Pengawal Juyan yang menerima telpon dari tuan Roland terpaksa agak telat masuk hotel. Ia juga melihat kedua pria dan wanita yang sedang bertengkar itu, ia melihat wajah si wanita sesuai dengan profil yang diberikan wanita itu, tetapi kemana tuan muda King?. Juyan pura-pura tidak mengenali perempuan itu. Ia melewatinya begitu saja. Juyan terus berjalan dan saat ini ia memasuki restoran dimana King berada.
Namun alangkah terkejutnya Juyan karena dari kejauhan ia melihat King sedang duduk bersama dengan seorang wanita. Juyan tidak dapat mengenali wanita itu, karena si wanita menghadap ke arah King dan membelakanginya. Ia semakin penasaran dengan wanita itu, karena wanita yang ia kenalkan kepada King telah pergi meninggalkan restoran. "Lantas siapakah wanita yang saat ini menemani King?" pikirnya dalam hati. "Dilihat dari belakang postur tubuh si wanita sangatlah proposional dan seksi, lalu siapakah wanita itu?." Karena penasaran ia mengambil langkah memutar sehingga ia bisa mengenali siapakah wanita itu sebenarnya.
Alangkah terkejutnya Juyan saat dari kejauhan ia melihat jika wanita itu adalah Hera, wanita yang membuat dunia King jungkir balik memarahi semua orang karena tidak mendapatkan desain interior untuk kantornya yang setara kemampuannya dengan Hera. Tetapi Juyan ingat perkataan sekretaris Wina yang berkata jika saat ini Hera sangat membutuhkan uang. Diam-diam tanpa sepengetahuan King, ia menyelidiki kehidupan Hera. Ia pun tau jika Hera saat ini membutuhkan uang sekitar tiga milyar untuk biaya pengobatan ayahnya.
Juyan menghampiri keduanya. "Woi, dari mana lo, lama banget, karatan gue nungguin lo!" Ujar King emosi. Namun Juyan tidak menggubris gerutuan King, ia lebih memilih melihat wajah Hera yang tiba-tiba pias. "Selamat sore nona Hera, apa kabar? Juyan menyapa Hera dengan senyum yang merekah di bibirnya.
King seketika heran, kenapa Juyan mengenali wanita ini. Terdengar ponselnya bergetar tanda pesan masuk. Ia buru-buru membuka pesan itu, dan ternyata pesan tersebut berasal dari Juyan yang berisikan "tuan muda, sepertinya Dewi keberuntungan sedang berpihak kepada anda, wanita yang di depan anda saat ini adalah nona Hera Sang Desain Interior yang anda tunggu-tunggu selama ini, semoga anda bijak menghadapi nona Hera."
Namun disaat King ingin memasukkan kembali ponselnya ke dalam sakunya, ponselnya bergetar lagi, ia segera membuka pesan, dan ternyata pesan tersebut dari ibunya, nyonya Yesi, yang mengatakan jika kepulangan mereka dipercepat, mereka akan sampai di Jakarta besok malam.
Wajah King tiba tiba terlihat garang dan rahangnya mulai mengeras. Ia harus mengambil keputusan secepat mungkin saat ini. "Jadi, anda adalah Hera?.anda yang mendesain kantor saya? Hera seketika bingung. Lalu Juyan kembali menjelaskan jika King adalah pemilik kantor yang ia desain. "Juyan sudah beberapa kali mengirimkan pesan melalui email kepada Anda, nona Hera, tetapi kenapa Anda tidak pernah membuka email itu?" Seru King menatap tajam ke arah Hera. "Ma..maafkan saya Tuan, akhir- akhir ini saya sibuk mengurus sesuatu," Hera menjawab sekenanya.
"Baiklah, penawaran saya di email itu tidak seberapa, lupakanlah," namun Hera penasaran, ia segera membuka email-nya, ia kaget jika Quality TBK menawarkannya gaji satu milyar untuk kembali melanjutkan mendesain ruangan CEO.
"Nona Hera, tolong anda fokus" Hera melirik ke arah King. "Dengarkan saya baik-baik, saya akan menawarkan anda lebih besar lagi, jika anda mau mengikuti apa yang saya mau, dan saya akan membayar anda lima kali lipat dari penawaran sebelumnya," ujar King hati hati.
"Maksud anda apa tuan?" Tanyanya bingung. King melanjutkan perkataannya, "anda akan menjadi istri bayaran saya selama satu tahun, kita sebagai pasangan suami istri sah, baik di mata hukum dan agama, tidak ada touch body atau semacamnya hanya sebagai istri, di atas kertas, apakah anda setuju?"
