Setelah acara lamaran yang apik di Bandung. Bersama keluarga besar Bapak Darmawan Wijaya dan keluarga besar Daddy Graham. Akhirnya kedua keluarga itu punmemutuskan untuk mengadakan resepsi pernikahan di sebuah resort bintang lima di pantai Labuan Bajo milik Keluarga Graham.Semua para tamu undangan telah sampai di lokasi pesta. Masing-masing telah mendapatkan kamar di resort mewah itu. Demikian juga dengan kedua sahabat arlyn. Zemi dan Agnes mendapatkan satu kamar. Demikian halnya dengan Edward dan Rahez juga mendapatkan satu kamar.Karena Zemi yang masih datang bulan, Rahez pun menunda untuk urusan malam pertama mereka. Namun setelah pernikahan Arlyn dan Tian selesai. Mereka akan segera terbang untuk honeymoon. Sementara Edward dan Agnes, setelah acara pernikahan Arlyn dan Tian kelar, pria itu akan membawa kekasihnya menemui keluarga besar Agnes yang ada di Surabaya, untuk acara lamaran dan rencana pernikahan mereka. "Kenapa muka Lo, Bro?" ledek Edward kepada Rahez. "Pakai nanya
Setelah acara pernikahan Arlyn dan Tian selesai. Ternyata kedua pasangan itu, langsung ke Pangandaran bersama seluruh keluarga besar. Baik dari pihak keluarga mempelai wanita maupun keluarga mempelai pria.Di sana akan diadakan pesta adat Sunda untuk Arlyn dan Tian, sesuai dengan kesepakatan keluarga besar mereka.Demikian halnya dengan pasangan Rahez dan Zemi mereka juga harus menunda honeymoon karena Oma Rika menginginkan keduanya untuk mengadakan pesta adat di Kota Malang, yang menjadi kampung halaman leluhur Rahez.Sementara Edward dan Agnes, dengan ditemani oleh Kak Andre, saudara tertua dari Edward. Ketiganya sedang menuju ke Surabaya untuk acara perkenalan dan persiapan lamaran kepada keluarga Agnes yang tinggal di sana.Sinar matahari pagi yang begitu terik di Kota Surabaya menyambut kedatangan ketiganya. Pesawat pribadi milik keluarga Edward yang mereka tumpangi, beberapa saat yang lalu telah mendarat di Bandar Udara Internasional Juanda.Saat ini Edward dan Agnes sedang bera
Setelah acara makan siang selesai, semuanya berkumpul di ruang keluarga. Edward juga turut serta berada di sana.Tidak ada sedikit pun ketakutan dalam dirinya walaupun sebagian besar keluarga Agnes kurang welcome kepadanya. Hanya Mama Naomi satu-satunya orang yang ramah kepadanya, yang lainnya menatapnya dengan sangat sinis dari tadi.Akan tetapi Edward telah bertekad, maju terus pantang mundur, untuk merebut hati keluarga Agnes."Ceritakan tentang dirimu!" seru Papa Iman Santoso kepada Edward dengan tatapan tak bersahabat.Lalu Edward pun menceritakan tentang dirinya, keluarganya dan pekerjaannya.Disaat pria itu menyebutkan PT Wilson Realty tbk, Welson dan Jonathan segera mencari tahu semuanya tentang perusahaan itu. Alangkah terkejutnya mereka saat mengetahui jika Edward Wilson, sang CEO sedang berada di rumah mereka saat ini."Apa jabatanmu di perusahaan itu?" tanya Papa Iman.Sebelum Edward menjawab perkataan sang calon ayah mertua, Welson segera menyodorkan ponselnya kepada Papa
