Risa-
___________Chapter 1____________
Iya dia Risa, cewe paling kuat, orang paling random dan masih banyak lagi keistimewaan dia.
Kenapa aku bisa bilang dia cewe paling kuat? Ya karena dia dari kecil udah di tinggal bapak dan ibunya, bukan meninggal, melainkan pergi entah kemana.
Dia selama hidupnya dari kecil hingga besar seperti ini. tinggal sama bibi nya, adik dari ibu nya.
Entah ya, dia kuat banget banget. Mental dan fisik nya setebal baja bahkan lebih tebal dari itu.
Aku waktu itu nanya sama dia.
"Lu kalo setiap hari gimana?" Tanyaku.
"Ya kalo gue nggak gimana-gimana lah, gue jalanin dan ya gue bisa" jawabnya.
"Maksud gue, lu hebat banget selama ini hidup tanpa orang tua, kayanya ya kalo gue jadi lu. Nggak akan kuat dan mungkin milih untuk bunuh diri"
"Gue yang pas SMP setiap pagi cari kaos kaki aja harus nanya ke ibu dan teriak-teriak dulu baru ketemu"
"Gimana Lu yang udah dari kecil jauh dari orang tua..." Mata aku berkaca-kaca sambil natap dia.
"Ah lu lebay, nggak usah nangis gitu lah. Gue juga bisa tanpa mereka, buktinya gue ada sampe hari ini kan, ketemu sama lu Sama teman-teman yang lainnya juga.." kata Risa.
Dan iya setiap kali ngomongin masalah ini sama dia, mataku pasti langsung berkaca-kaca, susah dijelasin pokonya.
Makanya aku bilang dia adalah cewe paling kuat ya karena ini, kalian ngerti kan?
Kenapa aku cerita tentang Risa di awal chapter ini, karena aku rasa bukan hanya Arash, Risa pun akan ikut andil dalam cerita ini.
Balik lagi ke judul nya, kenapa judulnya 3 tahun yang sia-sia?
Ya karena itu yang akan ku ceritakan di beberapa chapter di buku ini.
Aku mulai ya...
Tepatnya pada 3 tahun lalu, dia mendekatiku dengan percaya diri.
Saat aku masih duduk di kelas 11 SMA dan dia adik kelas, ia kelas 10.Aku dan dia berada di satu jurusan Yang sama, yaitu IPA. Entah kenapa dia seperti magnet yang nggak bisa aku hindari setiap turun dari lantai 3.
Aku bingung sama dia, kenapa dia waktu itu se-pede itu meminta nomerku.
"Hai kak, boleh minta nomer lo?"
Aku ingat banget, waktu itu aku belum punya handphone android seperti sekarang. Kalau boleh jujur, dulu aku orang nya kudet dan gaptek banget banget, sumpah aku nggak bohong.
Akun F******k saja baru aku buat dikelas 11 SMA, iya. Aku bilang sama dia.
"Boleh, tapi gue nggak punya handphone" aku jujur, tapi dia nggak percaya.
"Masa sih kak? Ah bohong ah"
"Ah yaudah minta nomer nya aja dulu, urusan komunikasi bisa belakangan"
Dia ngasih kertas sobekan kecil sama pulpen.Entah dia emang nggak bisa hafal atau emang sengaja Ngerjain aku untuk nulis di kertas sobekan yang kecil ini.
Namanya adalah Thalita Nirwana. Nama yang indah bukan? Iya seperti orangnya.
Akhirnya aku nulis di kertas sobekan itu, dengan sedikit menghafal nomerku dan semoga aja nggak salah nomor.
"Nih.." kataku sambil memberi kertas dan pulpen nya.
"Makasih ya kak, aku masuk dulu" jawabnya.
Ya, dia balik lagi dan bilang
"Kamu Jangan nungguinSMS dari aku ya.."Aku tanya "lah emang kenapa?"
