Setelah kembali dari Pangandaran. Arlyn dan Tian pun mulai merencanakan bulan madu mereka berdua ke sebuah negara di salah satu benua Eropa yaitu Irlandia. Jadilah saat ini, pasangan suami istri itu sedang dalam perjalanan menuju bandara. Mereka diantar oleh seorang sopir. Sepanjang perjalanan menuju bandara, keduanya saling bergenggaman tangan, seolah-olah tidak ingin lepas, satu sama lain. Demi kenyaman perjalanan mereka yang hampir seharian lebih di atas pesawat, Tian menggunakan pesawat pribadi miliknya yang akan membawa mereka ke negara tersebut. Perbedaan waktu antara Kota Dublin menunjukkan, jika Jakarta lebih cepat enam jam dari negara tersebut."Honey, kamu tidurlah. Perjalanan kita sangat jauh, dan mungkin akan melelahkan bagimu." ucapnya sambil mengusap lembut rambut istrinya. "Iya, Kak. Aku juga masih mengantuk." jawab Arlyn."Tidurlah, hari masih sangat pagi." serunya, sambil menyelimuti sang istri. Sementara Tian sendiri, menghabiskan waktunya untuk membaca majalah
Arlyn menatap pantulan tubuhnya di depan cermin. Ada sedikit rasa risih di hatinya, memakai baju tidur mini itu. Namun karena pesanan dari ibu mertuanya. Dia pun dengan tulus memakainya.Gadis itu telah memantapkan hatinya untuk menyerahkan dirinya seutuhnya, kepada Tian malam ini. Untuk itu, dia pun mulai ke luar dari dalam kamar mandi.Sementara di atas ranjang, Tian sedang menunggu kedatangan istrinya sambil duduk di atas ranjang dengan wajah ditekuk. Lalu tiba-tiba terdengar suara,"Kak Tian ...." lirih Arlyn memanggil nama suaminya. Saat ini, dia sedang berdiri di depan ranjang dengan memakai baju tidur mini itu.Tian yang dari tadi menunduk. Segera menegakkan kepalanya, dan melihat ke arah suara sang istri berada."My wife, you are so sexy!" tuturnya kepada Arlyn. Beberapa kali Tian terlihat menelan ludahnya, menahan hasrat yang mulai begejolak dalam dirinya. Alat tempur miliknya yang ada di balik celananya juga mulai tegak berdiri, melihat penampilan istrinya.Sementara yang
Arlyn pun mengangguk tanda setuju. Mendapatkan lampu hijau dari istrinya, Tian tidak buang-buang waktu lagi. Dia pun mulai mencoba memasukkan alat tempurnya di dalam gua sempit sang istrinya."Kak Tian! Ah! Pelan, Kak! Sakit ...." Arlyn meringis kesakitan. Karena senjata pribadi milik suaminya memaksa untuk masuk.Beberapa kali Tian mencoba untuk masuk, namun selalu gagal.Akan tetapi dirinya tidak terlalu memaksakan diri, karena Arlyn yang terlihat sangat kesakitan. Dia menjadi kasihan melihat istrinya yang mengeluarkan air matanya, karena merasa kesakitan yang luar biasa."Kak Tian, sakit!" Isaknya tertahan."Iya, Honey. Sakit, ya? Aku akan melakukannya dengan pelan." serunya sambil mencium bibir sang istri melumatnya dengan lahap, sementara tangannya kembali menuntun senjata pamungkas miliknya untuk kembali memasuki gua sempit istrinya.Air mata kembali mengalir deras di pipi Arlyn, dia mencoba menahan sakit yang terlalu itu. Sambil sesekali membalas ciuman Tian di bibirnya.Dia
