Share

Empat

Author: vincenzo
last update Last Updated: 2022-03-29 21:43:19

Di sebelah kiri kami, di dekat dinding, pianis mulai beraksi dan membenahi lembaran partitur pada kisi-kisi kayu yang ada di depannya. Miss Natalie menganggap dirinya seperti seorang analis politik. Dan tepat saat dia mulai mengecam usul kenaikan pajak penjualan, sang pianis menyerbu tuts piano. Penuh kegembiraan saat dia memainkan alunan pembukaan dengan suara berdentang-dentang. Orang-orang itu pun meraih buku nyanyian mereka dan menunggu bait pertama. Miss Natalie tidak melewatkan satu ketukan pun. Saat ini dia pemimpin kor. Dia mengangkat tangan, kemudian menepukkannya untuk meminta perhatian, lalu mulai melambaikannya ke segala penjuru bersama nada pembukaan dari bait pertama. Mereka yang tak lumpuh perlahan bangkit berdiri.

Lolongan itu mereda secara dramatis pada bait kedua. Kata-katanya tidak dihapal dan hampir semua orang malang ini tidak dapat melihat lebih jauh dari hidung mereka, jadi buku nyanyian itu tidak berguna sama sekali. Mulut Neely tertutup, namun dia lirih-lirih bersenandung ke langit-langit.

Piano itu tiba-tiba berhenti saat lembaran partitur jatuh dari kisi-kisi dan bertebaran di lantai. Menandakan lagu berakhir. Mereka menatap sang pianis yang menggapai-gapai dan menggerak-gerakkan kaki di tempat lembaran musik yang jatuh itu terkumpul.

“Terima kasih!” Miss Natalie berteriak ke mikrofon, sementara orang-orang itu terempas kembali ke tempat duduk. “Terima kasih. Musik merupakan berkah yang hebat. Mari kita mengucapkan terima kasih pada Tuhan untuk musik yang indah.”

“Amin!” Neely menggaung.

“Amin,” orang-orang jompo lainnya dari deretan belakang mengulangi disertai dengan anggukan.

“Terima kasih,” kata Miss Natalie. Dia menoleh dan tersenyum pada Bolie dan aku. Kami berdua membungkuk ke depan, bertelekan siku, dan satu kali lagi memandang orang banyak itu. “Saat ini,” katanya, “untuk acara hari ini, kami begitu gembira karena kedatangan Profesor Stephan di sini dengan beberapa mahasiswanya yang tampan dan cerdas.” Dia melambaikan tangannya yang bergelambir ke arah kami, tersenyum dengan giginya yang kuning dan kelabu ke arah Stephan yang tanpa suara sedang berjalan ke sampingnya. “Bukankah mereka tampan?” Dia bertanya sambil melambaikan tangan ke arah kami. “Seperti yang kalian ketahui,” Miss Natalie meneruskan bicara ke mikrofon, “Profesor Stephan memberi kuliah hukum di Universitas Southaven. Di situlah putra bungsu saya belajar, namun tidak lulus, dan setiap tahun Profesor Stephan mengunjungi kita di sini bersama para mahasiswanya yang akan mendengarkan masalah hukum kalian dan memberikan nasihat yang selalu bagus, dan bisa saya tambahkan, selalu gratis.” Dia menoleh kembali melontarkan senyum sinting pada Stephan. “Profesor Stephan, atas nama kelompok kami, saya mengucapkan selamat datang kembali ke Lincoln Garden. Kami berterima kasih atas perhatian anda pada setiap masalah warga senior kita. Terima kasih. Kami mencintai anda.”

Dia mundur dari podium dan mulai dengan bertepuk tangan keras-keras, mengangguk penuh dengan semangat pada rekan-rekannya untuk berbuat hal yang sama, namun tidak satu orang pun yang mengangkat tangan, termasuk Neely.

“Dia dipuja di sini,” gumam Bolie.