Hari yang cerah disambut dengan ceria dan bahagia bagi Edward dan Agnes. Pasalnya hari ini, Edward dan keluarga besarnya akan datang ke rumah sang kekasih untuk mengadakan acara lamaran.Begitu banyak seserahan yang disediakan Edward untuk sang calon istri tercinta. Apalagi Agnes yang berasal etnis tionghoa, yang sangat kental dengan tradisi adat.Prosesi seserahan mempelai laki-laki kepada mempelai perempuan pada etnis Tionghoa dinamakan Sangjit. Prosesi ini biasanya akan dilakukan sebelum hari pernikahan.Sangjit dilakukan secara tertutup dan hanya dihadiri oleh anggota keluarga terdekat saja. Dalam prosesi sangjit, calon mempelai pria membawa hantaran seserahan yang diberikan kepada pihak keluarga calon mempelai wanita. Hantaran seserahan tersebut merupakan tanda keseriusannya kepada pihak mempelai wanita.Keluarga besar Edward baru saja sampai di depan rumah Agnes. Edward sedikit terlihat gugup saat ini."Hei, kamu kenapa Ed?" tanya Kak Nessa, kakak perempuan Edward. Yang juga turu
Setelah acara lamaran di Surabaya telah selesai. Seminggu kemudian puncak perjalanan cinta antara Edward dan Agnes berlayar, mulai hari ini. Namun sehari sebelum Edward dan Agnes berangkat ke Bogor. Terlebih dahulu pria itu telah membawa sang kekasih untuk berziarah ke makam ayahnya.Edward ingin mengenalkan Agnes di hadapan makam sang ayahanda. Ternyata momen ziarah itu sungguh berkesan dalam diri Edward, demikian halnya dengan Agnes. Sebelum pulang dari makam sang ayah, keduanya pun menabur bunga di atas makam itu. Setelahnya, barulah mereka melanjutkan perjalanan menuju Bogor.Berlokasi di sebuah resort mewah milik keluarga Edward di daerah Puncak Bogor. Hari ini pernikahan keduanya akan digelar dengan latar belakang barisan pohon pinus yang telah tertata rapi.Sacred Wedding In The Pine Forest, demikian konsep pernikahan Edward dan Agnes.Pesta kebun dengan latar belakang pohon pinus, adalah pernikahan impian Edward dan Agnes sejak dulu. Hal ini semakin istimewa karena kedua mem
Setelah kembali dari Pangandaran. Arlyn dan Tian pun mulai merencanakan bulan madu mereka berdua ke sebuah negara di salah satu benua Eropa yaitu Irlandia. Jadilah saat ini, pasangan suami istri itu sedang dalam perjalanan menuju bandara. Mereka diantar oleh seorang sopir. Sepanjang perjalanan menuju bandara, keduanya saling bergenggaman tangan, seolah-olah tidak ingin lepas, satu sama lain. Demi kenyaman perjalanan mereka yang hampir seharian lebih di atas pesawat, Tian menggunakan pesawat pribadi miliknya yang akan membawa mereka ke negara tersebut. Perbedaan waktu antara Kota Dublin menunjukkan, jika Jakarta lebih cepat enam jam dari negara tersebut."Honey, kamu tidurlah. Perjalanan kita sangat jauh, dan mungkin akan melelahkan bagimu." ucapnya sambil mengusap lembut rambut istrinya. "Iya, Kak. Aku juga masih mengantuk." jawab Arlyn."Tidurlah, hari masih sangat pagi." serunya, sambil menyelimuti sang istri. Sementara Tian sendiri, menghabiskan waktunya untuk membaca majalah
Arlyn menatap pantulan tubuhnya di depan cermin. Ada sedikit rasa risih di hatinya, memakai baju tidur mini itu. Namun karena pesanan dari ibu mertuanya. Dia pun dengan tulus memakainya.Gadis itu telah memantapkan hatinya untuk menyerahkan dirinya seutuhnya, kepada Tian malam ini. Untuk itu, dia pun mulai ke luar dari dalam kamar mandi.Sementara di atas ranjang, Tian sedang menunggu kedatangan istrinya sambil duduk di atas ranjang dengan wajah ditekuk. Lalu tiba-tiba terdengar suara,"Kak Tian ...." lirih Arlyn memanggil nama suaminya. Saat ini, dia sedang berdiri di depan ranjang dengan memakai baju tidur mini itu.Tian yang dari tadi menunduk. Segera menegakkan kepalanya, dan melihat ke arah suara sang istri berada."My wife, you are so sexy!" tuturnya kepada Arlyn. Beberapa kali Tian terlihat menelan ludahnya, menahan hasrat yang mulai begejolak dalam dirinya. Alat tempur miliknya yang ada di balik celananya juga mulai tegak berdiri, melihat penampilan istrinya.Sementara yang
