Dragnar dan Merri duduk berhadapan di meja makan. Di depan mereka terhidang sup ayam,ayam goreng, sambel goreng kentang dan empal gepuk kesukaan Dragnar. Merri menuang sup ayam ke mangkok kecil buat Dragnar dan buat dirinya, menyeruput kecil ingin merasakan kehangatan sup ayam. Entah ada apa dengan perutnya, tiba-tiba menggelojak . Merri meletakkan sendoknya ke mangkok. “Ada apa honey?” tanya Dragnar. “Perutku kembung, ingin muntah, mungkin aku masuk angin,” Ujar Merri. Dragnar mengangkat alis,”Mau minum air hangat?” Merri mengangguk malas, bermaksud berdiri mengambil air hangat dari dispenser, Dragnar mencegahnya kemudian memijat tombol di sisi meja makan, pelayan masuk tergopoh-gopoh. “Ambilkan air hangat buat nyonya.” Perintahnya. Pelayan mengambil gelas, mengisi air dispenser meletakkan di meja makan,”Silahkan nyonya, kalau kurang hangat saya tambahkan air panas,” ujarnya dengan sopan. “Terimakasih,” Merri meneguk ,”Cukup hangatnya,” Pelayan membungkuk , berjalan te
Di rumah sakit ,Dragnar terus mendaraskan doa yang tidak putus-putusnya keluar dari bibirnya, wajah Dragnar berubah diliputi kecemasan menatap wanita yang sakit dicintai menahan nyeri, “Maafkan aku,” bisiknya lirih.Dokter jaga masuk ke ruang UGD memeriksa sejenak perut Merri,”Kami akan mengadakan pemeriksaan, silahkan bapak keluar.”Ujar dokter jaga dengan nada datar.“Bagaimana kondisi isteri saya,Dok?” Tanya Dragnar.“Kami akan memeriksa secara intensif, silahkan bapak menunggu di luar,”Dragnar yang duduk di sisi ranjang segera berdiri, menatap Merri penuh harap,”Jangan takut, tenanglah dokter akan memeriksamu,”ujarnya lalu mencium kening Merri.Tidak lama pintu ruang UGD terbuka, dokter wanita bersama dokter jaga dan seorang perawat keluar menemui Dragnar,”Bagaimana kondisi isteri saya dok,”Tanya Dragnar panikDokter wanita menghela napas kemudian tersenyum tipis melihat kepanikan Dragnar,”Istri bapak mengalami pendarahan ringan,”“Apakah pendarahannya serius?” Tanya Dragnar.
Dragnar sudah kembali bekerja., kesibukannya menyita seluruh waktunya. Malam hari baru tiba di rumah dalam keadaan lelah .Merri berusaha menjadi istri yang baik, menunggunya, menemani makan malam dan menunggu Dragnar mandi, menyediakan pakaian tidur kemudian mereka saling memberi berkat lalu tidur.Dragnar kadang-kadang merajuk karena harus menahan hasrat dan gairahnya ketika mereka berbaring bersebelahan di ranjang dengan saling menatap, memeluk, memasukkan tangannya ke dalam gaun tidur Merri mencari kedua bukitnya, membuat Merri menggelinjang.“Ingat kata dokter.”Bisik Merri lirih yang juga menahan hasrat dan gairahnya.Dua minggu penuh rindu untuk menyalurkan hasrat dan gairah terwujudlah. Hasilnya menunjukkan kandungan Merri dalam keadaan prima. Dengan malu-malu Merri menanyakan ke dokter wanita apakah mereka bisa berhubungan intim.“Silahkan, asalkan suami anda jangan terlalu grasah - grusuh.Dilakukan secara perlahan-lahan jangan tergesa-gesa ingin mencapai puncak yang selalu d
