Beranda / Romansa / TEMAN TAPI MESRA / Pelukan Pengobat Luka

Share

Pelukan Pengobat Luka

Penulis: Ms. Bloomwood
last update Terakhir Diperbarui: 2022-09-23 18:15:32

Hari-hari Sasha selanjutnya terasa sangat aneh karena ia tidak bisa berhenti memikirkan kata-kata terakhir Raga "Kalau gue gak bisa ngobatin diri gue, paling gak gue bisa ngobatin orang lain."

Apakah sebegitu dalamnya perasaan Raga terhadap Sasha, sampai sangat sulit bagi Raga untuk melupakannya. Jujur hal ini sangat mengganggu Sasha, walaupun Raga tidak memaksanya atau mengganggunya, tapi mengetahui orang yang sangat Sasha pedulikan berada dalam perasaan yang menderita, juga membuat Sasha ikut menderita.

Satu bulan sudah berlalu, kondisi Gianna sudah semakin membaik. Gianna mengatakan pada Sasha bahwa ia dan Raga akan melangsungkan pernikahan di Bali pada dua bulan yang akan datang. Sasha pura-pura menyambut gembira kabar itu, padahal ia tidak begitu antusias karena tahu apa yang sebenarnya ada di benak Raga.

Sementara itu di kantor, Karin tampaknya masih tak menyerah dalam menebar pesonanya pada Daniel. Ia seringkali menjebak Daniel untuk bisa berduaan saja dengannya diberbagai k
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • TEMAN TAPI MESRA   Cinta Segi Empat

    Dua bulan sudah berlalu, Sasha dan Daniel baru saja mendarat di bandara I Gusti Ngurah Rai untuk menghadiri acara pernikahan Raga dan Gianna. Wajah Sasha tampak tak terlalu bersemangat, ia beralasan sedang datang bulan waktu Daniel menanyakan hal itu padanya. Di bandara, Luke dan Gendis sudah menunggu mereka. Lalu mereka segera meluncur ke hotel tempat resepsi akan diadakan keesokan harinya. "Nyet, lo kenapa sih? Kok mood lo kayaknya jelek banget," tanya Gendis saat ia sedang berdiri berdua dengan Sasha di tepi pantai. Sasha menghela nafas panjang, "Butuh bir dingin Nyet buat nyeritain semuanya," sahut Sasha disambut seringai lebar di bibir Gendis. Beberapa saat kemudian mereka sudah duduk di berhadapan di sebuah kafe dengan bir dingin di tangan mereka masing-masing. "Go ahead, tell me everything," tukas Gendis. Selanjutnya Sasha menceritakan semua kepada Gendis, mengenai apa yang Raga katakan kepada Sasha dua bulan sebelumnya. "Gila Nyet, gue gak nyangka dia sedalem itu sama lo!

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-23
  • TEMAN TAPI MESRA   Pernikahan & Perpisahan

    Tak ada yang janggal dengan resepsi pernikahan Raga dan Gianna, keduanya terlihat seperti pasangan normal lainnya, Sasha berusaha keras untuk terlihat bahagia dan menyembunyikan rapat-rapat rasa resah dihatinya. Gianna tampak anggun dengan gaun pengantin lace curvy yang mencetak jelas tubuhnya yang kurus. Wajahnya terlihat cantik dengan make up bold yang menyembunyikan wajah pucatnya. Gendis berkali-kali menghampiri Sasha dan mengingatkan Sasha untuk tak perlu khawatir berlebihan dengan keputusan yang diambil oleh Raga. "It's so weird seeing Raga dan Gianna together as husband and wife," tukas Daniel saat melihat Raga dan Gianna sedang berfoto berdua. Sasha menyandarkan kepalanya di bahu Daniel, "Yeah it's so weird," sahut Sasha setuju, karena memang semuanya terlalu cepat. Rasanya baru kemarin Sasha dan Daniel memergoki Raga berada di apartemen Gianna dan sekarang tahu-tahu mereka sudah menjadi suami istri. "Babe, they asked you to deliver the speech," tukas Daniel yang mendengar

