Kalaupun iblis itu mau, tentu dengan senang hati ia akan memilih opsi ketiga—membunuh dan memakan jiwa milik gadis manusia yang sedang berdiri di depannya. Kemudian ia akan mencari jalan keluar sendiri, tanpa perlu terlibat dengan manusia yang memiliki sikap yang sangat menyebalkan.
Namun, tentu saja itu tidak akan mudah seperti rencananya. Padahal tangan Kyeo sudah sangat gatal, ia ingin merasakan darah sekali lagi.
"Seberapa lama aku berada di kurungan ini?" Kyeo mengajukan pertanyaan kepada sang gadis berpakaian miko. Tentu ia ingin mengetahui tentang jumlah tahun yang sudah ia lewati selama dikurung di sana. Apakah 10 tahun? 20 tahun? Atau hanya 100 tahun? Itu angka yang kecil.
Sang gadis berdeham tanpa sebab, lalu menjawab, "500."
"Huh?" Kyeo mengernyitkan kening. Wajahnya terlihat tak memahami apa yang baru saja didengar olehnya. Ia kebingungan. Apa yang gadis manusia itu ma
"Hei, kenapa kau diam saja, Manusia? Kau tak paham maksudku tadi?" Pertanyaan Kyeo membuyarkan lamunan sang gadis Akibara. Rin spontan menggeleng cepat sebagai respons, dan mendapat reaksi dingin dari sang iblis. "Cih, kupikir kau mengerti. Dasar gadis bodoh," ejek Kyeo kesal, tetapi kemudian ia terkekeh pelan. "Nanti kau akan tahu sendiri." Sama seperti sebelumnya, terjadi hening di antara mereka. Sang iblis berdeham pelan, sebelum memecah kesunyian, "Jadi, kapan kau akan mengeluarkanku dari sini, Manusia?" Lagi-lagi, sebuah pertanyaan lah yang iblis tampan itu lontarkan kepadanya, membuat Rin langsung gelagapan. "Emm ... bagaimana kalau sekarang? Sebaiknya kita melakukannya saat ini juga. Lebih cepat lebih baik." Jawaban Rin membuat Kyeo menyeringai senang seketika. "Tentu, aku suka pilihanmu, Manusia," balas sang iblis. Kyeo lantas berdiri tegak dan seketika berkacak pinggang d
Kyeo mendengkus kasar dan memilih mengikuti kata-kata sang anak manusia. Iblis berparas rupawan dengan netra kuning keemasannya itu langsung merampas pakaian yang Rin sodorkan kepadanya. Menatapnya sekilas, lalu memakainya dengan cepat. Tidak peduli jika yukata sepanjang mata kaki itu memiliki bagian yang terbuka di depan dan memperlihatkan dadanya yang mulus tanpa cela. Setelah sang iblis kelelawar selesai berpakaian, Rin pun memberanikan dirinya untuk kembali memandang Kyeo dari atas ke bawah dengan tatapan menilai. Ini justru lebih baik daripada keadaannya beberapa saat yang lalu, di mana Kyeo sama sekali tidak memakai sehelai pakaian apa pun yang menempel di tubuhnya. Setidaknya, yukata hitam ciptaannya itu dapat menutupi apa yang Kyeo miliki di bawah sana, lagi-lagi Rin merona saat mengingatnya. Mengapa iblis itu terlihat begitu seksi? As
Rin kembali memulai perjalanan spiritualnya demi meningkatkan kekuatannya bersama Kyeo. Dia adalah iblis kelelawar yang mengikat perjanjian dengannya tempo hari yang lalu. Berdasarkan perjanjian, iblis itu harus selalu bersama sang gadis Akibara, begitu pula sebaliknya. Mereka berdua harus selalu bersama. Meski merasa risih karena harus bersama seorang gadis yang baru dikenalnya selama dua hari, tetapi Kyeo terpaksa menerima kehadiran gadis itu. Lagipula, ia bisa saja membangkang dari perkataan sang gadis, tetapi tentu saja tidak akan mudah. Gadis itu adalah keturunan musuhnya, dan Kyeo masih memasang sikap waspada terhadap sang gadis. Lain Kyeo, lain pula yang dirasakan oleh Rin. Gadis Akibara itu justru merasa sangat antusias, sebab ada seseorang yang akan menemaninya sepanjang perjalanan.
