Merri bangun dari tidur lelap di sore hari setelah permainan cinta mereka, Dragnar tidak ada di sampingnya.”Kemana dia?”Tanya Merri lirih.“Hum, mungkin dia di kamar mandi,”Bisik Merri, lalu turun dari ranjang , mencari gaun rumah yang telah dilipat rapi di ujung ranjang, bersama bra dan pantynya. Diraupnya gaun rumah sebatas paha, membiarkan bra dan pantynya tetap tergeletak di ujung ranjang.Dibukanya pintu kamar mandi, sosok yang dicari tidak nampak, Merri masuk ke dalam kamar mandi membuka gaunnya, membersihkan aktivitas yang baru saja mereka lakukan, meraba, membelai lembut dilanjutkan dengan membilas sampai tidak ada cairan pekat yang melekat di v**nanya dan dselangkangnya.‘Fantasinya memabokkan, kata-katanya membuai hatiku,”Honey, sentuhan akhir aku buat menjadi lebih indah , nikmat dan menyenangkan,” kata-kata penuh motivasi membuatku ingin terus dimasukinya,’batin Merri sambil tersenyum kecil, meraih handuk di nakas lalu ke luar kamar mandi menuju lemari pakaian di walkin c
Perasaan emosional Merri dan ibu Anna memberikan dampak positif pada suster yang merawatnya , terlebih Dragnar, kebahagiaan terpancar di wajahnya.Langsung dihubunginya dokter yang merawat ibu Anna.Terjadi percakapan antara Dragnar dengan dokter, wajah bahagia kadang-kadang berubah menjadi serius diikuti anggukan kepala Dragnar.“Puji Tuhan, Mama Anna sehat.”“Aku tidak sakit.”Ujar Mama.Dragnar dan Merri saling menatap,” Mama memang tidak sakit, mama perlu banyak istirahat, agar mama semakin kuat.” Ujar Dragnar , matanya menyiratkan kode ke Merri.“Betul kata Dra…mmm.. mas Danur…mama perlu istirahat.”“Masa sudah bosan tidur, pagi, siang, sore sampai malam tidur terus.”Suster yang merawat ibu Anna tertawa, “Kalau ibu Anna tidur terus kapan waktunya makan, jalan-jalan dan mengrumpi dengan saya mengenai anak ibu yang pergi meninggalkan ibu?”Hening terpenjara di antara mereka mendengar perkataan suster perawat. Merri menatap suster dengan pertanyaan di benaknya. Entah apa yang dipikirk
”Tahukah kamu, setelah menikah denganmu aku sangat bahagia? “Perkataan Dragnar, terngiang di telinga Merri ketika mereka memulai cinta panas mereka. Merri menatap pria yang terus menatapnya dengan tatapan berkilauan penuh cinta..‘Dengannya aku merasa kenyamanan dalam setiap belaian, goyangan nikmatnya,senyum dinginnnya yang tiba-tiba berubah hangat, aku bahkan cemburu ketika ada yang naksir dia.Hum.. apakah aku menyukainya atau mencintainya?Ternyata cinta itu sederhana, bagiku cinta adalah kenyamanan ketika dia memasukiku.’batin Merri memegang erat pinggang Dragnar yang menghentak dengan hebat disertai bisikan lembutnya .Penyatuan biologis mereka kali ini sempurna , cinta Dragnar yang menggebu-gebu, terekspose dalam setiap goyangan Dragnar membuat Merri mendesah, mengerang nikmat, Merri bisa merasakan kekuatan cinta Dragnar dalam setiap goyangan dan hentakan yang dibuat Dragnar.Setelah permainan panas mereka, Merri bangun dengan senyum mengembang. Udara dingin kamar tidur merek
