Hera yang menyadari jika suaminya sudah selesai mandi dan berada di belakangnya. Segera menghadap ke arah King sambil menunduk, lalu berkata "tu..tuan saya mau mandi dulu," ujarnya sambil memeluk paper bag yang warnanya sama dengan paper bag yang tadi malam. Saat ia hendak melangkah ke kamar mandi, King berkata, "paper bag itu dari siapa?" "Tadi pelayan datang tuan, katanya ini dress dari mami dan saya di suruh memakainya." "Letakkan paper bag itu!" bentak King. "Ba..baik tuan." serunya takut lalu meletakkan paper bag tersebut di atas kasur King. King meraih ponselnya lalu mencoba kembali menelpon Juyan, baru deringan pertama, pintu kamar mereka sudahdi ketuk dari luar. Ia melangkah menuju pintu dan melihat dari kamera yang menempel di pintu kamar jika yang datang adalah pengawalnya.
Semua orang yang berada disitu kaget dengan perkataan nyonya Yesi yang melupakan cincin peninggalan Oma mereka. "Lah, mami, kok bisa lupa sih?" ujar King kesal. "Mami bagaimana sih, kita sudah jauh-jauh kesini lho mi," tuan Roland ikut-ikutan kesal. "Hahaha, becanda doang kok, kalian serius amat, cie pengantin baru, saling berpegangan tangan," goda nyonya Yesi. Seketika King melepas genggamannya dari tangan Hera dan pura-pura sibuk dengan ponselnya. Lalu keluarga itu pun berdoa di depan makam opa dan omanya King. Setelah berdoa, mereka saling berhadapan dan saling bergantian menyematkan cincin di jari manis masing-masing. Tuan Roland bahkan menyewa fotografer ternama untuk mengabadikan moment bersejarah bagi putranya ini, baik melalui video ataupun beberapa foto.
Ternyata, Fred memiliki perusahaan besar, sama seperti yang ia miliki. Padahal tadi rencananya ia ingin menghancurkan perusahaan Fred karena telah berani menggoda istrinya di depan matanya sendiri. Setelah berbelanja beberapasepatu, King membawa Hera di sebuah butik dan kembali menyuruhnya untuk membeli semua yang ia mau. Ia lalu memilih beberapa pakaian dan juga dress serta baju tidur, karena ia belum membawa pakaian ganti. Ia lalu berinisiatif untuk membeli beberapa pakaian untuk suaminya karena ia juga tau jika King tidak membawa pakaian ganti dari Jakarta, bahkan ia juga membeli underwear untuk suaminya. Karena ia tidak tau ukuran underwear King, ia lalu meminta bantuan seorang pelayan, "mbak, saya mau membeli underwear untuk suami saya, bisa nggak mbak memperkirakan berapa ukuran yang di pakai pria yang sedang duduk di so
Tanpa menunggu persetujuan King, ia berlalu dari ruang makan dan menuju kamar mereka. Di dalam kamar Hera kembali menguatkan dirinya, jika ia harus kuat dan tabah menjdi istri kontrak dari King. Sambil menunggu suaminya masuk kamar, ia kembali merapikan kantong belanjaan yang berserakan akibat ulah King. Ia melihat baju tidur pasangan, lalu ia mengambilnya satu yang berwarna peach dan menggantinya di dalam kamar mandi. Tiba-tiba King muncul, ia terlihat sedang menerima panggilan video dari ibu mertuanya. "Angkat, biar aku ganti baju dulu," ujarnya lalu buru-buru membuka bajunya di depan istrinya, Hera segera membelakanginya karena aksi nekat dari King. "Mas mu mana princess, tadi katanya, kamu beli baju tidur pasangan untuk kalian," ujar nyonya Yesi.  
