"Sampai aku harus bersabar dengan semua tingkah kekanak- kanakanmu Citra?" Sambil menatap mata Citra.
"Sampai aku benar - benar bisa menerimamu kembali mas."
"Astaghfirullahal Adzim Citra, apakah kamu sudah lupa dengan semua pembelajaran agamamu ketika di sekolah agama dulu Citra?"
Flashback beberapa tahun yang lalu.
Citra dan Reno bertemu ketika kelas Madrasah Tsanawiyah Negeri 1, disanalah mereka menjalin hubungan walau hanya sekedar kirim kabar lewat sms (surat meja sekolah).
Sekolah Reno dan Citra adalah sekolah yang berada di naungan Yayasan Pondok Pesantren. dimana sekolah tersebut dibagi menjadi dua waktu, pagi mulai jam 07.00 - 12.00 adalah sekolah khusus bagian putra, sedangkan 13.00 - 17.00 adalah sekolah khusus putri. Reno dan Citra bertemu saat ada perkumpulan Osis dimana saat itu akan diadakannya Class meeting. jadi dibutuhkan koordinasi antara putra dan putri dengan tetap mematuhi peraturan yang ada.
Reno pada
"Mas..." panggil Citra. "Tolong lepsakan peganganmu sakit sekali." pinta Citra memelas diiringi dengan aliran air mata. Reno menatap Citra dengan tidak tega, Reno tersadar kalau saat ini dia sedang dikuasai dengan amarah, tanpa sadar dia mengucapkan istighfar "Astagfirullahal Adzim, maafkan aku Citra." sambil melepaskan cekalan tangannya pada pergelangan tangan Citra. Reno pergi meninggalkan Citra sendirian di kamar. dia harus menghindari Citra saat ini kalau tidak akan terjadi sesuatu yang tidak ia inginkan dan akhirnya membuat dia menyesal. Citra meihat kepergian Reno dengan wajah yang sangat sulit diartikan, dia berakat dengan lirih, "Maafkan aku mas... aku masih butuh waktu, ya Allah ampuni hamba ini ya Allah..." Citra masih ingat sekali penjelasan dari gurunya terdahulu,"Jika ada seorang suami mengajak istrinyauntuk berhubungan, akan tetapi ia (istri) tidak memenuhi ajakan suami, hingga malam itu suaminya marah, maka ia (istri) menda
Setelah mereka sholat Shubuh Citra beranjak ke kamar Alfa, takut kalau Alfa bangun mencari Citra. Ternyata Alfa masih tertidur dengan pulas. Sesekali Alfa masih suka bangun tengah malam untuk meminta susu atau mengatntarkannnya buang air kecil dikamar mandi. Alfa sudah lepas pampers saat dia sudah bisa berbicara, ini semua juga tidak lepas dari didikan ummahnya (Citra). Citra lalu beranjak pergi ke dapur untuk menyiapkan sarapan. tiba - tiba saat dia mau pergi ke dapur, dia bertemu dengan Reno yang berada di ruang tengah. dan berkata. "Mas..." panggil Citra, "Mau dibikinin sarapan apa mas?" "Terserah," jawab Reno tanpa menoleh kepada Citra. Reno asyik dengan buku bacaanya. "Em ya." Citra pun memblasnya dengan singkat. Citra menyadari kalau Reno masih marah dengannya. Citra hafal betul dengan sifat Reno. Citra menyiapkan makanan dengan menu yang sederhana, mengingat dia kemaren belum sempat berbelanja kebutuhan untuk hari ini, dia kemaren lagi ad
Di tempat lain Alya sedang terdiam sendiri di kamarnya dengan penuh kesedihan, ya mulut masih bisa berkata tidak akan bersedih, tapi hati tetap merasakan sesak. Dalam hatinya Alya berkata"Aku harus bisa melewatin ini semua, semangat! pasti bisa!" sambil menatap dirinya di depan cermin. mematut dirinya untuk bersiap - siap berangkat ke sekolah.Ketika telah tiba di sekolah Alya melewatin depan anak - anak kelas lima, karena ruang kelas 5 bersebelahan dengan ruang guru. anak - anak kelas lima melihat ada guru yang sedang lewat, mereka berkata, "Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh, selamat pagi bu Alya.""Wa'alaikumsalam warohmatullahi wabarokatuh, selamat pagi anak - anak, sudah piket nak?" tanya Alya sambil berhenti menatap mereka."Sudah bu." jawab mereka serempak."Okey, kalau sudah silahkan baris di halam sekolah ya nak, persiapan membaca surah - surah pendek dan Asma'ul Husna!""Siap bu...! jawab mereka.Alya langsung melanj
