Tila menatap Angel yang tertidur di sampingnya dengan tatapan sayang. Sudah lama ia menginginkan anak yang terlahir dari rahimnya. Meski dulu ia pernah mengalami keguguran, tidak membuat Tila trauma. Wanita itu hanya berharap semoga Tuhan memberikannya kesempatan untuk mengandung kembali. "Sayang banget sama Angel?" Adam yang sejak tadi berbaring di sisi lain Angel mengangkat kepalanya sedikit untuk menatap ke arah istrinya. Terlihat sekali jika istrinya menatap penuh damba pada sosok Angel yang sudah terlelap lebih dulu dari mereka."Sayang banget, Mas. Apalagi Angel sangat lucu dan manis," jawab Tila sambil tersenyum."Kita berdoa sama Tuhan semoga segera diberi momongan. Biar Angel ada adiknya," kata Adam dengan tenang. "Selain doa, kita juga harus rajin melakukan prosesnya," godanya pada Tila. Pria itu tersenyum manis saat melihat wajah Tila yang tersipu malu."Bahasa kamu, Mas." Tila menggeleng kepalanya pelan. Adam memang selalu rajin menggodanya akhir-akhir ini. Hal yang bah
"Kamu serius ingin membatalkan rencana Adam untuk memenjarakan ibunya dan mencabut laporan yang sudah dimasukkan?"Pak Jaya selaku pengacara Adam menatap Tila dengan tak yakin. Pasalnya masalah yang menimpa wanita di hadapannya 10 tahun yang lalu sungguh berat. Terlebih lagi jika wanita ini ingin memenjarakan Winar akan sangat mudah untuk dilakukan mengingat semua bukti kejahatan Winar 10 tahun yang lalu sudah terkumpul.Tila yang mendatangi kantor pengacara pagi ini mengenakan kemeja putih polos dipadukan dengan rok selutut. Wanita itu datang seorang diri untuk menemui Pak Jaya setelah melakukan pemikiran dan merenung untuk beberapa waktu tentang masalah yang menimpanya 10 tahun lalu.Adam sangat mencintai dan menyayangi mamanya. Sementara ia juga mencintai dan menyayangi Adam. Tila tahu jika Adam sangat berat untuk melawan mamanya langsung demi membelanya. Tila tidak ingin membuat pria yang ia cintai merasa sedih dan berdosa karena melawan mamanya sendiri. Jika ada orang yang menga
"Halo? Kenapa, Mas?" sapa Tila pada penelepon. Tila baru saja melangkah keluar dari lobby kantor ketika panggilan dari Adam masuk ke nomor ponselnya."Kata Bu Sari, kamu keluar. Kamu ke mana Sayang?" Adam bertanya dengan nada lembut. Adam memang mendapat informasi dari Bu Sari jika Tila izin keluar dua jam lalu. Hal tersebut membuat Adam segera menghubungi Tila dan bertanya ke mana wanitanya itu pergi. Adam tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi pada Tila. Dia sudah berjanji pada dirinya sendiri jika ia akan menjaga dan melindungi Tila dengan sepenuh hati. "Aku mengantar surat resign aku ke kantor, Mas. Maaf ya aku enggak minta izin." Tila meminta maaf karena tidak meminta izin pada suaminya untuk melangkah keluar dari rumah. Padahal, jika ia ingat kata ibunya, ia tidak boleh melangkah keluar dari rumah tanpa seizin dari suami."Kenapa enggak bilang sama aku? Aku bisa antar kamu, Sayang." Nada bicara Adam terdengar khawatir, membuat Tila tersenyum. "Aku enggak mau merepotkan kamu,