"Emm.. Ya karena Aku belum beli pulsa, hahaha" dia balik lagi hanya untuk bilang itu sambil ketawa lucu.
"Yaudah, aku duluan ya. Bye." Dia masuk lagi ke kelas nya.
Bodohnya, tanganku nggak membalas tangan nya yang melambai kepadaku waktu itu.
Nggak papa, waktu itu aku bilang mungkin lain kali aku akan membalasnya. Kalau Tuhan kasih aku sama dia kesempatan untuk ngobrol lagi.
Dan setelah kejadian dia minta nomer aku di depan kelasnya itu, aku dan dia belum dapet kesempatan dari tuhan untuk ngobrol lagi.
2 Minggu kemudian, akhirnya kita berdua nggak sengaja bertemu di kantin sekolah.
"Hei," sapa-nya, aku yang sedang memilih makanan saat itu terkaget.
"Ehh, Haii, udah lama ya"
"Apanya?kak"
"Maksudnya udah lama ya nggak ketemu lagi" aku mendadak salah tingkah.
"Hahaha iya ya kak, terakhir kali di depan kelas gue kan?"
"Eh bentar deh, jadi selama 2 Minggu kemarin Kakak nungguin moment ini ya?"
"Nggak" aku pura pura mengelak, padahal iya memang aku menunggu Moment ini dari seminggu yang lalu.
"Eh iya kemarin gue belum kirim SMS ke Kaka, gue harap sih lo nggak bener bener nungguin SMS dari gue ya"
Lagi lagi dia benar, aku menunggu SMS nya dari seminggu yang lalu juga.
Apa aku yang berlebihan ya akan hal ini? Kenapa dia kasih ekspresi wajah yang seakan nggak suka sama aku."Tapi Tuhan adil ya kak, walaupun udah hampir 2 Minggu gue sama Lo nggak ketemu, dan sekarang di pertemukan lagi secara nggak sengaja disini"
Aku yang denger kalimat itu, cuma bisa diem, pura-pura ngangguk dan mengiyakan kata kata nya.
Entah ya, kenapa dia jadi puitis begini? Apa yang dia makan Minggu kemarin? Aku rasa dia makan salah satu buku dari penulis terkenal, makanya kata-kata yang keluar dari mulutnya puitis banget.Tapi nggak mungkin juga ya, mungkin cuma kebetulan aja dia lagi ngomong kaya gitu, dan mungkin respon aku yang terlalu berlebihan.
"Mungkin Udah takdir, kan mau di apain sekalipun Kalo emang udah takdir nya ketemu, pasti semesta bakal bantu semuanya, dan sebagai manusia nggak bisa ubah jalan cerita nya kan?"
"Iya Lo bener, eh iya gue duluan ya kak"
"Eh iyaaa gapapa kok" jawabku. Dan memang saat itu suasana kantin sedang lumayan ramai, sebenernya aku yang agak risih karena ngobrol di tempat ramai.
Aku mau bilang sama Semesta,
terima kasih karena sudah beri aku kesempatan untuk bertemu sama manusia paling ceria yang pernah aku temui selama di bumi.Kalau kalian mengira sehabis pulang sekolah dia akan mengirimi ku pesan, kalian benar.
Tapi dia cuma bilang,
"Hai kak, ini gue Thalita"
Dan aku bingung dong harus balas apa pesan nya itu, ya pada akhirnya aku nggak bales SMS nya.
Sampai satu Minggu kemudian.
Thalita mungkin udah mikir kalau aku sengaja nggak membalas pesan nya, ya memang sengaja aku nggak bales sih. Abisnya bingung mau dibales apa.Dua Minggu berlalu, aku belum sempat ketemu dia lagi. Padahal udah lumayan lama sejak pertemuan terakhir.
Dan genap satu bulan sudah aku nggak ketemu sama dia, di sekolah maupun di luar sekolah.