Juyan yang mendengarkan perkataan King itu sontak kaget dan tak mampu berkata- kata jika bosnya itu berani melakukan hal senekat itu. Hera tiba-tiba melongo, namun ponselnya yang berbunyi, kembali menyadarkannya.
Ternyata yang menghubungi Hera adalah adik tirinya Ewan yang mengabarkan jika ayahnya saat ini berada di rumah sakit dan sedang kritis. Mendengar hal itu Hera buru-buru keluar dari hotel tersebut, setelah sebelumnya ia berkata kepada King, jika ia sedang terburu-buru, King meninggalkan kartu namanya kepada Hera. Dan berkata jika ia akan menunggu jawaban Hera sampai tengah malam nanti. Sementara itu masih di restoran hotel, King sedang tersenyum sinis, "menarik banget, hahahaha gue akan balas dendam kepada wanita itu," gumamnya dalam hati. Juyan pun bertanya-tanya ada apa dengan tuannya, kok tiba-tiba tersenyum seperti itu?." "Tuan muda, Anda punya rencana apa dengan nona Hera?" King malah menatap Juyan dengan tajam, "wanita itu mau gue jadiin istri guelah! lo tau kan, bokap nyokap gue mau jodohin gue dengan seorang wanita yang gue nggak kenal". "Tapi bos, anda kan tidak mengenal nona Hera?" Seru Juyan sengit. "Hahahaha, makanya lo diam! gue yang atur skenario
Namun ada salah seorang sekuriti yang baik hati menunjukkan kepada Hera letak apartemen yang akan ia tuju. Setelah mengucapkan terima kasih kepada sekuriti itu, Hera segera menuju ke apartemennya King. Sedangkan di dalam apartemen, sejak dari tadi King merasa gelisah, takut Hera tidak menyetujui permintaannya. Maka ia harus siap-siap pasrah dijodohkan kepada wanita lain. Jika ia menikahi Hera setidaknya ia yang memilih wanita itu, dan ia harus patuh dengan semua aturan yang dibuat oleh King. Saat ini sudah menunjukkan pukul setengah dua belas lewat lima belas menit dan hampir tengah malam. Tidak ada satu pesan atau panggilan telpon pun dari Hera. Disaat king mulai menyerah menunggu kabar dari Hera, dan hendak tidur. Tiba-tiba bel pintu apartemennya berbunyi. Ia segera menuju pintu dan melihat dari layar kecil yang ada di pintu tersebut. Jika Hera yang datang. Seketika King berjingkrak-jingkrak kesenangan dan menyebut kata "yes! yes, yes!" beberapa kali. Ia kembali me
Tanpa rasa takut sedikit pun, Hera kembali memesan taksi online di tengah malam itu. Namun diam-diam sesuai perintah King, orang suruhannya mengikuti taksi yang membawa Hera ke rumah sakit. Sesampainya di rumah sakit, Hera segera menemui dokter, ia mengatakan jika saat ini ia memiliki setengah dari biaya operasi ayahnya. Dokter langsung menuliskan surat rekomendasi operasi untuk pak Tobi dan menyuruh Hera segera menyelesaikan pembayaran. Hati Hera sedikit lega setelah mengetahui jika besok pagi ayahnya akan di operasi. Namun disisi lain hatinya sedih karena besok ia tidak dapat mendampingi ayahnya untuk operasi. Saat ini ia berada di depan ruang tunggu ICU bersama dengan Ewan. Mereka sedang duduk di sebuah bangku panjang. Hera menyuruh Ewan untuk pulang ke rumah dan bergantian menjaga ayah mereka. Namun sebelum Ewan mengikuti perkataannya, ia memberanikan diri bertanya kepada Hera tentang semuanya. Dengan hati yang mantap, ia menceritakan semuanya kepada Ewan
