Siang itu udara terasa panas, Daza yang mengerjakan pekerjaan kantor dari rumah mulai jenuh dan bosan. Ia memanggil asisten pribadinya dan mengajak ke sebuah cafe terdekat, dengan penampilan casual Daza tampak gagah dan keren meskipun jalan sedikit pincang dan bahunya juga masih terasa sedikit sakit. Sesampainya disana mereka duduk di pojok agar tidak terganggu dengan ramainya caffe tersebut. Saat matanya mengedar Daza menyatukan alisnya ia menajamkan mata menatap sepasang pemuda yang duduk saling berhadapan tidak jauh darinya, saat tahu siapa perempuan tengah mengobrol dengan laki-laki itu Daza merasa udara di sekitarnya panas bahkan tenggorokan tercekat. Asissten Daza tampak heran kenapa dengan bosnya yang menatap meja tak jauh dari mereka tanpa berkedip. Daza bangkit dari duduknya dan menghampiri sepasang pemuda yang tak jauh dari mejanya, asisten Daza semakin di buat bingung. “Seren ngapain kamu di sini?” Suara Daza membuat dua pasang pemuda itu menatap ke arah dirinya, mereka b
Elzar baru sampai di rumah setelah tadi pamit berkunjung ke rumah mertuanya, ada hal yang perlu dibahas secara pribadi dan itu menyangkut keluarga Alexander karena dua anak mereka menjadi tawanan keluarga Savier. Mertua Elzar memang meminta saran pada menantunya karena setiap langkah yang mereka ambil dan keputusan yang sudah ditetapkan akan menyeret nama besar perusahaan serta menimbulkan dampak entah negatif maupun positif. Saat memasuki kamar rupanya istrinya belum tidur, disana Raquel tengah asik menonton drama korea dengan ekspresi yang berbeda-beda pemandangan yang membuat mood Elzar kembali bahkan laki-laki itu tersenyum lebar. “Kenapa belum tidur ini sudah malam sayang?” Elzar mendekat dan membuat Raquel tersenyum, ia tahu suaminya pasti akan mengomel sebentar lagi. “Gak bisa tidur kebetulan ada drama bagus ini,” jawab Raquel sambil menunjuk layar laptopnya. Elzar menghela nafasnya panjang. “Tidur sayang ini sudah malam dan gak bagus buat kandungan kamu.” Benar saja dugaan
Di ruangan Daza kini dua perempuan itu saling diam, tidak ada yang membuka suara ataupun membuka obrolan bahkan suara ac pun terdengar. Raquel menatap Seren yang sejak tadi menunduk, bahkan sekedar menatap dirinya juga tidak berani dan hanya menunduk entah apa yang dipikirkan Seren. Hingga helaan nafas panjang Raquel terdengar, perempuan yang tengah hamil muda itu merasa bosan. “Seren sejak kapan kamu kenal kak Daza?” Tanya Raquel santai tapi bagi Seren justru sebaliknya hingga membuatnya semakin menunduk. “S-sekitar dua bulan lalu Ra,” jawabnya dengan suara sedikit bergetar. “Santai saja lah gue gak bakal marah atau apa-apain lo kok,” ucap Raquel sambil mendekat ke arah Seren dan menepuk bahu perempuan itu seraya tersenyum. Seren akhirnya bisa bernafas lega, ia kira Raquel akan marah karena kakaknya dekat dengan perempuan seperti dirinya. Bagaimana tidak minder karena perbedaan latar belakang mereka terlalu jauh bagaikan langit dan bumi. Raquel dari keluarga terpandang berdarah b
