"Polisi ingin mendengarkan pernyataanmu tentang kebakaran itu," katanya sambil meraih sebuah berkas.
"Aku bicara dengan mereka tadi malam. Mereka akan melakukannya di sini, di kantor ini, dengan kehadiranku.”
la mengucapkannya seolah-olah hal ini sudah direncanakan dan aku tak punya pilihan lain. "Dan seandainya aku menolak?" aku bertanya.
"Kalau begitu, mereka mungkin akan membawamu ke kota untuk ditanyai. Kalau kau tidak punya apa pun yang perlu disembunyikan, kusarankan kau memberikan pernyataan pada mereka. Aku akan berada di sini. Kau bisa berkonsultasi denganku. Bicaralah dengan mereka, sesudah itu mereka tidak akan mengusikmu."
"Jadi, mereka pikir pembakaran itu disengaja?"
"Mereka cukup yakin.”
"Apa yang mereka inginkan dariku?"
"Berada di mana kau waktu itu, apa yang kau kerjakan, kapan, tempat, alibi, hal-hal seperti itulah.”
"Aku tak bisa menjawab segalanya, tapi aku bisa mengatakan yang
Aku lebih dulu makan, melahap sandwich sambil mengamati orang-orang lain di situ. Mereka kebanyakan memakai pakaian rumah sakit segala corak—dokter-dokter dalam jas kerja, perawat dalam seragam putih, teknisi dengan jas lab. Mereka duduk dalam kelompok-kelompok, dan berbincang tentang segala macam penyakit dan pengobatan yang belum pernah aku dengar. Bagi orang-orang yang seharusnya menaruh perhatian besar pada kesehatan dan gizi, mereka melahap junk food paling buruk yang tersedia. Kentang goreng, burger, nacho, piza. Aku mengawasi sekelompok dokter muda yang berkerumun di depan makanan, dan dalam hati bertanya-tanya apa yang bakal mereka pikir seandainya mereka tahu kala ada seorang pengacara di tengah mereka, sedang belajar menghadapi ujian sehingga suatu hari nanti bisa menuntut mereka.Aku ragu mereka bakal peduli. Aku punya hak yang sama dengan mereka untuk berada di tempat ini.Tak seorang pun memperhatikanku. Sekali-sekali seora
Ruang minum itu penuh lagi ketika aku kembali dan menempati posisiku semula di sudut. Semua buku aku tinggalkan berserakan di meja, salah satunya dengan jelas menunjukkan judul Doctor dari Erich Sagal. Ini tentu menarik perhatian sekelompok dokter muda yang sedang duduk di meja sebelah, dan mereka mengawasiku dengan curiga ketika aku duduk. Mereka langsung diam, jadi aku tahu mereka baru saja membicarakan bahan ujianku dengan panjang-lebar. Tak berapa lama mereka berlalu. Aku mengambil kopi lagi dan tenggelam dalam keajaiban prosedur pengadilan federal.Orang-orang itu menipis tinggal beberapa. Aku minum kopi tanpa kafein sekarang, sudah kupelajari selama melihat bahan ujian yang sudah aku pelajari empat jam terakhir ini. Henry menelepon lagi pada pukul sepuluh kurang seperempat. Kedengarannya ia sedang berada di sebuah bar. la ingin aku datang ke kantornya pukul sembilan besok, untuk suatu aspek undang-undang yang berkait
Aku mencoba memusatkan perhatian pada bahan pelajaran, sedikitnya lima menit tanpa interupsi, namun aku melihatnya menyeka mata dengan tisu. Tangannya terangkat sedikit ke kanan ketika air mata mengalir. la terisak pelan.Dengan cepat aku sadari bahwa air mata itu tak ada hubungannya dengan rasa sakit akibat pergelangan kaki yang patah. Itu tidak disebabkan oleh luka fisik.Imajinasiku sebagai pengacara busuk berputar-putar liar. Barangkali terjadi kecelakaan mobil, suaminya tewas, dan ia sendiri luka-luka. la terlalu muda untuk punya anak dan keluarganya tinggal di tempat yang jauh, dan ia duduk di sini, menangisi suaminya yang sudah meninggal. Bisa menjadi kasus yang luar biasa.Aku menepiskan pikiran-pikiran busuk ini dan mencoba memusatkan perhatian pada buku di hadapanku. la terus terisak dan tersedu pelan. Beberapa pembeli datang dan pergi, tapi tak seorang pun bergabung dengan aku dan Anne untuk duduk bersama di meja. Aku mengeringkan cangkir kopi, diam-d
