Mendengar penuturan sang roh pendahulu Akibara, sontak membuat Rin dan Kyeo memerah. Gadis muda itu memerah karena merasa malu mendengar pertanyaan konyol sang iblis yang dikomentari oleh Yue, sedangkan sang iblis malu karena dirinya terkesan seperti manusia bodoh.
Ini semua gara-gara Rin, penyebab dirinya bertanya sesuatu yang konyol seperti itu pasti karena gadis itu. Rin sering membawa pengaruh padanya. Pasti pertanyaan itu terlontar gara-gara Rin. Sang iblis mendecih pelan.
Rin menyenggol Kyeo dengan siku tangannya beberapa kali, lalu menolehkan kepalanya dan memandangi sang iblis dengan tatapan jengkel. "Pertanyaanmu itu sangat tidak masuk akal, Kyeo," bisiknya menyalahi sang iblis, kata-katanya penuh dengan tekanan. "Kan aku sudah bilang Himiko-sama sudah lama tiada."
Sementara Kyeo yang dikomentari oleh Rin yang jengkel, seperti biasa hanya m
Rin dan Kyeo telah tiba di tempat yang dilaporkan oleh salah seorang penduduk yang meminta bantuan kepada mereka, untuk memberantas iblis yang meresahkan masyarakat. Rin langsung menarik Kyeo masuk ke dalam semak-semak, dengan tujuan bersembunyi dari mata musuh yakni iblis ilusi yang sedang mereka incar. Gadis itu merapatkan tubuhnya dengan sang iblis kelelawar, begitu dekat, bahkan deru napas keduanya saling berirama satu sama lain. Akan tetapi, sepertinya Kyeo salah paham terhadap setiap tindakan yang gadis Akibara lakukan padanya. "Kau bermaksud menggodaku, Manusia?" Kyeo bertanya dengan suara pelan, senyum miringnya naik sedikit. Rin yang meremas bagian depan yukata sang iblis refleks melepas pegangannya, tetapi Kyeo dengan sigap menahan pergerakan sang gadis. Rin mendongakkan kepalanya sedikit, wajahnya begitu dekat dengan wajah tampan sang ibl
Buru-buru sang gadis Akibara meraih belati kesayangannya dari balik kimono seputih salju, lalu mengalirkan energi spiritual ke ujung belatinya yang lancip, dengan tujuan agar apa pun yang mencoba menjebaknya saat itu tidak bisa menyakitinya. Gadis itu langsung menghujamkan belati tersebut ke dada sosok yang menyerupai sang kakak. "WUAAA!!" Sosok itu seketika menjerit kesakitan. Ia mundur selangkah demi selangkah dengan cepat, tubuhnya terhuyung selama beberapa saat hingga akhirnya ambruk ke tanah. Belati emas yang begitu berharga pemberian dari Zura tersebut masih tertancap di dada sosok yang secara perlahan mulai menampakkan wujud aslinya. Tubuhnya terbakar api biru yang identik dengan kekuatan murni yang berasal dari belati yang sebelumnya sudah gadis Akibara alirkan dengan kekuatan spiritualnya. Sang iblis menjerit-jerit ketika tubuhnya terlalap api suci yang terasa sangat menyakitka