Mendengar penuturan sang roh pendahulu Akibara, sontak membuat Rin dan Kyeo memerah. Gadis muda itu memerah karena merasa malu mendengar pertanyaan konyol sang iblis yang dikomentari oleh Yue, sedangkan sang iblis malu karena dirinya terkesan seperti manusia bodoh. Ini semua gara-gara Rin, penyebab dirinya bertanya sesuatu yang konyol seperti itu pasti karena gadis itu. Rin sering membawa pengaruh padanya. Pasti pertanyaan itu terlontar gara-gara Rin. Sang iblis mendecih pelan. Rin menyenggol Kyeo dengan siku tangannya beberapa kali, lalu menolehkan kepalanya dan memandangi sang iblis dengan tatapan jengkel. "Pertanyaanmu itu sangat tidak masuk akal, Kyeo," bisiknya menyalahi sang iblis, kata-katanya penuh dengan tekanan. "Kan aku sudah bilang Himiko-sama sudah lama tiada." Sementara Kyeo yang dikomentari oleh Rin yang jengkel, seperti biasa hanya m
Rin dan Kyeo telah tiba di tempat yang dilaporkan oleh salah seorang penduduk yang meminta bantuan kepada mereka, untuk memberantas iblis yang meresahkan masyarakat. Rin langsung menarik Kyeo masuk ke dalam semak-semak, dengan tujuan bersembunyi dari mata musuh yakni iblis ilusi yang sedang mereka incar. Gadis itu merapatkan tubuhnya dengan sang iblis kelelawar, begitu dekat, bahkan deru napas keduanya saling berirama satu sama lain. Akan tetapi, sepertinya Kyeo salah paham terhadap setiap tindakan yang gadis Akibara lakukan padanya. "Kau bermaksud menggodaku, Manusia?" Kyeo bertanya dengan suara pelan, senyum miringnya naik sedikit. Rin yang meremas bagian depan yukata sang iblis refleks melepas pegangannya, tetapi Kyeo dengan sigap menahan pergerakan sang gadis. Rin mendongakkan kepalanya sedikit, wajahnya begitu dekat dengan wajah tampan sang ibl
Buru-buru sang gadis Akibara meraih belati kesayangannya dari balik kimono seputih salju, lalu mengalirkan energi spiritual ke ujung belatinya yang lancip, dengan tujuan agar apa pun yang mencoba menjebaknya saat itu tidak bisa menyakitinya. Gadis itu langsung menghujamkan belati tersebut ke dada sosok yang menyerupai sang kakak. "WUAAA!!" Sosok itu seketika menjerit kesakitan. Ia mundur selangkah demi selangkah dengan cepat, tubuhnya terhuyung selama beberapa saat hingga akhirnya ambruk ke tanah. Belati emas yang begitu berharga pemberian dari Zura tersebut masih tertancap di dada sosok yang secara perlahan mulai menampakkan wujud aslinya. Tubuhnya terbakar api biru yang identik dengan kekuatan murni yang berasal dari belati yang sebelumnya sudah gadis Akibara alirkan dengan kekuatan spiritualnya. Sang iblis menjerit-jerit ketika tubuhnya terlalap api suci yang terasa sangat menyakitka
Pagi-pagi sekali, Rin sudah dipanggil untuk menghadap kepala desa Orishin di kantornya, bersama Kyeo. Iblis itu terpaksa mengikuti sang gadis Akibara ke sana, meski sebenarnya ia tidak ingin pergi kemana-mana. Lebih enak ditinggal sendirian di penginapan, tetapi gadis itu malah menyeretnya keluar dari dalam kamar. Bagus! Istirahat sang iblis terganggu. "Baguslah kalian sudah datang. Tunggulah dulu sebentar!" Sayaka berucap tegas, kemudian kembali melanjutkan pekerjaannya—menekuni dokumen penting milik desa. Mengabaikan sepasang makhluk berbeda jenis yang berdiri di hadapannya. Rin melirik Kyeo lewat ujung mata, iblis itu terlihat sedang memasang ekspresi kesal, wajahnya berpaling ke sisi lain ruangan, seperti tidak ingin melihat ke arahnya. Rin tahu Kyeo kesal dengannya, sebab ia menarik sang iblis yang sedang berbaring dengan nyaman di atas k
Rin dan Kyeo mengepel dalam diam, tak ada yang berbicara di antara keduanya. Mereka berdua sibuk melaksanakan tugas bersih-bersih, agar cepat selesai dan bisa kembali pulang ke penginapan, lalu melanjutkan perjalanan mereka di Dunia Bawah. Dengan menggunakan sebuah lap putih yang sudah kumal, mereka bolak-balik mengepel lantai itu hingga mengkilap. Tentu saja dengan cara bergantian. Mulanya, Rin lah yang terlebih dahulu mengepel lantai untuk pertama kali, baru setelahnya sang iblis kelelawar melanjutkan tugas sang gadis. Tampaknya, Kyeo sudah tak sabar lagi ingin segera menyelesaikan tugas dari kepala desa yang membuatnya dengan terpaksa terjebak di rumah tiga orang manusia tua yang menurutnya sedikit menyebalkan. "Hei, Manusia." Kyeo memecah keheningan yang terjadi di antara mereka dengan menatap tajam sang gadis Akibara. "Bernyanyilah."