Arlyn pun mengangguk tanda setuju. Mendapatkan lampu hijau dari istrinya, Tian tidak buang-buang waktu lagi. Dia pun mulai mencoba memasukkan alat tempurnya di dalam gua sempit sang istrinya."Kak Tian! Ah! Pelan, Kak! Sakit ...." Arlyn meringis kesakitan. Karena senjata pribadi milik suaminya memaksa untuk masuk.Beberapa kali Tian mencoba untuk masuk, namun selalu gagal.Akan tetapi dirinya tidak terlalu memaksakan diri, karena Arlyn yang terlihat sangat kesakitan. Dia menjadi kasihan melihat istrinya yang mengeluarkan air matanya, karena merasa kesakitan yang luar biasa."Kak Tian, sakit!" Isaknya tertahan."Iya, Honey. Sakit, ya? Aku akan melakukannya dengan pelan." serunya sambil mencium bibir sang istri melumatnya dengan lahap, sementara tangannya kembali menuntun senjata pamungkas miliknya untuk kembali memasuki gua sempit istrinya.Air mata kembali mengalir deras di pipi Arlyn, dia mencoba menahan sakit yang terlalu itu. Sambil sesekali membalas ciuman Tian di bibirnya.Dia
Ketiga keluarga yang bersahabat diantaranya Keluarga Edward dan Agnes, Keluarga Tian dan Arlyn, serta keluarga Rahez dan Zemi telah merencanakan liburan ke Negara Sakura, Jepang tepatnya di Disneyland yang berada di Tokyo.Para ayah muda tersebut, saat ini sedang berkumpul di sebuah kafe untuk membicarakan rencana liburan tiga keluarga."Bro, bagaimana persiapan keluarga Lo dalam rangka rencana liburan kita ke Jepang?" tanya Rahez kepada Edward dan Tian."Keluarga gue aman, Bro. Semua barang-barang telah dipacking dengan baik sama Agnes." sahut Edward."Bagaimana dengan Lo, Tian?""Beres! Semua tinggal berangkat," sahut Tian.Mereka pun merencanakan keberangkatan ke sana, akhir minggu ini.Perjalanan udara dari Jakarta ke Jepang adalah petualangan yang menarik bagi keluarga Arlyn, Tian, Edward, Agnes, Rahez, dan Zemi beserta anak-anak mereka: Harvey, Eva, Isaac, Jacob, Josie, Fritz, dan Leticia. Mereka semua sangat bersemangat untuk menjelajahi keajaiban Disneyland, yang berada di Tok
Hari libur sekolah telah tibaRahez dan Zemi telah berjanji kepada kedua anaknya, Fritz dan Leticia akan membawa mereka ke Taman Safari yang terletak di daerah Puncak Bogor."Fritz, Leticia. Kita berangkat sekarang ke Taman Safari," tutur Papa Rahez kepada kedua anaknya."Hore! Aku sudah nggak sabar, Pa!" Leticia bersorak kegirangan sudah tidak sabar untuk segera sampai di sana."Ayo, Pa! Tunggu apalagi. Kita berangkat sekarang saja. Selagi masih pagi. Ntar semakin siang akan semakin macet." Fritz ikut mengingatkan sang ayah agar segera melajukan mobil.Mama mana? Kok nggak kelihatan?" tanya Papa Rahez kepada kedua anaknya.Lalu dari arah dalam rumah Mama Zemi terlihat sedang melangkah menuju ke tempat mobil berada."Mama, buruan! Nanti kita bisa kena macet!" teriak Leticia kepada sang ibu."Iya, Sayang. Mama memang akan masuk ke dalam mobil." ucap Zemi lalu masuk ke dalam mobil, dan mulai bergabung dengan anggota keluarga lainnya."Baik ... karena semua sudah lengkap. Kita berangkat
