BAB KE : 104RONAL DISELAMATKAN KAKEK GALOGENTANG 16+Makhluk-makhluk itu berjalan tidak dengan termiring-miring lagi, tapi mereka melangkah maju dengan pelan dan hentakan kaki satu-satu, cuma disetiap langkah mereka, selalu diikuti oleh sentakan di kepala. Entah bagian saraf mana yang kejepit, sehingga membuat makhluk tersebut menghentakan kepala disetiap langkah kakinya. Di tangan mereka terdapat berbagai macam senjata. Mulai dari belati, golok sampai cangkul, bahkan bambu runcing pun ada. Mirip senjata pejuang di jaman penjajahan. Senjata-senjata itu terarah pada Ronal, seakan siap mencabik tubuh lelaki itu. Tidak ada suara yang keluar dari mulut makhluk tersebut, hanya mata satunya saja yang menatap ke arah Ronal dengan penuh amarah, sementara mata yang sebelahnya bergelantungan tak tentu arah, tapi tetap saja seperti mendelik. Wajah mereka menyeringai seakan penuh kebencian, yang membuat Ronal gemetar karena takut. "Saya menyerah ... saya menyerah!" Ronal mengangkat kedua
BAB KE : 105 RONAL KEMBALI BERTEMU DENGAN RATU KENCANA WANGI 16+Dari tempat persembunyian, mereka hanya diam tanpa gerak. Makhluk tersebut terus mengawasi Galogentang dan Ronal. Mereka memang ditugaskan untuk mencari Ronal dan Galogentang, dan mereka telah menemukan apa yang mereka cari. Mungkin mereka sedang menunggu waktu yang tepat untuk menyerang.Setelah Ronal kabur dari istana Candraloka, Galogentang terpaksa berjibaku menghadapi serangan pasukan ular siluman. Galogentang berhasil kabur, tapi dia terpisah dengan Ronal. Galogentang memutuskan untuk mencari Ronal, karena dia tidak akan membiarkan Ronal jatuh ke tangan siapapun. Dia ingin mengembalikan Ronal pada alam manusia. Bagi Galogentang, dengan adanya Ronal, hanya akan membuat kisruh dunia persilumanan. Mereka akan terus memperebutkan lelaki tersebut untuk dijadikan pasangan dengan tujuan menambah kekuatan, lalu menyerang wilayah lain. Galogentang adalah jin yang cinta damai, tidak suka keributan apalagi pencitraan.
BAB KE : 106 RATU KENCANA WANGI BERNIAT MEMBUNUH RONAL 16+Mendengar perkataan Ratu Kencana Wangi tentu membuat Ronal jadi cemas, ternyata urusannya dengan Ratu Kencana Wangi soal perut buncit belum juga berakhir. "Maafkan saya! Saya tidak bisa tinggal bersamamu, karena alam saya bukan di sini," jawab Ronal sesopan mungkin, berusaha menjaga agar Ratu Kencana Wangi tidak tersinggung. Ronal memang ingin pergi baik-baik dari tempat ini, tanpa ada keributan sedikit pun. Dia juga berharap agar Ratu Kencana Wangi tidak mengganggunya lagi. Prinsip Ronal, lebih baik mereka hidup di alam masing-masing, toh mereka memang berbeda alam. "Jadi, Mas Ronal memang tidak mau mempertanggung jawabkan anak ini?" Ratu Kencana Wangi bertanya sambil menunjuk perutnya sendiri. Terlihat ada perubahan di wajahnya. Senyumnya menghilang seketika berganti dengan kilatan kemarahan di bola matanya. "Bagaimana saya harus mempertanggung jawabkannya, sementara saya tidak menginginkan hal itu terjadi. Saya in
BAB KE : 107 RONAL JADI REBUTAN JIN SUMBING DAN RATU KENCANA WANGI 16+"Siap-siaplah untuk kabur, saya akan menghadapinya, biar mereka tidak bisa menangkapmu. Turunlah ke arah dasar bukit ini, karena di sanalah kamu akan bertemu dengan manusia yang akan menyelamatkanmu. Pergi lari sekuatnya! Saya akan menghalangi mereka," kata Galogentang seperti berbisik. "Lalu bagaimana dengan Kakek? Sebaiknya kita kabur bersama saja," jawab Ronal. "Kalau itu yang kita lakukan, maka kamu akan lebih dulu mati dibanding saya. Larilah sekarang!""Tidak, Kek! Kita harus kabur bersama." Ronal menolak perintah Galogentang. Ronal memang tidak ingin meninggalkan Galogentang sendiri, dia khawatir dengan keselamatan kakek tersebut. Makhluk apapun jenis dia, tapi Galogentang dan istrinya sudah banyak berjasa untuk menyelamatkan Ronal dan Tiwi. Menurut Ronal, selagi mereka masih bisa melarikan diri bersama, itu jauh lebih baik untuk keselamatan mereka. Karena mereka bisa bekerja sama untuk menghadapi s