“Ya, setidaknya itu. Setidaknya dia dicintai,” jawabku. Mereka sudah menghabiskan sepuluh menit duduk di sini. Ketika itu makan siang telah lewat, dan aku melihat beberapa kelopak mata jadi berat. Mereka akan mendengkur ketika Stephan selesai.

Stephan melangkah ke podium, mengatur mikrofon, berdeham, dan menunggu Miss Natalie mengambil tempat duduk di deretan depan. Begitu duduk, dia berbisik gusar pada laki-laki pucat di sampingnya, “Kau seharusnya tadi bertepuk tangan!” Laki-laki itu tidak mendengar.

“Terima kasih, Miss Natalie,” kata Stephan. “Pasti menyenangkan jika berkunjung ke Lincoln Garden.” Suaranya terdengar tulus dan tidak ada keraguan dalam pikiraku bahwa Profesor Stephan Gerald benar-benar merasa memperoleh kehormatan untuk ada di sini sekarang, di tengah geudng yang menekan perasaan ini, di hadapan kelompok manula yang menyedihkan ini, bersama dengan empat mahasiswa yang kebetulan masih tersisa di kelasnya. Stephan hidup untuk hal ini.

Dia memperkenalkan kami. Aku berdiri cepat dengan senyum tipis, kemudian kembali duduk dan sekali lagi memasang wajah serius. Stephan bicara soal jaminan kesehatan, pemotngan anggaran dan surat wasiat, pengecualian pajak, orang-orang yang tersisih dan pembayaran asuransi. Topik-topik itu berjatuhan seperti lalat. Celah-celah aturan Santunan Sosial, undang-undang yang belum mempunyai kekuatan hukum tetap, peraturan rumah jompo, perencanaan pembagian hak milik dan obat bius. Dia melantur, ucapannya ruwet, sama seperti yang biasa diucapkan di dalam kelas. Aku menguap dan mengantuk juga. Neely mulai melirik jam tangan.

Related chapters

  • THE POSSIBLE   Lima

    Akhirnya Stephan tiba pada kata penutupnya, ucapan terima kasih sekali lagi untuk Miss Natalie dan kelompoknya, berjanji untuk kembali di tahun demi tahun, lalu mengambil tempat duduk di ujung meja. Miss Natalie bertepuk tangan dua kali, kemudian menyerah. Tidak satu orang pun bergerak mengikutinya. Sebagian di antara mereka tengah mendengkur.Miss Natalie melambaikan tangannya ke arah kami, dan mengatakan pada kawannya, “Itu mereka. Mereka cakap dan cuma-cuma.”Perlahan-lahan mereka mendekati kami. Neely ada di deretan pertama, dan sudah jelas kalau dia masih dendam soal puding tadi, sebab dia menatapku dengan tatapan berapi-api, kemudian pergi ke ujung lain meja dan duduk di depan N. Mila Fox. Perasaanku mengatakan kalau dia bukan calon klien terakhir yang pergi ke orang lain untuk meminta nasihat hukum. Seorang laki-laki tua kulit hitam memlih Bolie sebagai pengacaranya dan mereka berimpitan di seberang meja. Aku berusaha untuk tidak mendengarkan. Suatu topi

    Last Updated : 2022-03-29
  • THE POSSIBLE   Enam

    Alinea kelima dari surat wasiat itu memberikan sekitar tiga juta dolar untuk sebuah gereja dan dua juta untuk sebuah institusi pendidikan. Kemudian ada daftar derma, dimulai dengan sebuah perkumpulan yang mengorganisir orang-orang diabetes dan berakhir dengan Kebun Binatang Southaven, dan di samping nama setiap lembaga itu tertulis jumlah uangnya yang paling kecil adalah lima puluh ribu dolar. Aku terus berkernyit, berhitung dengan cepat, dan berkesimpulan bahwa Miss Natalie paling sedikit bernilai dua puluh juta dolar.Seolah-olah terlihat bahwa ada banyak masalah dengan surat wasiat ini. Pertama, dan paling utama, surat ini tidak setebal semestinya. Miss Natalie adalah orang kaya, dan orang kaya tidak memakai surat wasiat yang tipis atau sederhana. Mereka memakai surat wasiat tebal, padat dengan wali, perwalian, pergantian tempat loncat generasi, serta segala macam perangkat serta perkakas yang dirancang dan dibuat oleh para pengacara pajak di biro hukum besar bertarif mahal.

