Share

Bab 17

Author: Evie Yuzuma
last update Last Updated: 2021-11-30 02:30:13

Aku masih memandang tajam istrinya. Ah akhirnya dia melirikku juga. Namun apa itu, tak kulihat sedikitpun sorot penyesalan dan ketulusan dari tatap matanya. Dia tidak lebih hanya terlihat seperti maling yang sedang tertangkap. Sebetulnya permintaan maaf ini tulus atau rekayasa hanya karena dia takut akan tuntutan ayah? 

“Mah, ayo dong! Bicara sama Mba Resti, minta maaf!” Kulihat Pak Dermawan pun tidak nyaman dengan sikap istrinya yang masih bungkam. 

“Hmmm ... saya minta maaf!” ucapnya tanpa menatapku. 

“Bu Minah minta maaf pada siapa?” Selidikku, dengan tajam aku menatapnya. Dia menghela nafas, seolah permintaan maaf ini sebuah beban.

“Saya minta maaf sama Mba Resti, tolong maafkan saya!” ucapnya, kembali tanpa menoleh sedikitpun.

Aku sebetulnya bisa saja langsung memaafkan dia. Namun gaya angkuhnya dalam meminta maa

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
fatimah mahlan
bagus ceritany sangat menarik
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • TETANGGA SOK KAYA   Bab 18

    Sebuah desain rumah tiga lantai lengkap dengan kolam renang dan konsep taman terbuka. Megah, mewah dan unik. Ayah persembahkan untuk area bermain Dinda.“Ayah memohon agar kita tidak menolak ini, sebelum dia pensiun dari dunia bisnis, dia ingin memberikan fasilitas terbaik untuk cucunya,” ucap Mas Indra menjawab atas tatapanku yang membuatnya menerima .Ibu mertuaku terlihat paling bahagia. Dia memeluk Mas Indra dan menepuk-nepuk bahunya.***Sebulan berlalu. Rumah yang kutinggali sudah mencapai tujuh puluh persen renovasi. Aku tidak mau mengubah apapun di lantai bawah. Untuk tambahan fasilitas lainnya biar saja di lantai dua dan tiga. Ayah berkeras ingin memasang lift agar mudah akses naik turun. Aku tidak peduli, toh satu kamar saja bagiku sudah cukup.Rumah type 120 ini kini menjadi tiga kali lipat luasnya. Ada tambahan bangunan seluas

    Last Updated : 2021-11-30
  • TETANGGA SOK KAYA   Bab 19

    "Apakah lelaki yang kucintai ini benar-benar mengkhianatiku?” Tetesan bening mulai merembes tanpa kompromi. Aku masih mamatung menatap bercak merah di leher suamiku.Tidak terasa sesak ini berubah menjadi isak. Mas Indra sepertinya terganggu dengan isakanku. Dia mengerjap membuka matanya. Tangannya bergerak, menggamit jemariku.“Kamu, kenapa nangis?” tanyanya.“Mas, udah bangun? Kamu kemana semalem?” Aku menatapnya tajam. Mas Indra menggeliat sambil memijit kepalanya.“Emhhh, ada sedikit masalah, aku tidur di apartemen Rafa,” jawabnya.“Tapi Rafa bilang kamu masih meeting dengan klien?” selidikku.“Emhh, itu maksudku sehabis meeting aku ke apartement Rafa karena kepalaku pusing banget, telat makan waktu siang, kan meetingnya emang deket situ," ucapnya sambil mencoba bersandar.