Pagi-pagi sekali, Rin sudah dipanggil untuk menghadap kepala desa Orishin di kantornya, bersama Kyeo. Iblis itu terpaksa mengikuti sang gadis Akibara ke sana, meski sebenarnya ia tidak ingin pergi kemana-mana. Lebih enak ditinggal sendirian di penginapan, tetapi gadis itu malah menyeretnya keluar dari dalam kamar. Bagus! Istirahat sang iblis terganggu. "Baguslah kalian sudah datang. Tunggulah dulu sebentar!" Sayaka berucap tegas, kemudian kembali melanjutkan pekerjaannya—menekuni dokumen penting milik desa. Mengabaikan sepasang makhluk berbeda jenis yang berdiri di hadapannya. Rin melirik Kyeo lewat ujung mata, iblis itu terlihat sedang memasang ekspresi kesal, wajahnya berpaling ke sisi lain ruangan, seperti tidak ingin melihat ke arahnya. Rin tahu Kyeo kesal dengannya, sebab ia menarik sang iblis yang sedang berbaring dengan nyaman di atas k
Rin dan Kyeo mengepel dalam diam, tak ada yang berbicara di antara keduanya. Mereka berdua sibuk melaksanakan tugas bersih-bersih, agar cepat selesai dan bisa kembali pulang ke penginapan, lalu melanjutkan perjalanan mereka di Dunia Bawah. Dengan menggunakan sebuah lap putih yang sudah kumal, mereka bolak-balik mengepel lantai itu hingga mengkilap. Tentu saja dengan cara bergantian. Mulanya, Rin lah yang terlebih dahulu mengepel lantai untuk pertama kali, baru setelahnya sang iblis kelelawar melanjutkan tugas sang gadis. Tampaknya, Kyeo sudah tak sabar lagi ingin segera menyelesaikan tugas dari kepala desa yang membuatnya dengan terpaksa terjebak di rumah tiga orang manusia tua yang menurutnya sedikit menyebalkan. "Hei, Manusia." Kyeo memecah keheningan yang terjadi di antara mereka dengan menatap tajam sang gadis Akibara. "Bernyanyilah."
Setelah menghabiskan waktu selama satu minggu di desa Orishin, Rin dan Kyeo melanjutkan perjalanan mereka. Tanpa arah, hanya mengikuti kemana gadis Akibara hendak pergi. Benar-benar pengembaraan tanpa tujuan yang jelas. Sama sekali tidak membuat sesosok iblis yang bersama Rin sejak beberapa lama mengeluh karenanya, justru Kyeo termasuk paling tenang dalam perjalanan. Kecuali jika Rin mengungkit dan membuat sang iblis kelelawar merasa terusik. Kyeo mudah sekali marah jika ketenangannya diganggu, tetapi sepertinya Rin tak terlalu mengindahkannya. Ia masih saja menjaili Kyeo, suka dengan tindakan sang iblis ketika marah. Gadis itu senang bisa menganggu sang iblis kelelawar. Baginya, mengusik Kyeo adalah salah satu pembalasan paling menyenangkan. Sebab iblis itu suka sekali menggodanya di saat-saat dirinya tak ingin diganggu.&nb
Kyeo menyeringai, rencananya dalam mengerjai sang gadis Akibara berjalan dengan sukses. Lihat betapa memerahnya wajah gadis itu, bagaikan buah merah delima yang sudah kelewat matang. Belum lagi peluh yang membasahi wajah gadis yang masih ditindih olehnya kini, benar-benar terlihat lucu. Kyeo tahu gadis itu sedang gugup karena posisi mereka yang begitu intim. Bahkan dirasakan olehnya, tubuh sang gadis memanas, seperti orang yang sedang terkena demam tinggi. "Hei," panggil Kyeo, memastikan apakah gadis itu masih sadar atau tidak. Mustahil pingsan dengan mata terbuka, bukan? Rin merasa napasnya tercekat di tenggorokan, ia tak kuasa mengeluarkan kata-kata sahutan kepada sang iblis kelelawar. Ia hanya sanggup membalas tatapan Kyeo yang begitu memabukkan. Manik kuning itu bergerak, menjelajahkannya pada tubuh gadis miko yang berada di bawahnya.