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-23
  • TEMAN TAPI MESRA   Dua Garis Merah

    Lima Bulan Kemudian, Kesibukan Sasha sama seperti sebelumnya, seputar Daniel, LPC, keluarganya, Allysa dan persidangan Olivia Wangsa. Sampai suatu pagi ia merasakan ada yang salah dengan tubuhnya, "Are you okay Babe?" tanya Daniel saat melihat Sasha masih merebahkan tubuhnya di atas sofa ruang TV. "Gak tau nih, badan aku gak enak banget, lemes," sahut Sasha dengan mata terpejam. Ia meringkuk di sofa sambil memeluk guling kesayangannya. Daniel mendekat, lalu berjongkok di samping Sasha. Ia memeriksa suhu tubuh Sasha, namun tampak normal. "Kamu kecapean mungkin, kamu istirahat aja, gak usah ke kantor dulu," tukas Daniel lalu mengecup pipi Sasha. Sebelum berangkat ke kantor, Daniel menyiapkan sarapan untuk Sasha dan meletakkannya di meja ruang TV. Lalu ia menyelimuti Sasha yang tertidur dan segera berlalu menuju kantor LPC. Satu jam kemudian Sasha terbangun dan mengernyit saat mencium aroma nasi goreng yang disiapkan oleh Daniel. Entah mengapa ia merasa mual dengan aroma garlic ya

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-23
  • TEMAN TAPI MESRA   Yang Muncul Tiba-Tiba

    Fase insecure yang terjadi dalam kehamilan pun dimulai. Sasha mulai merasa tidak seksi lagi padahal berat badannya hanya bertambah 4 kg di kehamilannya yang baru menginjak empat bulan. Ia sering uring-uringan jika Daniel dan Karin harus rapat sampai larut malam dan tidak melibatkan Sasha, tentu saja Daniel tak ingin melibatkan Sasha, karena takut akan mengganggu kesehatan janin dalam perut Sasha jika sampai harus bekerja sampai larut malam. Namun demi kenyamanan Sasha, Daniel selalu melibatkan orang lain dalam rapat tersebut dan tidak pernah hanya berduaan saja dengan Karin yang herannya masih saja terus berusaha mengejar perhatian Daniel. Malam ini, saat Sasha sedang berbaring di atas paha Daniel sambil menonton film, ponsel yang pernah diberikan Evan dan sudah lama tak berdering tiba-tiba berdering lagi, membuat Sasha dan Daniel saling tatap. Sebelum Sasha mengangkat Daniel menarik tangan Sasha, "Remember Babe you're pregnant! Don't put your self in danger," tukas Daniel sungguh

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-23
  • TEMAN TAPI MESRA   Menyerahkan Diri

    "Evan? Kamu udah sadar?" tanya Sasha saat melihat Evan membuka matanya. Ia segera memanggil Daniel dan mengabarkan jika Evan sudah sadar. Saat itu adalah pagi hari, di hari Sabtu. Sasha dan Daniel berdiri di samping tempat tidur, menatap Evan yang masih mengedip-ngedipkan matanya, menyesuaikan dengan cahaya kamar yang terang. "Ini Van minum dulu," Sasha menyorongkan segelas air lalu membantu Evan duduk, membuat Daniel menatap kurang suka ke arah mereka. Di matanya tetap saja Evan adalah seorang penjahat yang menerima konsekuensi atas apa yang dipilihnya. Sasha tidak perlu merasa berhutang budi pada seseorang yang urung melakukan kejahatan kepadanya karena kepentingan dirinya sendiri. Itu konyol namanya! "Jadi sebenarnya apa yang terjadi?" tanya Sasha setelah Evan sudah sepenuhnya tersadar. Daniel memasukan kedua tangannya ke saku celana trainingnya, menunggu jawaban Evan. "Gak ada apa-apa, saya dipukulin dan dikeroyok sama entah preman pelabuhan atau orang suruhan Olivia dan ditus

