Home / Romansa / THE HANDSOME PROFESSOR'S WIFE / Menikah Akibat fitnah

Share

Menikah Akibat fitnah

last update Last Updated: 2024-12-19 21:47:53

"Bismillahirrahmanirrahim, saya terima nikahnya Clara binti Bapak Ardi dengan mas kawin 25 gram emas beserta alat salat dibayar kontan," ucap Pak Aris dengan lancar. Aku masih merasa ini mimpi. Kenapa aku mendadak mengiyakan waktu itu untuk menikah dengan Pak Dosen?

"Bagaimana para saksi?" tanya sang penghulu.

"Sah," ucap para tamu undangan yang hadir di acara akad nikahku dengan Pak Aris. Tidak banyak, hanya sekitar 50 orang, itu pun kebanyakan dari pihak Pak Aris. Dari pihakku hanya ada aku, Emak, dan pamanku yang menjadi wali nikahku.

Pak Aris mengulurkan tangannya ke arahku, dan ibu mengisyaratkan agar aku menerima dan mencium tangan Pak Aris bukan bibirnya, jangan ngarep! Setelah mencium tangannya, giliran Pak Aris yang mencium keningku, lalu berdoa di atas ubun-ubun ku sebelum mengecupnya. Rasanya deg-degan menikah dengan pria populer seperti Pak Aris.

"Selamat ya, Clara. Akhirnya ada laki-laki yang mau tanggung jawab," ucap pamanku dengan mulut sembrononya. Kalau dia bukan adik bapak, sudah kudoakan yang tidak-tidak. Bukankah doa orang terzalimi itu makbul?

"Memangnya aku hamil di luar nikah, Paman, sampai paman ngomong begitu?" bisikku pelan. Aku tidak mau para tamu undangan jadi kepo dengan keadaan keluargaku yang kacau. Emak akhirnya melerai agar aku mengalah.

"Sudahlah, Nak. Biarkan saja mereka dengan pendapat mereka. Toh, semakin kita membela diri, di mata mereka kita semakin salah. Tidak apa-apa, semuanya akan ada hikmahnya," ucap Emak meyakinkanku. Rasanya aku ingin merobek mulut mereka satu per satu. Aku hanya menghembuskan napas lelah, untung pamanku yang menyebalkan itu segera pergi.

Tak lama, Pak Aris datang memberikan sebotol air mineral. Aku menerimanya karena memang haus—haus kasih sayang, haha. Tapi ngomong-ngomong soal Pak Aris, hari ini dia keren banget, terutama saat ijab kabul tadi.

Penampilannya jangan ditanya! Kemeja putih yang dibalut jas hitam serta peci hitam di atas kepalanya. Tidak heran banyak fans-nya. Walaupun sifatnya galak, tetap saja memikat. Kalau aku? Jangan ditanya, hanya gadis miskin yang sedikit beruntung karena bisa menikah dengannya. Meski aku belum tahu bagaimana kelanjutan pernikahan ini ke depannya.

Pak Aris menatapku dalam-dalam dengan ekspresi aneh yang tak bisa kubaca.

Aku segera memalingkan wajahnya dengan tanganku. Memang tidak sopan, tapi kesal juga lama-lama dipandang seperti itu, meskipun oleh pria ganteng.

Pak Aris tidak berkata apa-apa, tapi dia menggenggam tanganku erat dan tidak dilepaskannya lagi.

'Apa sih, bapak-bapak ini? Mentang-mentang sudah halal. Tapi senang juga sih. Ya kapan lagi dipegang cogan dengan banyak fans seperti dia?'

Setelah akad nikah, aku dan Emak diboyong ke rumah Pak Aris. Aku melihat Emak begitu bahagia. Akhirnya, Emak bisa lepas dari pekerjaan sebagai buruh cuci pakaian tetangga. Melihat hal itu, aku tidak sedikit pun menyesali keputusan sepihak Pak Aris.

"Nak Aris, ibu-bapak Nak Aris di mana?" tanya Emak kepada Pak Aris. Aku juga kepo sih ingin tahu bagaimana orang tua Pak Aris. Anak seperti ini, pasti keturunan mereka luar biasa.

"Mereka ada di Amerika, Bu. Besok lusa mereka baru datang ke Indonesia," jawab Pak Aris dengan senyum hangatnya.