Malam berikutnya, aku tiba di ruang minum dan duduk di meja yang sama. Aku mendengarkan celoteh sibuk yang sama dari orang-orang yang sama. Aku menengok pasangan Van Nozick dan menangkis pertanyaan-pertanyaan mereka yang tak pernah berakhir. Aku mengawasi hiu-hiu lain yang mencari makan di air keruh ini, dan aku mengabaikan beberapa klien yang sedang menunggu untuk disergap. Aku belajar selama beberapa jam. Konsentrasiku sangat tajam dan motivasiku tak pernah lebih kuat dari ini.Aku melihat jam dinding. Ketika hampir pukul sepuluh, aku kehilangan ketenangan dan mulai melihat ke sekeliling. Aku mencoba tetap tenang dan tekun belajar, tapi aku dapati diriku terlonjak tiap kali seorang pembeli masuk ke tempat minum itu. Dua juru rawat sedang makan di salah satu meja, seorang teknisi membaca buku di meja lain.la didorong masuk pada pukul sepuluh lewat lima menit, laki-laki tua yang sama mendorongnya dengan hati-hati ke tempat yang ia inginkan. la memilih meja yang
"Dia sudah ke sini tadi.""Sekarang dia di rumah bersama anak anak?""Kami tidak punya anak. Kau ?""Tidak. Tidak punya istri, tidak punya anak.""Berapa umurmu?""Kau banyak bertanya," kataku sambil tersenyum. Matanya berkilauan. "Dua puluh lima. Berapa umurmu?”la memikirkan pertanyaan ini sejenak. "Sembilan belas.”"Sungguh sangat muda untuk menikah."Itu bukan pilihanku.""Oh, maaf.""Bukan salahmu. Aku hamil ketika baru berumur delapan belas tahun, menikah tak lama sesudahnya, keguguran seminggu kemudian, dan sejak itu kehidupan terus menggelinding turun. Nah, apakah itu memuaskan rasa ingin tahumu?""Tidak. Ya. Maaf. Apa yang ingin kau bicarakan?""College. Di mana kau kuliah?""Kuliah hukum di Southaven State.""Aku dulu ingin masuk college, tapi tidak ber hasil. kau berasal dari Southaven?""Aku lahir di si
"Aku lebih suka menghindarinya. Itu benar-benar pekerjaan mengerikan." la berusaha keras mendorong percakapan ke pihakku, menyingkir dari masa lampau dan keadaannya sekarang. Ini tidak jadi masalah buatku. Air mata itu bisa muncul seketika, dan aku tak ingin merusak percakapan ini. Aku ingin percakapan ini terus berlangsung.la ingin tahu pengalamanku di college—kuliah, pesta, kehidupan di asrama, ujian, para profesor, perjalanan liburan. la banyak menonton film, dan punya angan-angan romantis tentang empat tahun yang sempurna di kampus tua dengan dedaunan berubah jadi kuning dan merah di musim gugur, tentang para mahasiswa ber-sweater berbondong-bondong menjadi suporter regu football, tentang persahabatan barti yang berlangsung seumur hidup. Bahasanya sempurna, kosakatanya lebih baik daripada kosakataku. Dengan enggan ia mengaku seharusnya bisa lulus sebagai nomor satu atau dua di kelasnya, andai saja tidak ada asmara remaja dengan Yarb