    Last Updated : 2022-03-29
  • THE POSSIBLE   Tujuh

    Matanya mendadak mengeras dan deretan kerut-merut terbentuk rapat di sekitar mulut. Dia meremas pergelanganku, tapi tak menyadarinya. Sejenak itu Miss Natalie bukan saja gusar, tapi juga terluka.Di ujung lain meja itu, perselisihan meletus antara Neely dan N. Mila Fox. Dia bersuara keras, bermaksud mengecam Black Table dan Black Rose dan golongan Republik pada umumnya. Mila Fox menuding ke sehelai kertas dan berusaha menjelaskan mengapa biaya pengobatan tertentu tidak diganti. Stephen perlahan berdiri dan berjalan ke ujung meja untuk menanyakan apakah dia bisa membantu.Klien Harold berusaha mati-matian menenangkan diri, tapi air mata terus berjatuhan dari pipinya dan Harold jadi terkesima. Dia meyakinkan laki-laki tua itu bahwa, ya, ia, Bolie Harold, akan memeriksa persoalan itu dan membereskan masalahnya. AC menyala dan menenggelamkan sebagian percakapan itu. Piring dan cangkir sudah dibereskan dari meja, dan segala macam permainan sedang berlangsung—catur, kartu,

    Last Updated : 2022-03-29
  • THE POSSIBLE   Delapan

    Jantungku berhenti. Tinggal sedikit lagi aku nyaris menubruk sumber kekayaan dengan klien pertamaku. Persetan dengan Wills and Trust dan segala konferensi yang menunggu."Anda tak mungkin memberikannya pada saya, Miss Natalie," kataku, memberikan senyum paling manis. Mataku, dan mungkin bibir, mulut, dan hidungku juga, memohon padanya untuk mengatakan, "Ya! Persetan! Itu uangku dan aku akan memberikannya pada siapa saja yang aku mau, dan kalau aku menginginkan kau, Edward, untuk memilikinya, persetan! Itu akan menjadi milikmu!"Sebaliknya, ia berkata, "Sisanya untuk Pendeta Ivan Stefanus. Kau tahu dia? Dia selalu muncul di televisi belakangan ini, dari Missouri, dan dia melakukan banyak perbuatan luar biasa di seluruh dunia dengan sumbangan kami—membangun rumah tua, memberi makan bayi, mengajarkan Injil. Aku ingin dia yang salah satu mendapatkannya.""Seorang penginjil televisi?""Oh, dia lebih dari sekadar penginjil. Dia adalah guru, negarawan, dan ahli hu

    Last Updated : 2022-03-29
  • THE POSSIBLE   Sembilan

    Aku melirik ke kerumunan yang mulai menipis, dan di deretan kedua aku melihat satu pasangan yang kelihatannya sedang menatapku. Pada saat itu, akulah satu-satunya pengacara yang tersedia, dan mereka kelihatan bimbang apakah akan mencoba keberuntungan denganku. Si perempuan memegang seberkas surat tebal yang diikat menggunakan karet gelang. la menggumamkan sesuatu dengan suara tertahan. Suaminya menggelengkan kepala, seolah-olah ia lebih suka menunggu salah satu elang muda lainnya yang cemerlang.Perlahan-lahan mereka berdiri dan berjalan menghampiri mejaku. Mereka berdua menatapku ketika berjalan mendekat. Aku tersenyum. Selamat datang ke kantorku.Perempuan itu mengambil kursi Miss Natalie. Sedang suaminya duduk di seberang meja dan menjaga jarak."Hai," kataku sambil tersenyum dan mengulurkan tangan. Si suami menjabatnya lemas, kemudian aku mengangsurkan tangan kepada si istri. "Saya Edward Cicero.”"Aku Smith dan ini Eddy," katanya, sambil menunj