Elzar yang melihat istrinya tengah menyeret mantan sekretarisnya seketika rasa panik memuncak pasalnya langkah Raquel tampak tergesa sambil menjambak rambut perempuan itu lalu mendorongnya dengan kuat saat sampai halaman kantor. Kali ini Raquel tidak memberikan ampun pada perempuan yang tampak seperti jalang dan terus menggoda suaminya sungguh ia geram dan ingin sekali membunuh perempuan itu. “Liat perempuan ini, niat mau bekerja tapi pakaiannya saja layak perempuan malam di club!” Teriak Raquel dengan nafas yang terengah, tentu semua karyawan keluar untuk melihat apa yang terjadi. “Kalau gue liat lo masih kesini dan coba merayu suami gue detik itu juga lo bakal kehilangan nyawa!” Perempuan itu menegang mendengar ancaman Raquel bahkan sedikit beringsut mundur tapi seketika para karyawan itu melemparinya dengan botol minum dan juga kertas-kertas tak terpakai. Elzar sampai di samping istrinya langsung memeluk dan mengecup keningnya lumayan lama, ia khawatir setengah mati karena istri
Laki-laki dengan perawakan tinggi dengan badan kekar itu tengah menghisap rokok di balkon kamarnya, ia harus menerima hukuman untuk tetap berada di mansion Alexander dengan batas waktunya tidak ditentukan. Padahal ia hanya ingin membuat perempuan yang menjadi pujaan hatinya melihat perjuangannya melihat bawah ia adalah laki-laki yang pantas diperjuangkan tapi apa yang ia peroleh justru hal seperti ini. Arsenal mengakui caranya salah tapi ia tetap kekeh membenarkan semua itu dan tidak menyesal. Tawa miris terdengar begitu menyakitkan, di sana Darrel melihat abang kandungnya merasa kasihan padahal dia sendiri juga dimanfaatkan oleh abangnya tapi rasa kasihan sebagai saudara sedarah tetap ada. “Sial ini semua karena Elzar!” Geram Arsenal dengan tangan mengepal. Ingatannya melayang ke masa di mana ia masih bersama Raquel kemana-mana, hingga mereka berpisah dan hanya mampu komunikasi melalui email dan sosial media. Arsenal tetap menyalahkan Elzar karena dia adalah penyebab semua kekacaua
7 bulan kemudian… Kandungan Raquel sudah besar bahkan malam ini akan diadakan acara tujuh bulanan seperti orang jawa karena memang Reima asli keturunan jawa. Suasana mansion Javieto sangat ramai oleh kehadiran sanak saudara dan juga pihak besan yang sudah tiba. Raquel tengah berada di kamar bersama Elzar, perempuan itu didandani mengenakan kemben berupa kain jarik lalu dipakaikan rompi dari bunga melati dan bagian rambut diberi bando menggunakan ronce melati. Elzar juga.menggunakan kemben berupa kain jarik senada dengan Raquel dan mereka keluar ke tempat acara bersamaan didampingi kedua orang tua. Di halaman belakang tempat acara diselenggarakan mereka semua terpukau dengan penampilan Raquel yang terkesan anggun dan aura kecantikannya semakin terpancar sejak hamil. Di antara tamu itu ada Darrel dan juga Arsenal serta satu orang perempuan yang sejak tadi menatap tak suka pada Raquel. Arsenal juga merasa heran kenapa perempuan itu tampak kesal, hingga ia mulai paham saat memergoki per
Di sebuah caffe shop seorang perempuan dengan penampilan modis dan seksi, ia seperti tengaj banyak pikiran sorot mata cantik itu jelas menggamabarkan beban pikiran yangs sedang di pikul. Ia baru saja kembali tiga hari lalu dari Amerika dan sekarang mendapatkan tugas serta tekanan yang membuatnya sangat muak. Pelan ia menyesap kopi hitam yang ia pesan, perempuan itu memejamkan mata sejenak menikmati kopi pahit yang membasahi tenggorokannya. “Gila! Gue udah lupa sama Elzar dan sekarang harus pura-pura masih ada rasa,” gumannya pelan tapi tersirat nada kesal.Dia sudah menolak permintaan gila pamannya tapi ancaman itu adalah kelemahannya dan kemarin ia benar-benar datang ke acara tujuh bulanan, sungguh ia tidak ada rasa apapun pada Elzar. Ia sendiri juga sudah dekat dengan laki-laki bule yang selama ini menemani suka dukanya belajar di Amerika tapi paman dan bibi menolak dengan alasan keluarga mereka tidak setara. Tidak lama perempuam itu tersadar dari lamunannya karena ada seseorang ya