Merri bangun dari tidur lelap di sore hari setelah permainan cinta mereka, Dragnar tidak ada di sampingnya.”Kemana dia?”Tanya Merri lirih.“Hum, mungkin dia di kamar mandi,”Bisik Merri, lalu turun dari ranjang , mencari gaun rumah yang telah dilipat rapi di ujung ranjang, bersama bra dan pantynya. Diraupnya gaun rumah sebatas paha, membiarkan bra dan pantynya tetap tergeletak di ujung ranjang.Dibukanya pintu kamar mandi, sosok yang dicari tidak nampak, Merri masuk ke dalam kamar mandi membuka gaunnya, membersihkan aktivitas yang baru saja mereka lakukan, meraba, membelai lembut dilanjutkan dengan membilas sampai tidak ada cairan pekat yang melekat di v**nanya dan dselangkangnya.‘Fantasinya memabokkan, kata-katanya membuai hatiku,”Honey, sentuhan akhir aku buat menjadi lebih indah , nikmat dan menyenangkan,” kata-kata penuh motivasi membuatku ingin terus dimasukinya,’batin Merri sambil tersenyum kecil, meraih handuk di nakas lalu ke luar kamar mandi menuju lemari pakaian di walkin c
Perasaan emosional Merri dan ibu Anna memberikan dampak positif pada suster yang merawatnya , terlebih Dragnar, kebahagiaan terpancar di wajahnya.Langsung dihubunginya dokter yang merawat ibu Anna.Terjadi percakapan antara Dragnar dengan dokter, wajah bahagia kadang-kadang berubah menjadi serius diikuti anggukan kepala Dragnar.“Puji Tuhan, Mama Anna sehat.”“Aku tidak sakit.”Ujar Mama.Dragnar dan Merri saling menatap,” Mama memang tidak sakit, mama perlu banyak istirahat, agar mama semakin kuat.” Ujar Dragnar , matanya menyiratkan kode ke Merri.“Betul kata Dra…mmm.. mas Danur…mama perlu istirahat.”“Masa sudah bosan tidur, pagi, siang, sore sampai malam tidur terus.”Suster yang merawat ibu Anna tertawa, “Kalau ibu Anna tidur terus kapan waktunya makan, jalan-jalan dan mengrumpi dengan saya mengenai anak ibu yang pergi meninggalkan ibu?”Hening terpenjara di antara mereka mendengar perkataan suster perawat. Merri menatap suster dengan pertanyaan di benaknya. Entah apa yang dipikirk
”Tahukah kamu, setelah menikah denganmu aku sangat bahagia? “Perkataan Dragnar, terngiang di telinga Merri ketika mereka memulai cinta panas mereka. Merri menatap pria yang terus menatapnya dengan tatapan berkilauan penuh cinta..‘Dengannya aku merasa kenyamanan dalam setiap belaian, goyangan nikmatnya,senyum dinginnnya yang tiba-tiba berubah hangat, aku bahkan cemburu ketika ada yang naksir dia.Hum.. apakah aku menyukainya atau mencintainya?Ternyata cinta itu sederhana, bagiku cinta adalah kenyamanan ketika dia memasukiku.’batin Merri memegang erat pinggang Dragnar yang menghentak dengan hebat disertai bisikan lembutnya .Penyatuan biologis mereka kali ini sempurna , cinta Dragnar yang menggebu-gebu, terekspose dalam setiap goyangan Dragnar membuat Merri mendesah, mengerang nikmat, Merri bisa merasakan kekuatan cinta Dragnar dalam setiap goyangan dan hentakan yang dibuat Dragnar.Setelah permainan panas mereka, Merri bangun dengan senyum mengembang. Udara dingin kamar tidur merek
Pengakuan Dragnar di pagi hari mereka teruskan dengan saling memeluk, Merri melingkarkan tangannya di pinggang Dragnar, demikian juga Dragnar melingkarkan tangannya di pinggang Merri, sepasang kaki mereka saling bertaut.“Kamu imut banget.”Bisik Dragnar.“Kita peluk-pelukan saja, kamu tidak lapar?”Tanya Merri,mencoba bersantai manja.“Sepuluh menit kita lakukan, saling memeluk, saling menatap ingin membaca pikiran , saling membangun kepercayaan di antara kita. Ini hal yang terseksi kita lakukan di pagi hari.”Ucap Dragnar.“Hum..powerful kata-katamu.”Kata Merri.Dragnar mengamati ekspresi Merri, “Aku perlu mengeluarkan kata-kata itu sebagai wujud validasi cinta.Validasi merupakan kunci untuk membangun hubungan kita agar lebih harmonis dan penuh kasih.”“Bisakah membangun hubungan harmonis dan penuh kasih hanya pada satu cinta? Seharusnya ada dua cinta?”Tanya Merri.“Mengapa tidak? Waktu aku membuat pengakuan, aku bisa merasakan adanya penerimaan perasaanmu,kau tidak diterima aku diperla
