"Jim, nanti kalau ada bagian engineering datang, langsung disuruh masuk aja ya, soalnya saya udah telepon tadi pagi ke bagian office, kalau air wastafel mampet," perintah Mirella pada salah satu bodyguardnya saat dirinya hendak masuk ke dalam apartemen.
"Siap, Non," jawab sang bodyguard yang bernama Jimmy, lelaki berkepala pelontos itu mengangguk patuh.
Di dalam apartemen, Mirella melepas jaket kulitnya, sepatu high heelsnya dan berjalan ke arah pojok ruangan, menghadap kamera Cctv di atas kepalanya yang menempel di dinding apartemen.
Mirella menyalakan musik. Sebuah music house dengan tempo cepat.
Dia tersenyum menggoda ke arah Cctv itu. Lalu mulai membuka satu pe
Dering ponsel Jimmy berbunyi menandakan sebuah panggilan masuk.Panggilan dari Theo, atasannya yang bertugas mengawal Boss besar mereka, Freddy."Ya, Hallo? Ada apa Pak?" tanya Jimmy mengangkat teleponnya."Lo ada di mana sekarang?" tanya Theo di seberang sana.Ditanya begitu Jimmy langsung salah tingkah. Rasanya sangat tidak mungkin jika dia mengatakan bahwa kini dirinya berada di apartemen sebelah sedang membantu seorang wanita pindahan."Sa-saya lagi jaga di depan apartemen Non Ella, emang kenapa Bos?" jawab Jimmy terbata."Gue sama Bos Besar lagi di perjalanan ke sana. Sebentar lagi kita sampai," beritahu Theo yang langsung memutus sambungan teleponnya.Mampuskan!Pekik Jimmy terkaget-kaget dalam hati.Lelaki berkepala pelontos itu menyimpan cepat ponselnya ke dalam saku celana lalu menghampiri Alan yang sedan
"Emang lu taro tuh seragam dimana sih, Gi?" tanya Agus salah satu Engineering yang bekerja di Apartemen dimana Mirella berada."Ya gue taro di loker biasa, Gus," jawab Yogi, si engineering yang kehilangan seragamnya.Ke dua lelaki itu sedang mencari seragam milik Yogi yang tiba-tiba hilang di ruangan khusus engineering."Coba lu periksa lagi di loker siapa tau keselip kali," saran Agus."Mana mungkin keselip! Loker kecil begitu, ada-ada aje lo," bantah Yogi.Ketika mereka masih sibuk mencari, seorang cleaning service masuk ke dalam ruangan itu, dia membawa seragam milik Yogi."Bang, ini seragam lu bukan? Kok ada di toilet cowok tadi? Nih," ucap si cleaning service seraya memberikan seragam di tangannya kepada Yogi."Ah, tuh kan ape gue bilang, lu pasti lupa, Yogi!" Agus menoyor kepala Yogi.Yogi
Kematian Yogi Finanda yang berprofesi sebagai engineering apartemen elit kawasan selatan Jakarta itu menuai kontroversi di kalangan para penghuni apartemen lain.Banyak dari mereka yang menyayangkan terjadinya tragedi itu. Terlebih mereka yang mengenal almarhum semasa hidup.Bagi sebagian penghuni apartemen yang mengenal sosok Yogi, merasa cukup kehilangan karena di mata mereka Yogi dikenal pekerja yang rajin dan tak pernah mengecewakan dalam bekerja. Perangainya yang ramah dan sopan membuat sebagian penghuni apartemen menyukai Yogi.Dan hari ini berita kematian Yogi yang begitu tragis membuat geger hampir seluruh penghuni apartemen.Desas-desus mengenai Mirella yang dikabarkan wanita peliharaan Freddy kian mencuat ke permukaan.Bobroknya penjagaan di lapas tempat Freddy di tahan pun menjadi berita hangat di berbagai media massa.Begitu mendengar berita ini terseb
Hari itu juga Reno mendatangi Freddy di lapas.Reno ingin meminta keterangan langsung dari Freddy dan meminta pihak kuasa hukum Freddy untuk tidak ikut campur.Setelah menunggu hampir satu jam akhirnya orang yang Reno tunggu di ruang interogasi datang juga.Dengan seragam narapidana serta kedua tangan yang di borgol, Freddy masuk di kawal oleh dua orang petugas lapas yang hanya mengantarnya sampai pintu ruang interogasi.Freddy duduk di kursi kosong yang tersedia berhadapan dengan Reno. Jarak mereka terpisah oleh sebuah meja kosong.Tatapan Freddy sinis ke arah Reno, sama halnya dengan Reno sendiri."Kasus yang menjerat anda tampaknya semakin rumit, Tuan Freddy," ucap Reno dengan senyuman miring.Freddy tertawa. Tawa yang terdengar mengerikan."Jangan senang dulu, Jaksa Reno. Kita sudah saling mengenal sejak lama, pastinya anda tahu bagaim