Malam itu aku tak bisa tidur memikirkan Anne Marlie serta mata dan kakinya yang cokelat, dan membayangkan ia dianiaya begitu biadab membuatku mual. Smith mengawasi reaksiku, jadi aku berusaha menunjukkan wajah tenang. "Pergelangannya dibalut," kataku, dan dengan bangga Smith membalik halaman. la punya laporan lain dari sumber berbeda. Data ini terkubur dalam berkas Pertolongan di Dinas Pemadam Kebakaran Southaven. "Agak tidak jelas tentang pergelangan tangannya. Saat terjadi penganiayaan, suaminya menekan pergelangannya ke lantai dan mencoba memaksakan hubungan seks. Jelas laki-laki itu tidak sedang bergairah seperti perkiraannya semula, mungkin gara-gara terlalu banyak bir. Perempuan itu telanjang bulat ketika polisi menemukannya, hanya tertutup sehelai selimut. la tidak bisa lari, sebab pergelangan kakinya retak.""Apa yang terjadi pada suaminya?""Menginap semalam di penjara. Ditebus dengan uang jaminan oleh keluarganya. Harus menghadap pengadilan seminggu lag
Bolie sudah jadi pengacara sungguhan! la melirik jam tangan sesudah waktu yang dijatahkan untuk obrolan kecil, kemudian meluncur ke acara siang yang sudah ia rencanakan dengan sangat bagus untuk kami berdua. Kami akan bekerja selama enam jam nonstop, hanya disela istirahat minum kopi dan ke kamar kecil, dan pukul enam tepat kami akan keluar dari sini, sebab ada orang lain yang sudah memesan ruangan itu.Mulai pükul dua belas siang sampai dua siang kami mengulang hukum pajak pendapatan federal. Kebanyakan Bolie-lah yang berbicara, sebab ia selalu lebih memahami urusan pajak. Kami belajar dari materi ulasan ujian, dan soal perpajakan saat ini sama padatnya dengan kuliah musim gugur tahun kemarin.Pukul dua siang ia mengizinkan aku pergi ke kamar kecil dan mengambil kopi, dan mulai saat itu sampai pukul setengah tiga, aku mengambil alih pembicaraan, mengulas peraturan federal tentang barang bukti. Bahan yang sangat menarik. Gairah Bolie yang meluap-luap temyata menul
"Apakah dia bekerja di departemen Anda?""Kapan dia berhenti bekerja untuk State Farm?"la mengangkat pundak, tidak ingat. tanggalnya. "Bagaimana kalau tanggal 3 Oktober tahun lalu?""Kedengarannya dekat." "Dan bukankah itu dua hari sebelum dia dijadwalkan untuk memberikan deposisi dalam kasus ini?”"Saya benar benar tidak ingat."Aku menyegarkan ingatannya dengan memperlihatkan dua dokumen; yang pertama adalah surat pengunduran diri tertanggal 3 Oktober, yang kedua adalah pemberitahuanku untuk mengambil kesaksiannya pada tanggal 5 Oktober. Sekarang ia ingat. Dengan enggan ia mengakui bahwa Eli Grimshaw keluar dari State Farm dua hari sebelum ia dijadwalkan untuk memberikan kesaksian dalam sidang ini."Dan dia orang yang bertanggung jawab menangani klaim ini dalam perusahaan Anda?""Benar.”"Dan Anda memecatnya?""Tentu saja tidak.""Bagaimana Anda menyingkirkannya?""Dia mengundurkan diri. Itu tertulis dalam suratnya.""Mengapa dia mengundurkan diri?" la menarik surat itu leb
“Bisakah Anda menjelaskan pada juri, Dr. Preston, bagaimana Anda melakukan transplantasi sumsum?”"Tentu. Prosedur ini tidak terlalu rumit. Sesudah pasien menjalani kemoterapi yang baru saja saya jelaskan, dan bila dia cukup beruntung bisa menemukan donor yang secara genetis cukup cocok, kami akan mengambil sumsum dari donor dan memasukkannya secara intravena kepada resipien. Gagasannya adalah mentransfer seluruh populasi sel sumsum dari satu pasien ke pasien lain.”"Apakah Reg Jack donor yang cocok bagi Ronnie Kray?""Sangat cocok. Dia saudara kembar identik, dan itu yang paling mudah. Kami melakukan tes terhadap keduanya, dan transplantasi seharusnya sangat mudah. Seharusnya berhasil."Martin melompat berdiri. "Keberatan, spekulasi. Dokter tidak boleh memberikan kesaksian apakah tranplantasi ini mungkin atau tidak mungkin berhasil.""Ditolak. Simpanlah untuk pemeriksaan silang."Aku mengajukan beberapa pertanyaan lain tentang prosedur itu, dan ketika Rahmad Preston menjawab, aku mem