Perjalanan pulang ke tempat tinggal Dragnar, ibu Anna terlihat gelisah. Merri memegang tangan mamanya, membelai lembut agar kegelisahan yang melanda mamanya bisa berkurang.“Kita tidak pulang ke rumah kita?” tanya ibu Anna.Merri tercekat, tidak tahu apa yang harus dikatakan, menatap suster yang duduk di samping kanan ibu Anna.“Ibu, tuan tadi perintah bahwa ibu sebaiknya kembali ke rumahnya.”Ujar suster.“Aku juga punya rumah, meskipun tidak sebesar dan semewah milik nak Danur,aku dan suamiku selalu berpikir, saat kita lelah dari semua aktivitas, ‘having a place to go home, having someone to love is family and have both is a blessing’. Papanya Merri diwariskan rumah oleh ayahnya yang meninggal, ternyata rumah warisan kemudian diperebutkan oleh saudara-saudaranya setelah dihasut oleh ayah sambungnya.” Ujar ibu Anna.“Ma, janganlah mama berpikir terlalu berat, mama baru saja sembuh.”“Sebenarnya mama ini sakit apa ?Kalian selalu katakan mama sakit, padahal mama ini sehat!”Protes ibu Ann
Bulan madu selama sembilan hari menjadi momen bonding yang hangat kesempatan berdua mereka tidak hanya diisi dengan permainan cinta, saling mengutarakan isi hati sehingga memperkuat ikatan emosional. Momen bulan madu menciptakan rasa aman, nyaman,kepercayaan Merri terhadap Dragnar . Sampai di mansion, miss Franka dan beberapa pelayan dan pengawal pribadi telah menunggu mereka.Suasana mansion gelap dan dingin, tidak ada keramahan, seperti yang mereka alami di villa dan hotel. Miss Franka , pelayan dan pengawal pribadi menyambut mereka , membungkuk tanpa ekspresi gembira melihat majikannya pulang dari berbulan madu, tidak ada ucapan selamat datang di mansion, bibir mengatup, tubuh membungkuk kaku. Dragnar berjalan tegak, jemarinya memegang jemari Merri melewati mereka.Dragnar tidak mengucapkan sepatah katapun, melirikpun tidak. Merri yang berasal dari keluarga yang diajar menghargai sesama langsung tersenyum,”Sudah lebih jam sebelas malam, kalian belum tidur?” Tanya Merri. Tidak ada
Setiap manusia mempunyai kekuatiran, demikian juga Merri. Setelah menikah, ada banyak yang ia pikirkan, ada banyak hal yang ia cemaskan sehigga kekuatiran menjadi bagian dalam diri Merri. Kekuatirannya terbesar bukan mengkhawatirkan perkawinannya tetapi sesuatu yang berasal dari luar, keluarga papanya , mamanya yang tidak nyaman tinggal di mansion dan sikap ibu Aida, mertuanya yang tidak mengingininya menjadi bagian dari keluarga Braspati.Delapan hari bulan madu mereka, Merri akhirnya tahu siapa Dragnar yang telah mengutarakan semua hal mengenai dirinya , Merri menjadi iba dan mulai menyayangi Dragnar dan kagum atas keberanian Dragnar menikahinya tanpa meminta restu kedua orangtuanya, Merri semakin yakin bahwa ia di tangan pria yang tepat .‘Bagaimana kalau Dragnar kembali bekerja? Aku sendirian di mansion? Rumah besar yang terdiri dari beberapa kamar besar, ruang makan yang luas , ruang tamu yang luas. Kalau aku sendirian, belum lagi pandangan mata tante Aida sangat me