    Last Updated : 2022-03-30
  • THE POSSIBLE   Sepuluh

    "Oh, tentu saja." Ia menancapkan sebatang rokok di antara bibirnya yang retak-retak dan menyalakannya, lalu mencabutnya dan mengembuskan awan asap langsung ke muka Eddy yang tak bergeser seinci pun."Apa yang bisa saya kerjakan untuk kalian?" aku bertanya sambil menatap bundel surat yang diikat erat dengan karet gelang itu. Surat wasiat Miss Streep aku selipkan ke bawah buku tulis. Klien pertamaku yang multijutawan, dan klienku berikutnya pensiunan. Karierku yang masih muda menghunjam kembali ke bumi."Kami tidak punya banyak uang," katanya pelan, selah-olah tidak punya uang adalah rahasia besar di mana mereka malu mengungkapkannya. Aku tersenyum penuh pengertian. Aku tidak peduli berapa uang yang mereka miliki, tapi mereka jauh lebih kaya dariku, dan aku tidak yakin mereka akan diperkarakan ke pengadilan."Sedang kami sekarang benar-benar butuh jasa pengacara," katanya sambil menjumput surat-surat tersebut dan membuka ikatan karetnya.“

    Last Updated : 2022-03-30
  • THE POSSIBLE   Sebelas

    "Dia sudah tidak pernah tinggal di rumah. Dia tinggal dengan kami. Dan alasan kenapa, perusahaan asuransi menolak klaim kami adalah karena mereka menganggap bahwa dia sudah dewasa, dan sudah tidak layak lagi ditanggung."Aku membalik-balik kertas-kertas itu dan melihat surat-menyurat dari dan ke State Farm Insurance. "Apakah polis ini menyebutkan bahwa mereka akan menghentikan pertanggungan bila dia sudah dewasa?"la menggelengkan kepala dan tersenyum masam. "Tidak. Tidak disebutkan di sana, Edward. Aku sudah membaca puluhan kami di polis itu dan tidak menemukan satu pun. Bahkan aku membaca semua syarat pengecualian, hal-hal terkait force majure, aku baca semua.”"Anda pasti?" aku bertanya, sekali lagi melirik ke polis itu."Positif. Sudah hampir satu tahun aku membaca terus benda sialan itu."“Lalu siapa yang menjualnya pada kalian? Apa ada seorang agen?”"Ada seseorang yang bodoh yang meng

    Last Updated : 2022-03-30
  • THE POSSIBLE   Dua Belas

    Saat itu instruktur kami adalah dosen tamu komunis yang membenci perusahaan asuransi, bahkan semua perusahaan, dan dengan penuh sukacita menekuni kasus-kasus penolakan perusahaan asuransi terhadap klaim yang sah. Menurut keyakinannya, di negeri ini ada puluhan ribu kasus ingkar dan tak pernah diadili, toh adapun yang ditindak mungkin masalahnya adalah ditindak secara tidaka adil. la sudah menulis beberapa buku yang mengupas tentang gugatan dalam kasus ingkar, dan bahkan punya statistik untuk membuktikan pendapat bahwa banyak orang menerima saja penolakan atas klaim mereka tanpa menanyakan secara serius.Aku membaca lagi surat itu sambil menyentuh logo indah State Farm Insurance di kertas surat."Dan kalian tak pernah alpa membayar preminya?" aku bertanya pada Smith."Tidak. Tak pernah alpa satu kali pun.”"Saya perlu melihat catatan medis Ronnie. ""Aku menyimpan hampir semuanya di rumah. Dia tidak begitu sering ke dok