Aku merasa bersalah karena telah mengabaikan SMS dia waktu itu.
Dan aku berinisiatif untuk dateng ke kelas nya di jam istirahat nanti.Dan semoga aja dia beneran nggak marah, nyatanya salah.
Ketika aku sampai di depan kelas nya, dan menengok dari ujung hingga ujung seisi kelasnya.
Dia ada di bagian paling tengah, iya beneran tengah-tengah. Aku lihat sih dia kaya lagi nulis sesuatu.
Apa jangan jangan dia nulis death note? Apa jangan jangan setelah ini aku akan didatangi oleh malaikat yang dikirim olehnya?
Argh, aku harap nggak se-mengerikan apa yang aku ucapkan barusan.
Aku memutuskan untuk masuk dan nanya langsung ke orang nya."Hei" kataku dengan sedikit melambaikan tangan kearah nya.
"Eh, kak putra, kenapa?" Dia bingung.
"Sebelumnya, gue boleh duduk dulu nggak?"
"Boleh kak, duduk aja disini" dia nunjuk kursi yang ada di sebelah nya.
Dan dia spontan langsung menghadap ke arahku.
"Ehmm.. gue mau minta maaf, SMS lu masuk kok di hp gue, cuma emang gue nggak bales waktu itu.."
"Oh soal itu"
Gila! Ekspresi Dia mendadak datar.
"sekali lagi gue minta maaf ya" aku tetap cool pada saat itu.
"Iya" jawabnya.
Ya Tuhan, apa nggak ada kata lain, selain iya doang? Aku sudah menghampiri ke kelas nya dia hanya menjawab seperti ini?
Ah rasanya kecewa, jawabannya nggak seperti yang di ekspetasikan.
"eh iya kak...." Dia lanjut ngomong.
"Kenapa? Ada apa?"
Aku langsung bilang ini."Sebenernya....
Pesan kecil dari author :
Wah nggak nyangka ya, kalian udah baca sampai habis chapter 1 ini.
Gimana sama ending nya? Apa kalian pensaran sama kelanjutan ceritanya? Ahahaha.. maaf ya..
Oh iya untuk jadwal update
"Tentang Putra" ini dihariMinggu dan Kamis.Pastiin kalian simpan cerita ini di perpustakaan kalian ya, jadi misalkan cerita ini update kalian akan Dapet notifikasi nya dan biar nggak ketinggalan sama kelanjutan nya.
Aku harap kalian nggak lupa untuk klik ikon bintang dan beri masukan di komentar atau kasih kritik dan sarannya juga gapapa,
Terimakasih yaah~Sampai ketemu di chapter 2,
dihari Kamis yaa!~Wahyusaputra.
Sebelumnya aku ucapin terimakasih banyak untuk kalian yang terlibat dalam cerita ini, aku gatau gimana caranya untuk bilang ke kalian selain lewat cerita di buku ini.Aku harap diantara kalian ada yang membaca cerita ini, dan semoga suka dengan semuanya, begitu juga dengan kalian yang Nemu buku ini di Wattpad.Selamat, selamat karena sudah menjadi bagian dari cerita panjang ini.Semoga setelah kalian baca ini akan senang dan tidak ada penyesalan, walaupun aku juga menyesal.Menyesal karena cerita ini tertunda cukup lama, untuk bisa terbit di Wattpad.Terimakasih juga atas mereka yang telah menginspirasi dan kasih aku semangat untuk melanjutkan cerita panjang lagi Disini.@rintiksedu@helobagasDan @gaizkametsu karena telah kasih izin ke aku untuk pake foto-foto dia.Dan ya. aku pilih dia sebagai visualisasi dari salah satu tokoh disini. Coba kalian teb
"Sebenernya, gue mau bilang kalo gue mau Deket sama Lo, apa bisa?"Segampang itu dia bilang kalau mau Deket sama aku. Dan sebulan setelah kejadian ini, semua nya berjalan dengan baik. Aku dan dia mulai mengenal satu sama lain.Dan pada saat nya tiba, aku sudah bilang kan kalo aku ikut salah satu ekskul di sekolah yaitu Pramuka..Pada saat itu Pramuka menjadi salah satu ekskul wajib di sekolah. Mau nggak mau semua murid kelas 10 harus ikuti pelatihan dan perkemahan nantinya.Dan Aku yang waktu itu menjadi ketua penyelenggara perkemahannya.Aku nggak nyangka banget bisa jadi ketua untuk suatu event besar, bahkan besar banget! Dan melibatkan banyak orang.Dan seminggu sebelum keberangkatan, semua murid sedang menerima materi oleh kaka² Pramuka angkatan ku.Kalian juga sama kan? Aku yakin sih sama, apalagi kalian yang lulus sebelum pandemi ini kan?