Hari ini jadwal cek up Raquel ke dokter kandungan tapi karena di rumah sakit antre ia memilih ke klinik saja. Raquel dan Elzar ke kantor tidak menggunakan sopir, selama Raquel mengikuti kelas online ia jadi selalu ikut Elzar ke kantor dan meeting entah ini Raquel yang selalu ingin dekat suaminya atau murni bawaan bayi tapi Elzar menyukai Raquel yang seperti ini apalagi jika sepenuhnya bergantung padanya ia akan sangat senang dan bahagia karena merasa ia menjadi laki-laki yang sangat dibutuhkan istrinya. Sejak kejadian dimana mantan sekretaris Elzar datang ke kantor dan mencoba merayu Elzar itu sampai sekarang tidak ada lagi modelan wanita seperti itu, bahkan pakaian karyawan kantor tidak ada yang ketat atau pendek. Semua sesuai standar dan harus sopan, siapa sangka ganasnya Raquel saat memberi pelajaran mantan sekretaris Elzar itu menjadi sorotan karyawan dan mereka takut jika mencari gara-gara dengan istri bos mereka.“Sayang nanti kalau habis ke klinik kita mampir makan di ayam gor
Raquel merasa bosan jika hanya di dalam ruangan Elzar, dengan perut buncitnya ia berjalan-jalan di sekitar kantor sekalian membeli cireng langgananya. Entah kenapa sejak hamil Raquel menyukai jajanan pinggir jalan seperti telur gulung, cireng dan kawan-kawan. Elzar sudah berulang kali melarang untuk tidak mengkonsumsi itu tapi mau bagaimana lagi rasa ingin itu lebih dominan dan kata mama Reima itulah ngidam. Setelah puas membeli jajan Raquel ingin kembali ke kantor suaminya tapi saat sampai halaman ia bertemu dengan Arsenal. “Mau apa lo?” Raquel mundur selangkah, dengan tatapan penuh was-was siapa yang tidak takut jika laki-laki di hadapannya pernah menculiknya bahkan ingin menikahinya secara paksa. “Gue perlu bicara empat mata sama kamu Ra, ini bukan tentang perasaanku lagi tapi tentang keselamatan Elzar, kamu serta bayi dalam kandunganmu,” Arsenal tetap berusaha membujuk tapi lagi-lagi Raquel justru melangkah mundur. “Pergi!” Karena panik Raquel tidak memperhatikan langkahnya dan
Malam ini Arsenal kembali membuat janji dengan Meira. Sengaja Meira mengajak bertemu di sebuah hotel agar pamannya percaya bahwa ia menerima tawaran Arsen dan sebagai imbalan ia bersedia menjadi teman ranjang. Di hadapan pamannya, Meira harus menggunakan topeng sebagai perempuan nakal untuk bertahan hidup sejak kedua orang tuanya meninggal karena jika ia menjadi anak baik maka pamannya akan menyiksanya dan tak tanggung-tanggung kadang mencambuk hingga pinggangnya luka. Arsenal yang sudah sampai di lobby hotel segera menuju kamar yang sudah ia pesan dan Meira sudah tiba sejak tiga puluh menit lalu. Ada rasa ragu untuk mengatakan kejujuran hatinya pada Meira takut jika benar perempuan itu ingin memanfaatkan juga. Tapi semalam ia mendengar rekaman suara dari alat penyadap yang sengaja ia selipkan di tas milik Meira, Arsenal sengaja melakukan itu untuk mengetahui apa tujuan Meira sebenarnya tapi, justru rekaman itu menunjukkan sisi lain dari Meira mulai dari suara pamannya yang membentak
