BAB KE : 100 RONAL DISERBU MAKHLUK ASTRAL 16÷Mata mereka sama-sama melotot dengan mulut terbuka saking takutnya. Ronal takut melihat wajah menyeramkan yang ada persis di depan mukanya, jarak muka mereka paling hanya satu jengkal. Begitu pula dengan lelaki penjaga toilet itu, matanya juga melotot dengan mulut menganga dan lengkingan suara yang sangat keras karena melihat wajah Ronal.Kedua lelaki itu sama-sama takut dan berteriak ketika melihat wajah yang ada di depannya, tapi penjaga toilet lebih cepat berbalik membelakangi Ronal."Hantuuuu ...!" pekiknya seperti histeris, lalu dia mengambil langkah seribu meninggalkan Ronal, lari menuju warung di mana Seruni berada."Woyiiii ... yang hantu itu, lu ...!" teriak Ronal dengan mata mendelik. Mungkin dia keki karena dikatain hantu oleh makhluk itu. Saking kekinya, bahasa lu gue Ronal pun keluar. Namun makhluk itu tidak menggubris teriakan Ronal, dia tetap lari tunggang-langgang dengan pekikan yang tak putus-putus dari mulutnya. "T
BAB KE : 101RONAL TERDESAK OLEH SERBUAN JIN SUMBING 16+Setelah berbalik dengan posisi membelakangi makhluk-makhluk astral yang sedang berlari termiring-miring ke arahnya. Ronal berhitung sampai tiga, maksudnya buat memotivasi diri, agar dia mengangap sedang lomba lari jarak pendek, adu cepat dengan taruhan nyawa. Dengan motivasi hitungan tersebut, Ronal berharap semoga larinya bisa lebih cepat menclet mengalahkan biji nangka yang keinjak. Namun, sayangnya itu tidak terjadi, bukanya menclet, malah kaki Ronal yang tidak bisa digerakan sama sekali. Tubuhnya seperti terpancang ke dalam bumi tanpa dapat digerakan sedikit pun. Betapa terkejutnya Ronal, ketika dia mengalami hal seperti itu. Dia berusaha keras, dengan berapa kali memaksa mengangkat kakinya dengan sentakan, tapi tak satu pun dari kakinya yang bisa terangkat. Sementara suara geraman dari belakang terdengar terasa semakin dekat seolah-olah telah berada di tengkuk Ronal. Tentu saja hal ini membuat rasa takut datang meng
BAB KE : 102 RONAL BERHASIL KABUR 16+Kepanikan Ronal semakin menjadi ketika mendengar suara gesekan telapak kaki menyentuh tanah, pertanda Jin Sumbing semakin dekat. Apalagi, Ronal jadi ingat bentuk kaki makhluk itu yang terbalik. Tumit ke depan dan bagian jari ke belakang.Memang jarak Jin Sumbing dengan Ronal tinggal berapa langkah lagi. Aroma amis pun telah mulai tercium oleh Ronal. Amis yang menguar dari tubuh makhluk sumbing tersebut. Karena Ucil Sabarucil telah menghilang, Ronal kembali memalingkan kepala ke arah Jin Sumbing. Betapa kagetnya Ronal, bersamaan wajahnya menghadap ke belakang, bertepatan dengan itu, ayunan sebuah golok besar mengarah pada leher lelaki yang sedang ketakutan tersebut.Karena kaget, Ronal kembali memutar kepala ke depan sambil membungkukan badan. Ini adalah gerakan refleks yang sangat menguntungkan bagi Ronal. Akibat gerakan yang tidak disengaja itu, membuat golok besar Jin Sumbing tidak jadi singgah di leher suami Tiwi tersebut, tapi melayan
BAB KE : 103 RONAL TERKEPUNG JIN SUMBING16+ Kelompok Jin Sumbing melakukan jalan termiring-miring, maksud dan tujuan mereka tidak ada selain dari memberikan rasa takut yang luar biasa pada Ronal, malah mereka menginginkan Ronal mati oleh ketakutannya sendiri. Begitu bar-barnya mereka.Namun, hal itu tidak terjadi pada Ronal. Walau takut yang dirasakannya memang sangat luar biasa, tetapi hal itu tidak membuatnya langsung ko'it!Malah cara Jin Sumbing tersebut justru membuat Ronal punya waktu untuk melarikan diri. Begitulah, akhirnya mereka terpaksa harus kejar-kejaran dengan Ronal yang telah keburu mengambil langkah seribu. Ronal terus berlari di jalan yang makin lama semakin sempit, ada keraguan di hatinya melihat ujung jalan. Karena bukan perkampungan yang terbentang di depan sana, tapi hutan dengan belantaranya. "Kok malah masuk hutan? Apa maksud si kerdil nih, mau ngerjain kali, ya?" batin Ronal bertanya, demi melihat pohon-pohon besar yang memenuhi area tempat yang akan dia