Dunia mimpi adalah lautan impian semu yang didapatkan oleh hampir setiap orang di kala tidur. Apa pun bisa terjadi di dunia mimpi, menjadi pahlawan yang menyelamatkan negeri serta dikagumi oleh seluruh rakyat, bahkan menjadi monster menakutkan yang menghancurkan seluruh jagat raya sekalipun. Semua tak ada yang mustahil di sana. Sayangnya, mimpi hanyalah angan-angan yang tidak bisa direalisasikan dengan mudah. Perlu banyak perjuangan dan usaha untuk mewujudkannya menjadi sesuatu yang nyata. Semua orang dapat bermimpi, tetapi tak semua orang bisa memujudkan impiannya. Agaknya, hal itu pulalah yang menjejali pikiran seorang pemuda berparas tampan yang sedang duduk diam di atas kursi kedai. Tampaknya ia sedang berkutat dengan alam pikirannya, terlalu sibuk memikirkan sesuatu hingga tak memedulikan sekitar. Impiannya yang ingin memperoleh kekuatan dari pohon Sensa mendadak luntur saat menget
"Hei, Kyeo!" Sapa gadis itu lagi ketika tak mendapat respons dari sang iblis kelelawar. "Turunlah ke bawah sini! Ada yang ingin kutunjukkan padamu!" Kyeo mendengkus. Gadis itu kerap sekali memerintahkan sesuatu yang tidak berguna kepadanya, membuat sang iblis kelelawar mendadak kesal terhadapnya. Bahkan sekarang saja, di saat ia sedang bersantai dengan tenang, gadis itu tiba-tiba saja muncul dan berteriak kencang memanggil namanya. Rin benar-benar ... manusia yang unik. "KYEO!" Rin kembali berteriak lantang. "Kau mendengarkanku, kan?" Tanya sang gadis, suaranya terdengar kesal. Sudah beberapa kali ia memanggil nama Kyeo, tetapi sang iblis sama sekali tidak memedulikannya. Lehernya sudah sakit, karena dipaksa mendongak ke atas secara terus-menerus. Gadis itu terus saja meneriakkan nama sang iblis kelelawar. "Kyeo!!" Teriaknya, berharap kali ini K
Bertemu karena takdir dan berpisah pula karena takdir yang pilu.Tak ada seorang pun yang tahu jika cinta yang datang ke hati akan memberikan kebahagiaan ataukah luka. Pun dengan apa yang dirasakan oleh seorang gadis bernama Akibara Rin, gadis manusia yang dikutuk oleh iblis jahat dan harus menjalani kehidupannya di dunia lain, demi mencari kekuatan untuk mengalahkan sang iblis yang telah mengutuk keluarganya sejak beberapa generasi selama 500 tahun lamanya.Rin yang mencari kekuatan pun dipertemukan dengan Kyeo, iblis kelelawar yang disegel kekuatannya di dalam kuil keluarga Akibara. Rin membebaskan Kyeo dengan syarat sang iblis akan membantunya mengalahkan Yamasuke, iblis pengutuk sekaligus pimpinan di kerajaan iblis. Kyeo yang merupakan seorang pangeran iblis yang telah lama disegel pun menerima tawaran tersebut dan mereka berdua pun membubuhkan tanda tangan mereka di atas kertas magis menggunakan darah mereka sendiri.Mereka meninggalkan sedikit kekuatan mer
Kesulitan manusia adalah menentukan sendiri akhir dari cerita kehidupannya.🍃🍃🍃Suasana kerajaan iblis tampak lengang semenjak matinya Yamasuke, pemimpin para pangeran iblis Dunia Kematian yang zalim.Penghuni di kerajaan iblis itu sekarang hanya Akashita-iblis berlidah merah, Bake Neko-iblis kucing berwajah datar, dan Nekomata-iblis peniru dan pengendali yang sedang pergi berkelana ke dunia lain. Akashita mendengkus berulang kali, tak henti-hentinya merasa kesal. Semenjak matinya Yamasuke dan Kyeo, tak ada kegiatan yang bisa ia lakukan di Dunia Kematian.Biasanya ia akan bermain-main dengan para roh wanita. Namun, kerajaan yang semula ramai oleh para roh Akibara itu kini senyap.Iblis bermata besar, menjilat bibirnya girang ketika melihat kedatangan salah satu pangeran Dunia Kematian lainnya. Ia buru-buru menghampiri, "Bake Neko! Ke mana saja kau ini?!"Siluman kucing berwarna putih memasang wajah datar. Namun, sesaat kemudian ia menyeri