Merri bangun, kebiasaannya kalau bangun tangannya meraih ke samping tubuhnya mencari sosok yang semalam mereka telah mencapai puncak kenikmatan, denyutan nikmat masih terasa di sumber kenikmatan Merri.Merasa sosok yang dicarinya tidak ada, Merri membalikkan tubuhnya, sosok yan g dicari tidak nampak,”Mungkin dia lari pagi?” bisik Merri kemudian bangun masuk ke kamar mandi membersihkan dirinya dari aktivitas cinta yang masih berkedut dan menyisakan sesuatu yang melengket .Setelah mandi tanpa keramas, Merri keluar kamar mandi, matanyatertegun pada sosok yang bersimpuh di depan meja tamu, ada salib dan patung bunda Maria dan lilin aromaterapi. Sosok bersimpuh sambil menunduk, Merri mendengar isak tangis yang ditahan. Cepat-cepat Merri mengambil baju yang layak dipakai , bersimpuh di samping Gragnar yang terus menunduk dan bahunya bergetar menahan isak tangis.Merri mengulurkan tangannya, akhirnya ditarik kembali,’Kalau aku meletakkan tanganku ke bahunya ia sadar aku sudah bangun, biarlah
Merri menggeliat, diraihnya ponselnya baru jam tiga dini hari. Semalam Dragnar kembali memintanya, Merri menolak dengan alasan capek. Entah mengapa mereka sampai berhubungan intim. Merri berusaha mengingat kejadian semalam, akhirnya dia tersenyum kemudian menoleh ke sampingnya, melihat pria, suaminya masih terlelap. Dadanya yang bidang dengan tonjolan berbulu halus, Merri menyentuh dada, merabanya kemudian meletakkan kepalanya di dada pria yang tidak dicintainya , suaminya dan calon ayah dari bayi yang dikandungnya.‘Huh.. dasar perayu ulung.” Bisik Merri lalu tersenyum kecil.‘Setiap dia menatapku dengan wajah penuh permintaan berkabut hasrat dan gairah, dia terlihat sangat menawan dan menggoda akhirnya aku tergoda dalam rayuannya, apalagi sumber kenikmatannya sudah mengeras dan menegang minta ijin masuk ke dalam.’ Batin Merri.Dragnar malam itu tidak menggebu seperti malam-malam sebelumnya, lembut, membuat sensasi menempelkan tubuhnya di atas tubuh Merri, berdua mereka sudah polos
Cinta terdiri dari lima kata, mudah diingat, mudah diucapkan tapi memiliki makna yang kompleks.Setiap orang ingin dicintai dan mencintai malah ada yang ingin mendapatkan cinta sejati.Dengan cinta sejati akan membawa kebahagiaan baik fisik maupun mental. Sayang tidak semua orang bisa mendapatkan cinta sejati.Merri mendapatkan cinta dari Dragnar, sulit memberikan cintanya kepada Dragnar karena cintanya sudah diberikan pada pria lain , pria yang tidak tepat dipilihnya untuk jatuh cinta.Waktu jatuh cinta pada Dante, Merri memiliki ekspektasi yang tinggi tentang cinta, ia percaya bahwa Dante mencintainya dengan tulus seperti dirinya, Dante memberikan Merri cinta yang sempurna, kenyataannya cinta Dante adalah cinta palsu , meninggalkan luka di hati Merri.Merri merasakan suatu keajaiban ketika Dragnar menyatakan bahwa ia sangat mencintai Merri malah Merri tidak percaya akan ucapan Dragnar , hanya kata-kata romantis yang dikeluarkan untuk mendapatkan tubuh Merri. Ketika berhubungan intim,
“Merri pernah cerita ke saya bahwa dia suka Bali , suasana di desa mistis,romantis dan eksotis. Jadi karena kita belum bulan madu aku ngajaknya ke Bali saja.”“Bagaimana honey, kamu setuju?” tanya Dragnar,memamerkan kemesraannya dengan Merri dihadapan kedua orangtuanya.Merri yang sedang minum susu tentu terkaget-kaget, hampir menjatuhkan gelas susu yang dipegangnya.“Uhuk.. mmm… uhuk..” kemudian terbatuk-batuk, ditatap pak Baron dengan tersenyum.Sebelumnya Dragnar sudah menyampaikan mengapa Merri tidak ingin diadakan resepsi pernikahan, daddynya lalu menawarkan bulan madu, tentu langsung di sambut oleh Dragnar. Mereka berdua mengadakan persekongkolan seolah-olah Dragnar punya ide.Di depan kedua orangtuanya Dragnar kembali memamerkan kemesraannya, mengambil tisu mengelap bibir Merri yang masih dipenuhi putih susu. Merri melirik ibu Aida yang menatap kemesraan Dragnar dengan tatapan sinis.‘Kamu sengaja memamerkan kemesraan di depan orangtuamu, mengapa aku tidak merespons , papanya