Malam itu Gaby pergi bersama Gibran untuk mencari Mirella."Kita mau kemana Gib?" tanya Gaby saat mereka sudah di mobil. Kendaraan Gibran baru saja memasuki tol."Ke Bandung," jawab Gibran singkat. Dia terus fokus menyetir."Bandung? Ke rumah ortu lo?" tanya Gaby lagi."Bukan. Gue mau cari Mirella ke kediaman orang tuanya, siapa tau dia pulang ke sana. Tadi selepas maghrib, Reno telepon gue, Reno bilang, ada kemungkinan Mirella kabur dari tawanan Freddy, karena dari pengakuan Freddy ke Reno, tua bangka itu nggak tau di mana Mirella saat ini," jelas Gibran pada Gaby. Kemungkinan Mirella ada di Bandung memang sangat kecil, tapi apa salahnya dicoba. Gibran tak akan bisa tenang sebelum memastikan keadaan Mirella baik-baik saja.Gaby hanya diam sambil terus mencerna kalimat Gibran mengenai berita terbaru tentang Mirella.Entah kenapa, kenyataan ini membuat kecurigaannya semakin
Kasus kematian Yogi Finanda akhirnya menemukan titik terang, di mana pelakunya adalah Jimmy dan Alan.Itulah yang dikemukakan oleh pihak kepolisian siang ini dihadapan Media.Jimmy dan Alan yang memiliki dendam pribadi pada Freddy sengaja memanipulasi keadaan sehingga polisi nantinya akan mencurigai Freddy atas dalang dari pembunuhan keji tersebut.Kedua lelaki itu kini mendekam di sel tahanan setelah mendapat vonis hukuman sesuai pasal 339 KUHP dengan ancaman pidana penjara seumur hidup atas kasus pembunuhan terencana.Hari itu, Reno dan Gaby baru saja mendatangi lapas untuk mendengar kesaksian langsung dari Jimmy dan Alan.Sayangnya kedatangan mereka sia-sia.Pihak polisi tidak mengizinkan mereka untuk bertemu dengan Jimmy dan Alan karena alasan kedua lelaki itu sedang dalam keadaan tidak sehat.Reno dan Gaby akhirnya pergi meninggalkan lapas dengan meme
"Jadi, Emily sekarang di Indonesia?" pekik Gaby tak percaya saat Gibran menceritakan perihal pertemuannya dengan Emily di kafe tadi begitu Gibran sampai di apartemen.Hubungan Gaby dengan Emily sewaktu di Amerika memang sangat dekat. Bahkan semua rahasia Gaby, Emily tahu."Yaudah kalau gitu, kita harus dateng malam ini ke acaranya Emily. Gue kangen banget sama dia," ucap Gaby lagi. Binar matanya menunjukkan sebuah antusiasme yang tinggi."Lo aja deh yang pergi, gue males," kata Gibran. Lelaki itu merebahkan tubuhnya di sofa.Gaby langsung cemberut."Emily kan taunya lo itu suami gue sekarang, masa gue harus pergi sendiri!""Lo bilang aja gue ada urusan mendadak," balas Gibran cepat. "Nih alamat rumah barunya Emily," Gibran melempar kartu nama ke meja tepat dihadapan Gaby.Gaby mengambil kartu nama itu dan menjadi sangat kaget begitu dia membaca nama yang t
Pertemuan dengan Emily malam ini terasa menyenangkan. Meski sesekali Gaby merasa canggung jika harus bersitatap dengan Frans.Dari tatapan lelaki itu ke Gaby, sepertinya Frans masih dendam pada Gaby karena kehilangan aset berharganya yang hangus terbakar oleh orang tak di kenal.Menurut Frans, Gaby lah yang harusnya bertanggung jawab atas kebakaran yang menimpa kediaman pribadi Frans di Amerika.Meski, lelaki itu tak mampu menuntut Gaby lebih jauh karena tidak adanya bukti, terlebih dirinya juga telah bersalah karena sudah berniat jahat pada Gaby.Sejak saat itu, Frans memilih untuk menjauh dari Gaby karena tak ingin terlibat masalah yang lebih serius.Menurut lelaki bule itu, orang yang mengancamnya di ponsel dan membakar rumahnya itu sudah pasti seorang psikopat yang terobsesi dengan kecantikan Gaby. Secara, Gaby itu dulunya adalah bunga kampus."Gimana, Gibrannya