BAB KE : 106 RATU KENCANA WANGI BERNIAT MEMBUNUH RONAL 16+Mendengar perkataan Ratu Kencana Wangi tentu membuat Ronal jadi cemas, ternyata urusannya dengan Ratu Kencana Wangi soal perut buncit belum juga berakhir. "Maafkan saya! Saya tidak bisa tinggal bersamamu, karena alam saya bukan di sini," jawab Ronal sesopan mungkin, berusaha menjaga agar Ratu Kencana Wangi tidak tersinggung. Ronal memang ingin pergi baik-baik dari tempat ini, tanpa ada keributan sedikit pun. Dia juga berharap agar Ratu Kencana Wangi tidak mengganggunya lagi. Prinsip Ronal, lebih baik mereka hidup di alam masing-masing, toh mereka memang berbeda alam. "Jadi, Mas Ronal memang tidak mau mempertanggung jawabkan anak ini?" Ratu Kencana Wangi bertanya sambil menunjuk perutnya sendiri. Terlihat ada perubahan di wajahnya. Senyumnya menghilang seketika berganti dengan kilatan kemarahan di bola matanya. "Bagaimana saya harus mempertanggung jawabkannya, sementara saya tidak menginginkan hal itu terjadi. Saya in
BAB KE : 107 RONAL JADI REBUTAN JIN SUMBING DAN RATU KENCANA WANGI 16+"Siap-siaplah untuk kabur, saya akan menghadapinya, biar mereka tidak bisa menangkapmu. Turunlah ke arah dasar bukit ini, karena di sanalah kamu akan bertemu dengan manusia yang akan menyelamatkanmu. Pergi lari sekuatnya! Saya akan menghalangi mereka," kata Galogentang seperti berbisik. "Lalu bagaimana dengan Kakek? Sebaiknya kita kabur bersama saja," jawab Ronal. "Kalau itu yang kita lakukan, maka kamu akan lebih dulu mati dibanding saya. Larilah sekarang!""Tidak, Kek! Kita harus kabur bersama." Ronal menolak perintah Galogentang. Ronal memang tidak ingin meninggalkan Galogentang sendiri, dia khawatir dengan keselamatan kakek tersebut. Makhluk apapun jenis dia, tapi Galogentang dan istrinya sudah banyak berjasa untuk menyelamatkan Ronal dan Tiwi. Menurut Ronal, selagi mereka masih bisa melarikan diri bersama, itu jauh lebih baik untuk keselamatan mereka. Karena mereka bisa bekerja sama untuk menghadapi s
BAB KE : 108 JIN SUMBING DAN RATU KENCANA WANGI BERTARUNG 16+Rasa keki Ronal muncul karena melihat Galogentang yang tertawa kegelian seperti melihat sesuatu yang lucu. Sungguh tidak punya perasaan, nyawa orang sedang di ujung tanduk dia malah tertawa terkekeh-kekeh, rutuk Ronal dalam hati. Sementara rasa cemas juga menyelubungi hati Ronal dikala membayangkan dirinya tidur bersama Ratu Kencana Wangi yang jelas-jelas jelmaan dari siluman ular. Jangankan untuk tidur bersama, membayangkannya saja sudah bikin merinding.Memikirkan hal tersebut membuat Ronal berinisiatif untuk melarikan diri sendiri saja, seperti apa yang disampaikan Galogentang tadi. Sikap Galogentang yang angin-anginan bagi Ronal adalah sesuatu yang tidak dapat dipercaya. Ada rasa sesal di hatinya kenapa tidak mengikuti apa kata Galogentang disaat dia masih waras tadi. Sekarang keadaan telah berbeda, Galogentang ingin menyerahkannya pada Ratu Kencana Wangi. Kewarasan kakek itu telah sirna rupanya, pikir Ronal. T
BAB KE : 109 PEPERANGAN ANTARA JIN SUMBING DAN SILUMAN ULAR DIMULAI 16 Ronal menganggukan kepala pertanda memahami maksud Galogentang. Namun, mungkin itu terlambat, karena suara Ronal tadi telah mengalihkan perhatian Ratu Kencana Wangi ke arah mereka. "Tangkap kedua makhluk itu, segera bawa ke Candraloka!" perintah Ratu Kencana Wangi pada anak buahnya. Mata Ronal terbelalak melihat cara Ratu Kencana Wangi memerintahkan anak buahnya. Wajah Ratu tersebut penuh amarah dan kebencian ketika menatap Ronal. "Mati aku, Mak! Mungkin sudah tidak ada cinta di hatinya!" batin Ronal. Mungkin rasa cinta seorang wanita akan berubah menjadi benci yang luar biasa apabila hatinya telah dibuat kecewa. Itu yang dipikirkan Ronal ketika melihat sikap Ratu Kencana Wangi yang sangat berbeda terhadapnya."Tidak usah ditangkap Ratu Kencana Wangi, dia bisa jalan sendiri ke sana," kata Galogentang menanggapi perintah Ratu Kencana Wangi. "Kenapa Kakek ngomong begitu? Sebaiknya kita segera kabur!" sentak