King, keluar dari kamar mandi dengan rambut basahnyadan mendapati jika Hera sudah bangun jugasudah selesai mandi dan berpakaian dengan rapi dan tentu saja seksi menurutnya. "Se..Lamat pagi tuan muda," ujarnya gugup. Hera tidak mengingat apapun yang terjadi tadi malam,yang ia tau, ia sedang bermimpi jika ayahnya yang memeluknya dan menenangkannya saat ia ketakutan. "Sudah rapi aja lo! mau ketemu sama si Fred itu? iya?" ujarnya ketus. "Apa-apaan sih dia, menuduhku sembarangan." gumamnya dalam hati. "Maaf tuan, saya tadi di kamar mandi sebelah, karena tuan sedang berada di dalam," ujarnya takut. King melihat jam dinding, "astaga! gue hampir satu jam di dalam kamar mandi," gumamnya dalam hati. "Apa lo sudah membereskan semua barang-barang lo
Setelah mengetahui jika menantunya baik-baik saja, kedua orang tuan King merasa lega. Nyonya Yesi ingin mereka kembali menginap disini namun King berdalih jika besok mereka akan mulai masuk kantor. "Lho King, kok kalian langsung masuk kantor, kenapa kalian tidak bulan madu dulu?" nyonya Yesi keberatan. "Bulan madu mah gampang mi, hanya saja banyak pekerjaan kantor yang harus aku selesaikan, terlebih kantorku juga belum selesai di desain oleh Hera, mi" "Wah, jadi menantu mami ini seorang desain interiorkah?" "I..iya mi, saya masih belajar kok," seru Hera merendah. "Kapan-kapan kamu desain ulang ya kamar pribadi kami dan papi!" "Ih, norak!" seru King mengejek maminya. "Lho ko
"Selamat pagi tuan muda, anda sudah bangun?" seru Juyan. "Jawab yang gue tanya dodol!" King menatap tajam ke arah pengawalnya. "Nona Hera yang meyuruh saya tuan muda, katanya tadi dia sudah memasak nasi goreng spesial dan ia menawarkan saya untuk sarapan disini." King melihat ke atas meja makan, "sial! ia tidak memasak sarapan untukku?" gumamnya dalam hati. "Terus dia kemana?" "Nona Hera sudah berangkat duluan tuan muda, katanya ia takut telat berangkat ke kantor," serunya lagi. "Oh jadi dia lebih mementingkan perusahaan dibandingkan suaminya yang sedang kelaparan saat ini?" King semakin kesal karena Hera meninggalkannya sendiri sementara jatah sarapan untuknya sudah dihabiskan oleh Juyan. Ia juga melihat jika kopi yang dibuat oleh Hera sudah dim
Ia ingin menyentuh ponsel Hera dan ingin memblokir nomor pria-pria itu namun keburu Hera keluar dari kamar mandi. "Wah, kenapa ia terlihat cantik sore ini?" gumamnya dalam hati. Namun ia masih mengingat kekesalannya kepada istrinya. "Tu..tuan anda sudah pulang?" tanyanya. "Menurut lo bagaimana?" seru King kesal. "Tu...tuan, tadi pagi saya sudah menyiapkan bekal sarapanuntuk tuan, apakah tuan sudah memakannya?" tanyanya lagi. "Bekal apaan hah?! yang ada gue makan angin hari ini! lo malah seenaknya menawarkan Juyan untuk sarapan disini! istri macam apa lo yang membiarkan suaminya kelaparan seharian!" Hera segera memeriksa tempat dimana ia meletakkan bekal sarapan untuk King, yang ternyata sudah terjatuh di bawah meja. Ia menyadari kekeliruannya lalu menghampiri King dengan memba