"Ini cantik, Sayang. Warna krem. Jilbabnya juga panjang menutup sampai bawah dada." Adam mengeluarkan sebuah gamis panjang warna cream dengan tali pinggang. Bagian bawah gamis terlihat lebar dengan bahan jatuh sehingga membuat wanita yang memakainya akan bisa bergerak bebas. Tila menatap pakaian yang dipegang Adam. Wanita itu mengulas senyum sambil mengangguk setuju dengan pilihan suaminya. Jilbabnya dengan tingkat dua di bagian bawah membuat gamis syar'i tersebut tampak lebih cantik dan elegan. "Aku suka ini juga, Mas."Adam tentu saja tersenyum lega karena istrinya menyetujui pilihannya. Setelah itu Adam membantu Tila memilih beberapa gamis lagi yang cocok dan pas di badan sang istri hingga tak menyadari jika waktu yang mereka lewati sudah cukup banyak. Bahkan, Bu Siti yang tidak melihat kehadiran mereka saat masuk pertama tadi, kini melayani mereka dengan baik dan ramah. "Gamisnya cantik-cantik, Bu. Saya suka," ucap Tila pada Bu Siti."Terima kasih Mbak kalau suka. Tapi sayang,
Berita mengejutkan datang pagi ini dari penyiar berita yang menayangkan sebuah video berdurasi singkat dimana seorang anak pengusaha Riko Tayong dan Lia Tayong tertangkap oleh pihak kepolisian dikarenakan kasus narkoba. Banyak warganet yang terkejut dengan kejadian ini. Terlebih lagi perempuan yang ditangkap tidak lain adalah Shireen yang mereka kenal sebagai wanita baik dan berhati lembut. Bahkan, mereka tahu Shireen adalah salah satu motivator untuk anak-anak muda yang tidak pernah terlibat skandal atau berita buruk menimpa dirinya. Setelah penangkapan Shireen, beberapa fakta mengejutkan lainnya tentang Shireen tersebar di internet dan akun gosip. Beberapa video berdurasi singkat di mana Shireen menendang seorang pengemis tersebar. Tidak hanya di situ saja bahkan video Shireen berkata kasar pada orang yang lebih tua ikut menyebar. Tak lama kemudian, awak media berhasil mewawancarai beberapa mantan asisten rumah tangga yang pernah bekerja di kediaman Shireen. Mereka mengaku jika Sh
Adam menemani Angel bermain sementara Tila berada di dekat mereka. Sesekali wanita itu memotret ayah dan anak yang dengan riang bermain sambil tertawa riang. Sudah dua jam mereka berada di area permainan. Setelah usai bermain, ketiganya mulai berkeliling dari toko satu ke toko lain untuk membeli peralatan sekolah Angel dan pakaian Angel. Selama ini yang membeli pakaian untuk Angel terkadang Tila atau Jumi. Baru kali ini Adam ikut membeli kebutuhan untuk putrinya. Setelah mendapatkan apa yang dibutuhkan, mereka memutuskan untuk pergi ke restoran dan mengisi perut mereka. Angel duduk di sebelah Tila. Wanita itu sedang mempersiapkan untuk makan siang Angel. Sementara Adam sendiri sedang menerima telepon di luar restoran dikarenakan suasana restoran yang ramai membuatnya tidak bisa mendengar jelas suara penelepon. "Ma," panggil Angel pada Tila. Tila yang sedang memotong steak untuk Angel menunduk sedikit menatap putrinya dengan tatapan bertanya. "Kenapa, Sayang?" "Om itu--" A
Adam terlihat bingung dengan keinginan Tila yang akan membawanya ke suatu tempat. Adam tidak bisa menebak ke mana istrinya itu akan membawanya pergi. Pasalnya, matanya tertutup dengan kain."Kita mau ke mana, Sayang?" Adam bertanya. "Ada pokoknya, Mas. Ini kejutan untuk mas," jawab Tila. "Apa, Sayang? Mas jadi penasaran.""Tunggu sebentar, Mas. Sebentar lagi kita sampai."Adam akhirnya diam setelah mendengar jawaban Tila. Pria itu penasaran akan tujuan ke mana Tila membawanya pergi. Tidak membutuhkan waktu yang lama, mobil yang mereka tumpangi akhirnya berhenti membuat Adam berniat untuk melepaskan penutup mata. Namun, hal tersebut segera dicegah Tila. "Jangan dibuka dulu, Mas. Kita belum sampai sepenuhnya," tahan Tila. Adam akhirnya dengan pasrah mengikuti Tila turun dari mobil. Pria itu dituntun Tila dengan hati-hati agar tidak tersandung. Tak lama Setelah itu mereka berhenti membuat Adam bertanya-tanya apakah di sini tempat tujuan mereka. "Tunggu, nanti mas buka matanya pe