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-23
  • TEMAN TAPI MESRA   Berpisah Sebelum Berjumpa

    "Baby, are you okay?" tanya Daniel saat melihat Sasha meringis memegang perutnya."Perut aku sakit banget," jawab Sasha, wajahnya tampak pucat.Dengan sigap Daniel berlari menghampiri Sasha, ia baru saja sampai di Penthouse setelah lembur bekerja. "Kita ke dokter aja ya, aku takut ada apa-apa sama kamu dan baby kita," tukas Daniel, wajahnya benar-benar khawatir. Setelah itu Daniel mengeluarkan kursi roda yang memang sudah ia siapkan untuk keadaan darurat, lalu menggendong Sasha ke atas kursi roda dan mendorongnya menuju pintu keluar Penthouse. Di atas kursi roda Sasha memejamkan mata merasakan sakit yang teramat sangat di perutnya. Di mobil Sasha memejamkan mata, berusaha menetralisir rasa sakitnya. Ia mengelus perutnya lembut, mengatakan pada janinnya untuk bertahan karena Mommy dan Daddy sangat menantikan kehadirannya. Namun tiba-tiba ia merasakan aliran hangat di sela pahanya, ia merabanya dan langsung berteriak histeris, membuat Daniel terkejut dan langsung menepi. "What happen

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-23
  • TEMAN TAPI MESRA   Fakta Yang Mengejutkan

    Dua minggu sudah berlalu sejak Sasha kehilangan janinnya di usia kandungannya yang baru menginjak empat bulan. Sasha tak bisa berhenti menyalahkan dirinya atas kehilangan tersebut. Ia mengurung diri di kamar, enggan melakukan apapun. Hanya tidur dan menangis. Daniel dengan sabar menenangkan Sasha dan mengatakan bahwa semua yang terjadi bukan kesalahannya. Namun Sasha tentu saja tak mau mendengar. Ia membenci dirinya sendiri dan merasa tak berharga. Sampai akhirnya Daniel terpaksa menceritakan semuanya pada Raga, karena mungkin Raga bisa membantu Sasha untuk kembali mendapatkan kepercayaan dirinya. Ada rasa cemburu di hati Daniel karena ikatan hati antara Sasha dan Raga terjalin teramat kuat, mengalahkan ikatan antara Sasha dan Daniel, walaupun mereka adalah suami istri yang saling mencintai. Atas usul Gianna, akhirnya Daniel membujuk Sasha untuk berlibur ke Australia agar bisa mengobati rasa kehilangannya. Karena Daniel sudah tahu bahwa Sasha akan menolak ajakannya, maka ia menyiap

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-23
  • TEMAN TAPI MESRA   Bertukar Suami

    "Lo bercanda kan Ga?" tanya Sasha yang masih tak percaya dengan kata-kata Raga. Bagaimana mungkin Raga bisa terus mencintai Sasha setelah apa yang terjadi belakangan. Apalagi Raga secara intens menghabiskan waktu dengan Gianna, Sasha pikir Raga akan jatuh cinta pada Gianna dengan mudahnya, namun ternyata faktanya membuat Sasha hanya terperangah tak percaya. Raga menghela nafas panjang, "Tapi gue udah lebih dewasa kok Sha, gue udah lebih bisa nerima semuanya, please jangan merasa gak nyaman cuma gara-gara gue masih punya rasa yang sama buat lo, karena gue sama sekali gak ada niatan buat ngerusak hubungan kalian, cinta gue ya cuma gue aja yang rasa," ujar Raga seraya menatap lurus ke jalanan yang lengang. Sasha menghela nafas, menggosok wajahnya dengan kedua tangan, masih terkejut. Ia melirik Raga yang terlihat sangat segar dan bugar di luar, namun ternyata rapuh di dalam. "Lo yang paling ber hak atas perasaan lo, gue gak berhak buat nyuruh lo berhenti mencintai gue walaupun gue ngera