Lui langsung mencari sang mommy. "Selamat sore jagoan Opa?" sapa tuan Roland kepada cucunya. "Oma, Mommy kemana,kok nggak kelihatan?" ia bukannya membalas sapaan kakeknya. Ia malah menanyakan keberadaan sang mommy. Jadinya tuan Luther menjadi terbengong-bengong dengan sikap cucunya itu. Sifat Lui bertolak belakang dengan sifat kakaknya Kiran yang menyapa kedua kakek dan neneknya dengan semangat. "Welcome home.., Oma, Opa," ucap Kiran lalu memeluk keduanya. "Lui.., kamu nggak kangen sama Oma?" Nyonya Yesi pura-pura sedih. Ia sangat tau kelemahan cucunya. "Tentu saja, Lui kangen Oma," ujarnya lalu memeluk omanya dengan erat. Namun ia tidak mau memeluk opanya. "Opa jangan sedih ya, sini main sama aku saja," Kiran mengetahui raut kesedihan di&n
Empattahun kemudian,"Kiran.., anak Daddy, Where are youbaby..," ucap King yang mulai mencari keberadaan anak sulungnya itu di setiap ruangan dalam rumahnya, karena tadi ia sengaja mampir ke sekolah anaknya untuk menjemputnya, namun gurunya mengatakan jika si anak sudah dijemput duluan oleh seseorang.Jelas saja ia sangat kuatir karena Bu Gurunya kurang kenal dengan orang itu, ia hanya berkata jika ia adalah sopir keluarga Elwood.Ditambah lagi, istrinya Hera sedang ngambek dengannya sudah dua hari ini. Semua gara-gara putranya yang lahir setelah dua tahun Kiran hadir dalam kehidupan mereka.Lui Putra Elwood, demikian nama putra mereka. Walaupun Luimasih berumur 2 tahun namun tingkahnya seperti anak yang berumur lima tahun, ia sering kali menjalihi King.Satu persatu King menyebut nama-nama orang yang ada di rumahnya. Namun tidak ad
"Sayang.., pelan aduh..," King merasa sangat kesakitan karena untuk kesekiankalimya Hera menancapkan kuku-kukunya dilengan King.Saat ini Hera sedang berjuang di ruang persalinan untuk melahirkan bayi pertama mereka.King yang sok jago,melarang mami Yesi dan mama Lisma untuk menemaninya masuk ke ruang bersalin. Alhasil ia yang menjadi bulan-bulanan istrinya yang sedang berjuang melahirkan bayi mereka.Hera terlihat menahan rasa sakit yang teramat sangat, namun bibirnya sama sekali tak mengeluh, hanya sorot matanya yang mengeluarkan banyak air mata, mengisyaratkan rasa sakit yang mendalam."Sayang.., semangat baby, kamu pasti bisa!" King mencoba menyemangati Hera, ia juga menyeka keringat yangsudah bercampur air mata di wajah istrinya."Bu Hera, sekali lagi kita coba, kepala si kecil sudah mulai nongol nih, tarik napas dalam-dalam, l
Beberapa bulan kemudian,"Sayang.., i'm home baby.., where are you?" ucap King setengah berteriak mencari keberadaan istrinya di dalam kamar."Aku disini mas," jawab Hera yang baru saja selesai mandi."Kamu baru selesai mandi sayang? ayo buruan, aku akan mengantarmu ke rumah sakit," ujar King lagi."Lho mas, bukannya pagi ini kamu akan menghadiri meeting penting?" seru Hera bingung. Soalnya mami Yesi mengatakan jika suaminya sangat sibuk hari ini jadi, ibu mertuanya yang akanmenggantikan King untuk mengantarkannya ke rumah sakit."Sayang.., yang terpenting bagiku saat ini hanya kamu dan bayi kita, yang lain mah.., lewat! lagian kamu nggak usah kuatir ada dua tim kuat yang ikut mendukung suksesnya perusahaan kita," jelas King kepada istrinya."Maksud mas, tim kuat yang bagaimana sih?"