BAB KE : 104RONAL DISELAMATKAN KAKEK GALOGENTANG 16+Makhluk-makhluk itu berjalan tidak dengan termiring-miring lagi, tapi mereka melangkah maju dengan pelan dan hentakan kaki satu-satu, cuma disetiap langkah mereka, selalu diikuti oleh sentakan di kepala. Entah bagian saraf mana yang kejepit, sehingga membuat makhluk tersebut menghentakan kepala disetiap langkah kakinya. Di tangan mereka terdapat berbagai macam senjata. Mulai dari belati, golok sampai cangkul, bahkan bambu runcing pun ada. Mirip senjata pejuang di jaman penjajahan. Senjata-senjata itu terarah pada Ronal, seakan siap mencabik tubuh lelaki itu. Tidak ada suara yang keluar dari mulut makhluk tersebut, hanya mata satunya saja yang menatap ke arah Ronal dengan penuh amarah, sementara mata yang sebelahnya bergelantungan tak tentu arah, tapi tetap saja seperti mendelik. Wajah mereka menyeringai seakan penuh kebencian, yang membuat Ronal gemetar karena takut. "Saya menyerah ... saya menyerah!" Ronal mengangkat kedua
BAB KE : 105 RONAL KEMBALI BERTEMU DENGAN RATU KENCANA WANGI 16+Dari tempat persembunyian, mereka hanya diam tanpa gerak. Makhluk tersebut terus mengawasi Galogentang dan Ronal. Mereka memang ditugaskan untuk mencari Ronal dan Galogentang, dan mereka telah menemukan apa yang mereka cari. Mungkin mereka sedang menunggu waktu yang tepat untuk menyerang.Setelah Ronal kabur dari istana Candraloka, Galogentang terpaksa berjibaku menghadapi serangan pasukan ular siluman. Galogentang berhasil kabur, tapi dia terpisah dengan Ronal. Galogentang memutuskan untuk mencari Ronal, karena dia tidak akan membiarkan Ronal jatuh ke tangan siapapun. Dia ingin mengembalikan Ronal pada alam manusia. Bagi Galogentang, dengan adanya Ronal, hanya akan membuat kisruh dunia persilumanan. Mereka akan terus memperebutkan lelaki tersebut untuk dijadikan pasangan dengan tujuan menambah kekuatan, lalu menyerang wilayah lain. Galogentang adalah jin yang cinta damai, tidak suka keributan apalagi pencitraan.
BAB KE : 106 RATU KENCANA WANGI BERNIAT MEMBUNUH RONAL 16+Mendengar perkataan Ratu Kencana Wangi tentu membuat Ronal jadi cemas, ternyata urusannya dengan Ratu Kencana Wangi soal perut buncit belum juga berakhir. "Maafkan saya! Saya tidak bisa tinggal bersamamu, karena alam saya bukan di sini," jawab Ronal sesopan mungkin, berusaha menjaga agar Ratu Kencana Wangi tidak tersinggung. Ronal memang ingin pergi baik-baik dari tempat ini, tanpa ada keributan sedikit pun. Dia juga berharap agar Ratu Kencana Wangi tidak mengganggunya lagi. Prinsip Ronal, lebih baik mereka hidup di alam masing-masing, toh mereka memang berbeda alam. "Jadi, Mas Ronal memang tidak mau mempertanggung jawabkan anak ini?" Ratu Kencana Wangi bertanya sambil menunjuk perutnya sendiri. Terlihat ada perubahan di wajahnya. Senyumnya menghilang seketika berganti dengan kilatan kemarahan di bola matanya. "Bagaimana saya harus mempertanggung jawabkannya, sementara saya tidak menginginkan hal itu terjadi. Saya in
BAB KE : 107 RONAL JADI REBUTAN JIN SUMBING DAN RATU KENCANA WANGI 16+"Siap-siaplah untuk kabur, saya akan menghadapinya, biar mereka tidak bisa menangkapmu. Turunlah ke arah dasar bukit ini, karena di sanalah kamu akan bertemu dengan manusia yang akan menyelamatkanmu. Pergi lari sekuatnya! Saya akan menghalangi mereka," kata Galogentang seperti berbisik. "Lalu bagaimana dengan Kakek? Sebaiknya kita kabur bersama saja," jawab Ronal. "Kalau itu yang kita lakukan, maka kamu akan lebih dulu mati dibanding saya. Larilah sekarang!""Tidak, Kek! Kita harus kabur bersama." Ronal menolak perintah Galogentang. Ronal memang tidak ingin meninggalkan Galogentang sendiri, dia khawatir dengan keselamatan kakek tersebut. Makhluk apapun jenis dia, tapi Galogentang dan istrinya sudah banyak berjasa untuk menyelamatkan Ronal dan Tiwi. Menurut Ronal, selagi mereka masih bisa melarikan diri bersama, itu jauh lebih baik untuk keselamatan mereka. Karena mereka bisa bekerja sama untuk menghadapi s