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-23

Bab terbaru

  • TEMAN TAPI MESRA   The End

    Empat Bulan Kemudian. Kehamilan Sasha sudah menginjak usia tiga puluh delapan minggu. Berat badannya sudah naik sekitar dua belas kilogram. Sasha mulai sering mengikuti senam kehamilan karena ia sangat berharap bisa melahirkan secara normal kali ini walaupun itu semua rasanya hampir tak mungkin karena sebelumnya ia melahirkan secara Caesar. Gendis sudah lebih dulu melahirkan seorang bayi tampan yang diberi nama Shawn, mereka sempat berkumpul untuk merayakan kelahiran Shawn, bahkan Daniel ikut bergabung secara online melalui video telekonferensi. Sasha dapat melihat Daniel sudah jauh lebih baik saat ini. Sepertinya ia sudah lebih bisa menerima keadaan. Sementara Evan akhirnya bisa memulangkan Allysa dan Ibunya ke Indonesia. Evan juga mengajak Sasha dan Raga bergabung bersamanya membuka bisnis restoran yang akan segera di buka beberapa bulan ke depan. Evan juga membeli rumah di dekat rumah Sasha agar Allysa bisa bermain bersama Katia dan agar Ibu Evan bisa membantu Sasha merawat Kati

  • TEMAN TAPI MESRA   Zurich

    "Gimana Van menurut kamu? Itu yang terbaik yang bisa saya dan Raga lakukan," tukas Sasha setelah menjelaskan semua rencananya pada Evan. Saat itu mereka berada di dalam ruang rawat inap rumah sakit Husada, tempat Sasha sedang menjalani rawat inap. Evan manggut-manggut, "Oke, that's a good idea, saya malah gak kepikiran," sahut Evan seperti biasa dengan nada datarnya. "Well okay, kalau gitu segera kita urus surat kuasanya, begitu Sasha sehat saya dan Sasha akan langsung ke Zurich," tandas Raga tak ingin berlama-lama karena ia ingin Sasha segera beristirahat. "Okay, kita bicarakan di luar aja, kamu istirahat aja Sha. Terimakasih ya," ucap Evan kaku lalu mengulurkan sekotak cokelat pada Sasha. Setelah itu Evan keluar mengikuti Raga yang sudah lebih dahulu melangkah keluar. Sasha tertawa kecil melihat tingkah kaku Evan, dalam hati Sasha bertanya-tanya, bagaimana orang seperti Evan bisa membesarkan seorang putri seperti Allysa. *****Satu minggu kemudian. "Waaaahhh dingin banget!" seru

  • TEMAN TAPI MESRA   Trauma Yang Tak Pernah Hilang

    "Sha! Sha!" lamat-lamat suara Raga terdengar di telinga Sasha. Sasha membuka matanya perlahan, aroma Lavender menyeruak masuk ke indera penciumannya. Biasanya aroma tersebut akan memenangkannya, tapi kali ini aroma Lavender kesukaan Sasha sama sekali tidak dapat menenangkan hatinya. "Sha, kamu udah sadar?" ujar Raga dengan nada khawatir. Sasha dapat melihat Raga yang berdiri di sebelah kanannya dan Reina yang berdiri di sebelah kirinya, Sasha sampai bingung akan mengalihkan pandangan kemana, karena Sasha sedang tak ingin melihat keduanya. "Sha? Kamu bisa denger aku kan?" tanya Raga yang bingung karena bahkan setelah sadar Sasha tidak mengatakan apa-apa. Sasha mengangguk pelan, masih enggan membuka mulut. "Sasha, tadi kamu pingsan, tekanan darah kamu rendah sekali, HB kamu juga rendah, sepertinya kamu perlu dirawat paling tidak sampai HB kamu normal," tukas Reina dengan nada profesional. Sasha hanya diam saja, ia memilih untuk memejamkan mata karena tak ingin menatap Raga ataupun Re