Pukul lima pagi, Ewan kembali ke rumah sakit. Ia mendapati Hera tertidur di bangku panjang di depan ruang ICU. Ia mencoba membangunkannya dengan pelan. Karena kelelahan, Hera agak lama baru bisa terbangun. Ewan mengatakan jika sebentar lagi ayah mereka akan segera di operasi. Hera yang baru bangun kembali mengumpulkan nyawanya, bersamaan dengan itu, ponselnya berbunyi, ternyata pengawal Juyan yang mengirimkan pesan kepadanya. Mengingatkannya agar tidak telat datang. Karena hari ini mereka akan mendaftarkan pernikahan mereka ke kantor catatan sipil. Hera menjawab pesan Juyan dan mengatakan ia akan datang tepat waktu. Sebelum ayahnya masuk ruang operasi, terlebih dahulu Hera di panggil oleh dokter untuk menandatangani surat persetujuan dilakukannya tindakan operasi. Setelah semua urusan administrasi selesai, ayah Hera segera di bawa masuk ke dalam ruang operasi. Setelah m
Setelah semua dokumen selesai, tinggal ada tiga orang yang berada di ruangan itu. "Nona Hera, anda telah resmi menjadi istri tuan King, ada beberapa syarat-syarat yang ada harus patuhi," pengawal Juyan menyodorkan beberapa lembar kertas di hadapannya. Sedangkan King duduk santai di sofa, kembali sibuk di layar ipadnya. Hera menerima lembaran kertas itu dan mulai membacanya, ada beberapa peraturan yang harus ia patuhi, diantaranya yaitu : Mematuhi setiap aturan dari suami Tidak ada kontak fisik Bekerja di Quality TBK sampai suami mengatakan berhenti untuk bekerja Mengurusi semua kebutuhan suami Tinggal satu atap dengan suami Dilarang membantah perkataan suami Merahasiakan pernikahan dengan o
Juyan segera menghubungi dokter Leo. Dokter tersebut saat ini sedang berada dalam perjalanan. King segera membaringkan tubuh Hera diatas kasur. Ia menepuk-nepuk pipi Hera. "Kulitnya sangat halus," gumamnya dalam hati. Ia memandangi sekujur tubuh Hera, ada yang serasa menggelitik di balik celananya. "Shit! ada apa denganku?" Hanya dengan memandang wajahnya saja senjata pamungkas King yang sudah lama tertidur, kembali tegak bediri, torpedonya seakan sesak dan siap untuk meluncurkan beberapa tembakan maha dahsyat yang sudah lama terpendam. King buru-buru melepas tangannya yang sedang mengelus pipi Hera. Bersamaan dengan itu dokter Leo sampai. Ia segera memerintahkan dokter Leo untuk memeriksanya. Disaat dokter Leo ingin memeriksa Hera, ia memegang pergelangan tangannya untuk memeriksa denyut nadinya. Namun tanpa di duga King menepis tangan dokter Leo sambil berkata "hei, Apa yang anda lakukan! Berani
King segera masuk ke dalam kamar dan bertanya kepada dokter Yuna, "mengapa dia menangis?" King bingung melihat Hera menangis dan meringis sakit. Dokter Yuna terlihat mengoles ngoleskan kapas alkohol di lengan Hera yang sudah di tusuk oleh jarum infus. Dokter Yuna menjelaskan kepada King jika cairan infus berisi nutrisi ini memang menyebabkan rasa nyeri saat mengaliri pembuluh darah, salah satu cara untuk meringankan rasa nyeri dengan mengoles ngoleskan kapas alkohol. "Dokter, Bisakah infusnya dilepas saja?" Hera benar-benar tidak dapat menahannya lagi. King mengangguk tanda setuju dengannya. Dokter Yuna melihat jika cairan infus tersebut sudah setengah masuk ke dalam tubuh Hera. "Baiklah nona, saya akan melepasnya tetapi sebelumnya saya ingin bertanya terlebih dahulu, apakah anda sering pingsan seperti ini?" Hera menjawab jika saat ini adalah pertama kalinya ia pingsan.