    Last Updated : 2022-03-30

Latest chapter

  • THE POSSIBLE   seratus empat puluh lima

    "Apakah dia bekerja di departemen Anda?""Kapan dia berhenti bekerja untuk State Farm?"la mengangkat pundak, tidak ingat. tanggalnya. "Bagaimana kalau tanggal 3 Oktober tahun lalu?""Kedengarannya dekat." "Dan bukankah itu dua hari sebelum dia dijadwalkan untuk memberikan deposisi dalam kasus ini?”"Saya benar benar tidak ingat."Aku menyegarkan ingatannya dengan memperlihatkan dua dokumen; yang pertama adalah surat pengunduran diri tertanggal 3 Oktober, yang kedua adalah pemberitahuanku untuk mengambil kesaksiannya pada tanggal 5 Oktober. Sekarang ia ingat. Dengan enggan ia mengakui bahwa Eli Grimshaw keluar dari State Farm dua hari sebelum ia dijadwalkan untuk memberikan kesaksian dalam sidang ini."Dan dia orang yang bertanggung jawab menangani klaim ini dalam perusahaan Anda?""Benar.”"Dan Anda memecatnya?""Tentu saja tidak.""Bagaimana Anda menyingkirkannya?""Dia mengundurkan diri. Itu tertulis dalam suratnya.""Mengapa dia mengundurkan diri?" la menarik surat itu leb

  • THE POSSIBLE   seratus empat puluh empat

    “Bisakah Anda menjelaskan pada juri, Dr. Preston, bagaimana Anda melakukan transplantasi sumsum?”"Tentu. Prosedur ini tidak terlalu rumit. Sesudah pasien menjalani kemoterapi yang baru saja saya jelaskan, dan bila dia cukup beruntung bisa menemukan donor yang secara genetis cukup cocok, kami akan mengambil sumsum dari donor dan memasukkannya secara intravena kepada resipien. Gagasannya adalah mentransfer seluruh populasi sel sumsum dari satu pasien ke pasien lain.”"Apakah Reg Jack donor yang cocok bagi Ronnie Kray?""Sangat cocok. Dia saudara kembar identik, dan itu yang paling mudah. Kami melakukan tes terhadap keduanya, dan transplantasi seharusnya sangat mudah. Seharusnya berhasil."Martin melompat berdiri. "Keberatan, spekulasi. Dokter tidak boleh memberikan kesaksian apakah tranplantasi ini mungkin atau tidak mungkin berhasil.""Ditolak. Simpanlah untuk pemeriksaan silang."Aku mengajukan beberapa pertanyaan lain tentang prosedur itu, dan ketika Rahmad Preston menjawab, aku mem

  • THE POSSIBLE   seratus empat puluh tiga

    Aku memanggil Reg Jack ke podium. Ia juga punya naskah, dan kesaksiannya berlangsung tak lebill dari tiga puluh menit, Yang kami butuhkan dari Reg hanyalah fakta bahwa pernah dilakukan tes terhadapnya, dan ia donor yang sangat tepat bagi saudara kembarnya, dan ia setiap saat bersedia menjadi donor. Martin tidak melakukan pemeriksaan silang. Saat itu hampir pukul sebelas, dan Denis Lennon memerintahkan reses selama lima belas menit.Smith berlari ke kamar kecil untuk bersembunyi dan merokok. Aku memperingatkannya agar tidak merokok di depan anggota juri. Aku dan Yuval duduk berdekatan di meja kami, membandingkan catatan. Ia tadi duduk di belakangku, terus mengawasi para juri. Surat penolakan itu mendapat perhatian mereka. Dan surat Tolol itu menggusarkan mereka.Buat mereka marah, katanya. Buat mereka gusar. Denda ganti rugi hanya akan dijatuhkan bila juri gusar.Dr. Rahmad Preston tampil sebagai sosok mengesankan ketika maju ke tempat saksi. Ia memakai jas sport motif kotak-kotak, cel