Dia bisa senyum seperti itu ke Emak, tapi ke aku? Ekspresinya seperti buldoser yang mau menghancurkan batu aspal. Tidak pernah ada senyum sedikit pun.

"Mereka tahu tidak kamu menikah dengan anak Ibu, Nak Aris?" tanya Emak lagi, sepertinya khawatir aku dapat mertua yang mandang status sosial seperti bibiku.

"Sudah tahu, Bu. Ibu tidak perlu khawatir," jawabnya sangat ramah. Tapi ramah-tamah itu tidak pernah ada padaku.

Tak lama sampailah di rumah Pak Aris yang beberapa hari lalu, aku numpang neduh di sini.Gak mimpi juga sih bisa kesini lagi.

"Bi tolong antarkan ibu mertuaku ke kamar yang sudah saya suruh bereskan, "perintah pak Aris, yang entah sejak kapan ada pembantu di rumahnya.

"Iya den, Ayok nyonya"Emak mengikuti pembantu itu dan mereka terlibat pembicaraan yang akrab, sedangkan aku masih berdiri dan berniat menyusul emakku sebelum pak Aris menarik ku dari belakang.

"Mau kemana?" Tanyanya dengan datar aku dengan gagu menjawab.

"Nyusul emak, " Jawab Ku jujur ajalah, Pura-pura lupa juga bakal jadi masalah besar.

"Tidak lupakan sudah menikah?" Ucapanya mengingatkan.

"Oh jelaslah saya lupa? " Pak Dosen malah menatapku dengan tatapan membunuh. Aku hanya tersenyum lebar tanpa dosa.

"Ikuti saya" Ajaknya padaku, akupun segera ngekor kedia, pak Aris ngambil alih koper yang aku pegang dan naik ke lantai dua, aku kira akan di kasih kamar yang kemarin yang di bawah tangga.

Aku baru liat sekarang kalau rumah pak dosen begitu besar dan itu hanya di tinggali berdua, apa gak takut mereka ya. "Bapak tinggal berdua disini. " Tanyaku, tapi dia gak menjawab, aku kesel sendiri kenapa aku mau ya kemarin nikah sama dia.

Pak Aris terus berjalan menuju kamar yang paling ujung, apa mungkin kamarku yang disana

Aku terus membuntuti pak Aris dari belakang, sambil mengamati interior rumah berlantai dua, ada halaman luas yang sangat enak di pandang dan juga ada teras rumah yang enak buat ngemil dan ngeteh di pagi dan sore hari, terlalu asyik mengamati aku sampai menabrak punggung pak Aris yang telah berhenti. "Kamu lihat pake apa?

" Pake matalah, masa pake sepatu"jawabanku malah di balas tatapan tajam oleh pak Aris, kemudian dia segera masuk ke dalam kamar dan aku terus membuntutinya layaknya ekor.

Aku Pura-pura gak lihat tapi kok pak Aris gak keluar malah melepaskan pakaian.

"Bapak kenapa gak keluar. "

Pak Aris menatapku dengan tangan yang masih membuka kancing bajunya.

"Kamu ngusir saya?"

Aku kelabakan pas pak Aris bilang gitu, aku mau keluar lagi dari dalam kamar tapi pak Aris

segera menutup pintu dan kedua tangannya menghalangiku sehingga aku terkurung di antara dia dan otot sobeknya yang menggoda, serta pintu yang terbuat dari kayu jati mahal.

"Pa-k j-angan be-gini. " Aku gugup ya Allah nafas pak Aris bikin detak jantungku hampir hilang setengahnya.

"Kenapa, toh sudah sah ini? " Ucapnya yang malah mendekatkan wajahnya ke arahku, aduh sial Gimana ini ya Allah, salting aku salting banget di tatap cowok ganteng.

"So-alny aku mau pipis, kalau pipis di celana kan malu, nanti bau pesing hehe. "Ucapku sebenarnya sih ber alasan, dia akhirnya melonggarkan tangannya dan segera lari ke kamar mandi tapi lupa bawa baju ganti.