Trinity College mungkin adalah tempat terbaik untuk memulai berkeliling Kota Dublin. Seperti yang dilakukan oleh Tian dan Arlyn saat ini. Ternyata sang suami, sudah mempersiapkan beberapa kejutan jalan-jalan untuk istrinya, di beberapa tempat.Universitas yang mereka kunjungi ini, terletak di jantung ibu kota, penuh dengan sejarah yang luar biasa. Tempat ini, adalah universitas tertua di Irlandia yang didirikan pada tahun seribu lima ratus sembilan puluh dua oleh Ratu Elizabeth I. Bangunan universitas Trinity ini, masih mempertahankan beberapa ornamen kuno dari kotak-kotak batu yang tersusun rapi. Masuk melalui gerbang kayu, pengunjung seperti langsung dibawa kembali ke masa lalu. Halaman rumput hijau yang bersih, bangunan abad kedelapan belas dan kesembilan belas dan jalan berbatu mengingatkan kita pada zaman dahulu.Bangunan kampus ini terbuka untuk umum. Akan sangat ramai dipadati pengunjung selama musim panas, seperti saat ini. Dublin Castle, destinasi wisata mereka berikutn
Setelah acara resepsi pernikahan Edward dan Agnes selesai, keduanya pun menginap di resort milik keluarga Edward yang lokasinya berdekatan dengan tempat resepsi mereka.Seluruh keluarga kedua belah pihak juga ikut menginap disana.Mulai malam ini keduanya tidur satu kamar karena mereka telah sah menjadi pasangan suami istri. Namun atas kesepakatan bersama, malam pertama mereka ditunda dulu malam ini.Edward menginginkan mereka menyatu dalam satu ikatan cinta suci dan menghabiskan malam dengan cumbuan dan kemesraan sebagai sepasang suami istri, di tempat bulan madu yaitu di negara Norwegia.Jadilah malam ini, mereka tidur satu ranjang tanpa melakukan apa pun hanya saling berpelukan dan mengalirkan rasa cinta yang semakin bersemi di hati keduanya."Baby, akhirnya kita bisa sah juga tidur satu ranjang." ucap Edward senang, sambil mengecup kening istrinya lembut."Iya, Ed. Aku juga nggak menyangka jika kamu ternyata adalah jodohku. Aku sangat bahagia sekarang." seru Agnes sambil memandang
"TING." Pintu lift pun terbuka saat mereka sampai di lantai delapan yang dituju, sebuah hotel mewah yang telah direservasi sebelumya oleh Edward. Sang pria lalu membuka pintu kamar hotel tempat dia bersama Agnes akan menjalani malam pertama mereka dengan kartu akses kamar. Kemudian Edward menancapkan kartu tersebut ke sakelar untuk menyalakan daya. Lampu kamar pun menyala terang."Selamat datang di kamar kita, Pengantin Cantikku!" seru Edward sambil tersenyum lebar kepada Agnes. "Wow ... ini indah sekali, Ed. Kamarnya wangi ... seperti taman bunga deh!" ujar Agnes sambil berdecak kagum berkeliling ruangan.Suaminya mulai menyalakan lilin-lilin aroma terapi yang tersebar di sekeliling kamar luas berinterior mewah itu sebelum mematikan lampu utama yang menyilaukan mata. Model presidential suite room hotel ini memang dibuat tanpa sekat dengan kamar mandi di salah satu pojok kamar. Namun, meja makan, ruang TV, bathtub, meja kerja, dan ranjang semuanya tertata rapi tersebar di ruangan
Setelah menyelesaikan malam yang hangat di Negara Norwegia. Keesokan harinya, kedua pasangan sejoli itu, menghabiskan waktu mereka sepanjang hari di dalam kamar hotel. Sepertinya Edward masih belum puas untuk menikmati tubuh istrinya yang begitu molek. Sebagai menu utama favoritnya selama mereka berbulan madu.Agnes sama sekali tidak keberatan. Dia malah senang bisa menghabiskan waktu bersama suaminya yang begitu sangat jago di atas ranjang, yang membuatnya sedikit kewalahan.Barulah hari berikutnya, Edward membawa istrinya untuk menikmati keindahan Negara Norwegia ini. Setelah selesai sarapan, keduanya pun ke luar dari hotel.Destinasi wisata yang akan mereka kunjungi yaitu Flamsbana atau dikenal dengan Flam Railway. Yang merupakan atraksi kereta api yang memotong lereng gunung dan membentang sepanjang dua puluh kilo meter antara Myrdal dan Flam.Saat naik kereta api ini, para pengunjung akan menyaksikan keindahan pemandangan alam yang ada di Norwegia. Seperti halnya Edward dan Agnes