Aku memanggil Reg Jack ke podium. Ia juga punya naskah, dan kesaksiannya berlangsung tak lebill dari tiga puluh menit, Yang kami butuhkan dari Reg hanyalah fakta bahwa pernah dilakukan tes terhadapnya, dan ia donor yang sangat tepat bagi saudara kembarnya, dan ia setiap saat bersedia menjadi donor. Martin tidak melakukan pemeriksaan silang. Saat itu hampir pukul sebelas, dan Denis Lennon memerintahkan reses selama lima belas menit.Smith berlari ke kamar kecil untuk bersembunyi dan merokok. Aku memperingatkannya agar tidak merokok di depan anggota juri. Aku dan Yuval duduk berdekatan di meja kami, membandingkan catatan. Ia tadi duduk di belakangku, terus mengawasi para juri. Surat penolakan itu mendapat perhatian mereka. Dan surat Tolol itu menggusarkan mereka.Buat mereka marah, katanya. Buat mereka gusar. Denda ganti rugi hanya akan dijatuhkan bila juri gusar.Dr. Rahmad Preston tampil sebagai sosok mengesankan ketika maju ke tempat saksi. Ia memakai jas sport motif kotak-kotak, cel
Strategi pembela jadi jelas. Bukannya bersikap lunak dengan mengakui telah terjadi kesalahan oleh orang yang tidak kompeten dalam perusahaan raksasa itu, Martin tidak mengakui apa pun. Ia akan menyatakan cangkok sumsum sangat tidak andal, pengobatan yang buruk, sama sekali bukan metode rutin yang sudah diterima dalam pengobatan leukemia akut.Ia kedengaran seperti dokter yang bicara tentang sulitnya menemukan donor yang tepat, satu dari berjuta-juta kasus, dan kecilnya peluang keberhasilan tranplantasi. Berkali-kali ia mengulangi dengan mengatakan, "ltu tidak tercantum dalam polis."Ia memutuskan untuk mendesakku. Kedua kalinya ia menyebut kata "keserakahan", aku melompat berdiri dan mengajukan keberatan. Kata pembukaan bukanlah tempat adu pendapat. ltu untuk nanti. la hanya diizinkan mengatakan pada juri apa yang nurutnya akan dibuktikan.Denis Lennon tercinta cepat-cepat berkata, "Diterima.”Darah pertama terkucur untukku."Maaf, Yang Mulia," kata Martin dengan tulus. Ia bicara tent
Aku bicara dengan Eli Grimshaw selama satu jam. Kadang-kadang ia kedengaran kuat dan teguh, kadang-kadang nyaris tak bisa menahan diri. la tidak mau tidur dengan orang-orang ini, katanya terus menerus, tapi itu satu-satunya cara untuk maju. la janda dengan dua anak.la setuju datang ke Southaven. Aku menawarkan akan menerbangkannya ke sini dan mengganti pengeluarannya, dan aku bisa mengucapkan ini dengan tenang, meyakinkan bahwa biro hukumku punya banyak uang. la minta aku berjanji bahwa bila ia memberikan kesaksian kelak, itu harus merupakan kejutan bagi State Farm.la takut setengah mati pada mereka. Aku rasa kejutan ini akan bagus.***Kami tinggal di kantor selama akhir pekan, tidur hanya beberapa jam di apartemen masing-masing, kemudian seperti domba hilang kembali ke kantor untuk bersiap lebih jauh.Saat-saat santaiku yang jarang boleh dikata karena jasa Denis Lennon. Aku diam-diam mengucapkan terima kasih seribu kali kepadanya karena memilih juri seminggu sebelum sidang, dan me
ENAM hari sesudah kami memilih juri dan empat hari sebelum sidang mulai, Yuval menerima telepon dari kantor seorang pengacara di Toledo yang ingin bicara denganku. Aku langsung curiga, sebab aku tak kenal satu pun pengacara di Toledo, dan aku bicara sekadar cukup lama untuk mendapatkan namanya. Perlu sekitar sepuluh detik, lalu pelan-pelan memutuskan sambungan di tengah percakapan dan bekerja seperti biasa, seolah-olah sambungan telepon kami tak sengaja terputus. Ini selalu terjadi akhir akhir ini, kataku pada Yuval, cukup keras untuk direkam dalam pesawat. Kami melepaskan tiga pesawat telepon kantor dari sambungan, dan aku berlari ke jalan tempat Volvo diparkir. Ticki sudah memeriksa telepon mobilku dan tampaknya alat itu bebas dari penyadap. Dengan bantuan bagian informasi, aku menelepon pengacara Toledo itu.Ternyata telepon itu luar biasa penting.Namanya Ryan Carvajal. Spesialisasinya adalah hukum perburuhan dan diskriminasi pekerjaan, dan ia mewakili seorang wanita muda bernama
