Share

Suamiku, Jangan Marah

Sore itu, Gavin datang membawa sebuah kotak besar.

“Bukalah,” katanya setelah meletakkan kotak tersebut di depan Prisha.

Hem, mau nyogok hatiku rupanya. Prisha membatin, geer. Nggak bakalan berhasil, Dok.

Dibukanya tutup kotak besar yang tampak eksklusif itu. Gerakannya ogah-ogahan. Prisha memandang datar satu set gamis yang terlipat rapi dalam kotak tersebut. Ia mengambil pakaian tersebut, lalu membentangkannya.

Gamis itu berbahan sutra, berlapis brokat elegan berhiaskan batu-batu permata kecil berkilauan. Kerudungnya juga bertatahkan berlian murni berukuran mungil. Modelnya sederhana, tak berlebihan. Namun, sekali pandang saja, Prisha bisa menebak betapa selangit harga gaun dan kerudungnya.

“Warna kesukaanmu, kan?” tanya Gavin. Ia menunggu mata Prisha bersinar gembira dan senyum gadis itu mekar seperti ketika menerima setelan gamis dan kerudung yang dibelikan Alif sebagai ganti pakaian yang tersiram jus buah.

Sayang sekali, harapannya musnah. Sorot mata indah Prisha justru penuh t
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status