Hari berikutnya Edward dan Agnes mengunjungi gedung Opera yang ada di Kota Oslo, Norwegia. Kota ini memiliki gedung opera yang menginspirasi, dan dianggap sebagai salah satu bangunan modern paling ikonik di negara itu. Gedung Opera ini bentukannya menyerupai gletser, yang perlahan meluncur ke dalam air yang mengalir di fjord. Namun ada juga yang mengatakan jika bangunan itu terlihat seperti lereng ski atau kapal. Interior teaternya berbentuk seperti tapal kuda yang berguna untuk kemampuan menonton yang maksimal. Di gedung ini juga terdapat instalasi seni diseluruh gedung, termasuk panel dinding berlubang yang menyembunyikan penyangga langit-langit. Bangunan megah ini dirancang oleh seniman Islandia-Denmark, Olafur Eliasson.Gedung Opera ini, kini menjadi rumah bagi Opera dan Balet Nasional Norwegia, dan Teater Opera Nasional di Norwegia. Gedung ini juga bersifat transparan. Sehingga orang yang datang berkunjung dapat melihat melalui jendela seperti lukisan, kostum, dan ruang latihan
Ketiga keluarga yang bersahabat diantaranya Keluarga Edward dan Agnes, Keluarga Tian dan Arlyn, serta keluarga Rahez dan Zemi telah merencanakan liburan ke Negara Sakura, Jepang tepatnya di Disneyland yang berada di Tokyo.Para ayah muda tersebut, saat ini sedang berkumpul di sebuah kafe untuk membicarakan rencana liburan tiga keluarga."Bro, bagaimana persiapan keluarga Lo dalam rangka rencana liburan kita ke Jepang?" tanya Rahez kepada Edward dan Tian."Keluarga gue aman, Bro. Semua barang-barang telah dipacking dengan baik sama Agnes." sahut Edward."Bagaimana dengan Lo, Tian?""Beres! Semua tinggal berangkat," sahut Tian.Mereka pun merencanakan keberangkatan ke sana, akhir minggu ini.Perjalanan udara dari Jakarta ke Jepang adalah petualangan yang menarik bagi keluarga Arlyn, Tian, Edward, Agnes, Rahez, dan Zemi beserta anak-anak mereka: Harvey, Eva, Isaac, Jacob, Josie, Fritz, dan Leticia. Mereka semua sangat bersemangat untuk menjelajahi keajaiban Disneyland, yang berada di Tok
Hari libur sekolah telah tibaRahez dan Zemi telah berjanji kepada kedua anaknya, Fritz dan Leticia akan membawa mereka ke Taman Safari yang terletak di daerah Puncak Bogor."Fritz, Leticia. Kita berangkat sekarang ke Taman Safari," tutur Papa Rahez kepada kedua anaknya."Hore! Aku sudah nggak sabar, Pa!" Leticia bersorak kegirangan sudah tidak sabar untuk segera sampai di sana."Ayo, Pa! Tunggu apalagi. Kita berangkat sekarang saja. Selagi masih pagi. Ntar semakin siang akan semakin macet." Fritz ikut mengingatkan sang ayah agar segera melajukan mobil.Mama mana? Kok nggak kelihatan?" tanya Papa Rahez kepada kedua anaknya.Lalu dari arah dalam rumah Mama Zemi terlihat sedang melangkah menuju ke tempat mobil berada."Mama, buruan! Nanti kita bisa kena macet!" teriak Leticia kepada sang ibu."Iya, Sayang. Mama memang akan masuk ke dalam mobil." ucap Zemi lalu masuk ke dalam mobil, dan mulai bergabung dengan anggota keluarga lainnya."Baik ... karena semua sudah lengkap. Kita berangkat