Pagi hari pukul enam, Hera terbangun dan merasakan badannya terasa capek. Ia melihat sekelilingnya, "aku ada dimana?" gumamnya dalam hati.Ia lalu mengitari pandangannya di dalam ruangan itu. Akhirnya ia tau jika ia sedang berada di dalam rumah sakit.Tangannya juga telah di infus, ia lalu mengingat bayi di dalam kandungannya."Bayiku.., apakah kamu baik-baik saja nak?" Hera mulai terisak, dan menangis tersedu-sedu. Tuan Roland danNyonya Yesi yang sedang menjaga Hera seketika terbagun dari sofa yang mereka tiduri."Pi.., Hera sudah sadar! segera hubungi dokter!" pinta nyonya Yesi kepada suaminya.Sementara ia sendiri menghampiri ranjang tempat Hera terbaring."Ra.., kamu sudah bangun?" sapa nyonya Yesi lembut."Mi.., bayiku mi.., bayiku bagaimana mi?" isaknya lagi."Kamu tenang ya Ra, cucu mami
Juyan yang baru saja mendapat laporan dari Jonas, jika Hera saat ini di rawat di sebuahrumah sakit, segera membawa King menuju rumah sakit dimana Hera sedang dirawat.Sepanjang perjalanan King mencoba terus mengumpulkan kesadarannya. Ternyata pengaruh wine yang ia minumtadi mulai bereaksi.Sesampai di rumah sakit, ia langsung menerobos masuk ke dalam ruangan unit gawat darurat, ia tidak peduli lagi jika beberapa perawat menghalangi jalannya.Ia melihat istrinya yang terbaring tidak sadarkan diri, dengan wajah pucat dan infus yang terpasang di tangannya.Ia lalu menggenggam tangan istrinya sambil menangisia berkata, "Ra.., kamu kenapa sayang? maafkan aku, bangun baby.., maafkan aku..," lirihnya."Dokter bagaimana keadaan istri saya?" tanyanya kepada dokter yang bertugas di UGD saat itu."Kondisi pasien saat ini
Sepanjang malam King terus mengitari jalanan kota Jakarta malam itu, namun ia tidak dapat menemukan jejak istrinya Juyan yang merasa kasihan dengan bosnya dari tadi tetap setiap mengikuti mobil King kemana pun ia pergi. Sementara itu, di sebuah apartemen, Hera tak henti-hentinya menangis. Berbagai cara dilakukan oleh Fred agar Hera berhenti untuk menangis namun sama sekali tidak berhasil. "Sudahlah Ra, untuk apa kamu menangisi suamimu yang tidak becus itu! itu hanya akan membuang-buang energimu, sudahlah lupakan saja masalah itu, anggap saja semua hanyalahangin lalu!" Fred bukannya membuat Hera tenang malah yang ia lakukan semakin memprovokasi Hera. "Kurang ajar lo,King! semua ini gara-gara lo! tunggu saja pembalasanku!" Fred mengeraskan rahangnya saat ini. Ia lalu
"Saya baru dapat kabar, dari seorang pengintai,jika Hera terlihat bersama Fred," Jonas segera memperlihatkan ponselnya yang menampilkan Hera dan Fred yang terlihat masuk ke dalam sebuah mobil. "Bajingan! jadi lo kerjasama dengan dengannya?!"dengan cepat King melayangkan tinjunya ke wajah Jonas. "Jo..nas..," Amel berteriak histeris dan segera menghampiri Jonas yang terjatuh di lantai karena mendapat serangan tiba-tiba dari King. "Lo pikir gue nggak tau, jika bokap lo yang menghancurkan perusahaan ayah Tobi?" Juyan terlihat menahan King yang ingin kembali menghajar Jonas. Jonas terlihat meringis kesakitan, lalu bangkit dari lantai dan mencoba untuk berdiri dibantu oleh Amel. Ia mulai berkata, "gue sama sekali tidak tau-menahu tentang rencana Fred untuk menculik Hera! dan mengenai perusahaan ayahnya Hera
Sarah terlihat menggeleng-gelengkan kepalanya karena Jodi juga ikut-ikutan menatapnya penuh emosi saat ia melihat foto Sarah yang memeluk King.Hatinya merasa marah karena diam-diam Sarah mulai menarik perhatiannya. Dan ia sudah bertekad untuk lebih mengenalnya. Namun lagi-lagi ia harus menelan rasa kecewa karena cinta karena Sarah ternyata bukan gadis baik-baik."Itu semua tidak benar, semua ini hanya salah paham, aku.., aku.. bisa menjelaskannya..," lirihnya sambil mulai menangis.Sarah tiba-tibamenyesal telah memeluk King saat itu. Ia tidak menyangka jika ada orang yang akan diam-diam mengambil beberapa fotonya dengan King.Awalnya memang niat Sarah masuk ke perusahaan King untuk merayunya dan mengacaukan pernikahannya dengan Hera.Namun seiring berjalannya waktu, King yang menugaskannya menjadi sekretaris Jodi telah merubah segalanya.