Aku memegangi jantungku yang detaknya tidak normal dari tadi, udah tahu ganteng masiih aja

ngedeketin itu muka ke arah ku, tak sadarkah mukannya itu menyebarkan penyakit, penyakit ingin memiliki, dalam hati aku berteriak kencang sambil menutup mukaku, padahal aku udah janji gak bakal suka tapi ternyata.

"Terpesona aku terpesona pada wajahmu,"

Aku segera menetralkan laju detak jantungku, eh pas udah lepas kebaya pengantin aku gak nemuin baju ganti.

"Astaghfirullah, penyakit lupaku."ucapku sambil menarik handuk yang terkait di gantungan, di kamar mandi. Ngintip aku melihat pak libra masih disana duduk di kursi sambil membaca, entah kertas apa itu mungkin kertas cacian dari hatersnya atau surat cinta dari fansnya aku gak peduli, aku pokoknya sekarang mandi dulu sambil menunggu pak Aris pergi.

Ngomong-ngomong soal pak Aris, kalau pakaian sekamar, ber- arti tidur juga.

"Sekasur."gumamku sambil mengguyurkan air kekepala, menghilangkan semua debu dan kotoran termasuk kotoran otak sendiri yang selalalu berpikir aneh-aneh aku harus tenang emang kan kalau udah nikah tidur sekasur kan wajar

Aku bulak-balik dulu, pas Setelah mandi selama 30 menit, karna mandinya sambil ngelamun ngulurin waktu,aku ambil handuk, dan aku coba panggil-panggil pak Aris tapi tak ada jawaban, kurasa aman akhirnya aku memutuskan keluar hanya dengan menggunakan gaun handuk, dan rambut basahku aku lilitkan handuk kecil yang sepertinya khusus rambut juga, rambut kepala ya bukan rambut yang lain.

Kurasa aman, jadi aku putuskan keluar dan tak menemukan pak Aris, Aku mengambil dalaman dan pakaianku dan memakainya dengan santai sampai nyanyi -nyanyi pula, tapi pas udah beres aku terkejut melihat pak Aris berdiri di depan pintu deng tangan bersedikap dada.

"Ba-pak sejak kapan disitu "

tanyaku sambil meraih handuk dan menutupi rambut yang belum ku tutup.

"Sudah sejak lama."ucapnya sambil berjalan ke arahku.

"Astaghfirullah jadi bapak lihat semua."

"Kenapa enggak, kamu kan istri saya."

Golok mana golok.

Related chapters

  • THE HANDSOME PROFESSOR'S WIFE    Ranjang Tidur Penuh Drama

    Sumpah rasanya aku malu luar biasa, tak bisa melihat pak Aris lagi, pak Aris melihat semuanya tapi masih bersikap biasa dia normal atau tidak. "Rambut basah jangan langsung di tutup."ucap pak Aris, yang tiba-tiba saja menghardrayer rambutku antara romantis dan menyeramkan, menyeramkan ya begitu aku mencoba menjadi perempuan ber otak bersih tapi entah kenapa ya Allah, mataku malah melihat ke arah lain. "Terimakasih pak?"ucapku,dia dengan tatapan teduh masih mengeringkan rambutku. "Saya bukan bapak kamu," balasnya pelan, emang bener sih tapi kan bapak Dosen. "Kan bapak Dosen."ucapku tak mau kalah, pak Aris mematikan hardrayernya kemudian dia, sedikit membungkukan badannya dan menatap mataku dengan tatapan yang aduhai bikin kaki lemas tak berdaya. Dia cuma diem dan terus menatapku, apa dia berencana menggodaku, oke aku tatap balik matanya siapa takutkan. Kami saling tatap-tatapan, sampai aku duluan yang memalingkan wajah, damagenya bukan main apa lagi pas liat dia senyum. "Bapak g

    Last Updated : 2024-12-19
  • THE HANDSOME PROFESSOR'S WIFE    Hubungan yang dirahasiakan