KESAN pertama sangat menentukan. Para calon anggota juri tiba antara pukul setengah sembilan sampai pukul sembilan. Mereka berjalan gelisah melewati pintu ganda dari kayu, kemudian melangkah menyusuri gang, menatap sekitarnya nyaris melongo. Bagi kebanyakan di antara mereka, ini merupakan kunjungan pertama ke ruang sidang. Aku dan Smith duduk berdua saja di ujung meja, menghadap berderet-deret bangku panjang berlapis jok yang diisi oleh para calon juri. Punggung kami menghadap ke meja hakim. Sebuah bloknot tergeletak di meja kami, tak ada lainnya. Yuval duduk di kursi dekat boks juri, jauh dari kami. Aku dan Smith berbisik dan mencoba tersenyum. Perutku kejang dengan perasaan tegang.Meja pembela di seberang gang dikelilingi lima laki-laki dalam setelan jas hitam, semuanya tanpa senyum, menekuni tumpukan-tumpukan kertas yang sepenuhnya menutupi meja. Sungguh kontras dengan meja kami.Tema Daud lawan Goliat merupakan tema yang menentukan, dan itu dimulai sekarang. Hal pertama yang dili
"Sedikit. Aku bilang padanya apa yang sudah aku ceritakan kepada yang lain. Aku cuma detektif, bukan pengacara. Dan kalau mereka tidak mengatakan apa-apa pada siapa pun tentang percakapan kami, tak seorang pun akan kena masalah.""Bagus. Dan menurutmu Jurgen Klark ada di pihak kita?""Tak diragukan Iagi. Kita harus mendapatkannya."Aku membalik-balik kertas dekat telepon. "Siapa yang tersisa dalam daftarmu?" aku bertanya keras."Coba kulihat." Aku bisa mendengar Yuval membalik-balik kertas di ujung sana. Kerja sama kami cukup bagus. "Aku sudah bicara dengan Andy Cole, Peter Crouch, Bruno Kelso, Kylian More, dan Ragnick Malone."Kecuali Ragnick Malone, yang lain adalah orang-orang kulit putih yang tidak kami inginkan sebagai juri. Bila kami bisa cukup mencemari nama mereka, Martin akan mencoba segala cara untuk menyisihkan mereka."Bagaimana dengan Andy Cole?" tanyaku."Solid. Satu kali pernah melempar juru taksir asuransi keluar dari rumahnya. Aku akan memberinya angka sembilan.""Bag
Aku makan seorang diri di kedai dekat kantor kami. Kacang hitam dan risotto, serta teh herbal. Aku merasa lebih sehat tiap kali masuk ke sini. Aku makan perlahan-lahan, mengaduk kacangku, dan menatap 92 nama dalam daftar juri. Martin, dengan sumber-sumbernya yang tak terbatas, akan memakai satu regu penyelidik untuk mencari orang-orang ini dan menyelidiki kehidupan mereka. Mereka akan melakukan berbagai hal—memotret rumah dan mobil mereka dengan diam-diam, mencari tahu apakah mereka pernah terlibat dalam perkara pengadilan, mendapatkan laporan kredit dan sejarah pekerjaan mereka, mencari-cari keburukan mereka seperti perceraian, kebangkrutan, atau tuntutan pidana. Mereka akan meneliti catatan-catatan umum dan mencari tahu berapa banyak yang dibayarkan orang-orang ini untuk rumah mereka. Satu-satunya larangan adalah kontak secara pribadi, baik langsung atau lewat perantara.Saat kami semua berkumpul di ruang sidang untuk memilih dua belas orang, Martin dan kawan- kawan tentu sudah puny