  • THE POSSIBLE   seratus empat puluh dua

    Strategi pembela jadi jelas. Bukannya bersikap lunak dengan mengakui telah terjadi kesalahan oleh orang yang tidak kompeten dalam perusahaan raksasa itu, Martin tidak mengakui apa pun. Ia akan menyatakan cangkok sumsum sangat tidak andal, pengobatan yang buruk, sama sekali bukan metode rutin yang sudah diterima dalam pengobatan leukemia akut.Ia kedengaran seperti dokter yang bicara tentang sulitnya menemukan donor yang tepat, satu dari berjuta-juta kasus, dan kecilnya peluang keberhasilan tranplantasi. Berkali-kali ia mengulangi dengan mengatakan, "ltu tidak tercantum dalam polis."Ia memutuskan untuk mendesakku. Kedua kalinya ia menyebut kata "keserakahan", aku melompat berdiri dan mengajukan keberatan. Kata pembukaan bukanlah tempat adu pendapat. ltu untuk nanti. la hanya diizinkan mengatakan pada juri apa yang nurutnya akan dibuktikan.Denis Lennon tercinta cepat-cepat berkata, "Diterima.”Darah pertama terkucur untukku."Maaf, Yang Mulia," kata Martin dengan tulus. Ia bicara tent

  • THE POSSIBLE   seratus empat puluh satu

    Aku bicara dengan Eli Grimshaw selama satu jam. Kadang-kadang ia kedengaran kuat dan teguh, kadang-kadang nyaris tak bisa menahan diri. la tidak mau tidur dengan orang-orang ini, katanya terus menerus, tapi itu satu-satunya cara untuk maju. la janda dengan dua anak.la setuju datang ke Southaven. Aku menawarkan akan menerbangkannya ke sini dan mengganti pengeluarannya, dan aku bisa mengucapkan ini dengan tenang, meyakinkan bahwa biro hukumku punya banyak uang. la minta aku berjanji bahwa bila ia memberikan kesaksian kelak, itu harus merupakan kejutan bagi State Farm.la takut setengah mati pada mereka. Aku rasa kejutan ini akan bagus.***Kami tinggal di kantor selama akhir pekan, tidur hanya beberapa jam di apartemen masing-masing, kemudian seperti domba hilang kembali ke kantor untuk bersiap lebih jauh.Saat-saat santaiku yang jarang boleh dikata karena jasa Denis Lennon. Aku diam-diam mengucapkan terima kasih seribu kali kepadanya karena memilih juri seminggu sebelum sidang, dan me

  • THE POSSIBLE   seratus empat puluh

    ENAM hari sesudah kami memilih juri dan empat hari sebelum sidang mulai, Yuval menerima telepon dari kantor seorang pengacara di Toledo yang ingin bicara denganku. Aku langsung curiga, sebab aku tak kenal satu pun pengacara di Toledo, dan aku bicara sekadar cukup lama untuk mendapatkan namanya. Perlu sekitar sepuluh detik, lalu pelan-pelan memutuskan sambungan di tengah percakapan dan bekerja seperti biasa, seolah-olah sambungan telepon kami tak sengaja terputus. Ini selalu terjadi akhir akhir ini, kataku pada Yuval, cukup keras untuk direkam dalam pesawat. Kami melepaskan tiga pesawat telepon kantor dari sambungan, dan aku berlari ke jalan tempat Volvo diparkir. Ticki sudah memeriksa telepon mobilku dan tampaknya alat itu bebas dari penyadap. Dengan bantuan bagian informasi, aku menelepon pengacara Toledo itu.Ternyata telepon itu luar biasa penting.Namanya Ryan Carvajal. Spesialisasinya adalah hukum perburuhan dan diskriminasi pekerjaan, dan ia mewakili seorang wanita muda bernama