BAB KE : 110 RONAL DAN GALOGENTANG BERHASIL KABUR DARI MEDAN PERANG 16+"Bangsat ...!" Jin Sumbing bercula satu memaki dengan rahang mengeras. Matanya menatap ke arah Ratu Kencana Wangi penuh kemarahan. "Ha ha ha, cuma itu kehebatan kamu, Sumbing? Memaki ...? Ha ha ha dasar jin tidak berakhlaqul karimah kamu! Ha ha ha ha!"Ratu Kencana Wangi tertawa mengejek Jin Sumbing bercula satu. Perempuan itu tertawa dengan bertolak pinggang, tubuhnya sampai bergetar karena tawa. "Kekuasaanmu akan berakhir di tangan kami, Kencana Wangi!" Ancam Jin Sumbing dengan geraman yang tertahan. Jin Sumbing bercula satu melirik pada salah satu temannya yang kelihatan sedang terdesak, lalu dia bangkit dan melompat ke arah temannya dengan golok terhunus. Wajahnya mengelam, mungkin karena besarnya kemarahan pada makhluk tersebut. Ayunan golok Jin Sumbing bercula satu mengarah ke sosok ular yang hampir membunuh temannya. Serangan golok tersebut tepat mengenai ular yang sedang membelit salah satu Jin Su
BAB KE : 111 GALOGENTANG INGIN BERPISAH DENGAN RONAL 16+Apa yang diperkirakan Galogentang memang tepat, walau ada suara yang keluar dari gerakan terbangnya, tapi hal itu luput dari perhatian kelompok ular siluman dan kelompok Jin Sumbing. Sampai di suatu tempat, Galogentang mendarat dan menurunkan Ronal dari pundaknya. Ketika kakinya menyentuh tanah, Ronal sempoyongan seperti orang mabuk.Melihat keadaan Ronal yang demikian dengan segera Galogentang memapahnya, kemudian membawa ke bawah sebatang pohon, dan mendudukannya di sana. "Apa yang terjadi dengan mereka, Kek?" tanya Ronal setelah dia menyandarkan punggung pada batang pohon. Kelihatan wajahnya sedikit pucat. "Perang telah pecah antara Jin Sumbing dan Ratu Kencana Wangi. Inilah kesempatan bangsa kami dan bangsa Bunian untuk menghancurkan kedua kelompok tersebut," jawab Galogentang. "Maksudnya, Kek," tanya Ronal dengan dahi berkerut. "Maksudnya, kelompok kakek dan Jin Bunian akan bersatu untuk menghancurkan Ratu Kencana
BAB KE : 112RONAL DITENDANG KE DALAM JURANG OLEH GALOGENTANG 16+Sikap Ronal ini justru membuat tawa Galogentang semakin keras, wajahnya sampai memerah. Tentu sikap kakek tersebut membuat Ronal semakin masgul bin keki. "Benar-benar makhluk aneh, urusan hidup mati orang, malah ditanggapi dengan tawa," rutuk Ronal dalam hati."Jurang itu hanya bentuknya saja yang curam, tapi selalu ada sisi atau bagian tempat kita berpijak. Lakukan dengan percaya diri, jagan takut akan sesuatu! Bila kita sudah takut sebelum mengetahui keadaan yang sebenarnya. Itu sama saja takut dengan bayang-bayang," ucap Galogentang setelah tawanya reda."Tapi saya memang tidak berani menuruni jurang itu, Kek! Lewat jalan yang datar saja, atau Kakek ikut bersama saya," tawar Ronal. "Apakah kamu ingin bersama saya menuruni jurang itu?" tanya Galogentang. "Iya, kalau bersama Kakek, saya berani," jawab Ronal cepat. "Ayo, kita ke sana!" ajak Galogentang sambil berdiri. "Ayo!" Ronal menyanggupi, dia pun berdiri,
BAB KE : 113SILUMAN BUAYA DAN MAKHLUK BUNIAN IKUT PERANG 16+Balon tersebut menggelinding dengan cepat menuju dasar jurang. Terkadang melenting tinggi bila menabrak batu, kadang-kadang malah menghantam pohon yang tumbuh di sisi tebing.Namun, balon itu tidak pernah berhenti, terus meluncur karena pengaruh gravitasi bumi. Entah bagaimana nasib Ronal yang ada di dalam balon tersebut. Setelah melambaikan tangan ke arah balon raksasa yang terus meluncur, tanpa menunggu lambaiannya berbalas, Galogentang langsung menghentakan kaki ke bumi. Sekali hentak, tubuhnya melambung, lalu melayang di angkasa. Galogentang tidak kembali ke arena pertempuran Ratu Kencana Wangi dan Jin Sumbing. Dia malah terbang menuju wilayahnya, wilayah siluman buaya. Setelah sampai di wilayah siluman buaya, Galogentang segera menemui rajanya dan menceritakan apa yang terjadi, sekaligus mengusulkan untuk segera melakukan penyerangan ke wilayah Bukit Lampu. Mendengar apa yang disampaikan Galogentang, raja siluma