Hari ini jadwal cek up Raquel ke dokter kandungan tapi karena di rumah sakit antre ia memilih ke klinik saja. Raquel dan Elzar ke kantor tidak menggunakan sopir, selama Raquel mengikuti kelas online ia jadi selalu ikut Elzar ke kantor dan meeting entah ini Raquel yang selalu ingin dekat suaminya atau murni bawaan bayi tapi Elzar menyukai Raquel yang seperti ini apalagi jika sepenuhnya bergantung padanya ia akan sangat senang dan bahagia karena merasa ia menjadi laki-laki yang sangat dibutuhkan istrinya. Sejak kejadian dimana mantan sekretaris Elzar datang ke kantor dan mencoba merayu Elzar itu sampai sekarang tidak ada lagi modelan wanita seperti itu, bahkan pakaian karyawan kantor tidak ada yang ketat atau pendek. Semua sesuai standar dan harus sopan, siapa sangka ganasnya Raquel saat memberi pelajaran mantan sekretaris Elzar itu menjadi sorotan karyawan dan mereka takut jika mencari gara-gara dengan istri bos mereka.“Sayang nanti kalau habis ke klinik kita mampir makan di ayam gor
Di sebuah caffe shop seorang perempuan dengan penampilan modis dan seksi, ia seperti tengaj banyak pikiran sorot mata cantik itu jelas menggamabarkan beban pikiran yangs sedang di pikul. Ia baru saja kembali tiga hari lalu dari Amerika dan sekarang mendapatkan tugas serta tekanan yang membuatnya sangat muak. Pelan ia menyesap kopi hitam yang ia pesan, perempuan itu memejamkan mata sejenak menikmati kopi pahit yang membasahi tenggorokannya. “Gila! Gue udah lupa sama Elzar dan sekarang harus pura-pura masih ada rasa,” gumannya pelan tapi tersirat nada kesal.Dia sudah menolak permintaan gila pamannya tapi ancaman itu adalah kelemahannya dan kemarin ia benar-benar datang ke acara tujuh bulanan, sungguh ia tidak ada rasa apapun pada Elzar. Ia sendiri juga sudah dekat dengan laki-laki bule yang selama ini menemani suka dukanya belajar di Amerika tapi paman dan bibi menolak dengan alasan keluarga mereka tidak setara. Tidak lama perempuam itu tersadar dari lamunannya karena ada seseorang ya
7 bulan kemudian… Kandungan Raquel sudah besar bahkan malam ini akan diadakan acara tujuh bulanan seperti orang jawa karena memang Reima asli keturunan jawa. Suasana mansion Javieto sangat ramai oleh kehadiran sanak saudara dan juga pihak besan yang sudah tiba. Raquel tengah berada di kamar bersama Elzar, perempuan itu didandani mengenakan kemben berupa kain jarik lalu dipakaikan rompi dari bunga melati dan bagian rambut diberi bando menggunakan ronce melati. Elzar juga.menggunakan kemben berupa kain jarik senada dengan Raquel dan mereka keluar ke tempat acara bersamaan didampingi kedua orang tua. Di halaman belakang tempat acara diselenggarakan mereka semua terpukau dengan penampilan Raquel yang terkesan anggun dan aura kecantikannya semakin terpancar sejak hamil. Di antara tamu itu ada Darrel dan juga Arsenal serta satu orang perempuan yang sejak tadi menatap tak suka pada Raquel. Arsenal juga merasa heran kenapa perempuan itu tampak kesal, hingga ia mulai paham saat memergoki per
Laki-laki dengan perawakan tinggi dengan badan kekar itu tengah menghisap rokok di balkon kamarnya, ia harus menerima hukuman untuk tetap berada di mansion Alexander dengan batas waktunya tidak ditentukan. Padahal ia hanya ingin membuat perempuan yang menjadi pujaan hatinya melihat perjuangannya melihat bawah ia adalah laki-laki yang pantas diperjuangkan tapi apa yang ia peroleh justru hal seperti ini. Arsenal mengakui caranya salah tapi ia tetap kekeh membenarkan semua itu dan tidak menyesal. Tawa miris terdengar begitu menyakitkan, di sana Darrel melihat abang kandungnya merasa kasihan padahal dia sendiri juga dimanfaatkan oleh abangnya tapi rasa kasihan sebagai saudara sedarah tetap ada. “Sial ini semua karena Elzar!” Geram Arsenal dengan tangan mengepal. Ingatannya melayang ke masa di mana ia masih bersama Raquel kemana-mana, hingga mereka berpisah dan hanya mampu komunikasi melalui email dan sosial media. Arsenal tetap menyalahkan Elzar karena dia adalah penyebab semua kekacaua