Pengakuan Dragnar di pagi hari mereka teruskan dengan saling memeluk, Merri melingkarkan tangannya di pinggang Dragnar, demikian juga Dragnar melingkarkan tangannya di pinggang Merri, sepasang kaki mereka saling bertaut.“Kamu imut banget.”Bisik Dragnar.“Kita peluk-pelukan saja, kamu tidak lapar?”Tanya Merri,mencoba bersantai manja.“Sepuluh menit kita lakukan, saling memeluk, saling menatap ingin membaca pikiran , saling membangun kepercayaan di antara kita. Ini hal yang terseksi kita lakukan di pagi hari.”Ucap Dragnar.“Hum..powerful kata-katamu.”Kata Merri.Dragnar mengamati ekspresi Merri, “Aku perlu mengeluarkan kata-kata itu sebagai wujud validasi cinta.Validasi merupakan kunci untuk membangun hubungan kita agar lebih harmonis dan penuh kasih.”“Bisakah membangun hubungan harmonis dan penuh kasih hanya pada satu cinta? Seharusnya ada dua cinta?”Tanya Merri.“Mengapa tidak? Waktu aku membuat pengakuan, aku bisa merasakan adanya penerimaan perasaanmu,kau tidak diterima aku diperla
Perjalanan pulang ke tempat tinggal Dragnar, ibu Anna terlihat gelisah. Merri memegang tangan mamanya, membelai lembut agar kegelisahan yang melanda mamanya bisa berkurang.“Kita tidak pulang ke rumah kita?” tanya ibu Anna.Merri tercekat, tidak tahu apa yang harus dikatakan, menatap suster yang duduk di samping kanan ibu Anna.“Ibu, tuan tadi perintah bahwa ibu sebaiknya kembali ke rumahnya.”Ujar suster.“Aku juga punya rumah, meskipun tidak sebesar dan semewah milik nak Danur,aku dan suamiku selalu berpikir, saat kita lelah dari semua aktivitas, ‘having a place to go home, having someone to love is family and have both is a blessing’. Papanya Merri diwariskan rumah oleh ayahnya yang meninggal, ternyata rumah warisan kemudian diperebutkan oleh saudara-saudaranya setelah dihasut oleh ayah sambungnya.” Ujar ibu Anna.“Ma, janganlah mama berpikir terlalu berat, mama baru saja sembuh.”“Sebenarnya mama ini sakit apa ?Kalian selalu katakan mama sakit, padahal mama ini sehat!”Protes ibu Ann
Dragnar berdiri , beranjak ke luar ruang tamu menerima baki dari miss Franka, melangkah kembali ke meja tamu, menyodorkan teh hangat , dihirup ibu Anna kemudian meneguk teh hangat menghangatkan tenggorakan ibu Anna.“Papamu lulus kuliah sebagai insinyur, kemudian diterima bekerja pada sebuah proyek bangunan di Papua. Mama yang bekerja sebagai pramusaji di bar merelakan papamu, kami sempat mengikat janji, jika papamu selesai proyek di Papua kembali ke Jogja akan melamar mama.”“Mama pernah kerja di bar?” tanya Merri.“Hum, mama berasal dari keluarga tidak mampu, mama mempunyai cita-cita ingin kuliah, impian mama menjadi wanita mandiri., meskipun kelak menikah dengan papamu. Walaupun mama bekerja di bar mamamu bisa menjaga diri. Di samping sebagai pramusaji mama juga dipercayakan mengerjakan keuangan bar.”“Mama dan papa bertemu di bar?”Tanya Merri.“Kami di kampus yang sama , hanya berbeda jurusan. Papamu di fakultas teknik , mama di fakultas ekonomi jurusan akuntansi.Kami pacaran l
Ruangan tamu mendadak sepi, cenderung senyap berbalut tegang. Tidak ada yang bersuara, Merri menatap Dragnar yang tiba-tiba membuat pengakuan menyebabkan ibu Anna larut dalam keterkejutan.Dragnar turun dari sofa, langsung meluruhkan tubuhnya di lantai, bersujud di antara kedua lutut ibu Anna.“Mama Anna , ampuni saya telah lancang menjadikan Merri isteriku tanpa persetujuan mama Anna.Aku tidak mungkin membiarkan Merri dan mama Anna terus hidup dalam konflik yang berkepanjangan, belum lagi pernikahannya yang gagal menambah beban hidupnya Merri. Eskalasi kebendian keluarga Rahardja semakin mencapai puncak, mereka merebut rumah dan perusahaan.”Merri akhirnya bisa menguasai dirinya, perlahan menurunkan tubuhnya bersujud di samping Dragnar, menyatukan tangannya dengan tangan Dragnar,”Mama…” panggilnya dengan suara serak menahan tangis.“Saya menerima lamaran mas Dragnar,sejak kepergian papa selama-lamanya aku dan mama tidak punya pegangan hidup. Ingin merebut kembali rumah kita saja , M