Kesedihan yang harus dirasakannya tak bisa berlarut- larut begitu saja. Dia harus menjadi seorang perempuan dan ibu yang tangguh untuk anaknya."Nak ada yang ingin ibu bicarakan kepadamu, sini duduklah dekat ibumu," Ucap ibu mertuanya sambil menarik lembut tangan Citra ke ruang tamu.Citra hanya menjawab dengan singkat,"iya bu."Sambil menghembuskan nafas ibu melanjutkan kata – katanya,"Nak, Kepergian suamimu sudah satu tahun, ibu tau tak ada yang bisa menggantikan dia di dalam hatimu. ibu sangat menyayangimu seperti anak ibu sendiri, tolong nak pikirkanlah Alfa anakmu, dia membutuhkan sesosok ayah untuknya,""Bu, bukankah ada ayah, kakek Alfa yang bisa menemani dan menyayangi Alfa ?""Kasih sayang seorang kakek terhadap cucunya tentulah sangat berbeda dengan sesosok ayah untuk anaknya. Ayolah nak terimlah pinangan laki - laki yang kemarin malam datang ke rumah kita.""hem........., bagaimana ya bu?"
Sudah beberapa hari ini Reno hanya diam melamun di balkon rumahnya. sambil sesekali menarik nafas dengan kuat. Banyak hal yang ia pikirkan.KAFEEL RENO RIZWAN dia adalah seorang dosen yang sangat tampan dan banyak yang mengaguminya, baik dari segi ketampanannya,kecerdasannya, tanggung jawabnya. ya, dia biasa dipanggi dengan pak Reno. walau dalam karirnya sangatlah cemerlang dan bagus tidak dengan rumah tangganya. Sudah 5 tahun lebih dia menanti kehadiran buah hati tetapi tak kunjung hadir dalam keluarganya.ketika dirumah tak pernah sekalipun menujukkan harapan dan keinginan akan sang buah hati kepada Alya sang istri tercinta, karena dia tau bagaimana perjuangan sang istri selama ini agar dia bisa hamil anaknya. Hingga keputusan asaan Alya meminta Reno untuk menikah lagi dengan wanita yang Alya carikan."Mas......” panggil Alya. “Tolonglah mas, turuti keinginanku ya mas!" pinta Alya dengan mata yang berkaca - kaca
"Sayang.....” panggil Alya. “Aku masihlah Alyamu yang dulu, istrimu yang meyayangimu dengan penuh ketulusan." ucap Alya, seolah olah tahu apa yang ada dalam hati suaminya. "Ya mas aku sanggup, lagipula aku juga akan ikut senang jika nanti kamu benar - benar memilki anak walau anak itu tidak lahir dari rahimku tapi dia tetap anakku mas, darah dagingmu mas. Anak itu juga akan memanggilku ibu. Panggilan ‘ibu’ itu lah yang sangat kunantikan mas. Aku mohon kepadamu ya mas." ucap Alya dengan penuh keyakinan. "Baiklah jika itu maumu, tapi tolong beri aku waktu untuk memikirkannya. Karena ini adalah suatu hal yang tak bisa dengan mudah aku putuksan begitu saja sayang, seperti membalikkan telapan tangan ini."Reno menggerakkan tangannya seperti membalikkan telapak tangannya, disusul dengan gerakan memeluk Alya dengan sangat erat, seolah - olah Reno ingin menyalurkan tenaganya untuk istrinya. walau dirinya juga sangat rapuh. Mal
