TERJERAT CINTA CEO CANTIK"Kamu sudah tidak sabar dihalalin, ya? Baiklah kalau begitu. Nanti aku akan minta Papi dan Mamimu untuk segera menikahkan kita secepatnya." Rama begitu ringan ketika mengucapkan hal itu. Yang disambut belalakan netra indah milik Anggi. "Kamu, ya! Benar-benar gak waras!" seru Anggi lagi.Gadis itu semakin mengerucutkan bibirnya yang begitu menggoda. Membuat Rama susah payah menyembunyikan sinyal-sinyal kelelakiannya. Untung saja imannya masih kuat. Kalau tidak, entah apa jadinya."Makanya kamu jangan sok nantangin aku. Aku ini laki-laki. Sealim-alimnya aku, aku ini pria normal yang juga memiliki hasrat.""Cih … berarti apa bedanya kamu ama Rafa! Dasar laki-laki mesum!" cibir Anggi.Tepat pada saat itu mobil sudah masuk ke halaman rumah keluarga Broto. Mobil tersebut langsung masuk dengan mudahnya karena Rama memiliki remot pengatur gerbang rumah tersebut.Sesaat Rama pun memarkirkan mobil itu di port car yang ada di halaman rumah mewah tersebut. Anggi yang m
TERJERAT CINTA CEO CANTIK"Bagaimana saksi, sah?" tanya Penghulu yang menikahkan Anggita dan Rama."Sah …," jawab hampir seluruh orang yang menyaksikan pernikahan Anggita dan Rama.Rama tampak tersenyum bahagia ketika mendengar semua orang mengesahkan pernikahannya bersama Anggita. Berbeda dengan gadis cantik dalam balutan gaun pengantin dengan aksen jawa tersebut.Wajah cantiknya terlihat sedikit manyun. Meskipun hal itu tentu saja tidak mengurangi kecantikannya yang sangat paripurna. Beberapa doa teruntai dari bibir penghulu yang menikahkan mereka berdua. Di-aamiinkan oleh semua orang yang berada di ruangan tersebut. Tentu saja doa kebaikan untuk Anggita dan Rama yang memulai babak baru sebagai suami-istri. Rama tampak sedikit berbisik ke rungu istrinya yang tampak sedikit salah tingkah ketika ditatapnya."Kamu cantik, Dek Anggita," puji Rama kepada Anggita sambil memberikan tangannya untuk dicium Anggita sebagai tanda penghormatan atas dirinya seusai ijab kabul."Owh … kamu mau mi
TERJERAT CINTA CEO CANTIKBAB 10Perempuan cantik itu mengalihkan sejenak atensinya ke arah Rama yang menyusul laju jalannya. Pria bermata elang itu tampak bergeming di tempatnya. Menanti Anggita mengatakan alasannya."Hemm."Anggita menghembuskan napasnya perlahan. Jujur ia sangat kesal terhadap pria yang ada di depannya saat ini. Akan tetapi, entah kenapa dia seolah-olah tidak bisa bersikap barbar pada Rama. Entahlah, dia sendiri tidak terlalu paham soal hatinya. Nyatanya Anggita akan bertindak tegas jika mantan kekasihnya, Rafa, berniat untuk berbuat mesum padanya. Contohnya jika Rafa yang selalu menuntut untuk meminta berhubungan intim pada Anggi dengan dalih cinta dan sayang. Namun, untungnya Anggi tidak sebodoh dan sebucin itu. Yah, dia memang mencintai Rafa tapi dia tidak mau menyerahkan apa yang belum menjadi haknya Rafa. Sedikit banyaknya Anggi sangat tahu hak dan kewajiban seorang istri terhadap suaminya. Jadi, Anggi tentulah tidak mau menyerahkan semuanya pada Rafa sebelu
TERJERAT CINTA CEO CANTIKBAB 11Rama dan Anggita seketika bergeming, kedua netra mereka sama-sama mengarah ke arah pintu, tempat di mana suara berasal. Rama sedikit kesal ketika mengetahui ada yang mengganggu kebersamaanya bersama istrinya. Pria tampan itu mendengkus lirih. Berbeda dengan Anggi yang mengulas senyum simpul.Anggita bermaksud menyingkirkan tubuh Rama sebelum suara itu kembali memanggil. “Ya, Tuhan … terima kasih sudah menyelamatkan diriku,” gumamnya lirih. Tak lupa ekor netranya melirik ke arah pria yang baru beberapa saat menjadi suaminya tersebut. Rama terlihat menatapnya dengan pandangan sayu. Membuat bulu kuduk Anggi sedikit berdiri.Belum juga langkah Anggi melangkah, kembali didengarnya suara dari balik pintu kamar hotel tempatnya menginap, “Anggi, Rama … buka pintu sebentar, Nak. Ini, Mami!”Sinta berteriak di depan kamar sepasang pengantin baru itu dengan senyum-senyum sendiri. Di tangannya tampak memegang sesuatu.“Biar Mas saja yang buka pintunya, Dek,” kata