    Last Updated : 2021-11-30
  • TETANGGA SOK KAYA   Bab 20

    [Salah satu hal terbaru yang mecurigakan adalah transaksi untuk perombakan rumah atas nama seorang wanita, Haminah.][Haminah? Kenapa namanya mirip tetangga sebelah, ya?] Tapi urusanku belum selesai. Aku tidak mau mengurusi orang lain dulu.[Emang cuma ada satu nama Haminah di dunia ini, Res? ][Engga sih, eh ... itu ketauannya gimana?] tanyaku.[ART di rumah menemukan kwitansi di saku bokap, ya pastilah dikasih ke nyokap.][Kalau di rumah ada perubahan yang signifikan ga, Din? Yang dulu Lu pernah lihat aja waktu bokap Lu selingkuh pas kita masih unyu-unyu.][Engga sih, Res! Justru di rumah menjadi lebih perhatian. Mungkin buat nutupin kesalahannya dia diluar kali, ya?][Kalau emang sudah perhatian dari awal, susah dong, ya?][Maksudnya, Res?][Hmmm ... gini deh! Gue mau cerita,

    Last Updated : 2021-11-30
  • TETANGGA SOK KAYA   Bab 21

    Ya Tuhaaan, aku sudah tak tahan. Biar sore ini aku tanyakan sekalian tentang nota tagihan itu padanya. Aku menjadi selalu dihantui rasa takut jika seperti ini. Benar-benar takut orang yang kucintai sudah berubah.Setelah Dinda selesai berenang, aku segera memandikannya. Mengganti pakaiannya dengan pakaian tidur. Putriku terlihat lelah, karenanya aku segera menidurkannya.Selama Dinda tidur, aku menyiapkan tas sekaligus memasukan nota-nota barang bukti untuk bertanya langsung pada Mas Indra sore nanti. Bagaimanapun perhatiannya kali ini benar-benar membuatku curiga.Menjelang pukul tiga sore, seperti biasa. Aku memasak dan menyiapkan hidangan makan malam untuk Mas Indra. Setelah itu berdandan dan memandikan Dinda. Aku dan Dinda harus sudah bersiap sebelum Mas Indra datang. Agar waktu yang kami gunakan bisa efektif.Waktu menunjukkan pukul lima lewat seperempat ketika klakson mobil Mas Indr

    Last Updated : 2021-12-01
  • TETANGGA SOK KAYA   Bab 22

    "Masih ada kejutan lainnya untukmu,” ucapnya.Aku menghapus air mata. Seketika semua lampu menyala. Mataku membulat bahagia melihat siapa yang datang di hari istimewa ini?“Bunda … Ayah ….” ucapku lirih.Kulihat Ibu membawa sebuah kotak kecil berpita pink. Namun perhatianku lebih tertarik pada empat orang yang berjalan mengiringinya.“Heyyy! Kalian … gue kangennnn!” Aku berhambur menghampiri mereka. Namun gaun yang panjang dan sepatu hak tinggi ini membuatku hanya seperti lari di tempat.“Kami yang ke situ, Res!” Teriak kedua sahabatku, Andini dan Rimaya datang menghampiri. Kami berpelukan melepas rindu. Sudah beberapa tahun kami kehilangan komunikasi karena kesibukan masing-masing.Setelah pelukan terlepas, aku berpaling pada Bunda. Wanita yang memiliki senyuman pali

    Last Updated : 2021-12-01
  • TETANGGA SOK KAYA   Bab 23

    Keesokan harinya kami bangun dengan kondisi yang lebih segar. Akhirnya aku memilih untuk mengenakan pakaian yang kemarin malam dipakai berangkat dari rumah. Sementara Dinda, masih senang menggunakan pakaian princessnya.Menjelang pukul sebelas siang, kami baru meninggalkan hotel. Pastinya setelah sarapan pagi dan makan siang di sana. Mobil Innova yang dikemudikan Mas Indra melaju sedang. Aku masih sesekali tersenyum sendiri mengingat kejutan yang sangat berkesan.Perjalanan tidak memakan waktu lama. Akhirnya kami sudah memasuki gerbang perumahan ini. Cluster elit di kota ini.Pada jarak sekitar lima ratus meter lagi, kulihat ada beberapa orang sedang berkerumun di depan rumah Bu Minah.Setibanya di depan rumah. Mas Indra memijit klakson dan membuka kaca depan memohon ijin untuk lewat.Aku turun untuk membukakan pintu gerbang.“Eh