"Maaf ya kalau pas sama aku, waktu kamu terbuang ber-bulan-bulan, Dan sekarang semoga nggak terulang lagi"Putraa____________________________Ada beberapa bahkan banyak Chat random yang nggak bisa aku hapus sampai sekarang, tapi pas ditanya sama kamu aku jawab semuanya sudah dihapus nyata nya aku berbohong. aku nggak tau harus gimana lagi sama kenyataan saat ini yang emang nggak bisa aku ubah.Hari ini tanggal 02 Maret 2021Aku ngetik Wattpad ini, dan di chapter sebelumnya, sampai dimana kita?_____________________________Aku hanya akan memberikan beberapa cerita yang emang terjadi waktu perkemahan itu, selebihnya aku nggak akan ceritain ya, setelah kami semua selesai mendirikan tenda. Jadwal selanjutnya adalah istirahat da
Bagian ini, dimana aku dan Thalita sudah mulai dekat. Dan jujur aku pertama kali sangat cuek dan sedikit nggak peduli sama dia.Tapi entah kenapa dia baik dan asik diajak bercanda dan ngobrol soal apapun dia nyambung.Untuk diawal komunikasi emang nggak ada masalah sama sekali, cuma kadang kalau di chat aku selalu balas dengan singkat, alasan nya karena lebih enak ngobrol panjang lebar pas ketemu dibandingkan dengan chat di WhatsApp.Dia sempet komplain"Kamu kenapa sih balasnya cuek terus, buat aku mikir yang enggak-enggak"Aku kadang jawab kadang juga lebih milih ganti pembicaraan, karena udah pernah aku jawab tapi dia selalu nanya terus kenapa.Aku juga membebaskan dia untuk berteman sama siapa aja, entah cewe entah cowo, selama dia bilang kalau itu teman nya aku percaya.Dan akupun nggak suka yang selalu melarang ini itu, ya karena selagi itu hak dia, ya gapapa. D
Hai, Aku akan mulai buku ini dengan perkenalan yang sama pada buku lainnya. Namaku Putra, umurku 19 tahun, dan aku laki-laki.Kalian bisa panggil aku Putra, seperti namaku diatas. Aku anak ke 2 dari 2 bersaudara dan ya, Aku anak terakhir, dan sekarang aku sudah nggak sekolah, udah lulus tahun lalu.Kesibukan aku sekarang sebagai konten kreator di YouTube dan Instagram. Emang dari dulu mau banget jadi konten kreator dikenal banyak orang dan punya banyak penggemar. Nanti aku kasih tau ya nama channel YouTube ku.Selain itu aku juga suka banget kopi, bahkan sampai tau macam macam jenisnya.Gimana? Udah ya kenalan nya, sekarang fokus sama isi dari cerita ini saja, lagian kalian juga akan kenal aku dengan sendirinya ketika kalian baca buku ini.Pada bagian prolog ini aku akan mulai pada saat hidupku rasanya mulai berbeda dari masa sebelumnya.Iya, masa sebelumnya. kalian paham kan? Antara