Cahaya matahari menembus vitrage, menerpa wajah Merri. Merri menggeliat di atas ranjang, kelopak matanya sulit dibuka, dipejamkan kembali matanya kemudian mencoba membukanya. Jemarinya menyelusuri ranjang di sampingnya mencari tubuh yang semalam membuatnya tak berdaya yang selalu menghantam dirinya dengan kuat dan keras.Permainan cinta panas semalam masih melekat di tubuhnya,hangat tubuh Dragnar masih terasa di kulitnya bercampur dengan aroma tubuh Dragnar membelai lembut hidungnya, ‘Dragnar, memang hebat.Ciumannya, dekapannya, hentakannya, yang bertubi-tubi seolah tidak ingin dilepaskan.’batin Merri.Bukannya melepaskan selimut, Merri malah menariknya lebih erat ke tubuhnya yang masih polos, ingin mengumpulkan kepingan-kepingan yang mereka lakukan semalam,dimulai dari bibir mereka saling mencumbu, Dragnar yang mencumbu payudaranya menggigit gemas kedua pucuknya membuat Merri geli dan menggelinjangdisambut tawa Dragnar menambah gairah Merri.“Dia memang nakal.” Bisik Merri meraba k
Setelah diberi obat penenang, Dragnar tertidur pulas. Atas perintah tuan Baron , seorang pengawal pribadi berjaga di luar kamar tidur, kedua orangtuanya kembali ke kamar mereka.“Dragnar sudah kacau logikanya sejak menikah dengan Merri. Apa yang Merri lakukan kepadanya sehingga ia menjadi tergila-gila pada perempuan yang tidak mempunyai harga diri.” Ujar ibu Aida ketika mereka berada di kamar.“Kamu kan tahu, Danur sudah lama suka sama Merri. Waktu jumpa kembali ketika liburan mereka bertemu, katanya cinta pertamanya kambuh dan ia setuju dengan rencanaku untuk menjodohkannya dengan Merri."“Itulah kamu, mau merajut kembali persahabatanmu dengan Andrew, kita tidak tahu Merri yang dulu polos, manis berubah menjadi liar.”“Liar?” Tanya pak Baron.“Iya, dengan pacarnya yang dokter sering ketemuan di Semarang, tinggal bersama di apartemen pacarnya berhari-hari, apa yang dilakukan seorang perempuan dan pria dalam satu kamar berhari-hari?”Pak Baron menatap isterinya,kemudian tersenyum,”C
Kepanikan semakin mendera pikiran Dragnar, diambilnya ponselnya, jempolnya bergulir mencari nomor Merri, tidak ada tanggapan. Dragnar kemudian menghubungi pengawal pribadinya,“Kamu, tanya ke pos jaga apakah mereka melihat nyonya muda keluar dengan nyonya besar?” Perintahnya.Setelah menunggu sekian detik, ponselnya berbunyi,”Apa? nyonya muda ,ibu Anna dan suster keluar tanpa diantar supir? Kemana mereka?”Mendapat jawaban dari pengawal pribadinya, Dragnar langsung memberi perintah,”Siapkan mobil, saya akan mencari isteriku!”Dragnar gelisah , Merri tidak bisa dihubungi, satu-satu jalan hanyalah menuju ke tempat kost teman-teman Merri.Dragnar tidak tahu tempat kost teman-teman Merri, supir yang pernah mengantar mereka pasti tahu tempat kost teman-teman Merri.Dragnar gelisah tidak saja karena menghilangnya Merri, khawatir Merri hamil. Ia tidak ingin bayi yang dikandungnya akan mengalami masalah,’Aku harus mem punyai keturunan, ini satu-satunya warisan yang indah kuberikan jika aku