Hari ini Harvey dan Eva menerima raport dari sekolah. Mereka sungguh senang karena keduanya mendapatkan nilai yang bagus.Sang ayah pernah berkata jika mereka mendapatkan nilai bagus saat pembagian raport, Papi Tian dan Mami Arlyn akan membawa mereka untuk berjalan-jalan ke Ancol."Harvey, Eva .... Seperti janji Papi jika nilai kalian bagus, Papi akan membawa kalian untuk jalan-jalan ke Ancol. Jadi kita besok ya, kita ke sana." ucapnya kepada kedua putra-putri nya."Hore!" teriak Harvey."Asyik! Jalan-jalan ke Ancol!" Eva juga turut senang saat ini. "Ya sudah, anak-anak. Ayo kalian mandi dulu. Hari sudah sore," tutur Arlyn kepada kedua anaknya."Beres, Mami!" sahut keduanya.Keluarga Arlyn dan Tian sangat bersemangat ketika mereka memutuskan untuk menghabiskan hari istimewa di Sea World Ancol dan Dufan Ancol bersama kedua anak mereka, Harvey dan Eva. Hari itu pastinya akan dipenuhi dengan kebahagiaan dan petualangan yang tak terlupakan.Mereka tiba di Sea World Ancol di pagi cerah
Liburan sekolah telah tiba, Edward dan Agnes pun menghadiahi ketiga anak-anaknya untuk menghabiskan waktu liburan mereka di Pulau Komodo."Daddy! Jadi benar kita akan ke sana?" tanya Isaac tak percaya."So pasti, dong! Kan Daddy sama Mommy sudah janji kepada kalian,"serunya menjawab perkataan anak sulungnya."Dad, di sana kami bisa berenang dan snorkeling?" Kali ini Jacob, si putra kedua yang bertanya."Tentu saja boleh, Jacob. Asalkan kalian melakukan kegiatan di laut atas izin dari Daddy dan Mommy," jawab Edward kepada anak laki-lakinya yang ke dua."Hore .... Aku sudah tidak sabar ingin segera sampai ke sana, Dad!" Si bungsu Josie juga ikut antusias."Ya sudah, kalau begitu kalian bantu Mommy untuk packing," ujar Agnes kepada ketiga anaknya."Siap, Mommy!" jawab ketiganya serentak.Persiapan keluarga Agnes dan Edward untuk perjalanan dari Jakarta ke Pulau Komodo adalah momen yang penuh antusiasme bagi keluarganya.Dengan tiga anak mereka yang bersemangat, Isaac, Jacob, dan Josie, y
Saat siang hari, di sebuah rumah sakit ternama di Jakarta Selatan,Rahez terlihat sedang duduk di ruang tunggu rumah sakit, dengan perasaannya yang campur aduk. Dia merasa cemas dan khawatir, akan tetapi juga penuh antusiasme. Sejak beberapa menit yang lalu, Zemi, istrinya telah dibawa ke ruang operasi untuk menjalani prosedur operasi caesar. Mereka akan segera menjadi orangtua untuk pertama kalinya.Saat Rahez sedang menunggu istrinya. Seketika dia mengingat momen-momen indah yang mereka telah lewati bersama selama perjalanan panjang menuju kehamilan ini.Keduanya telah bersiap dan merencanakan semuanya dengan cermat. Mereka ingin memastikan bahwa kelahiran Baby Fritz, berlangsung dengan aman dan baik.Di sisi lain, Rahez merasa sedikit cemas. Operasi caesar adalah tindakan medis yang serius, dan meskipun risiko adalah bagian dari setiap prosedur medis, dia ingin Zemi dan bayi mereka dalam keadaan sehat.Sang pria tak luput untuk berdoa agar semuanya berjalan lancar dan tanpa komplik
Di sebuah rumah sakit ternama di Jakarta.Tiano Pisceso, suami dari Arlyn Virgolin. Terlihat sangat tegang saat ini. Pasalnya sang istri sedang berjuang di atas meja operasi untuk melahirkan bayi pertama mereka yang sesuai prediksi dokter, bayi dalam kandungan Arlyn itu berjenis kelamin laki-laki.Tian sengaja menunggu di luar karena pria itu tidak sanggup melihat istrinya disayat-sayat perutnya oleh alat-alat kedokteran. Tak berapa lama setelah itu, seorang dokter kandungan ke luar dari ruang operasi. Seraya berkata,"Tuan Tiano Pisceso.""Iya ... saya, dok." jawabnya dengan wajah tenang.Sang dokter segera mengulurkan tangannya kepada Tian dan mengucapkan selamat kepadanya,"Selamat, Tuan Muda. Bayi Anda terlahir sehat dan semua anggota tubuhnya juga lengkap," ucap sang dokter dengan mengulas senyum kepadanya."Keadaan istri saya bagaimana, dok? Apakah Arlyn baik-baik saja? Bisakah saya menemuinya? Saya sangat ingin melihatnya dokter. Terus terang saya sangat khawatir dengan keadaa