    Last Updated : 2021-12-01
  • TETANGGA SOK KAYA   Bab 24

    Ternyata hadiah dari bunda dan ayah ada hikmahnya. Sekarang sudah memasuki musim penghujan. Mas Indra sudah berangkat sejak beberapa menit yang lalu. Aku masih mencuci piring bekas sarapan pagi ketika ponselku berdering.“Hana?”“Hallo, Na! Ada apa?”“Res, Kamu berangkat naik apa? Aku di tukang nasi uduk nih keujanan! Mau pesen mobil online gak dapet-dapet,” tukas Hana.“Ya sudah, tunggu aku aja ... bentar lagi berangkat!”“Mau dibungkusin apa buat Dinda?” tawarnya.“Gak usah Na,” jawabku.“Res, aku kho sedih ya! Tadi semua teman-teman Devi di ajak Bu Minah naik alphardnya. Aku juga sebenernya ga kepengen naik mobil dia, tapi mbo ya basa-basi gitu, Ya Allah!” 

    Last Updated : 2021-12-01
  • TETANGGA SOK KAYA   Bab 25

    Andini mengabariku jika dia kini sudah memiliki pengaruh cukup besar di perusahaan. Selama tiga bulan ikut memantau pekerjaan bagian business development, akhirnya dia sudah diberikan kewenangan untuk mengontrol cost di perusahaan. Sepertinya Pak Hamdan masih tidak tahu, jika putrinya sudah menaruh curiga.Sore itu aku sedang menunggu Mas Indra pulang. Setelah semua pekerjaan selesai,aku duduk santai di teras. Satu mocacino panas kusiapkan untuk memanjakan diri sendiri. Tidak lepas dariku sebuah gawai yang senantiasa menjadi teman berbagi cerita.Tiba-tiba kumelihat bayangan seseorang melenggang dari gerbang seberang rumahku. Tetanggaku yang luar biasa kulihat sedang berdiri memijit bel. Segera kuberjalan dan membukakannya.“Sore Mbak Resti!” Bu Minah sudah berdiri sambil memasang senyum di wajahnya.“Ya Bu Min.” Aku mengangguk menyapanya.

    Last Updated : 2021-12-01

Latest chapter

  • TETANGGA SOK KAYA   Bab 76_30 End

    “Reni!” teriakku.Langkahnya terhenti. Dia menoleh kearahku. Tanpa basa-basi dan berkata apa-apa lagi. Aku melemparkan keresek hitam berisi buah-buahan busuk itu. Hampir saja mengenai wajahnya.“Apaan sih, Mbak?” pekiknya sambil menghindar.“Sepertinya makanan itu cocok buat kamu! Soalnya sama ….” Ucapku sambil melengos pergi meninggalkannya yang sedang menghentak-hentakan kaki kesal.“Sama-sama busuk seperti hati pemiliknya,” sambungku dalam batin.***Semenjak kejadian itu. Aku semakin dia sisihkan. Satu minggu lagi katanya hari pernikahannya. Kulihat setiap hari dia begitu sibuk wara-wiri dengan mobil mewah calon suaminya. Dengar-dengar, Tante Haminah ingin merayakan

  • TETANGGA SOK KAYA   Bab 75_29

    Reni dan Tante Haminah sudah menempati rumah itu sejak dua minggu yang lalu. Tepatnya keesokan harinya setelah acara selamatan malam itu.Sejak saat itu pula, Hilma menjadi lebih sering bermain ke rumahku. Terlebih dia mulai merasa tidak nyaman atas sindiran-sindiran sarkas dari mantan madunya itu. Namun sialnya, Reni sepertinya menyangka jika aku memihak pada adik ipar baruku ini. Dia selalu terlihat sinis bahkan sama sekali tidka pernah menyapaku lagi.Dengan uang yang dimilikinya, Reni sudah mulai mengambil hati orang-orang disekitarnya. Salah satunya Bu Onah---pemilik warung langgananku. Dan beberapa tetangga komplek yang sering mendapatkan asupan gizi gratis dari kantongnya.Memang bagi orang-orang yang suka mengambil kesempatan, maka Reni adalah sebaik-baik orang yang bisa dimanfaatkan. Cukup disanjung sedikit, melambung dan menghamburkan begitu saja hitungan rupiah yang tidak susah payah dia dapa