Hidangan untuk lunch telah tersedia diatas meja, saat ini King dan Hera sedang menikmati makan siang mereka, King menyodorkan beberapa macam lauk di atas piringnya, membuat piringnya penuh menggunung, ia bingung bagaimana cara menghabiskan semua hidangan ini, namun karena intimidasi dari King, ia harus menghabiskan semua makanan itu. Pelan-pelan, Hera mencoba menghabiskan semua hidangan yang terisi dalam piringnya. Setelah selesai makan, King menyodorkan kembali vitamin yang harus diminum oleh Hera. "Ini juga terakhir kalinya gue lihat lo sakit! gue nggak suka perempuan lemah dan penyakitan, apa lo mengerti?" King menatap tajam ke arah Hera. "Ba..baik tuan." Ujarnya kaku. Juyan yang mendengar semua perkataan King, semakin yakin jika rencananya ini akan berhasil, apalagi dukungan dari dokter Leo yang berpura pura menyukai Hera, dan ia juga harus memberi perhatian lebih kepada Hera untuk meman
Lui langsung mencari sang mommy. "Selamat sore jagoan Opa?" sapa tuan Roland kepada cucunya. "Oma, Mommy kemana,kok nggak kelihatan?" ia bukannya membalas sapaan kakeknya. Ia malah menanyakan keberadaan sang mommy. Jadinya tuan Luther menjadi terbengong-bengong dengan sikap cucunya itu. Sifat Lui bertolak belakang dengan sifat kakaknya Kiran yang menyapa kedua kakek dan neneknya dengan semangat. "Welcome home.., Oma, Opa," ucap Kiran lalu memeluk keduanya. "Lui.., kamu nggak kangen sama Oma?" Nyonya Yesi pura-pura sedih. Ia sangat tau kelemahan cucunya. "Tentu saja, Lui kangen Oma," ujarnya lalu memeluk omanya dengan erat. Namun ia tidak mau memeluk opanya. "Opa jangan sedih ya, sini main sama aku saja," Kiran mengetahui raut kesedihan di&n
Empattahun kemudian,"Kiran.., anak Daddy, Where are youbaby..," ucap King yang mulai mencari keberadaan anak sulungnya itu di setiap ruangan dalam rumahnya, karena tadi ia sengaja mampir ke sekolah anaknya untuk menjemputnya, namun gurunya mengatakan jika si anak sudah dijemput duluan oleh seseorang.Jelas saja ia sangat kuatir karena Bu Gurunya kurang kenal dengan orang itu, ia hanya berkata jika ia adalah sopir keluarga Elwood.Ditambah lagi, istrinya Hera sedang ngambek dengannya sudah dua hari ini. Semua gara-gara putranya yang lahir setelah dua tahun Kiran hadir dalam kehidupan mereka.Lui Putra Elwood, demikian nama putra mereka. Walaupun Luimasih berumur 2 tahun namun tingkahnya seperti anak yang berumur lima tahun, ia sering kali menjalihi King.Satu persatu King menyebut nama-nama orang yang ada di rumahnya. Namun tidak ad
"Sayang.., pelan aduh..," King merasa sangat kesakitan karena untuk kesekiankalimya Hera menancapkan kuku-kukunya dilengan King.Saat ini Hera sedang berjuang di ruang persalinan untuk melahirkan bayi pertama mereka.King yang sok jago,melarang mami Yesi dan mama Lisma untuk menemaninya masuk ke ruang bersalin. Alhasil ia yang menjadi bulan-bulanan istrinya yang sedang berjuang melahirkan bayi mereka.Hera terlihat menahan rasa sakit yang teramat sangat, namun bibirnya sama sekali tak mengeluh, hanya sorot matanya yang mengeluarkan banyak air mata, mengisyaratkan rasa sakit yang mendalam."Sayang.., semangat baby, kamu pasti bisa!" King mencoba menyemangati Hera, ia juga menyeka keringat yangsudah bercampur air mata di wajah istrinya."Bu Hera, sekali lagi kita coba, kepala si kecil sudah mulai nongol nih, tarik napas dalam-dalam, l
Beberapa bulan kemudian,"Sayang.., i'm home baby.., where are you?" ucap King setengah berteriak mencari keberadaan istrinya di dalam kamar."Aku disini mas," jawab Hera yang baru saja selesai mandi."Kamu baru selesai mandi sayang? ayo buruan, aku akan mengantarmu ke rumah sakit," ujar King lagi."Lho mas, bukannya pagi ini kamu akan menghadiri meeting penting?" seru Hera bingung. Soalnya mami Yesi mengatakan jika suaminya sangat sibuk hari ini jadi, ibu mertuanya yang akanmenggantikan King untuk mengantarkannya ke rumah sakit."Sayang.., yang terpenting bagiku saat ini hanya kamu dan bayi kita, yang lain mah.., lewat! lagian kamu nggak usah kuatir ada dua tim kuat yang ikut mendukung suksesnya perusahaan kita," jelas King kepada istrinya."Maksud mas, tim kuat yang bagaimana sih?"
