya Anisa kembali. "Ini yang ma

  • TRANSFORMASI MANTAN ISTRI GENDUTKU   Part 64

    Anisa cukup terkejut akan penjelasan dokter tentang kondisi Bagas. Bukan masih memiliki rasa namun lebih ke kasihan ,apalagi ia tadi menyelamatkannya dengan mendorong sehingga ia terbebas dari bahaya. Ada rasa bersalah didalam benaknya. "Dok, lakukan yang terbaik untuk kedua korban." pinta Satria. "Mas.." "Nanti kita bahas lebih lanjut." ucap Satria yang mengerti akan tatapan sang istri. Dokter segera melakukan tindakan yang tepat untuk kedua korban terutama Bagas yang lumayan parah. Sedangkan keluarga kedua belah pihak telah dihubungi dan akan segera datang kerumah sakit. "Sayang, maafkan Mas yang mengambil tindakan ini. Bukan tak mengetikan perasaan kamu, tapi secara tidak langsung Bagas telah menyelamatkan kamu juga. Mas sangat bersyukur karena kamu selamat, walau tindakan itu juga cukup membahayakan jika mas tak kuat menopang tubuh kamu, tapi kuasa Allah itu nyata, kamu dan calon bayi kita selamat. Mas juga sudah mendaftarkan kam

  • TRANSFORMASI MANTAN ISTRI GENDUTKU   Part 63

    Kecelakaan "Kenapa? Kaget? Biasa saja lah, Nis. Justru aku yang kaget melihat kamu." ujarnya seraya tersenyum kecil. "Mau apa lagi kamu, Mas?" Anisa sudah tak sanggup untuk basa-basi dengan Bagas. Ya, Bagas datang menghampiri Anisa yang tengah duduk di taman sendirian. Ia tadi tak sengaja berkeliling dan melihat Satria berada di taman dan matanya sekita langsung tertuju pada wanita yang duduk di bawah pohon rindang dengan gaun berwarna navy, sama seperti kaos milik Satria. Segera ia menepikan mobilnya dan berjalan mendekati Anisa. "Kamu bahagia sekarang, Nis?" "Ya. Aku sangat bahagia." jawab Anisa acuh tak acuh. "Ya, jelas terlihat dari diri kamu, Nis. Kami bahagia dan keluargaku menderita." ujar Bagas. "Itu karma, Mas." jawab Anisa cepat tanpa menoleh melihat Bagas yang duduk disampingnya. Anisa berharap sang suami lekas kembali. "Karma. Mungkin bisa disebut seperti itu. Asal kamu tahu, N

  • TRANSFORMASI MANTAN ISTRI GENDUTKU   Part 62

    Nana Meninggal "Na... Nana... Dokter anak saya kenapa? Ada apa dengan anak saya?" "Na, bangun, Na. Kamu dengar ucapku gak sih. Bangun, Na." Wulan terus menggoyangkan tubuh Nana yang sudah tak merespon sama sekali. Dokter telah berusaha semaksimal mungkin menolong Nana saat ini. "Innalillahi wa inna ilaihi raaji’un. Maaf, Bu, kami sudah berusaha, semua telah kembali pada sang Pencipta." ujar Dokter yang merawat Nana. "Nana... Kamu tega tinggalin Ibu, Na. Kamu tega biarkan Ibu sendirian. Bangun, Na." Bu Mutia memeluk tubuh Nana dengan erat. Ia menangis menumpahkan rasa sedih sekaligus kehilangan yang sangat mendalam. "Na.... Kenapa kamu jadi wanita lemah, Na. Kenapa kamu lemah begini dan menyerah begitu saja? Mana Nana yang kuat, Nana yang angkuh. Kenapa kamu menyerah, Na." ujar Wulan yang tak kalah sedihnya. "Na, bangunlah, Na. Jangan prank kami, Na." Wulan menangis tak berdaya sambil mengguncang kaki, Nana.

  • TRANSFORMASI MANTAN ISTRI GENDUTKU   Part 61

    Hasil tes DNA Tepat saat Bagas menatap Mawar, pada saat itu juga Mawar melihat keluarga Nana sedang menunggu di depan ruangan. Lekas Mawar segera menghampiri keluarga Nana. "Halo apa kabar? Jal*ng itu sudah melahirkan ya?" ucapnya dengan pelan tapi menusuk pada hati Bu Mutia. "Dia punya nama, namanya Nana. Jangan sebut anak saya sebagai jal*ng." ucap Bu Mutia dengan geram. "Ck, apa bedanya dengan merebut suami orang? Saya kemari hanya melihat keadaan saja setelah mendengar jal*ng itu pendarahan dan dibawa kerumah sakit ini. Jangan harap bahwa suami saya akan datang kemari melihat wanita itu dan anaknya." ucapnya tegas dan tenang. "Maksud anda apa? Nana juga istrinya, dia sedang bertaruh nyawa didalam bahkan kondisinya kritis tak sadarkan diri." ujar Bu Mutia yang tak terima akan ucapan istri pertama dari suami Nana. "Hahahaha, kalian belum tahu ya, bawa dia bukan istri kedua, melainkan wanita penghibur yang menghibur b

  • TRANSFORMASI MANTAN ISTRI GENDUTKU   PART 60

    Nana Kritis Anisa kini tengah berkeliling disalah satu pusat pembelanjaan khusus bayi. Ia berkeliling mencari beberapa baju dan kelengkapannya. Ia memang belum tahu jenis kelamin sang anak yang tengah dikandungnya, maka dari itu ia memilih warna netral agar bisa digunakan baik laki-laki maupun perempuan. Satria dengan senang hati menemani sang istri berbelanja, ia juga sesekali mengambil barang yang lucu dan memasukannya kedalam keranjang belanjaannya. "Mas, kok semuanya dimasukin?" protes Anisa. "Gak pa-pa, lucu loh, Yank. Mumpung kita di kota." ucap Satria yang mana langsung mendapatkan cubitan kecil dari Anisa. Brukk"Awwh,,,, to,,,,, tolong." "Astagfirullah. Mas tolongin Ibu hamil itu." ucap Anisa yang melihat wanita hamil terjatuh dan memegangi perut besarnya. Anisa dan Satria bergegas menghampiri wanita yang tengah kesakitan, ada karyawan juga yang sudah menolong, namun hati nurani Anisa m

  • TRANSFORMASI MANTAN ISTRI GENDUTKU   Part 59

    Pergi ke Kota"Ini pesanan kamu, Nis." Mbak Lala menyerahkan paper bag kepada Anisa. "Wah, terimakasih, Mbak." "Kamu pesan apa, Yank? Kok gak bilang- bilang sih," ucap Satria."Taraaaaa. Lucu kan Mas. Ini satu buat kamu. Buruan dipakai sekarang," pinta Anisa sambil menyerahkan barang pada Satria.Satria membulatkan matanya menatap ngeri pada baju yang diberikan oleh istrinya. Disisi lain, Mas Amor dan Mbak Lala menahan tawanya. Bagaimana tidak satu set pakaian berwarna pink yang harus digunakan oleh Satria. "Astaga istriku. Yank, aku rela di gigit semut loh," tolak Satria dengan halus."Sudahlah Sat, istri kamu lagi ngidam loh." ucap Mas Amir. Sedangkan Anisa menatap penuh harap pada sang suami untuk memakainya. Bukan maksud hati untuk membuat sang suami malu, tapi entah mengapa ia hari ini ingin menggunakan couple baju berwarna pink beserta kelengkapannya. Satria meraup wajah lalu menghe

DMCA.com Protection Status