Hari ini adalah jadwal Agnes untuk melahirkan anak pertamanya bersama Edward. Sesuai kesepakatan bersama, sang istri akan menjalani operasi caesar.Tak tanggung-tanggung, Edward menyewa satu lantai rumah sakit, untuk menyambut kelahiran putra pertamanya.Para keluarga besar mereka juga turut hadir menunggu Agnes ke luar dari kamar operasi. Edward ikut masuk ke dalam ruang operasi untuk mendampingi istrinya.Agnes dan Edward telah sepakat memberi nama anak laki-laki pertama mereka dengan nama Isaac Connor Award.Tak lupa pemuda itu mengabadikan kelahiran Baby Isaac melalu rekaman video. Edward dari tadi sangat fokus untuk mengabadikan momen mendebarkan itu.Karena perkembangan zaman yang semakin canggih, kurang dari setengah jam Baby Isaac terlahir di dunia.Wajahnya kemerah-merahan, dengan hidung mancung dan rahang yang sangat kokoh seperti ayahnya. Sepertinya delapan puluh persen wajah Baby Isaac mendominasi wajah Edward.Agnes menangis terharu melihat bayi yang berada di dalam rahim
Ternyata para pria mesum itu, berhasil membuat istri mereka hamil yang berjarak beberapa minggu saja. Sepertinya istri-istri mereka akan melahirkan secara berdekatan.Sangat kebetulan juga, para istri saat ini sedang mengandung bayi laki-laki. Ternyata oh ternyata, pria-pria mesum itu memiliki bibit unggul yang sangat bagus sehingga dapat membuat istri-istri mereka hamil dengan berjenis kelamin laki-laki.Namun karena ketakutan mereka jika para istri kesakitan saat melahirkan. Baik Edward, Rahez, dan Tian pun memutuskan agar istri-istri mereka melahirkan secara operasi caesar.Walaupun sebenarnya para istri ingin melahirkan normal. Akan tetapi mereka tidak kuasa untuk menolak permintaan para suami yang suka memaksakan kehendak mereka itu."Baby, hati-hati jalannya!" ucap Edward kepada Agnes."Honey, pelan ya kamu jalannya!" Tian juga ikut khawatir dengan Arlyn."Sayang, satu-satu langkahnya!" Rahez ternyata juga mewanti-wanti Zemi.Sementara ketiga istri mereka terlihat saling pandang
"Andra! Anda belum rapi memangkas tanaman yang itu! Jangan sampai Pak Bos Rahez memecat Anda!" perintah Asisten Frans yang sedang mengawasi pemuda itu untuk membersihkan taman di depan kantor."Tolong, saya jangan dipecat Asisten Frans. Saya akan menata ulang taman ini agar lebih indah lagi.""Buruan kamu kerjakan!""I ... iya, saya akan melakukannya lagi." seru Andra sambil mulai mengerjakannya lagi."Asal Anda, tahu. Taman ini adalah salah satu spot kesukaan istri dari Bos Rahez. Jadi Anda harus mengerjakannya dengan baik. Bahan-bahan juga sudah lengkap. Anda tinggal menatanya kembali. Kalau Anda memang tidak mampu. Jujur saja! Bos Rahez bisa memperkerjakan orang lain yang lebih kompeten di bidangnya!" Asisten Frans lagi-lagi menakut-nakuti Andra."Jangan diganti orang lain, Asisten Frans. Saya akan melakukannya sendiri." sahut Andra.Sudah dua minggu lamanya dia bekerja sebagai tukang kebun di sebuah perusahaan besar itu. Andra terpaksa menerima pekerjaan ini karena bayarannya yang