  • TEMAN TAPI MESRA   Memeluk Wanita Lain

    "Sayang, jangan lupa hari ini kita check up lho!" seru Sasha sebelum Raga berangkat ke kantor. Raga mengerlingkan sebelah matanya tanda mengiyakan. Setelah Raga berangkat kerja, Sasha melakukan rutinitas yang setiap hari ia lakukan secara berulang-ulang. Membereskan piring sisa sarapan, menyedot debu, membereskan semua kamar dan membereskan baju yang akan dibawa ke laundry.Ponsel Sasha berdering saat Sasha sedang bersantai sambil menikmati secangkir cokelat panas.Sebuah nomor yang tak dikenal. "Halo?" sapa Sasha santai. "Sasha, this is Evan," sebuah suara yang sangat Sasha kenal menyapa. Sasha langsung meletakkan cangkirnya, "Evan? Oh Hai! Jadi gimana?" tanya Sasha antusias, ia sangat ingin membantu Evan, karena Sasha tak tega melihat kehidupan Evan yang terlihat sangat kesulitan sekarang ini."Can I talk with your husband too, sebenarnya saya merasa kurang nyaman kalau kita harus berkomunikasi tanpa ijin dengan suami kamu," tukas Evan datar. Wajah Sasha memerah, bukankah seharusnya

  • TEMAN TAPI MESRA   Kemunculan Yang Tiba-Tiba

    Tiga bulan kemudian.Kehamilan Sasha mulai menginjak usia lima bulan. Berat badannya sudah bertambah sekitar empat kilogram membuat Sasha merasa sangat tidak nyaman karena bajunya mulai banyak yang tidak muat. “Kenapa sih Sha marah-marah terus?” tanya Raga yang melihat Sasha sedang berdecak kesal karena bahkan celana longgar yang biasa ia kenakan tidak muat juga. “Sebel! Celana yang ini juga gak muat!” seru Sasha seraya membuka kembali celana yang sudah dipakainya sampai ke paha. Raga tertawa, “Kan aku udah bilang, belanja baju baru gih! Kamu alasannya saying uang terus,” ledek Raga sambil mengancingkan kemejanya.Sasha menekuk wajahnya,”Ya kan aku gak tau kalau berat badan aku bakal naik secepat ini,” ujar Sasha sebal. “Ya udah belanja gih, ajak Gendis aja! Berangkatnya sekalian sama aku,” tukas Raga seraya menoleh menatap Sasha yang masih menggerutu. “Beneran?” tanya Sasha, semenjak ia memutuskan untuk stay at home dan tidak bekerja, ia selalu bersalah jika harus mengeluarkan uang u

  • TEMAN TAPI MESRA   Puberty

    Sasha berdiri di lobby Penthouse sambil melamun menatap pilar besar. Ia teringat perpisahan terakhirnya dengan Daniel tadi, tiba-tiba dadanya menjadi agak sesak. Tapi paling tidak hanya kenangan indah yang tersisa, ia berharap Daniel akan mendapatkan kebahagiaan seperti dirinya. "Cantik!" panggil Raga dari balik kemudian saat mobilnya sampai di lobby Penthouse. Sasha langsung tersadar dari lamunannya dan tersenyum pada Raga, suaminya, tempatnya pulang. "Gimana kabar Daniel?" tanya Raga sambil mengemudi. Sasha menghela nafas panjang, "Dia keliatan jauh lebih baik, lebih sehat, kayaknya Olin ngejalanin tugasnya dengan baik!" sahut Sasha santai. Ia tak ingin terlalu menunjukkan jika ia masih sangat peduli dengan Daniel. "Wah bagus dong, semoga dia cepet balik kayak dulu ya, kayaknya Luke udah keteteran pegang LPC karena dia mesti urus perusahaan dia yang di Bali," tukas Raga. Sasha terdiam, menatap mobil yang melaju di depannya. "Daniel mau pindah ke Oslo, dia gak akan urus LPC lagi,"