    "mas Aris besok harus kekampus."aku merasakan kalau mas Aris menciumi tengkukku, bulu bulu kumis dan jenggotnya yang baru tumbuh bikin geli. Sekarang aku tahu Mas Aris menikahiku bukan karna cinta, tapi Karna sebatas ingin halal dan menyentuh tubuhku. "Ya udah tidurlah."mas Aris memelukku dengan erat, dagunya di simpan di kepalaku, kaki besarnya menindih pinggulku. Kalau begini, bagaimana caranya aku gerak. Apa mungkin dia ngambek ya, ah masa bodo besok ada kelasnya aku gak boleh kesiangan. Besok paginya. Sehabis sholat subuh, aku segera turun untuk pergi memasak dan juga menyiapkan kopi, serta cemilan untuk mas Aris. Emang gak di suruh tapi sebagai istrikan harus bisa merawa suami, walaupun awalnya suami tak di inginkan, tapi selama bisa di perjuangkan tidak boleh gampang menyerahkan. Lagian mas Aris kurang apa coba, ya mungkin kurang waras aja, sisanya kurang minum obat. ."ini mas kopinya sama pisang goreng."ucapku, Alis mas Aris terlihat di angkat, meremehkan makan

    Last Updated : 2025-01-03
  • THE HANDSOME PROFESSOR'S WIFE    Cemburu

    Mas Aris menarikku ke dalam pangkuannya, setelah aku ijin ke mama mertua mau mandi dulu.Kaget sumpah, apa lagi aku duduk pas di tengah-tengah."Mas ngapain,"Tapi mas Aris tidak bicara apa-apa, dia malah menatap mataku dalam diam.Dia gak ngomong apa-apa, mengambil tanganku yang di pegang Raditya tadi, setelah itu dia menjilatinya dengan lidahnya, astaghfirullah kelakuannya membuat ku deg-degan terus."Tidak boleh ada pria lain yang menyentuh mu, selain mas."Ucapnya."Apa?"aku bertanya, takut pendengaranku salah."Mas, aku mau mandi mau..Kata-kataku terhenti saat wajah mas libra, mencium bibirku lalu melumatnya pelan."Kamu istri mas, gak boleh dekat sama lelaki lain."ucapannya malah membuat aku semakin tidak percaya. "Terus mas bisa dekat dengan perempuan lain gitu, "ucapku dengan perasaan masih berdebar - debar, aku kan udah janji gak bakal suka mas Libra, tapi kok jadi begini kalau deket sama pisik mas Aris suka gugup gak jelas."Mau gimana lagi mas kan dosen."ucapnya membela di

    Last Updated : 2025-01-03
  • THE HANDSOME PROFESSOR'S WIFE    Hak Menjadi Suami

    "Mas nanti malam minta hak, mau tak mau, kamu harus mau." ucapnya mutlak.Aku mendadak keringat dingin, kalau mas Aris minta haknya, berarti hak nganu donk."Tapi Mas Aris,' ""Gak boleh nolak, itu sudah kewajiban kamu."ucapnya kemudian dia mengecup keningku, dan berkata lagi dengan wajah datarnya."Badanmu bau laki-laki itu, sekarang mandi dan ganti baju, kemudian temui mas di depan."Habis ngomong gitu, mas Aris pergi begitu saja, yang terbayang di otakku adalah kata Hak.Mas Aris minta hak, di otaku terbayang adegan yang pernah aku baca di novel dewasa, di cium dadakan juga masih salting setengah mati, ini minta hak bisa pingsan duluan sebelum selesai, apa lagi badan mas Aris kan bagus, gimana ini kok aku yang jadi berdebar sendiri, aku harus membersihkan otak ku dengan mandi pokoknya, kuraih handuk dan peralatan mandi yang lainnya.Mas Aris kenapa minta harus bilang-bilang dulu, langsung juga pasti di kasih eh. Otaku makin gak beres, aku harus cepat-cepat beres..Clara pop End.D