Hari ini Harvey dan Eva menerima raport dari sekolah. Mereka sungguh senang karena keduanya mendapatkan nilai yang bagus.Sang ayah pernah berkata jika mereka mendapatkan nilai bagus saat pembagian raport, Papi Tian dan Mami Arlyn akan membawa mereka untuk berjalan-jalan ke Ancol."Harvey, Eva .... Seperti janji Papi jika nilai kalian bagus, Papi akan membawa kalian untuk jalan-jalan ke Ancol. Jadi kita besok ya, kita ke sana." ucapnya kepada kedua putra-putri nya."Hore!" teriak Harvey."Asyik! Jalan-jalan ke Ancol!" Eva juga turut senang saat ini. "Ya sudah, anak-anak. Ayo kalian mandi dulu. Hari sudah sore," tutur Arlyn kepada kedua anaknya."Beres, Mami!" sahut keduanya.Keluarga Arlyn dan Tian sangat bersemangat ketika mereka memutuskan untuk menghabiskan hari istimewa di Sea World Ancol dan Dufan Ancol bersama kedua anak mereka, Harvey dan Eva. Hari itu pastinya akan dipenuhi dengan kebahagiaan dan petualangan yang tak terlupakan.Mereka tiba di Sea World Ancol di pagi cerah
Liburan sekolah telah tiba, Edward dan Agnes pun menghadiahi ketiga anak-anaknya untuk menghabiskan waktu liburan mereka di Pulau Komodo."Daddy! Jadi benar kita akan ke sana?" tanya Isaac tak percaya."So pasti, dong! Kan Daddy sama Mommy sudah janji kepada kalian,"serunya menjawab perkataan anak sulungnya."Dad, di sana kami bisa berenang dan snorkeling?" Kali ini Jacob, si putra kedua yang bertanya."Tentu saja boleh, Jacob. Asalkan kalian melakukan kegiatan di laut atas izin dari Daddy dan Mommy," jawab Edward kepada anak laki-lakinya yang ke dua."Hore .... Aku sudah tidak sabar ingin segera sampai ke sana, Dad!" Si bungsu Josie juga ikut antusias."Ya sudah, kalau begitu kalian bantu Mommy untuk packing," ujar Agnes kepada ketiga anaknya."Siap, Mommy!" jawab ketiganya serentak.Persiapan keluarga Agnes dan Edward untuk perjalanan dari Jakarta ke Pulau Komodo adalah momen yang penuh antusiasme bagi keluarganya.Dengan tiga anak mereka yang bersemangat, Isaac, Jacob, dan Josie, y
Saat siang hari, di sebuah rumah sakit ternama di Jakarta Selatan,Rahez terlihat sedang duduk di ruang tunggu rumah sakit, dengan perasaannya yang campur aduk. Dia merasa cemas dan khawatir, akan tetapi juga penuh antusiasme. Sejak beberapa menit yang lalu, Zemi, istrinya telah dibawa ke ruang operasi untuk menjalani prosedur operasi caesar. Mereka akan segera menjadi orangtua untuk pertama kalinya.Saat Rahez sedang menunggu istrinya. Seketika dia mengingat momen-momen indah yang mereka telah lewati bersama selama perjalanan panjang menuju kehamilan ini.Keduanya telah bersiap dan merencanakan semuanya dengan cermat. Mereka ingin memastikan bahwa kelahiran Baby Fritz, berlangsung dengan aman dan baik.Di sisi lain, Rahez merasa sedikit cemas. Operasi caesar adalah tindakan medis yang serius, dan meskipun risiko adalah bagian dari setiap prosedur medis, dia ingin Zemi dan bayi mereka dalam keadaan sehat.Sang pria tak luput untuk berdoa agar semuanya berjalan lancar dan tanpa komplik
Di sebuah rumah sakit ternama di Jakarta.Tiano Pisceso, suami dari Arlyn Virgolin. Terlihat sangat tegang saat ini. Pasalnya sang istri sedang berjuang di atas meja operasi untuk melahirkan bayi pertama mereka yang sesuai prediksi dokter, bayi dalam kandungan Arlyn itu berjenis kelamin laki-laki.Tian sengaja menunggu di luar karena pria itu tidak sanggup melihat istrinya disayat-sayat perutnya oleh alat-alat kedokteran. Tak berapa lama setelah itu, seorang dokter kandungan ke luar dari ruang operasi. Seraya berkata,"Tuan Tiano Pisceso.""Iya ... saya, dok." jawabnya dengan wajah tenang.Sang dokter segera mengulurkan tangannya kepada Tian dan mengucapkan selamat kepadanya,"Selamat, Tuan Muda. Bayi Anda terlahir sehat dan semua anggota tubuhnya juga lengkap," ucap sang dokter dengan mengulas senyum kepadanya."Keadaan istri saya bagaimana, dok? Apakah Arlyn baik-baik saja? Bisakah saya menemuinya? Saya sangat ingin melihatnya dokter. Terus terang saya sangat khawatir dengan keadaa