BAB KE : 108 JIN SUMBING DAN RATU KENCANA WANGI BERTARUNG 16+Rasa keki Ronal muncul karena melihat Galogentang yang tertawa kegelian seperti melihat sesuatu yang lucu. Sungguh tidak punya perasaan, nyawa orang sedang di ujung tanduk dia malah tertawa terkekeh-kekeh, rutuk Ronal dalam hati. Sementara rasa cemas juga menyelubungi hati Ronal dikala membayangkan dirinya tidur bersama Ratu Kencana Wangi yang jelas-jelas jelmaan dari siluman ular. Jangankan untuk tidur bersama, membayangkannya saja sudah bikin merinding.Memikirkan hal tersebut membuat Ronal berinisiatif untuk melarikan diri sendiri saja, seperti apa yang disampaikan Galogentang tadi. Sikap Galogentang yang angin-anginan bagi Ronal adalah sesuatu yang tidak dapat dipercaya. Ada rasa sesal di hatinya kenapa tidak mengikuti apa kata Galogentang disaat dia masih waras tadi. Sekarang keadaan telah berbeda, Galogentang ingin menyerahkannya pada Ratu Kencana Wangi. Kewarasan kakek itu telah sirna rupanya, pikir Ronal. T
BAB KE : 109 PEPERANGAN ANTARA JIN SUMBING DAN SILUMAN ULAR DIMULAI 16 Ronal menganggukan kepala pertanda memahami maksud Galogentang. Namun, mungkin itu terlambat, karena suara Ronal tadi telah mengalihkan perhatian Ratu Kencana Wangi ke arah mereka. "Tangkap kedua makhluk itu, segera bawa ke Candraloka!" perintah Ratu Kencana Wangi pada anak buahnya. Mata Ronal terbelalak melihat cara Ratu Kencana Wangi memerintahkan anak buahnya. Wajah Ratu tersebut penuh amarah dan kebencian ketika menatap Ronal. "Mati aku, Mak! Mungkin sudah tidak ada cinta di hatinya!" batin Ronal. Mungkin rasa cinta seorang wanita akan berubah menjadi benci yang luar biasa apabila hatinya telah dibuat kecewa. Itu yang dipikirkan Ronal ketika melihat sikap Ratu Kencana Wangi yang sangat berbeda terhadapnya."Tidak usah ditangkap Ratu Kencana Wangi, dia bisa jalan sendiri ke sana," kata Galogentang menanggapi perintah Ratu Kencana Wangi. "Kenapa Kakek ngomong begitu? Sebaiknya kita segera kabur!" sentak
BAB KE : 110 RONAL DAN GALOGENTANG BERHASIL KABUR DARI MEDAN PERANG 16+"Bangsat ...!" Jin Sumbing bercula satu memaki dengan rahang mengeras. Matanya menatap ke arah Ratu Kencana Wangi penuh kemarahan. "Ha ha ha, cuma itu kehebatan kamu, Sumbing? Memaki ...? Ha ha ha dasar jin tidak berakhlaqul karimah kamu! Ha ha ha ha!"Ratu Kencana Wangi tertawa mengejek Jin Sumbing bercula satu. Perempuan itu tertawa dengan bertolak pinggang, tubuhnya sampai bergetar karena tawa. "Kekuasaanmu akan berakhir di tangan kami, Kencana Wangi!" Ancam Jin Sumbing dengan geraman yang tertahan. Jin Sumbing bercula satu melirik pada salah satu temannya yang kelihatan sedang terdesak, lalu dia bangkit dan melompat ke arah temannya dengan golok terhunus. Wajahnya mengelam, mungkin karena besarnya kemarahan pada makhluk tersebut. Ayunan golok Jin Sumbing bercula satu mengarah ke sosok ular yang hampir membunuh temannya. Serangan golok tersebut tepat mengenai ular yang sedang membelit salah satu Jin Su
BAB KE : 111 GALOGENTANG INGIN BERPISAH DENGAN RONAL 16+Apa yang diperkirakan Galogentang memang tepat, walau ada suara yang keluar dari gerakan terbangnya, tapi hal itu luput dari perhatian kelompok ular siluman dan kelompok Jin Sumbing. Sampai di suatu tempat, Galogentang mendarat dan menurunkan Ronal dari pundaknya. Ketika kakinya menyentuh tanah, Ronal sempoyongan seperti orang mabuk.Melihat keadaan Ronal yang demikian dengan segera Galogentang memapahnya, kemudian membawa ke bawah sebatang pohon, dan mendudukannya di sana. "Apa yang terjadi dengan mereka, Kek?" tanya Ronal setelah dia menyandarkan punggung pada batang pohon. Kelihatan wajahnya sedikit pucat. "Perang telah pecah antara Jin Sumbing dan Ratu Kencana Wangi. Inilah kesempatan bangsa kami dan bangsa Bunian untuk menghancurkan kedua kelompok tersebut," jawab Galogentang. "Maksudnya, Kek," tanya Ronal dengan dahi berkerut. "Maksudnya, kelompok kakek dan Jin Bunian akan bersatu untuk menghancurkan Ratu Kencana