    Last Updated : 2025-01-05
  • THE HANDSOME PROFESSOR'S WIFE    Pengganggu

    Aku merapikan penampilanku ,hari ini aku ingin tampil sedikit beda, aku ingin membuat mas Aris marah dan kesal, ya syukur -syukur kalau sampai emosi.Meskipun badanku masih lelah gara-gara ah entahlah memikirkannya juga jadi malu, aku harus tetap masuk kuliah.Kakiku masih linu buat jalan, untungnya mama mertuaku yang baik hati dan tidak sombong memberikan ramuan penghilang nyeri, kayaknya mama tau aku habis di unboxing anaknya dengan kejam."Habiskan ini nak, biar rasa sakitnya cepat hilang."ucap mamah mertuaku, melihatnya jadi ingat emakku, nanti habis kuliah aku harus ve dia."Iya mah, makasih."aku mengambil minuman itu dan segera meminumnya, jangan di Tanya rasanya seperti apa, rasanya seperti janji-janji manta dulu, manis -manis sepet pahit.Pagi tadi saat Bangun tidur badanku remuk semua rasanya, bagian kemaluanku sakit dan perih, si pelaku jangan di tanya dia ngapain aja, dia cuma natap aku tanpa kedip pula, apa aku se aneh itu?"Aris kasar sama kamu ya nak?" Pertanyaan mamah m

    Last Updated : 2025-01-05
  • THE HANDSOME PROFESSOR'S WIFE    Bully

    "Mas mau pernikahan kita di publikasikan, sayang, "ucap Aris pada Clara, Clara yang tadinya mau balik ke kelas kaget sekali, jadi alesannya ini, masnya tadi bawa dia masuk kedalam kampus pake mobilnya."Mas waras?"tanya Clara pada Aris."Kalau mau tau, mas waras atau ngk nya kemari lah, "ucap Aris sambil menyeruput kopi hitam buatan Clara.Clara menyesal, kenapa dia tidak menggantinya dengan garam tadi, biar tahu rasa dia minum kopi rasa air laut."Aku harus kuliah mas, Assalamualaikum"Clara langsung pergi, dari ruangan Aris.Satu ruangan dengan dosen menyebalkannya itu, membuatnya merasakan perasaan bumbu pecel, pedas, gurih, manis, semuanya terasa di relung hati.Sesampainya di kelas, dia jadi tatapan satu kelas, biasanya kan pada cuek, mau dia salto kek, jungkir balik kek tidur ngorok kek gak pernah ada yang peduli.Tapi sekarang setiap langkahnya Clara, selalu jadi tatapan kepo dari mereka, seperti ada harta Karun di bawah kakinya.Clara segera duduk di tempat duduknya, tapi kok a

    Last Updated : 2025-01-06
  • THE HANDSOME PROFESSOR'S WIFE    Mas Aris

    "Mas, ngapain." Aku mundur kebelakang, ketika mas Aris terus berjalan sambil menatap ke arah ku, sehabis makan malam tadi saman kawan-kawannya dia jadi anehkan."Jadi kamu terpaksa nikah sama mas, " Ucap mas Aris, aku kepentok di dekat pintu kamar mandi."Awalnya sih mas, tapi sekarang enggak, "Aku jawab jujur aja ah, takut mas Aris hilap dan skripsiku di tahan kelak.Mas Aris masih berdiri di depanku, tangannya menghalangiku, dari arah kiri dah mana. Dia gak ngomong apa-apa cuma diem."Mas, ".."Hmm""Ngejauh gak, " Aku sesak banget liat badan mas Aris yang gede, gede sama otot-otot nga gatal kali nih tangan pingin ngeraba eh, tapi jangan deh, jaga harga diri."Kenapa harus ngejauh? " Tanya Mas Aris, aku gak punya alasan logis lagi, masa iya harus mempermalukan diriku sendiri."Aku mau kentut, " Balas ku dengan wajah panas, menahan rasanya malu sekali."Tinggal kentut. " Ucap mas Aris gampang.Gampang kali dia kalau ngomong, tak tau perasaan ku membuncah, ingin menyentuh tubuhmu mass.

    Last Updated : 2025-01-07
  • THE HANDSOME PROFESSOR'S WIFE    Clara adalah namaku

    Namaku Clara. Aku bukan putri emas, apalagi emas murni yang diperlakukan seperti putri sendiri. Aku ini cuma anak yatim yang tinggal di gubuk kecil bersama emak, hidup pas-pasan seperti ranting yang tua dan jatuh dari pohonnya.“Hmmmm...” Aku masih ingin memejamkan mata, bermesraan dengan bantal guling. Tapi kenyataan memaksaku untuk bangun. Aku tidak boleh malas-malasan. Emak harus ku bahagiakan. Apalagi bapakku sudah lama pergi menghadap Yang Maha Kuasa, meninggalkan aku dan emak sendirian.Selepas aku bangun, aku tak lupa tuk berdoa kepada yang memberi aku nafas serta kehidupan yang aku syukuri, aku langsung membereskan kamar dan bersiap-siap untuk kuliah.Walaupun aku dan Emak miskin, pendidikan adalah prioritas bagiku. Kalau bisa emak harus berhenti bekerja jadi tukang cuci di rumah tetangga yang mulutnya seperti speaker rusak, aku harus berhasil. Bukan berhasil cari cowok kaya...eh, bukan itu! Aku harus lulus kuliah dan mendapatkan pekerjaan yang layak.Dengan baju lusuh yang su