Begitu masuk ke ruang makan, Merri menahan rasa kesal ketika ibu Aida menyambut Merri dan ibu Anna masuk ke ruang makan ,”Dragnar, ajar isterimu kalau kita makan malam bersama sebaiknya ia perhatikan penampilannya. Baju yang dikenakannya tadi pagi belum diganti,mungkin juga belum mandi sore, perempuan harus menjaga penampilan, jangan malas.”Dragnar menatap ke arah Merri yang berusaha menjaga wajahnya agar tetap tersenyum,”Mungkin bawaan perempuan hamil.” Ujar Dragnar, jemarinya membelai perut Merri yang belum nampak kehamilannya.“Mer, kamu hamil?” tanya pak Baron dengan ekspresi gembira.“Iya.. Oom..”“Hai, kamu harus membiasakan memanggilku papa , karena kamu sekarang menantu papa yang sudah lama dijodohkan almarhum papamu.”Merri melirik ke ibu Aida yang menatapnya, tatapannya seakan menembus sampai ke tulang belakangnya,”Katanya sudah memasuki dua bulan,” Ujar ibu Aida, suaranya terdengar manis di telinga mereka yang mendengar tapi bagi Merri sebagai belati yang ditusukkan ke
“Surprise!” Ujar Stella, Rissa dan Grace bersamaan Jangan bayangkan perasaan Merri saat itu, setelah berdebat panjang untuk mengungkapkan isi hatinya yang sebenarnya dengan ibu Aida, telah menyita napasnya yang membuatnya sesak, tiba-tiba kemunculan sahabat-sahabatnya yang sama sekali tidak diharapkan membuat dadanya semakin sesak , sulit bernapas hanya menatap mereka dengan tatapan tidak percaya. “Mengapa kalian kemari?”akhirnya suara Merri bisa tercetus keluar. Merri menarik napas yang terasa sangat berat,” Kalian kok bisa masuk?” tanyanya lagi. “Mama Anna beberapa kali menelpon aku minta dicarikan kost. Aku mencoba menghubungimu tapi ponselmu tidak diangkat, akhirnya aku menghubungi Rissa dan Grace, kami sepakat untuk mengunjungimu , siapa tahu kalian ada masalah.”Ujar Stella. Rissa melihat ke arah ibu Anna,”Mama Anna, sudah pulih ingatannya?” “Hum, sudah. Ngomong-ngomong kalian kok tahu alamatnya rumah Dragnar?” Tanya Merri. “Karena mama Anna terus merengek minta dicarikan t
Dengan sedikit berlari pelan, Merri menyusuri koridor panjang , keindahan taman yang menyuguhkan beberapa tanaman yang berbunga indah tidak sempat dimikmatinya, fokusnya agar ibu Aida masih ada di ruang tamu.Di ujung koridor terlihat miss Franka menuju ke ruang tamu, membawa nampan berisi dua gelas juice jeruk dan piring berisi lemper ayam membuat Merri semakin mempercepat langkanya,”Kapan nyonya besarmu datang?”“Hum, tadi malam bersama tuan besar.”“Di mana tuan besar?”“Ke kantor bersama tuan muda,”“Mengapa kamu tidak membangunkan saya? Biasanya kamu mengetuk pintu kamar untuk membangunkan saya.”“Hum.. nyonya besar melarang, ”Merri menatap miss Franka yang langsung menunduk tidak mampu menatap Merri yang menatapnya penuh selidik,”Bukankah kamu asisten pribadiku?” tanya Merri.“Kalau ada nyonya besar, saya asisten pribadi nyonya besar.Itu kata nyonya besar tadi pagi.”Kata miss Franka dengan menekankan saya asisten pribadi nyonya besar.“Mum, baiklah.”Merri melihat ibu Aida mas