  • TETANGGA SOK KAYA   Bab 74_28

    Penemuan mobil mewah di depan rumah baru itu akhirnya menjadi topik utama pembicaraanku dengan Ambar siang ini. Namun kami hanya seperti membicarakan pepesan kosong. Tidak ada makna dan tidak ada hasil apapun dari hasil pembicaraan kali ini.Baiklah, hanya tinggal menunggu waktu sekitar dua bulan lagi. Pasti akan muncul sendirinya siapa sang empunya rumah yang kini tengah dibangun itu.***Ali kulihat sedang duduk murung. Sejak pagi dia sudah nongkrong di teras rumahku. Istrinya katanya sedang ada keperluan jadi tadi gak masak dulu juga sebelum berangkat. Namun bukan itu yang menjadi sorotanku saat ini. Ali terlihat murung tidak seperti biasanya.Aku yang baru saja mencantolkan gagang kain pel berlalu ke dalam untuk mengambil bayam yang akan kusayur. Aku duduk serta bersama mereka sambil menyiangi bayam untukku sayur bening.“Mbak, kalau aku bercerai d

  • TETANGGA SOK KAYA   Bab 73_27

    "Dicari! Buronan polisi … bandar narkoba! Berdasarkan data intel, orang tersebut melarikan diri ke daerah sekitar pinggiran Jakarta!”Ah memang zaman sekarang pekerjaan orang sudah bermacam ragam. Terlebih mereka yang memiliki gaya hidup tinggi tapi penghasilan pas-pasan. Bahkan mungkin dibawah standardDengan tipisnya iman ya akhirnya salah satu jalan pintas yang menggiurkanlah yang mereka ambil. Menjadi bandar narkoba salah satunya.Aku menghabiskan waktu sampai setengah sampai keripik kentangku habis. Diluar sudah sepi sepertinya. Reni mungkin sudah pulang.Aku mengambil kerudung simple, rencana hari ini mau berbelanja alat kebersihan ke toko klontong. Sapu ijukku rambutnya sudah rontok, kain pel juga warna putihnya sudah berubah menjadi cokelat.Baru aku sampai ke luar gerbang. Kulihat Hilma sedang tertegun sambil memegang dua kantong plastik. Dia tersenyum melihat

  • TETANGGA SOK KAYA   Bab 72_26

    Hanya satu harapanku saat ini. Rumah ini tidak sesuai kriteria dan memiliki mitos-mitos yang mereka percaya, sehingga aku tidak akan bertetangga sedekat ini dengan mereka.“Bu Tejo kenapa rumahnya dijual?” tanyaku sambil melirik pada tetangga yang hampir tidak pernah bertegur sapa itu. Kehidupan Bu Tejo dan keluarganya selama ini sangat tertutup.“Suami saya sakit, sudah tidak kuat bertahan … Dia minta dibawa pulang ke rumah keluarga di kampung,” jawabnya. Wajahnya terlihat tidak nyaman, mungkin dia tipe orang yang tidak suka bercerita. Baiklah aku kini kembali focus pada Hilma.Kulihat Hilma, Ibu dan pamannya baru saja keluar dari dalam rumah. Wajah mereka tampak puas. Sepertinya harapanku akan sia-sia.Benar saja, Hilma berhambur ke arahku dengan