"Alfa sayang......” panggil ummahnya. “ Sudah ngantuk ya? anak ummah ganteng." ucap Citra sambil membelai kepala Alfa. "Iya ummah, mah tadi Alfa habis ketemu om anteng mah waktu alan - alan sama eyang ama uti mah, omnya baik lo mah..." ucapAlfa dengan sambil bergelayut manja dengan Citra “Loo ... emang omnya ngapain aja sama Alfa?" " Tadi mah, Alfa diajak main tyuus mah, omnya beliin jajan Alfa buanyaaak banget lo mah.." ungkap Alfa dengan belepotan yang masih belum bisa fasih dalam berbicara. " Alfa sudah bilang makasih belum?" "Udah dong maaaa, mahhhh Alfa jadi kangen ayah mah." sambil memeluk ummahnya. deg.... rasanya hatiku, ketika Alfa mengucapkan kata kangen ayah. ya Tuhan.....! Citra berakata "Sayang, ayah lagi bubuk di surga ya nak. kita berdoa buat ayah ya nak.." pinta Citra sambil berkaca- kaca. "Ayo mah,, Alfa yang pimpin ya mah,” Pinta Alfa "Allahummaghfilli Dzunubi Waliwaalidayya walhamhuma kama
Setelah acara tersebut dan para tamu keluarga besar telah pulang, Citra akhirnya beristirahat dikamarnya. Pernikahan itu dilaksanakan di rumah Citra. Kini tinggallah Reno dan istrinya, Alfa masih ikut nenek dan kakeknya pulang.Tiba - tiba saja pintu itu terbuka, sambil mengucapkan salam. " Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh."Citra hanya menjawabnya dengan singkat. "Wa'alaikumsalam."Citra tidak memedulikan lagi dia siapa dan mau apa, baginya dia hanya ingin menghadirkan sesosok ayah untuk anaknya. bukan suami untuknya.“Te.....” belum sempat Reno mengucapkan kata terima kasih, Citra sudah memotongnya dan berakata “ Aku capek dan mau istirahat. Silahkan kalau mau mandi dan sholat.” Citra memencet sebuah tombol yang berada dibelakang lukisan bunga yang tergantung dikamarnya. akhirnya terbukalah kamar. Citra masuk begitu saja."Hem........ . Mengapa aku harus terjebak dalam suasana yang seperti ini. belum sempat
Di tempat lain Alya sedang terdiam sendiri di kamarnya dengan penuh kesedihan, ya mulut masih bisa berkata tidak akan bersedih, tapi hati tetap merasakan sesak. Dalam hatinya Alya berkata"Aku harus bisa melewatin ini semua, semangat! pasti bisa!" sambil menatap dirinya di depan cermin. mematut dirinya untuk bersiap - siap berangkat ke sekolah.Ketika telah tiba di sekolah Alya melewatin depan anak - anak kelas lima, karena ruang kelas 5 bersebelahan dengan ruang guru. anak - anak kelas lima melihat ada guru yang sedang lewat, mereka berkata, "Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh, selamat pagi bu Alya.""Wa'alaikumsalam warohmatullahi wabarokatuh, selamat pagi anak - anak, sudah piket nak?" tanya Alya sambil berhenti menatap mereka."Sudah bu." jawab mereka serempak."Okey, kalau sudah silahkan baris di halam sekolah ya nak, persiapan membaca surah - surah pendek dan Asma'ul Husna!""Siap bu...! jawab mereka.Alya langsung melanj
Setelah mereka sholat Shubuh Citra beranjak ke kamar Alfa, takut kalau Alfa bangun mencari Citra. Ternyata Alfa masih tertidur dengan pulas. Sesekali Alfa masih suka bangun tengah malam untuk meminta susu atau mengatntarkannnya buang air kecil dikamar mandi. Alfa sudah lepas pampers saat dia sudah bisa berbicara, ini semua juga tidak lepas dari didikan ummahnya (Citra). Citra lalu beranjak pergi ke dapur untuk menyiapkan sarapan. tiba - tiba saat dia mau pergi ke dapur, dia bertemu dengan Reno yang berada di ruang tengah. dan berkata. "Mas..." panggil Citra, "Mau dibikinin sarapan apa mas?" "Terserah," jawab Reno tanpa menoleh kepada Citra. Reno asyik dengan buku bacaanya. "Em ya." Citra pun memblasnya dengan singkat. Citra menyadari kalau Reno masih marah dengannya. Citra hafal betul dengan sifat Reno. Citra menyiapkan makanan dengan menu yang sederhana, mengingat dia kemaren belum sempat berbelanja kebutuhan untuk hari ini, dia kemaren lagi ad