Elzar yang melihat istrinya tengah menyeret mantan sekretarisnya seketika rasa panik memuncak pasalnya langkah Raquel tampak tergesa sambil menjambak rambut perempuan itu lalu mendorongnya dengan kuat saat sampai halaman kantor. Kali ini Raquel tidak memberikan ampun pada perempuan yang tampak seperti jalang dan terus menggoda suaminya sungguh ia geram dan ingin sekali membunuh perempuan itu. “Liat perempuan ini, niat mau bekerja tapi pakaiannya saja layak perempuan malam di club!” Teriak Raquel dengan nafas yang terengah, tentu semua karyawan keluar untuk melihat apa yang terjadi. “Kalau gue liat lo masih kesini dan coba merayu suami gue detik itu juga lo bakal kehilangan nyawa!” Perempuan itu menegang mendengar ancaman Raquel bahkan sedikit beringsut mundur tapi seketika para karyawan itu melemparinya dengan botol minum dan juga kertas-kertas tak terpakai. Elzar sampai di samping istrinya langsung memeluk dan mengecup keningnya lumayan lama, ia khawatir setengah mati karena istri
Di ruangan Daza kini dua perempuan itu saling diam, tidak ada yang membuka suara ataupun membuka obrolan bahkan suara ac pun terdengar. Raquel menatap Seren yang sejak tadi menunduk, bahkan sekedar menatap dirinya juga tidak berani dan hanya menunduk entah apa yang dipikirkan Seren. Hingga helaan nafas panjang Raquel terdengar, perempuan yang tengah hamil muda itu merasa bosan. “Seren sejak kapan kamu kenal kak Daza?” Tanya Raquel santai tapi bagi Seren justru sebaliknya hingga membuatnya semakin menunduk. “S-sekitar dua bulan lalu Ra,” jawabnya dengan suara sedikit bergetar. “Santai saja lah gue gak bakal marah atau apa-apain lo kok,” ucap Raquel sambil mendekat ke arah Seren dan menepuk bahu perempuan itu seraya tersenyum. Seren akhirnya bisa bernafas lega, ia kira Raquel akan marah karena kakaknya dekat dengan perempuan seperti dirinya. Bagaimana tidak minder karena perbedaan latar belakang mereka terlalu jauh bagaikan langit dan bumi. Raquel dari keluarga terpandang berdarah b
Elzar baru sampai di rumah setelah tadi pamit berkunjung ke rumah mertuanya, ada hal yang perlu dibahas secara pribadi dan itu menyangkut keluarga Alexander karena dua anak mereka menjadi tawanan keluarga Savier. Mertua Elzar memang meminta saran pada menantunya karena setiap langkah yang mereka ambil dan keputusan yang sudah ditetapkan akan menyeret nama besar perusahaan serta menimbulkan dampak entah negatif maupun positif. Saat memasuki kamar rupanya istrinya belum tidur, disana Raquel tengah asik menonton drama korea dengan ekspresi yang berbeda-beda pemandangan yang membuat mood Elzar kembali bahkan laki-laki itu tersenyum lebar. “Kenapa belum tidur ini sudah malam sayang?” Elzar mendekat dan membuat Raquel tersenyum, ia tahu suaminya pasti akan mengomel sebentar lagi. “Gak bisa tidur kebetulan ada drama bagus ini,” jawab Raquel sambil menunjuk layar laptopnya. Elzar menghela nafasnya panjang. “Tidur sayang ini sudah malam dan gak bagus buat kandungan kamu.” Benar saja dugaan