Turun dari lift dengan membawa satu tas yang dibawa sewaktu datang ke mansion, Merri menuju ruang tamu mamanya terlihat gelisah ditatap ibu Aida.“Kamu tidak mencuri perhiasanku?”tanya ibu Aida.Merri membuka risluting tas, mengeluarkan dua baju tidur miliknya dan dalaman miliknya, diletakkan di atas meja tamu.“Semua baju, lingerie yang dibeli Dragnar tidak saya bawa. Yang saya bawa hanya cincin kawin yang dibeli Dragnar. Saya tidak menyerahkan karena Dragnar belum menceraikan saya.Walaupun Dragnar kelak akan menceraikan saya, saya tidak mau bercerai! Karena apa yang sudah disatukan Tuhan tidak dapat dipisahkan atau diceraikan manusia!” Ujar Merri.Ibu Aida memandang Merri dengan tatapan sinis,kemudian mengalihkan pandangannya ke miss Franka, ”Buang semua pakaian yang sudah dia pakai,jangan ada tersisa satupun.”Miss Franka membungkuk tanpa mengatakan satu katapun lalu pergi menjalankan perintah nyonya besar.“Hum..mana kunci rumah?”Tanya Merri.“Silahkan ambil map plastik yang ad
Merri masih tertidur lelap ketika Dragnar membangunkan dengan membelai lengannya , tidak ada reaksi, dilanjutkan dengan mengusap kepala, diakhiri dengan mengecup kening Merri.Mata yang semula redup tiba-tiba membesar melihat Dragnar sudah berpakaian rapi. Aroma parfum Dragnar membelai hidung Merri.“Honey, aku kerja dulu.Dad sudah menungguku di meja makan untuk sarapan. Mungkin aku pulang agak malam, ada beberapa meeting yang harus aku ikuti.”Merri mengangguk mengerti.“Hum, kalau kamu ketemu dengan mom, usahakan membiasakan memanggil dengan mom ,juga kalau bertemu dengan dad, usahakan memanggilnya dad.Kamu sekarang bukan orang lain, kamu bagian dari keluarga Braspati, kamu anak menantu mereka.”Merri mengangguk lagi,’Terpaksa aku mengalah dan bersabar. Kali ini aku mengalah demi suamiku, bukan demi tante Aida dan oom Baron, Oom Baron aku tidak perlu kuatir, dia menerimaku.’Batin Merri kemudian meraih bahu Dragnar.“Semoga Tuhan memberkatimu dan memberkati semua rencana dan aktivitasm
Bulan madu selama sembilan hari menjadi momen bonding yang hangat, kesempatan berdua mereka tidak hanya diisi dengan permainan cinta, saling mengutarakan isi hati sehingga memperkuat ikatan emosional. Momen bulan madu menciptakan rasa aman, nyaman,kepercayaan Merri terhadap Dragnar . Sampai di mansion, miss Franka dan beberapa pelayan dan pengawal pribadi telah menunggu mereka.Suasana mansion gelap dan dingin, tidak ada keramahan, seperti yang mereka alami di villa dan hotel. Miss Franka , pelayan dan pengawal pribadi menyambut mereka , membungkuk tanpa ekspresi gembira melihat majikannya pulang dari berbulan madu, tidak ada ucapan selamat datang di mansion, bibir mengatup, tubuh membungkuk kaku. Dragnar berjalan tegak, jemarinya memegang jemari Merri melewati mereka.Dragnar tidak mengucapkan sepatah katapun, melirikpun tidak. Merri yang berasal dari keluarga yang diajar menghargai sesama langsung tersenyum,”Sudah lebih jam sebelas malam, kalian belum tidur?” Tanya Merri sekedar b
Setiap manusia mempunyai kekuatiran, demikian juga Merri. Setelah menikah, ada banyak yang ia pikirkan, ada banyak hal yang ia cemaskan sehigga kekuatiran menjadi bagian dalam diri Merri. Kekuatirannya terbesar bukan mengkhawatirkan perkawinannya tetapi sesuatu yang berasal dari luar, keluarga papanya , mamanya yang tidak nyaman tinggal di mansion dan sikap ibu Aida, mertuanya yang tidak mengingininya menjadi bagian dari keluarga Braspati.Delapan hari bulan madu mereka, Merri akhirnya tahu siapa Dragnar yang telah mengutarakan semua hal mengenai dirinya , Merri menjadi iba dan mulai menyayangi Dragnar dan kagum atas keberanian Dragnar menikahinya tanpa meminta restu kedua orangtuanya, Merri semakin yakin bahwa ia di tangan pria yang tepat .‘Bagaimana kalau Dragnar kembali bekerja? Aku sendirian di mansion? Rumah besar yang terdiri dari beberapa kamar besar, ruang makan yang luas , ruang tamu yang luas. Kalau aku sendirian, belum lagi pandangan mata tante Aida sangat me