TERJERAT CINTA CEO CANTIKNetra indah itu membola lebar, berlawanan dengan Rama yang nampak menyipitkan netra elangnya dengan tawa yang membahana. "Mamiiiiii!" pekik Anggita dengan suara yang menggema. Sinta yang mendengar suara Anggita dari luar hanya bisa terkikis sebab ia memang sengaja memberikan kado berupa sebuah lingerie berwarna merah maroon satu paket dengan g-string yang hanya sebentuk tali yang nyelempit di dua bulatan kenyal bagian bawah tubuh seorang wanita. Di mana bentuk segitiga hanya mampu menutupi area sensitifnya saja. "Selamat malam pertama, Sayang, ah aku jadi gak sabar buat nimang cucu. Hihihi." Sinta tertawa cekikikan dari balik pintu kamar Anggi. Sedangkan Rama sudah terbahak melihat wajah Anggi yang memerah antara malu dan juga marah. "Ngapain kamu ketawa-ketawa! Dasar mesum!" ketus Anggi pada Rama. Ia melemparkan paper bag itu me arah pria dengan tinggi 175 cm tersebut. Hingga membuat Rama menangkupkan tangannya untuk menangkap paper bag yang Anggi lempar
Anggita hanya mampu bergeming. Gadis yang baru saja melepas masa lajangnya itu tampak larut dengan suasana romantis yang mereka berdua alami.Bibirnya boleh berkata dia tidak menyukai Rama tetapi, entah mengapa berada di dekat pria alim itu, Anggi merasa begitu damai dan tenang. Seakan dia keberatan untuk beranjak dari dekapan pria tersebut."Dek …," panggil Rama sambil memutar tubuh perempuan cantik di hadapannya.Anggi hanya mendongak sebentar, kemudian menunduk kembali karena malu. Maklum saja, dia masih merasa canggung untuk berdua-duan dengan Rama. Padahal kini mereka sudah sah sebagai suami-istri."Boleh aku minta satu hal?" tanya Rama sambil mengangkat wajah Anggi yang masih menunduk.Kedua netra mereka bertemu di satu titik. Sungguh, Rama begitu gemas ingin melumat benda kenyal berwarna pink milik istrinya tersebut. Sebagai pria normal, dia juga memiliki gairah. Sepasang netra Anggi masih intens memperhatikan Rama. Menunggu pria itu berbicara kembali."Mau minta apa? Aku belu
TERJERAT CINTA CEO CANTIKBAB 14“Harus apa, Mas?” Anggita bertanya dengan mengernyitkan dahinya. Netra indahnya menatap tajam ke arah pria yang baru beberapa saat menjadi suaminya. Dagu lancipnya memberi isyarat kepada Rama agar segera menjawab pertanyaannya.“Harus apa, sih? Ditanya kok malah bengong, gitu,” kata Anggi dengan kesal."Kamu harus nurut gak boleh keluyuran malam-malam lagi. Kalau sampai kamu langgar, itu artinya kamu nantangin aku buat aja kamu bobok bareng.""Ck … kamu sengaja 'kan buat aturan seperti itu!""Setuju gak setuju, kamu harus setuju!" Rama sekali lagi menegaskan peraturan yang dia terapkan untuk istrinya itu."Itu namanya kamu sewenang-wenang, Mas! Kamu egois!"Anggita masih tidak terima dengan keputusan sepihak dari Rama. Bibir perempuan cantik itu sampai maju beberapa sentimeter yang membuat Rama semakin gemas melihatnya."Mas … bisa gak sih, kamu buat peraturannya agak enakan dikit gitu."Rama mengalihkan atensinya, Anggita menangkap sinyal yang tidak
“Kamu beneran ngajakin aku tinggal di tempat itu, ya, Mas?” tanya Anggi dengan muka masam.“La, emang iya, Dek. Kenapa sih?” Netra Rama memicing, melihat kelakuan aneh istrinya.“Apa tidak bisa gitu, nyewa apartemen aja. Apa perlu aku bilang ama Papi buat belikan kita apartemen?” Anggi terus berusaha membujuk suaminya untuk tidak membawanya pergi ke rumah kontrakan Rama yang serba sederhana itu. Pria alim itu memang sengaja mengaku demikian di hadapan istrinya.Sementara Anggi tidak mau kalau kuku cantiknya akan rusak karena harus mengerjakan pekerjaan rumah yang tidak ada hentinya. Belum lagi dia juga takut tangan mulusnya menjadi kasar karena harus mencuci dan kena sinar matahari. Anggi tidak mau itu terjadi.“Aku tuh, gak pengen nyusahin Papimu lagi. Udah cukup selama ini beliau membantu Mas sampai bisa kuliah. Masa kini juga harus ngerepotin lagi. Toh, kamu sekarang adalah tanggung jawab Mas juga. Insya Allah Mas, mampu kasih makan kamu,” jelas Rama panjang lebar. Pria tampan itu