Sudah dua Minggu berlalu semenjak hari ulang tahun Adam. Kehidupan mereka masih berjalan normal seperti biasa. Hanya saja dua minggu ini Tila dan Adam disibukkan dengan berbagai persiapan membeli furniture untuk rumah baru mereka yang akan ditempati dua minggu mendatang.Seperti saat ini contohnya. Keduanya sedang memilih tempat tidur untuk mereka. Pilihan keduanya jatuh pada tempat tidur ukuran king size yang cukup untuk menampung empat orang. Hal tersebut dilakukan karena bisa saja anak-anak mereka nanti akan tidur dengan mereka sesekali.Adam kemudian melangkah menuju sebuah meja rias dengan ukiran unik dan yang pasti terdapat hiasan lampu di sekeliling sisi kaca. Meja rias berwarna mocca sangat cocok dengan cat dinding kamar mereka. "Sayang, suka ini?" Adam menunjuk ke arah meja rias yang sudah ia perhatikan sejak tadi. Tila mengikuti arah telunjuk Adam. Wanita itu sedikit tertarik dengan meja rias yang ditunjuk suaminya. Tila kemudian menatap Adam dan bertanya."Memangnya perl
Suasana kediaman Adam tampak tegang karena penghuni rumah saat ini sedang merasakan perasaan panik, cemas, dan khawatir menjadi satu.Tepat pada pukul 2 dini hari Tila mulai merasakan kontraksi pada perutnya. Adam yang panik melihat Tila kesakitan segera membangunkan orang-orang rumah, termasuk dengan dokter serta suster yang bertugas di rumah Adam.Adam memang sengaja ingin istrinya melahirkan di rumah agar tidak ada cerita tentang bayi yang tertukar di rumah sakit. Meskipun, hal seperti itu jarang atau mungkin belum pernah terjadi. Namun, Adam tetap ingin istrinya melahirkan di rumah. Hal tersebut membuat orangtua Tila yang mendengar alasan Adam merasa geli. Mereka mengira jika Adam mungkin pernah menonton sinetron yang memiliki tema tentang bayi yang tertukar.Tepat pada pukul 4 pagi, akhirnya suara tangis bayi mulai terdengar. Hal tersebut membuat orangtua Tila, para asisten rumah tangga, dan Angel tersenyum serta merasa lega sekaligus."Oma, dedek bayinya udah lahir?" Angel yang
Tila membuka matanya, lalu menoleh ke samping dan melihat sosok Adam yang tertidur lelap di sampingnya. Diam-diam Tila tersenyum merasa bahagia karena pria yang tertidur di sampingnya saat ia membuka mata adalah Adam Tirtando. Terkadang, Tila berpikir jika pernikahannya dan Adam hanya mimpi belaka karena memang Tila tidak pernah menyangka jika laki-laki yang menjadi suaminya adalah cinta pertamanya. Meskipun, mereka sempat berpisah karena kesalahpahaman yang terjadi.Adam mengira jika Tila berselingkuh karena Irena dan Eddel beberapa tahun lalu pernah menunjukkan foto Tila yang tidur dengan Sony. Sementara Tila sendiri mengira jika Adam meninggalkannya karena sudah tak cinta lagi. Tangan Tila terangkat mengusap dengan lembut rahang Adam. Matanya menatap lekat wajah sang suami yang memang tampan meskipun usia sudah tidak remaja lagi."Kalau anak kita laki-laki, semoga menjadi pria bertanggung jawab serta pria yang tampan seperti kamu, Mas," ucap Tila pelan. Tila memang selalu menga
