"Bibi sudah mengacaukan semuanya! padahal kak Hera itu baik banget. Ia banyak membantuku dalam mempersiapkan konsep pernikahanku. Bagaimana jika kak King benar-benar membawa kak Hera balik ke London. Siapa yang bisa ku percaya untuk membantuku disini?" Sasha juga menjauh dari ruangan itu dengan genangan air mata di kedua pipinya."Puas kamu Mona semua menjadi seperti ini?" bibi Merry ikut menyesali perbuatan sepupunya itu."Apa yang salah denganku?" bibi Mona masih belum sadar juga."Kamu masih bertanya kesalahanmu apa?" kali ini tuan Roland yang angkat bicara."Jika King dan Hera keluar dari rumah ini. Saya juga ikut. Karena percuma saya disini! kalian tidak menghargai menantu saya sama sekali. Asal kalian tau menantu saya dari keluarga terhormat dan ia juga anak yang sangat disayangi oleh kedua orang tuanya. Disini kalian malah memperlakukannya dengan buruk! Yesi,
"Apaan sih Mer kamu ngomongnya." Mona berlalu dari situ menuju dapur ia lalu menghampiri bibi Carol."Kak.., aku minta maaf sudah mengacaukan persiapan pernikahan Shasa." Ujarnya menyesal.Bibi Carol menghela napasnya panjang melihat tingkah adiknya yang masih juga belum menyadari kesalahannya."Mona, kamu sebaiknya segera minta maaf kepada kak Yesi. Jangan sampai ultimatum Ruben benar-benar terjadi.""Tapi aku takut sama kak Roland..," jujurnya."Itu resikomu, lagian kamu itu terlalu ikut campur urusan orang lain. Sudah tau King telah bahagia dengan istrinya. Kamu malah menyodorkan wanita lain kepadanya. Dan satu lagi, kamu harus bertanggung jawab dengan konsep pernikahan Shasa. Asal kamu tau Hera itu lulusan sarjana desain interior. Dia seorang wanita cerdas! ia banyak membantu King di perusahaan jadi kamu jangan pernah meremehkan kemampuan orang l
Hera terlihat mulai mendekati King yang sudah menunggunya di atas ranjang. Ia sangat malu saat ini karena setiap lekuk tubuhnya terpampang nyata di depan mata King.Ia pun naik ke atas ranjang dengan wajah menunduk. King segera meraih tangan istrinya dan merangkulnya."Hei sayang.., kok kamu menunduk gitu sih..," gemasnya. Sambil tangannya mulai meremas dua gundukan istrinya."Ah.., mas.., aku malu..," wajahnya semakin menunduk."Lho kok kamu malu sih sayang..,""Aku baru pertama kali memakai baju seminim ini mas..,""Hahahaha, justru aku suka penampilanmu seperti ini. Apalagi jika semuanya aku buka. Tentu aku sangat suka sayang! tapi ingat ya.., kamu hanya bisa seperti ini di depanku saja..," ujarnya sambil memulai kecupan panasnya di bibir Hera.Hera hanya mampu meremas seprei dan sese
King terbangun dan melihat jika istrinya itu sedang sibuk dengan ponselnya dan terlihat tersenyum. Aura kecemburuan mulai merasukinya. "Cih! diasedang bertukar pesan dengan siapa sih?" Saking fokusnya Hera dengan ponselnya. Ia tidak menyadari jika dari tadi King sudah bangun dan duduk berhadapan dengannya di sofa saat ini. Tatapannya sangat tajam mengarah kepada Hera."Fokus banget ya kamu dengan ponsel sampai nggak tau suami sendiri sudah bangun!" suara King yang menggelar membuat Hera kaget."Ya ampun mas.., kapan kamu bangunnya?" ujar Hera masih kaget ternyata suaminya sudah berada di depannya."Sejak tahun lalu!" seru King dengan muka cemberut.Hera terlihat menghela napasnya. Lalu ia berpindah dan duduk di sebelah King."Kamu kenapa sih mas.., wajahmu kok cemberut seperti itu?" Hera mengamati wajah suaminya yang saat ini seperti orang yang sedan
Ternyata oh ternyata, dan terjadi lagi... Lagi-lagi King mengambil kesempatan dalam kesempitan, ia kembali memacu tubuh istrinya di dalam arena yang semakin panas. Yang akhirnya membuat Hera terkulai lemas. Ia sudah tidak tau apa yang terjadi pada saat suaminya mengangkat tubuhnya ke dalam kamar dan menaruhnya di atas kasur lalu kemudian menyelimuti. Hera sudah benar-benar terlelap. Ia menjadi lupa akan tujuan awalnya menggoda suaminya. King juga sampai lupa jika malam ini ia punya rencana untuk mengajak istrinya menikmati bintang-bintang di langit musim panas kota London saat ini. Sementara di Indonesia sepeninggal Hera dan King berbulan madu. Banyak hal telah terjadi. Salah satunya diangkatnya Ewan menjadi asisten pribadi seorang CEO ternama. Dan rujuknya kembali pak Tobi dan mantan istrinya yang telah meninggalkannya bersama pria lain. Ibu Lisma yang merupakan ibu kandung Ewan.