Pagi hari pukul enam, Hera terbangun dan merasakan badannya terasa capek. Ia melihat sekelilingnya, "aku ada dimana?" gumamnya dalam hati.Ia lalu mengitari pandangannya di dalam ruangan itu. Akhirnya ia tau jika ia sedang berada di dalam rumah sakit.Tangannya juga telah di infus, ia lalu mengingat bayi di dalam kandungannya."Bayiku.., apakah kamu baik-baik saja nak?" Hera mulai terisak, dan menangis tersedu-sedu. Tuan Roland danNyonya Yesi yang sedang menjaga Hera seketika terbagun dari sofa yang mereka tiduri."Pi.., Hera sudah sadar! segera hubungi dokter!" pinta nyonya Yesi kepada suaminya.Sementara ia sendiri menghampiri ranjang tempat Hera terbaring."Ra.., kamu sudah bangun?" sapa nyonya Yesi lembut."Mi.., bayiku mi.., bayiku bagaimana mi?" isaknya lagi."Kamu tenang ya Ra, cucu mami
Juyan yang baru saja mendapat laporan dari Jonas, jika Hera saat ini di rawat di sebuahrumah sakit, segera membawa King menuju rumah sakit dimana Hera sedang dirawat.Sepanjang perjalanan King mencoba terus mengumpulkan kesadarannya. Ternyata pengaruh wine yang ia minumtadi mulai bereaksi.Sesampai di rumah sakit, ia langsung menerobos masuk ke dalam ruangan unit gawat darurat, ia tidak peduli lagi jika beberapa perawat menghalangi jalannya.Ia melihat istrinya yang terbaring tidak sadarkan diri, dengan wajah pucat dan infus yang terpasang di tangannya.Ia lalu menggenggam tangan istrinya sambil menangisia berkata, "Ra.., kamu kenapa sayang? maafkan aku, bangun baby.., maafkan aku..," lirihnya."Dokter bagaimana keadaan istri saya?" tanyanya kepada dokter yang bertugas di UGD saat itu."Kondisi pasien saat ini
Sepanjang malam King terus mengitari jalanan kota Jakarta malam itu, namun ia tidak dapat menemukan jejak istrinya Juyan yang merasa kasihan dengan bosnya dari tadi tetap setiap mengikuti mobil King kemana pun ia pergi. Sementara itu, di sebuah apartemen, Hera tak henti-hentinya menangis. Berbagai cara dilakukan oleh Fred agar Hera berhenti untuk menangis namun sama sekali tidak berhasil. "Sudahlah Ra, untuk apa kamu menangisi suamimu yang tidak becus itu! itu hanya akan membuang-buang energimu, sudahlah lupakan saja masalah itu, anggap saja semua hanyalahangin lalu!" Fred bukannya membuat Hera tenang malah yang ia lakukan semakin memprovokasi Hera. "Kurang ajar lo,King! semua ini gara-gara lo! tunggu saja pembalasanku!" Fred mengeraskan rahangnya saat ini. Ia lalu
"Saya baru dapat kabar, dari seorang pengintai,jika Hera terlihat bersama Fred," Jonas segera memperlihatkan ponselnya yang menampilkan Hera dan Fred yang terlihat masuk ke dalam sebuah mobil. "Bajingan! jadi lo kerjasama dengan dengannya?!"dengan cepat King melayangkan tinjunya ke wajah Jonas. "Jo..nas..," Amel berteriak histeris dan segera menghampiri Jonas yang terjatuh di lantai karena mendapat serangan tiba-tiba dari King. "Lo pikir gue nggak tau, jika bokap lo yang menghancurkan perusahaan ayah Tobi?" Juyan terlihat menahan King yang ingin kembali menghajar Jonas. Jonas terlihat meringis kesakitan, lalu bangkit dari lantai dan mencoba untuk berdiri dibantu oleh Amel. Ia mulai berkata, "gue sama sekali tidak tau-menahu tentang rencana Fred untuk menculik Hera! dan mengenai perusahaan ayahnya Hera
Sarah terlihat menggeleng-gelengkan kepalanya karena Jodi juga ikut-ikutan menatapnya penuh emosi saat ia melihat foto Sarah yang memeluk King.Hatinya merasa marah karena diam-diam Sarah mulai menarik perhatiannya. Dan ia sudah bertekad untuk lebih mengenalnya. Namun lagi-lagi ia harus menelan rasa kecewa karena cinta karena Sarah ternyata bukan gadis baik-baik."Itu semua tidak benar, semua ini hanya salah paham, aku.., aku.. bisa menjelaskannya..," lirihnya sambil mulai menangis.Sarah tiba-tibamenyesal telah memeluk King saat itu. Ia tidak menyangka jika ada orang yang akan diam-diam mengambil beberapa fotonya dengan King.Awalnya memang niat Sarah masuk ke perusahaan King untuk merayunya dan mengacaukan pernikahannya dengan Hera.Namun seiring berjalannya waktu, King yang menugaskannya menjadi sekretaris Jodi telah merubah segalanya.