Adam pulang dengan membawa martabak untuk istrinya. Sesampainya di rumah Adam masuk ke kamar dan langsung memeluk Tila yang baru saja meletakkan baju terakhir di dalam lemari. Rupanya istrinya itu baru saja selesai melipat baju, pikir Adam."Mas, bau, ih." Tila menutup hidungnya saat mencium aroma Adam. Sebenarnya Adam tidak bau karena parfum yang dia kenakan tadi pagi masih melekat sampai sekarang. Mungkin karena Tila sedang hamil, maka agak sensitif indera penciumannya."Mas kangen banget sama kamu, Sayang." Adam dengan gemas mencium kening Tila. Setelah itu ia mengangkat tubuh Tila dan memutarnya beberapa kali hingga akhirnya Tila merasa pusing."Pusing kepala aku, Mas.""Pusing, Sayang? Ugh, sini kepalanya Mas cium biar enggak pusing lagi." Adam dengan gemas mencium kepala Tila bertubi-tubi hingga membuat Tila menepuk pundak Adam."Mas," rajuknya cemberut."Istrinya Mas ini bikin gemas saja." Adam mengangkat tubuh Tila kemudian memangkunya. Saat ini mereka sedang duduk di te
Adam mendengar dengan teliti penjelasan kepala kepolisian yang menceritakan kronologi bagaimana Irena bisa tertembak.Irena ternyata tidak melarikan diri ke rumah kedua orang tuanya. Wanita itu justru melarikan diri ke rumah sahabatnya yang masih terletak di negara yang sama dengan kedua orangtuanya. Parahnya lagi, ternyata selama ini Irena memiliki hubungan dengan para mafia yang sudah diincar lama oleh aparat di sana. Meskipun bukan anggota inti, ternyata Irena seringkali berinteraksi dengan mereka dan meminta bantuan mereka.Para mafia ini cukup banyak merugikan negara. Bahkan, mereka berhasil menciptakan sebuah racun yang bisa membunuh secara perlahan ataupun secara cepat dan akurat. Sama halnya yang terjadi pada Eddel, Irena mendapatkan racun tersebut dari salah seorang anggota mafia yang bersahabat dengannya.Aparat kepolisian luar negeri berhasil menyelidikinya. Mereka sudah mengamankan beberapa tersangka. Terakhir, mereka melakukan pengejaran terhadap Irena yang berhasil lol
Adam menatap lekat wajah sang istri yang sudah terlelap sejak tadi. Tanpa sadar pria itu meneteskan air matanya saat mengingat cerita Herman tadi bahwa penderitaan istrinya berawal dari sang mama yang memiliki dendam dan kebencian pada bapak mertuanya.Andai saja dulu ia tahu jika mamanya dan Pak Herman pernah memiliki masa lalu, serta sang Mama memiliki dendam, mungkin Adam tidak akan pernah memperkenalkan Tila pada mamanya. Tila tidak akan mengalami kejadian pahit seperti dulu andai saja mamanya tidak memiliki kebencian yang tak masuk akal pada Tila. Adam sendiri merasa bingung mengapa mamanya bisa memiliki kebencian yang mendalam pada keluarga Tila. Meskipun Adam tahu jika mamanya memang egois dan memiliki ambisi besar, tapi Adam tidak pernah menyangka mamanya tega melakukan hal keji.Tangan Adam bergerak mengusap kepala Tila dengan lembut. Sementara tatapan matanya terus menatap wajah sang istri yang begitu damai dalam tidurnya. Adam mendekatkan bibirnya ke kening sang istri ke
Pagi ini Tila kembali merasakan mual. Hal tersebut sontak membuat Adam yang masih tertidur segera bangun dan menghampiri istrinya."Mau ke kamar mandi?" Adam memijat tengkuk Tila dari belakang berharap apa yang ia lakukan bisa mengurangi mual yang dirasakan oleh istrinya."Enggak perlu, Mas. Dari tadi aku udah bolak-balik kamar mandi. Aku cuma mual-mual aja," sahut Tila. Wanita itu terduduk di sisi tempat tidur sambil memijit keningnya."Aku ambil air hangat sebentar, ya. Tunggu."Adam segera bergegas keluar ke dapur untuk mengambil air hangat yang tersedia di dalam termos."Tila masih mual?" Jumi yang sudah berada di dapur menoleh menatap Adam."Iya, Bu. Ibu ada saran supaya mualnya agak berkurang?""Nanti ibu buatkan minuman yang bisa mengurangi mual. Itu resep turun temurun dari keluarga ibu," jawab Jumi, membuat Adam lega."Alhamdulillah. Terima kasih banyak kalau begitu, Bu."Jumi tersenyum menggeleng pelan kepalanya. "Enggak perlu terima kasih. Tila anak ibu sendiri kok."Adam t