"Aku tak menyangka akan menikah denganmu, Kyeo." Rin memilin rambut sehalus sutra miliknya. Ia kembali menerawang ke ingatannya selama kurang dari 100 hari ini.Kyeo mendengkus mendengar penuturan wanita dalam dekapannya, seperti ada kesan wanita itu tidak senang dinikahi olehnya. "Kenapa? Kau akhirnya menyesal juga? Cih, pergi sana!" sungut Kyeo mencebik.Rin tertawa terbahak-bahak, lucu melihat suaminya terpancing. Padahal ia mengatakan itu justru karena bersyukur bisa hidup bersama dengan orang yang ia cintai."Kau ini memang kelinci ya, Kyeo." Rin mengecup singkat pipi suaminya.Sepasang suami-istri itu tampak berbahagia setelah pernikahan mereka yang baru seumur jagung. Semua beban terlupakan begitu saja, termasuk perjanjian darah yang pernah mereka lakukan sebelumnya.Mereka melupakan inti dari perjanjian darah tersebut, meski melupakannya sekalipun, perjanjian akan tetap berjalan, berikut dengan konsekuensi di dalamnya.Syarat perjanj
Rin berada dalam situasi di mana ia harus menyembuhkan Kyeo yang tak sadarkan diri. Tetapi, tidak seperti sebelumnya, kali ini ia mampu menyembuhkan Kyeo dan mengobati luka pemuda itu hingga benar-benar pulih.Semua berkat bantuan Kimiko—roh orang yang tidak disangka akan membantunya. Nenek moyang Akibara yang dengan baik hati menolong mereka di saat keadaan sudah sangat genting.Rin tidak bisa membayangkan jika saat itu roh Kimiko tidak muncul untuk membantu mereka, entah akan seperti apa nasib mereka nantinya.***"Kyeo!" Rin langsung memeluk Kyeo erat begitu iblis itu bangun. Yuuto hanya tersenyum menyaksikan kedekatan keduanya."Yamasuke berhasil dikalahkan, Kyeo."Laki-laki itu terperanjat, sepasang mata dengan iris kuningnya membola, semudah itukah Yamasuke tiada?"Benarkah?"Rin mengangguk mantap sebagai jawaban. "Aku ditolong oleh roh generasi Akibara sebelumnya, bahkan Kimiko-sama langsung turun menangani sang ib
"Jigoku no honō!"Gadis itu menyemburkan jurus api andalannya ke arah sang iblis monyet yang dengan mudahnya menerima dan memadamkan api tersebut dengan tangan, hingga Rin tercengang."Ha! Jadi, kau berusaha melalapku dengan api yang telah menciptakan tubuh bajaku? Menggelikan!" Yamasuke tertawa mengejek, membuat Kyeo dan Rin sama-sama menggeram dengan hati yang dongkol.Kyeo merasa bersalah. Kekuatan gadis itu telah kembali seperti sedia kala saat dia belum memberikan kekuatannya. Tidak ada lagi kekuatan iblis di tubuh sang gadis, api hitam yang melegenda itu pun sudah tiada. Kyeo mendecih.Rin terlihat waspada, cemas jika Yamasuke tiba-tiba saja menyerangnya di saat ia tengah memikirkan strategi.Perasaan gamang mulai menyelimutinya. Padahal, ketika melihat sosok sang iblis monyet tadi, gadis itu tidak merasa takut sama sekali. Tetapi, setelah melihat serangannya dipatahkan begitu saja, membuat Rin kalut.Jika iblis itu tidak bisa diserang