    Last Updated : 2024-12-19

Latest chapter

  • THE HANDSOME PROFESSOR'S WIFE    Mas Aris

    "Mas, ngapain." Aku mundur kebelakang, ketika mas Aris terus berjalan sambil menatap ke arah ku, sehabis makan malam tadi saman kawan-kawannya dia jadi anehkan."Jadi kamu terpaksa nikah sama mas, " Ucap mas Aris, aku kepentok di dekat pintu kamar mandi."Awalnya sih mas, tapi sekarang enggak, "Aku jawab jujur aja ah, takut mas Aris hilap dan skripsiku di tahan kelak.Mas Aris masih berdiri di depanku, tangannya menghalangiku, dari arah kiri dah mana. Dia gak ngomong apa-apa cuma diem."Mas, ".."Hmm""Ngejauh gak, " Aku sesak banget liat badan mas Aris yang gede, gede sama otot-otot nga gatal kali nih tangan pingin ngeraba eh, tapi jangan deh, jaga harga diri."Kenapa harus ngejauh? " Tanya Mas Aris, aku gak punya alasan logis lagi, masa iya harus mempermalukan diriku sendiri."Aku mau kentut, " Balas ku dengan wajah panas, menahan rasanya malu sekali."Tinggal kentut. " Ucap mas Aris gampang.Gampang kali dia kalau ngomong, tak tau perasaan ku membuncah, ingin menyentuh tubuhmu mass.

  • THE HANDSOME PROFESSOR'S WIFE    Bully

    "Mas mau pernikahan kita di publikasikan, sayang, "ucap Aris pada Clara, Clara yang tadinya mau balik ke kelas kaget sekali, jadi alesannya ini, masnya tadi bawa dia masuk kedalam kampus pake mobilnya."Mas waras?"tanya Clara pada Aris."Kalau mau tau, mas waras atau ngk nya kemari lah, "ucap Aris sambil menyeruput kopi hitam buatan Clara.Clara menyesal, kenapa dia tidak menggantinya dengan garam tadi, biar tahu rasa dia minum kopi rasa air laut."Aku harus kuliah mas, Assalamualaikum"Clara langsung pergi, dari ruangan Aris.Satu ruangan dengan dosen menyebalkannya itu, membuatnya merasakan perasaan bumbu pecel, pedas, gurih, manis, semuanya terasa di relung hati.Sesampainya di kelas, dia jadi tatapan satu kelas, biasanya kan pada cuek, mau dia salto kek, jungkir balik kek tidur ngorok kek gak pernah ada yang peduli.Tapi sekarang setiap langkahnya Clara, selalu jadi tatapan kepo dari mereka, seperti ada harta Karun di bawah kakinya.Clara segera duduk di tempat duduknya, tapi kok a

  • THE HANDSOME PROFESSOR'S WIFE    Pengganggu

    Aku merapikan penampilanku ,hari ini aku ingin tampil sedikit beda, aku ingin membuat mas Aris marah dan kesal, ya syukur -syukur kalau sampai emosi.Meskipun badanku masih lelah gara-gara ah entahlah memikirkannya juga jadi malu, aku harus tetap masuk kuliah.Kakiku masih linu buat jalan, untungnya mama mertuaku yang baik hati dan tidak sombong memberikan ramuan penghilang nyeri, kayaknya mama tau aku habis di unboxing anaknya dengan kejam."Habiskan ini nak, biar rasa sakitnya cepat hilang."ucap mamah mertuaku, melihatnya jadi ingat emakku, nanti habis kuliah aku harus ve dia."Iya mah, makasih."aku mengambil minuman itu dan segera meminumnya, jangan di Tanya rasanya seperti apa, rasanya seperti janji-janji manta dulu, manis -manis sepet pahit.Pagi tadi saat Bangun tidur badanku remuk semua rasanya, bagian kemaluanku sakit dan perih, si pelaku jangan di tanya dia ngapain aja, dia cuma natap aku tanpa kedip pula, apa aku se aneh itu?"Aris kasar sama kamu ya nak?" Pertanyaan mamah m