Sudah seminggu sejak Tila keluar dari rumah sakit. Adam senang karena istrinya tidak dirawat di rumah sakit terlalu lama. Terlebih lagi kondisi Tila sudah cukup membaik dan hanya mual yang ia rasa. Namun, rasa mual sudah berkurang semenjak Tila mengkonsumsi vitamin yang diresepkan oleh dokter."Sayang," panggil Adam.Pria itu baru saja masuk ke dalam rumah kedua orangtua Tila yang akan mereka tempati sebelum kepindahan ke rumah baru yang masih dalam tahap finishing akhir. Maklum saja, ada beberapa bagian yang di renovasi ulang sesuai dengan keinginan Adam. Jadi, proses kepindahan mereka sedikit tertunda. Adam menatap sekeliling rumah yang tampak sepi dan membuat Adam cemas apalagi saat ini Irena belum ditemukan oleh pihak kepolisian. "Papa!" Adam menghentikan langkahnya saat mendengar suara seruan Angel dari pintu depan. Adam berbalik hanya untuk melihat Angel dan Tila yang sepertinya baru saja tiba di rumah."Dari mana, Sayang?" Adam mengangkat tubuh Angel ke dalam pelukannya s
Hari ini lagi-lagi Adam harus menitipkan Tila pada kedua mertuanya. Pria itu akan ke kantor polisi untuk menemui pengacaranya sekaligus Sam dan Lula yang sudah menunggunya di sana.Tila belum diperbolehkan pulang oleh dokter. Istrinya itu akan pulang dalam waktu dua, tiga hari mendatang. Adam lega karena kedua mertuanya mau ia repotkan dalam menjaga Tila.Adam kemudian masuk ke sebuah ruangan dimana sudah ada beberapa orang yang menunggunya."Kami mohon maaf sekali atas keteledoran pihak kami dalam mengamankan saudari Irena."Pak Irwan selaku Kapolda menatap Adam yang duduk di hadapannya. Ini karena kecerobohan mereka sehingga membuat tahanan atas nama saudari Irena bisa kabur dari sel tahanan.Pak Irwan sendiri menduga jika saat melarikan diri Irena dibantu oleh seseorang sehingga mempermudah wanita itu untuk bisa kabur."Kami juga sudah melakukan penyelidikan dan pencarian terhadap tersangka. Kami menemukan beberapa tempat yang didatangi oleh saudari Irena sebelum menghilang.""Sala
Setelah mengurus semua berkas kasus perkara yang dibantu oleh beberapa pengacara termasuk Wijaya sendiri, Tila akhirnya bisa keluar dari kantor polisi dengan jaminan dirinya saat ini masih berstatus sebagai saksi. Adam tidak ingin membuat istrinya tertekan berada di dalam sel, segera membawanya keluar. Dengan tubuh terbalut setelan jas mahal, Adam tanpa malu membopong istrinya keluar dari kantor polisi diikuti oleh tiga orang pengawalnya. Sengaja Adam membawa pengawal agar bisa menjaganya dan Tila jika ada sesuatu yang terjadi. Mobil sudah disiapkan dan Adam segera masuk dengan Tila masih berada dalam dekapannya. Adam berencana untuk membawa istrinya ke rumah sakit dan memeriksa kondisi Tila secara keseluruhan. Adam tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi pada Tila dan calon anak mereka. "Langsung ke rumah sakit," ucap Adam pada sopir yang baru tiba. Pria itu kemudian menatap istrinya yang masih terlihat lemah. "Sayang, kalau mau makan sesuatu bilang sama mas. Nanti kita mamp