"Mas..." panggil Citra. "Tolong lepsakan peganganmu sakit sekali." pinta Citra memelas diiringi dengan aliran air mata. Reno menatap Citra dengan tidak tega, Reno tersadar kalau saat ini dia sedang dikuasai dengan amarah, tanpa sadar dia mengucapkan istighfar "Astagfirullahal Adzim, maafkan aku Citra." sambil melepaskan cekalan tangannya pada pergelangan tangan Citra. Reno pergi meninggalkan Citra sendirian di kamar. dia harus menghindari Citra saat ini kalau tidak akan terjadi sesuatu yang tidak ia inginkan dan akhirnya membuat dia menyesal. Citra meihat kepergian Reno dengan wajah yang sangat sulit diartikan, dia berakat dengan lirih, "Maafkan aku mas... aku masih butuh waktu, ya Allah ampuni hamba ini ya Allah..." Citra masih ingat sekali penjelasan dari gurunya terdahulu,"Jika ada seorang suami mengajak istrinyauntuk berhubungan, akan tetapi ia (istri) tidak memenuhi ajakan suami, hingga malam itu suaminya marah, maka ia (istri) menda
"Sampai aku harus bersabar dengan semua tingkah kekanak- kanakanmu Citra?" Sambil menatap mata Citra. "Sampai aku benar - benar bisa menerimamu kembali mas." "Astaghfirullahal Adzim Citra, apakah kamu sudah lupa dengan semua pembelajaran agamamu ketika di sekolah agama dulu Citra?" Flashback beberapa tahun yang lalu. Citra dan Reno bertemu ketika kelas Madrasah Tsanawiyah Negeri 1, disanalah mereka menjalin hubungan walau hanya sekedar kirim kabar lewat sms (surat meja sekolah). Sekolah Reno dan Citra adalah sekolah yang berada di naungan Yayasan Pondok Pesantren. dimana sekolah tersebut dibagi menjadi dua waktu, pagi mulai jam 07.00 - 12.00 adalah sekolah khusus bagian putra, sedangkan 13.00 - 17.00 adalah sekolah khusus putri. Reno dan Citra bertemu saat ada perkumpulan Osis dimana saat itu akan diadakannya Class meeting. jadi dibutuhkan koordinasi antara putra dan putri dengan tetap mematuhi peraturan yang ada. Reno pada
Sudah seminggu Citra pindah ke rumah barunya, dia mencoba beradaptasi dengan suasana baru, lingkungan rumah barunya. setelah kejadian panas di rumah Reno waktu itu, Citra terus menghindar dari Reno ada saja cara dia untuk menghindari Reno, Entah mengajak Alfa untuk belajar berasama dengannya atau me time bersama Alfa. Citra tidak membiarkan dirinya berduaan dengan Reno, sampai tidur pun dia di kamar Alfa, Alasannya Alfa yang meminta Citra tidur dengannya. hari ini senin sampai Rabu, jatah Reno berada di rumahnya. "Citra nanti ibu sama ayahku mau mampir, mau jemput Alfa untuk meginap dirumah ibu, katanya Ayah sudah kangen sama Alfa, boleh yah?" "Iya, nanti biar aku siapkan perlengakapn Alfa buat dirumah ibu sama ayah." dalam hati Citra haduh alasan apa alagi yang harus ku sampaikan ke pada Reno ya, Alfa mana nginap ketempat mbahny lagi. Malam pun tiba sesudah sholat berjamaah dengan Reno Citra segera merapikan mukenanya bergegas untuk men