  • THE HANDSOME PROFESSOR'S WIFE    Hak Menjadi Suami

    "Mas nanti malam minta hak, mau tak mau, kamu harus mau." ucapnya mutlak.Aku mendadak keringat dingin, kalau mas Aris minta haknya, berarti hak nganu donk."Tapi Mas Aris,' ""Gak boleh nolak, itu sudah kewajiban kamu."ucapnya kemudian dia mengecup keningku, dan berkata lagi dengan wajah datarnya."Badanmu bau laki-laki itu, sekarang mandi dan ganti baju, kemudian temui mas di depan."Habis ngomong gitu, mas Aris pergi begitu saja, yang terbayang di otakku adalah kata Hak.Mas Aris minta hak, di otaku terbayang adegan yang pernah aku baca di novel dewasa, di cium dadakan juga masih salting setengah mati, ini minta hak bisa pingsan duluan sebelum selesai, apa lagi badan mas Aris kan bagus, gimana ini kok aku yang jadi berdebar sendiri, aku harus membersihkan otak ku dengan mandi pokoknya, kuraih handuk dan peralatan mandi yang lainnya.Mas Aris kenapa minta harus bilang-bilang dulu, langsung juga pasti di kasih eh. Otaku makin gak beres, aku harus cepat-cepat beres..Clara pop End.D

  • THE HANDSOME PROFESSOR'S WIFE    Cemburu

    Mas Aris menarikku ke dalam pangkuannya, setelah aku ijin ke mama mertua mau mandi dulu.Kaget sumpah, apa lagi aku duduk pas di tengah-tengah."Mas ngapain,"Tapi mas Aris tidak bicara apa-apa, dia malah menatap mataku dalam diam.Dia gak ngomong apa-apa, mengambil tanganku yang di pegang Raditya tadi, setelah itu dia menjilatinya dengan lidahnya, astaghfirullah kelakuannya membuat ku deg-degan terus."Tidak boleh ada pria lain yang menyentuh mu, selain mas."Ucapnya."Apa?"aku bertanya, takut pendengaranku salah."Mas, aku mau mandi mau..Kata-kataku terhenti saat wajah mas libra, mencium bibirku lalu melumatnya pelan."Kamu istri mas, gak boleh dekat sama lelaki lain."ucapannya malah membuat aku semakin tidak percaya. "Terus mas bisa dekat dengan perempuan lain gitu, "ucapku dengan perasaan masih berdebar - debar, aku kan udah janji gak bakal suka mas Libra, tapi kok jadi begini kalau deket sama pisik mas Aris suka gugup gak jelas."Mau gimana lagi mas kan dosen."ucapnya membela di

  • THE HANDSOME PROFESSOR'S WIFE    Hubungan yang dirahasiakan

    "mas Aris besok harus kekampus."aku merasakan kalau mas Aris menciumi tengkukku, bulu bulu kumis dan jenggotnya yang baru tumbuh bikin geli. Sekarang aku tahu Mas Aris menikahiku bukan karna cinta, tapi Karna sebatas ingin halal dan menyentuh tubuhku. "Ya udah tidurlah."mas Aris memelukku dengan erat, dagunya di simpan di kepalaku, kaki besarnya menindih pinggulku. Kalau begini, bagaimana caranya aku gerak. Apa mungkin dia ngambek ya, ah masa bodo besok ada kelasnya aku gak boleh kesiangan. Besok paginya. Sehabis sholat subuh, aku segera turun untuk pergi memasak dan juga menyiapkan kopi, serta cemilan untuk mas Aris. Emang gak di suruh tapi sebagai istrikan harus bisa merawa suami, walaupun awalnya suami tak di inginkan, tapi selama bisa di perjuangkan tidak boleh gampang menyerahkan. Lagian mas Aris kurang apa coba, ya mungkin kurang waras aja, sisanya kurang minum obat. ."ini mas kopinya sama pisang goreng."ucapku, Alis mas Aris terlihat di angkat, meremehkan makan