Rin memandangi Kyeo dengan mata sembap. Sepanjang cerita, gadis itu menangis tak kenal henti, membuat siapa pun yang melihat akan lebih iba dengannya. Kyeo yang telah menyelesaikan kisahnya hanya tersenyum simpul melihat Rin menangis sesenggukan.Dia melewatkan bagian perjanjian dari ceritanya yang cukup singkat. Dia tak ingin Rin mengetahui perihal perjanjian yang akan membunuhnya cepat atau lambat.Kyeo juga tidak ingin mendengar komentar apa pun dari sang gadis tentang ajal yang akan menjemputnya. Apakah gadis itu akan menangisi kepergiannya seperti ketika dia menangis mendengar kisah hidup seorang Kyeosuke?Iblis itu ragu."Kakak yang jahat." Kyeo menatap kedua mata Rin yang basah. Kata-kata yang terlontar dari bibir mungilnya membuat Kyeo mengiyakan dalam hati."Dia sering menuduh, dan membuat semua buktinya mengarah padaku. Daichi itu sangat licik. Untungnya, hari itu aku mendapatinya sedang bermesraan dengan seorang gadis," Kyeo berucap deng
"Seharusnya tidak usah dikembalikan, kau jadi lemah tanpa kekuatan itu."Rin memutar bola mata gemas, Kyeo sudah membahas hal ini beberapa kali. "Aku tidak masalah kehilangan kekuatan, asal tidak kehilangan seseorang yang berarti," Rin menjawab jujur.Kyeo menepuk kepala Rin pelan, "Baiklah, kau cukup pintar sekarang."Keduanya memutuskan untuk pulang ke desa. Namun, lagi-lagi Kyeo terlihat sedang memikirkan sesuatu sehingga mengabaikan gadis yang sedang bersamanya. Rin menghela napas gusar."Rin," panggil Kyeo tiba-tiba. Rin mendongak, mendapati wajah sedih laki-laki itu, "Ada apa?""Kau tahu, Rin? Kau adalah satu-satunya manusia yang mencoba untuk melindungiku. Sementara manusia lain selalu berdiri di belakangku." Ada nada getir yang terucap dari bibirnya. Namun, tetap diucapkannya pada Rin."Bahkan, dulu ketika aku masih menjadi manusia sekalipun, sama sekali tak ada yang pernah menolongku."Rin terperanjat, mundur seketika. "Manus
Butuh beberapa orang untuk membuatmu menderita, tetapi kamu cukup membutuhkan satu orang agar membuatmu bahagia.🥀🥀🥀Rin mendekap Kyeo erat, air matanya mengalir dengan deras. Ia menangis sesenggukan saat merasakan tubuh dalam pelukannya dingin bak es. Isak tangisnya pecah. "Bangun, Kyeo. Kumohon, buka matamu," pintanya lirih.Gadis itu tidak bisa menunggu lebih lama lagi hingga mata terpejam itu terbuka lebar. Akan sangat menyakitkan baginya jika terlambat membawa Kyeo. Rin mengusap wajahnya kasar. Dia harus mencari pertolongan!Dalam hal ini, pikirannya hanya tertuju pada penyihir tua yang ada di dasar gunung Yaburi. Gurunya yang telah mengajari Rin sihir dan membagikan kekuatan gelapnya. Enzu!Guru penyihirnya itu pasti bisa membantunya menyelesaikan masalah ini. Rin tidak tega melihat raut wajah kesakitan pria dalam pelukannya, ia tak ingin kehilangan Kyeo yang teramat berharga baginya.Rin memejamkan matanya yang sembap, berkonsentra
Pagi ternyata datang lebih cepat. Rin telah mengganti pakaiannya dengan yukata merah tua dan hakama biru, gadis itu tampak berseri-seri sebelum keberangkatan mereka.Terbukti dari tak henti-hentinya dia bersenandung tatkala sedang merapikan perlengkapan sebelum pulang ke desa Anohagaku. Desa yang diberitahukan oleh roh pengantar jiwa bernama Tatarimokke.Berbicara tentang makhluk berwujud anak kecil berambut mangkuk, sudah lama sekali sejak terakhir kali Rin bertemu dengannya. Terakhir dia bersama Mokke adalah sebelum dia membebaskan sang iblis kelelawar.Sejak saat itu, keberadaan Mokke menjadi lenyap. Tak ada yang tahu di mana makhluk itu berada.Padahal Rin sudah mencarinya di ladang bunga tempat mereka pertama kali bertemu. Gadis itu juga telah bertanya pada seluruh penduduk desa. Tetapi, mereka hanya mengatakan bahwa Tatarimokke sedang pergi ke dunia kematian.Tak ada seorang pun yang tahu apa yang roh siluman itu lakukan di sana. Namun, jika