Di tempat lain Alya berusaha menjalani kehidupannya dengan penuh kebahagiaan, hari - harinya kini disibukkan dengan kegiatan belajar mengajarnya di sekolah Madrasah Ibtidaiyah tingkat SD. setidaknya kesibukkannya saat ini bisa membantu meringankan dukanya. "Bu guru nanti masuk ke kelas kami ya bu, kelas 4 A." ucap salah satu Siswa yang kebetulan berpapasan dengan Alya di kantin. "Iya anak ganteng." Jawab Alya sambil senyum. Bel berbunyi sangat keras menandakan waktu istirahat telah usai. siswa - siswi MIN Nur Wahid kembali masuk kedalam kelasnya masing - masing dan siap menerima pembelajaran. "Bu Alya, tambah cantik aja." Ucap Bu Rina "Ibu, bisa aja deh, oh iya bu gimana kabarnya anak ibu? kemarin denger katanya sakit bu, sudah baikkan bu?" "Alhamdulillah sudah agak mendingan bu. semoga bu Alya segera diberi momongan ya bu." sambil memegang pundak bu alya. "Amin Amiin bu, terima kasih banyak doanya bu, mari bu saya masuk
"Ya allah apa yang barusan aku lakukan tadi, kenapa aku seperti perempuan yang sangat memalukan. Aduhh bagaimana nanti aku berhadapan dengan Reno? Padahal aku tadi mau tanya soal Alfa yang pernah main kesini tanpa sepengetahuanku jadi nggak jadi deh, aduhhhh.... " Ucap Citra penuh dengan penyesalan sambil memegang dahinya Lain halnya dengan Reno, dia hanya senyum - senyum sampai dia pergi ke dapur untuk mengambil minum tanpa di sadari ada ibu yang memperhatikan Reno sedang senyum - senyum. "Kelihatannya ada yang lagi berbunga - bunga nih, dari tadi senyum - senyum kayak orang lagi dapat jackpot. " ucap ibunya sambil menjawil pinggang Reno. "loh ada ibu ya. Hihi jadi malu deh. " ucap Reno sambil senyum. "Nggak biasanya nak, kamu girang kayak gini, ada apa nak? " "Nggak kok bu. Nggak ada apa - apa bu." "Oia nak, bagaimana kabarnya nak Alya? " "Alhamdulillah bu, baik bu." "Nak, kamu harus bisa adil lo ya, janga
Lima hari sebelum Citra Reno dan Alfa pindah ke rumah barunya. Reno mengajak Citra dan Alfa pulang ke rumah keluarga besarnya yang terletak di daerah Sepanjang Surabaya. "Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh." Ucap Reno sambil salim ke dua orang tuanya. "W*'alaikumsalam warohmatullahi wabarokatuh. lo ada cucu eyang to datang. " Ucap ayah ibu Reno bersama - sama sambil ayah Reno mencoba menggendong Alfa. balita itu langung berpindah tempat ke gendongan kakek barunya. tidak sulit bagi Alfa untuk berdaptasi. Alfa adalah bocah yang tidak takut dan mudah bergaul dengan siapa saja. insting seorang anak pasti bisa membedakan mana orang yang baik dan jahat. ditambah kedua orang tua Reno yang sangat menantikan hadirnya seorang cucu jadi dengan kehadiran Alfa hal itu sangat terobati. sebelumnya Alfa pernah di ajak Reno pergi ke rumah keluarga besarnya tanpa sepengetahuan Citra. Reno hanya pamit kepada ayah dan ibu citra. "Nak Citra, jangan
Tanpa terasa waktu berjalan sangat cepat, Reno dan Citra sambil menggendong Alfa pamit untuk pulang ke rumah. sesampainya di rumah Citra langsung menidurkan Alfa di kamarnya. dan tak lupa mengganti baju tidur Alfa. Sesudahya Citra pergi pelan - pelan takut membangunkan anaknya. Citra masuk kedalam kamar mendapati Reno yang sedang membaca buku di meja kerjanya. meja kerja yang di pakai Reno adalah meja kerja yang biasanya Citra pakai. Citra langsung mengambil baju ganti di lemarinya dan bersiap -siap pergi ke kamar sebelahnya. tanpa Citra sadari ada sebuah tangan yang memegang pundaknya saat Citra mau menutup pintu lemari bajunya. "Mau mandi ya?" "Sudah tau, ngapain tanyak." sambil melepaskan tangan Reno yang ada dipundaknya. "Habis mandi ke ruang tengah ya...! ada hal yang mau mas bicarakan." "Nggak janji, soalnya capek banget mau tidur." sambil pergi menuju kamar sebalahnya untuk bersiap -siap mandi. karena kamar disebelah