  • THE HANDSOME PROFESSOR'S WIFE    Ranjang Tidur Penuh Drama

    Sumpah rasanya aku malu luar biasa, tak bisa melihat pak Aris lagi, pak Aris melihat semuanya tapi masih bersikap biasa dia normal atau tidak. "Rambut basah jangan langsung di tutup."ucap pak Aris, yang tiba-tiba saja menghardrayer rambutku antara romantis dan menyeramkan, menyeramkan ya begitu aku mencoba menjadi perempuan ber otak bersih tapi entah kenapa ya Allah, mataku malah melihat ke arah lain. "Terimakasih pak?"ucapku,dia dengan tatapan teduh masih mengeringkan rambutku. "Saya bukan bapak kamu," balasnya pelan, emang bener sih tapi kan bapak Dosen. "Kan bapak Dosen."ucapku tak mau kalah, pak Aris mematikan hardrayernya kemudian dia, sedikit membungkukan badannya dan menatap mataku dengan tatapan yang aduhai bikin kaki lemas tak berdaya. Dia cuma diem dan terus menatapku, apa dia berencana menggodaku, oke aku tatap balik matanya siapa takutkan. Kami saling tatap-tatapan, sampai aku duluan yang memalingkan wajah, damagenya bukan main apa lagi pas liat dia senyum. "Bapak g

  • THE HANDSOME PROFESSOR'S WIFE    Menikah Akibat fitnah

    "Bismillahirrahmanirrahim, saya terima nikahnya Clara binti Bapak Ardi dengan mas kawin 25 gram emas beserta alat salat dibayar kontan," ucap Pak Aris dengan lancar. Aku masih merasa ini mimpi. Kenapa aku mendadak mengiyakan waktu itu untuk menikah dengan Pak Dosen? "Bagaimana para saksi?" tanya sang penghulu. "Sah," ucap para tamu undangan yang hadir di acara akad nikahku dengan Pak Aris. Tidak banyak, hanya sekitar 50 orang, itu pun kebanyakan dari pihak Pak Aris. Dari pihakku hanya ada aku, Emak, dan pamanku yang menjadi wali nikahku. Pak Aris mengulurkan tangannya ke arahku, dan ibu mengisyaratkan agar aku menerima dan mencium tangan Pak Aris bukan bibirnya, jangan ngarep! Setelah mencium tangannya, giliran Pak Aris yang mencium keningku, lalu berdoa di atas ubun-ubun ku sebelum mengecupnya. Rasanya deg-degan menikah dengan pria populer seperti Pak Aris. "Selamat ya, Clara. Akhirnya ada laki-laki yang mau tanggung jawab," ucap pamanku dengan mulut sembrononya. Kalau dia bukan

  • THE HANDSOME PROFESSOR'S WIFE    Fitnah dari keluarga

    Aku pulang ke rumah dengan hati yang kacau, meninggalkan Pak Aris bersama kakak sepupuku. Kalau dia macam-macam sama Pak Aris gimana? Pikiran itu terus berputar di kepalaku, membuat langkahku terasa berat. "Masuk rumah, biar dia saya yang urus," ucapnya tadi, yang terngiang-ngiang di telingaku. Suara itu mengganggu ketenanganku. Tiba-tiba suara emak menyadarkan ku dari lamunan. "Nak, baru balik? Kenapa malam sekali?" tanya emak penuh kekhawatiran. Raut wajahnya yang tua semakin menunjukkan kerisauan. "Maaf, Mak. Tadi hujan deras, jadi lama pulangnya. Clara minta maaf, ya, Mak," ucapku sambil mencium tangan emak yang sudah keriput dimakan usia. Ada rasa bersalah menyelimuti ku. "Ya sudah, yang penting selamat sampai rumah. Tapi ingat, sayang, jangan kebiasaan pulang malam-malam begini," nasihat emak lembut, walau masih menyimpan rasa cemas. "Lebih baik istirahat, yuk, Mak. Udah malam ini," ajak ku cepat, tak ingin emak terus khawatir. Emak menatapku lekat-lekat, seolah in

DMCA.com Protection Status