  • THE POSSIBLE   seratus tiga puluh sembilan

    KESAN pertama sangat menentukan. Para calon anggota juri tiba antara pukul setengah sembilan sampai pukul sembilan. Mereka berjalan gelisah melewati pintu ganda dari kayu, kemudian melangkah menyusuri gang, menatap sekitarnya nyaris melongo. Bagi kebanyakan di antara mereka, ini merupakan kunjungan pertama ke ruang sidang. Aku dan Smith duduk berdua saja di ujung meja, menghadap berderet-deret bangku panjang berlapis jok yang diisi oleh para calon juri. Punggung kami menghadap ke meja hakim. Sebuah bloknot tergeletak di meja kami, tak ada lainnya. Yuval duduk di kursi dekat boks juri, jauh dari kami. Aku dan Smith berbisik dan mencoba tersenyum. Perutku kejang dengan perasaan tegang.Meja pembela di seberang gang dikelilingi lima laki-laki dalam setelan jas hitam, semuanya tanpa senyum, menekuni tumpukan-tumpukan kertas yang sepenuhnya menutupi meja. Sungguh kontras dengan meja kami.Tema Daud lawan Goliat merupakan tema yang menentukan, dan itu dimulai sekarang. Hal pertama yang dili

  • THE POSSIBLE   seratus tiga puluh delapan

    "Sedikit. Aku bilang padanya apa yang sudah aku ceritakan kepada yang lain. Aku cuma detektif, bukan pengacara. Dan kalau mereka tidak mengatakan apa-apa pada siapa pun tentang percakapan kami, tak seorang pun akan kena masalah.""Bagus. Dan menurutmu Jurgen Klark ada di pihak kita?""Tak diragukan Iagi. Kita harus mendapatkannya."Aku membalik-balik kertas dekat telepon. "Siapa yang tersisa dalam daftarmu?" aku bertanya keras."Coba kulihat." Aku bisa mendengar Yuval membalik-balik kertas di ujung sana. Kerja sama kami cukup bagus. "Aku sudah bicara dengan Andy Cole, Peter Crouch, Bruno Kelso, Kylian More, dan Ragnick Malone."Kecuali Ragnick Malone, yang lain adalah orang-orang kulit putih yang tidak kami inginkan sebagai juri. Bila kami bisa cukup mencemari nama mereka, Martin akan mencoba segala cara untuk menyisihkan mereka."Bagaimana dengan Andy Cole?" tanyaku."Solid. Satu kali pernah melempar juru taksir asuransi keluar dari rumahnya. Aku akan memberinya angka sembilan.""Bag

  • THE POSSIBLE   seratus tiga puluh tujuh

    Aku makan seorang diri di kedai dekat kantor kami. Kacang hitam dan risotto, serta teh herbal. Aku merasa lebih sehat tiap kali masuk ke sini. Aku makan perlahan-lahan, mengaduk kacangku, dan menatap 92 nama dalam daftar juri. Martin, dengan sumber-sumbernya yang tak terbatas, akan memakai satu regu penyelidik untuk mencari orang-orang ini dan menyelidiki kehidupan mereka. Mereka akan melakukan berbagai hal—memotret rumah dan mobil mereka dengan diam-diam, mencari tahu apakah mereka pernah terlibat dalam perkara pengadilan, mendapatkan laporan kredit dan sejarah pekerjaan mereka, mencari-cari keburukan mereka seperti perceraian, kebangkrutan, atau tuntutan pidana. Mereka akan meneliti catatan-catatan umum dan mencari tahu berapa banyak yang dibayarkan orang-orang ini untuk rumah mereka. Satu-satunya larangan adalah kontak secara pribadi, baik langsung atau lewat perantara.Saat kami semua berkumpul di ruang sidang untuk memilih dua belas orang, Martin dan kawan- kawan tentu sudah puny

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status