  • TEMAN TAPI MESRA   Meninggalkan Masa Lalu

    Malam harinya saat Sasha kembali ke rumah, Raga terlihat tertidur di sofa ruang TV. Sementara di karpet, Jasmine dan Katia terlihat sedang menonton film. "Ssssttt," Jasmine meletakkan ibu jari di mulutnya saat Sasha nyaris membuka mulut. "Baru tidur tuh Kak Raga, kecapean kayaknya," tukas Jasmine sambil mengambil paper bag yang dibawa Sasha. "Wah cheese cake! Kakak dari mana?" tanya Jasmine sambil mengeluarkan cheese cake dari papar bag. "Abis ngobrol sama Kak Gendis, kalian udah makan?" tanya Sasha seraya meletakkan tas tangannya ke atas sofa. "Udah! Tadi Kak Raga bikin nasi goreng!" jawab Katia riang. "Oh ya? Enak gak?" tanya Sasha. "Banget!" sahut Jasmine dan Katia bersamaan, membuat Sasha mau tak mau tersenyum. Ia berjongkok di depan Raga, lalu meniup-niup wajah Raga pelan. Raga membuka matanya perlahan, "Eh, udah pulang sayang?" ujar Raga dengan wajah terkejut. Raga meregangkan tubuhnya lalu bangkit dari tidurnya. "Capek ya?" tanya Sasha seraya duduk di sebelah Raga. "Lumayan,

  • TEMAN TAPI MESRA   Mantan

    Dua Bulan Kemudian. Tubuh Sasha masih saja ramping walaupun kehamilannya sudah menginjak usia kandungan delapan minggu. Hari ini adalah jadwal kontrol rutin bulanan Sasha ke dokter Reina. Bulan lalu ia tidak kontrol karena merasa belum perlu, namun karena belakangan Sasha mulai sering merasa pusing dan blackout ia memutuskan untuk check up segera ke klinik dokter Reina. Dengan ditemani oleh Raga, Sasha berangkat menuju klinik dokter Reina. Hari adalah hari kerja sehingga pasien dokter Reina tidak begitu banyak. Sasha sudah hampir melupakan pesan yang ia duga dikirimkan oleh dokter Reina. Karena Raga tidak merespon pesan romantis itu, Sasha memutuskan untuk melupakannya saja. Walaupun demikian Sasha tetap merasa perlu tampil cantik dan menarik di depan dokter Reina agar ia tidak diremehkan. Ia ingin mempertegas bahwa Raga adalah miliknya, suaminya, ayah dari janin dalam kandungannya! "Sha, kamu gak pa pa? Kok kayak lagi mikir gitu sih?" tanya Raga yang melihat Sasha sedang melamun

  • TEMAN TAPI MESRA   Rainbow After The Rain

    Malam ini Sasha memutuskan untuk pulang ke rumah, ia sempat berpamitan dengan Daniel, namun Daniel hanya memunggunginya dan Raga tanpa mengucapkan sepatah katapun. "Olin, saya titip Pak Daniel ya, kalau ada apa-apa do let me know, kamu udah save nomor saya kan?" tanya Sasha yang dijawab angguka sopan oleh Olin. Langkah Sasha terasa berat saat meninggalkan Penthouse. Meninggalkan Daniel dalam keadaan terpuruk seperti sekarang tentu saja tidak mudah bagi Sasha. Namun berada di dekat Daniel hanya akan membuat semuanya menjadi bertambah rumit. Sasha sama sekali tak ingin tahu lagi alasan mengapa Daniel mencampakkannya waktu itu. Ia benar-benar akan mengubur semua rasa ingin tahu itu jauh-jauh. Pernikahannya dengan Raga adalah hal yang jauh lebih penting. Raga selalu tampak sabar di depan Sasha walaupun Sasha tahu sebenarnya Raga cukup cemburu dengan Daniel. "Kita mampir ke Gandy's ya, aku mau beliin steak buat Jasmine dan Katia," tukas Raga sambil mengemudi. Hati Sasha dialiri rasa han

DMCA.com Protection Status