Hari ini adalah jadwal Agnes untuk melahirkan anak pertamanya bersama Edward. Sesuai kesepakatan bersama, sang istri akan menjalani operasi caesar.Tak tanggung-tanggung, Edward menyewa satu lantai rumah sakit, untuk menyambut kelahiran putra pertamanya.Para keluarga besar mereka juga turut hadir menunggu Agnes ke luar dari kamar operasi. Edward ikut masuk ke dalam ruang operasi untuk mendampingi istrinya.Agnes dan Edward telah sepakat memberi nama anak laki-laki pertama mereka dengan nama Isaac Connor Award.Tak lupa pemuda itu mengabadikan kelahiran Baby Isaac melalu rekaman video. Edward dari tadi sangat fokus untuk mengabadikan momen mendebarkan itu.Karena perkembangan zaman yang semakin canggih, kurang dari setengah jam Baby Isaac terlahir di dunia.Wajahnya kemerah-merahan, dengan hidung mancung dan rahang yang sangat kokoh seperti ayahnya. Sepertinya delapan puluh persen wajah Baby Isaac mendominasi wajah Edward.Agnes menangis terharu melihat bayi yang berada di dalam rahim
Ternyata para pria mesum itu, berhasil membuat istri mereka hamil yang berjarak beberapa minggu saja. Sepertinya istri-istri mereka akan melahirkan secara berdekatan.Sangat kebetulan juga, para istri saat ini sedang mengandung bayi laki-laki. Ternyata oh ternyata, pria-pria mesum itu memiliki bibit unggul yang sangat bagus sehingga dapat membuat istri-istri mereka hamil dengan berjenis kelamin laki-laki.Namun karena ketakutan mereka jika para istri kesakitan saat melahirkan. Baik Edward, Rahez, dan Tian pun memutuskan agar istri-istri mereka melahirkan secara operasi caesar.Walaupun sebenarnya para istri ingin melahirkan normal. Akan tetapi mereka tidak kuasa untuk menolak permintaan para suami yang suka memaksakan kehendak mereka itu."Baby, hati-hati jalannya!" ucap Edward kepada Agnes."Honey, pelan ya kamu jalannya!" Tian juga ikut khawatir dengan Arlyn."Sayang, satu-satu langkahnya!" Rahez ternyata juga mewanti-wanti Zemi.Sementara ketiga istri mereka terlihat saling pandang
"Andra! Anda belum rapi memangkas tanaman yang itu! Jangan sampai Pak Bos Rahez memecat Anda!" perintah Asisten Frans yang sedang mengawasi pemuda itu untuk membersihkan taman di depan kantor."Tolong, saya jangan dipecat Asisten Frans. Saya akan menata ulang taman ini agar lebih indah lagi.""Buruan kamu kerjakan!""I ... iya, saya akan melakukannya lagi." seru Andra sambil mulai mengerjakannya lagi."Asal Anda, tahu. Taman ini adalah salah satu spot kesukaan istri dari Bos Rahez. Jadi Anda harus mengerjakannya dengan baik. Bahan-bahan juga sudah lengkap. Anda tinggal menatanya kembali. Kalau Anda memang tidak mampu. Jujur saja! Bos Rahez bisa memperkerjakan orang lain yang lebih kompeten di bidangnya!" Asisten Frans lagi-lagi menakut-nakuti Andra."Jangan diganti orang lain, Asisten Frans. Saya akan melakukannya sendiri." sahut Andra.Sudah dua minggu lamanya dia bekerja sebagai tukang kebun di sebuah perusahaan besar itu. Andra terpaksa menerima pekerjaan ini karena bayarannya yang