  • TETANGGA SOK KAYA   Bab 71_25

    Aku terdiam sejenak. Kalau aku jawab itu tespeck Hilma kira-kira apa dia akan berteriak histeris? Atau jawab saja tespeck punyaku dan masalah akan selesai? Eh, nanti kalau dia woro-woro ke seisi komplek malah jadi runyam, ya?Namun belum sempat aku menjawab, tiba-tiba Hilma muncul lagi sambil berlari. Dia menerobos kami begitu saja.“Wah, untung ketinggalannya di sini! Kirain jatuh!” gumamnya. Dia melirik ke arahku dan tersenyum. Namun dia sama sekali tidak menyapa Tante Haminah.“Misi, Mbak!” ucapnya lagi sambil tergopoh-gopoh pergi.Kulihat perubahan raut muka Tante Haminah. Dia menatap punggung Hilma dengan tatapan penuh kebencian.“Permisi!”Tante Haminah melengos pergi tanpa berkata apa-apa lagi. Kuhanya menatap punggungnya yang kemudian menghilang terhalang rumah-rumah samping

  • TETANGGA SOK KAYA   Bab 70_24

    Terhalang satu rumah dari rumahku, mobil itu ternyata berhenti. Benar saja kecurigaanku terbukti. Reni celingukan kemudian tergesa menaiki mobil itu.“Mas!”Aku meneriaki Mas Harso yang masih asyik dengan dunianya sendiri. Namun tidak ada sahutan. Mobil yang kuperhatikan malah semakin menjauh.“Maaas!” Kali ini kumenariakinya lebih keras.“Apa, Rum?” Mas Harso menoleh ke arahku.“Sini! Cepetan!” panggilku lagi dengan intonasi yang semakin tinggi. Aku sudah kesal mau bercerita, Mas Harso malah bersantai Ria.“Apa sih, Rum?” tanyanya lagi sambil berdiri. Dia menggeliatkan tubuhnya ke kanan dan ke kiri. Mobil yang kupandangi sudah raib kini. Mobil mewah itu sudah berbelok ke tikungan.Mas Harso berlenggang santai ke arahku.“Ada apa, Rum?” tanyanya Ket

  • TETANGGA SOK KAYA   Bab 69_23

    Setelah drama perebutan suami yang terjadi di rumahku kemarin, baik Reni maupun Ali tidak pernah menampakkan batang hidungnya lagi.Aku bisa saja mengunjungi mereka, tapi buat apa? Meskipun jarak aku dekat dengan kontrakan mereka, tapi gelayut rasa malas benar-benar membuatku tidak ingin kemana-mana. Sudah hampir satu bulan aku tidak bertemu mereka.Namun ada hal yang menggelitik pikiranku. Sudah dua kali aku melihat sosok wanita yang mirip Reni naik ke sebuah mobil mewah. Pertama kali, Ketika aku dan Ambar sedang berbelanja di pasar. Kemudian yang kedua kali Ketika aku menemani Rihana di acara sekolahnya. Acara liburan ke dunia fantasi pekan lalu. Aku pun melihat orang yang mirip dengannya.Aku mengatakan mirip, karena belum memastikan jika itu benar-benar Reni. Bahkan waktu di dunia fantasi aku melihatnya berjalan mesra dengan seorang laki-laki.Akhirnya weekend ini Ketika Mas Harso k

  • TETANGGA SOK KAYA   Bab 68_22

    "Wanita jalang!” teriak Reni sambil memburu Hilma yang sedang meringis kesakitan.Reni hilang kendali dan menindih tubuh wanita yang lebih semok itu darinya. Dia menjambak rambut Hilma sambil memaki tanpa henti.“Hilma!” pekik Ali.Dia berlari memburu kedua wanita yang sedang berguling-guling di halaman rumahku. Aku memijat pelipis. Kubiarkan dulu mereka beberapa menit.Percuma juga kupisahkan orang yang sedang bergulung dengan emosi itu. Lagian itu juga buah dari perbuatan mereka berdua yang hendak menyakitiku. Aku kejam? Terserah juga jika mereka berpikiran seperti itu.Kulihat Ali memburu dan memeluk Hilma. Ternyata adik lelaki Mas Harso itu cukup menyebalkan juga. Dia lebih melindungi istri barunya dari

DMCA.com Protection Status