Merri bangun, kebiasaannya kalau bangun tangannya meraih ke samping tubuhnya mencari sosok yang semalam mereka telah mencapai puncak kenikmatan, denyutan nikmat masih terasa di sumber kenikmatan Merri.Merasa sosok yang dicarinya tidak ada, Merri membalikkan tubuhnya, sosok yan g dicari tidak nampak,”Mungkin dia lari pagi?” bisik Merri kemudian bangun masuk ke kamar mandi membersihkan dirinya dari aktivitas cinta yang masih berkedut dan menyisakan sesuatu yang melengket .Setelah mandi tanpa keramas, Merri keluar kamar mandi, matanyatertegun pada sosok yang bersimpuh di depan meja tamu, ada salib dan patung bunda Maria dan lilin aromaterapi. Sosok bersimpuh sambil menunduk, Merri mendengar isak tangis yang ditahan. Cepat-cepat Merri mengambil baju yang layak dipakai , bersimpuh di samping Gragnar yang terus menunduk dan bahunya bergetar menahan isak tangis.Merri mengulurkan tangannya, akhirnya ditarik kembali,’Kalau aku meletakkan tanganku ke bahunya ia sadar aku sudah bangun, biarlah
Merri menggeliat, diraihnya ponselnya baru jam tiga dini hari. Semalam Dragnar kembali memintanya, Merri menolak dengan alasan capek. Entah mengapa mereka sampai berhubungan intim. Merri berusaha mengingat kejadian semalam, akhirnya ia tersenyum kemudian menoleh ke sampingnya, melihat pria, suaminya masih terlelap. Dadanya yang bidang dengan tonjolan berbulu halus, Merri menyentuh dada, merabanya kemudian meletakkan kepalanya di dada pria yang tidak dicintainya , suaminya dan calon ayah dari bayi yang dikandungnya.‘Huh.. dasar perayu ulung.” Bisik Merri lalu tersenyum kecil.‘Setiap dia menatapku dengan wajah penuh permintaan berkabut hasrat dan gairah, dia terlihat sangat menawan dan menggoda akhirnya aku tergoda dalam rayuannya, apalagi sumber kenikmatannya sudah mengeras dan menegang di pahaku ,minta ijin masuk ke dalam.’ Batin Merri.Dragnar malam itu tidak menggebu seperti malam-malam sebelumnya, lembut, membuat sensasi menempelkan tubuhnya di atas tubuh Merri, berdua mereka sud
Cinta terdiri dari lima kata, mudah diingat, mudah diucapkan tapi memiliki makna yang kompleks.Setiap orang ingin dicintai dan mencintai malah ada yang ingin mendapatkan cinta sejati.Dengan cinta sejati akan membawa kebahagiaan baik fisik maupun mental. Sayang tidak semua orang bisa mendapatkan cinta sejati.Merri mendapatkan cinta dari Dragnar, sulit memberikan cintanya kepada Dragnar karena cintanya sudah diberikan pada pria lain , pria yang tidak tepat dipilihnya untuk jatuh cinta.Waktu jatuh cinta pada Dante, Merri memiliki ekspektasi yang tinggi tentang cinta, ia percaya bahwa Dante mencintainya dengan tulus seperti dirinya, Dante memberikan Merri cinta yang sempurna, kenyataannya cinta Dante adalah cinta palsu , meninggalkan luka di hati Merri.Merri merasakan suatu keajaiban ketika Dragnar menyatakan bahwa ia sangat mencintai Merri malah Merri tidak percaya akan ucapan Dragnar , hanya kata-kata romantis yang dikeluarkan untuk mendapatkan tubuh Merri. Ketika berhubungan intim,