"Aku disini mas..," Hera segera menghampiri suaminya. "Sayang.., pinggulku sakit banget nih, bisakah kamu membantu memijitnya?" Hera sedikit waspada dengan perkataan King. Karena ia sudah sangat mengenal perangai suaminya yang suka banget memodusi dirinya. "Tapi cuma memijit doang kan mas?" lirihnya hati-hati ia juga sedikit takut suaminya akan marah. "Hahahaha.., tentu saja hanya memijit sayang, kamu ini sepertinya takut banget aku terkam. Padahal aku kan nggak menggigit sama sekali. Tapi jika ingin mendengarmu mendesah dengan permainan panasku, hehehe, kamu pasti tau jika aku jagonya!" "Ih.., mas apa-apaan sih..!" Hera naik ke atas ranjang setelah mengambil lotion yang biasa ia pakai di dalam koper. King terlihat sudah dalam posisi tengkurap di atas kasur. Hera m
Kediaman pak Tobi,Sudah beberapa hariberlalu ibu Lisma kembali rujuk dengan suaminya. Kebahagiaan mulai terpancar di wajah pak Tobi. Ia sangat senang ternyata istrinya itu memang benar-benar sudah berubah. Ia sangat mengurusi pak Tobi.Suatu ketika pak Tobi bangun dari tidur siangnya. Ia melangkah keluar dari kamar dan melihat istrinya sedang melamun."Lis, kamu kenapa? hei.., kamu kok menangis?" Pak Tobi segeraduduk di depan istrinya. Bu Lisma yang melihat pak Tobi datang dengan segera menyeka air matanya."Aku nggak apa-apa kok pak, mataku tadi terkena debu saat bersih-bersih." Namun pak Tobi tau jika istrinya sedang berbohong saat ini."Bu.., aku tau kamu sedang berbohong. Tolong jujurlah jangan sampai apa yang kamu pikirkan membuatmu menjadi sakit. Kamu tau kita sudah tua. Kita harus menjaga kesehatan supaya kita bi
Setelah puas bermain di danau. King mengajak istrinya untuk makan siang di sebuah kafe yang ada di dekat taman itu.Saat istrinya sedang asyik memilih-milih souvenir di etalase kafe itu. Ponsel Hera yang ada pada King berdering.Ia lalu merogoh sakunya tempat ia menyimpan ponsel Hera dan ia melihat di layar ponsel jika Jodi yang menghubungi Hera saat ini."Ngapain sih, si jomblo abadi terus-terusan menghubungi Hera, bikin bad mood saja!" Ia sengaja tidak mengangkat panggilan dari Jodi. Bahkan ia mematikan ponsel istrinya.Jodi yang tau jika Hera mematikan ponselnya. Ia memastikan jika yang melakukan itu adalah King. "Hhhhhmm dasar serigala! posesif banget sih sama Hera. Emang dia pikir Hera hanya butuh komunikasi dengannya sajakah?" gerutuan Jodi sempat di dengar oleh nyonya Yesi ibunda King."Kenapa Jod?" tanya nyonya Yesi."P