Beranda / Romansa / TEMAN TAPI MESRA / Amnesia Sebagian

Share

Amnesia Sebagian

Penulis: Ms. Bloomwood
last update Terakhir Diperbarui: 2022-09-24 21:12:58

"Sha, aku udah kabarin Luke sama Gendis, mereka bakal bantu kita juga buat gantian jaga Daniel," tukas Raga di pagi hari saat Sasha baru membuka mata. Raga terlihat sudah mandi dan sedang mengenakan pakaian kerja. Biasanya Sasha sudah menyediakan pakaian kerja untuk Raga, tapi karena kemarin ia terlalu kelelahan ia jadi bangun kesiangan.

Sasha bangkit dari tempat tidur, memeluk Raga dari belakang. Raga yang sedang mengancingkan kemejanya tersenyum, mengelus lengan Sasha dengan sayang. "Raga, gak akan ada yang berubah setelah ini, kamu tetep bakal jadi satu-satunya laki-laki yang aku cintai!" ujar Sasha yang mengerti kegelisahan Raga sejak tadi malam.

Raga berbalik badan, memegang kedua pipi Sasha yang kenyal, "Lagian aku gak akan ngebiarin siapapun ngambil kamu dari aku," tukas Raga mendekatkan wajahnya pada Sasha lalu mengecup bibir Sasha cepat. Sasha tersipu, bahkan setelah menikah beberapa bulan pun sentuhan kecil dari Raga masih selalu membuat Sasha tersipu malu.

"Aku ke kantor
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • TEMAN TAPI MESRA   We Are Your Family

    Hari ini Sasha, Raga, Luke dan Gendis berkumpul di Coffee Shop rumah sakit. Luke tampak sangat terpukul. "Kita mesti cerita ke Daniel tentang semua hal? Atau hanya tentang best part of his life aja?" tanya Gendis sambil mengusap-usap perutnya yang sudah membuncit. "I think kita harus kasih tau semua, jangan ada yang ditutupi, karena kalaupun bukan dari kita, he might someday dengar dari orang lain," jawab Luke bijak. Sasha mengigit bibirnya, itu artinya ia harus memberitahu Daniel tentang sejarah mereka. Sejarah pernikahan dan perceraian mereka. Raga menyentuh tangan Sasha, "Kita harus kasih Handphone Daniel Sha, mungkin itu bisa ngebantu buat men-trigger ingatan dia," tukas Raga lembut. Walaupun dalam hatinya cukup berat. Banyak hal buruk yang ia bayangkan akan terjadi. Bagaimana jika Daniel mulai jatuh cinta kepada Sasha seperti pertama kali? Bahkan sampai sebelum kecelakaan pun Daniel masih memasang wallpaper layar ponselnya dengan foto pernikahannya dan Sasha. Sasha mengangguk,

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-24
  • TEMAN TAPI MESRA   Throwback Time

    "Sha, have you call Heidi again?" tanya Luke dua minggu kemudian. Sasha mengangguk, "Cuaca udah kembali normal, tapi Heidi malah sakit, dia bilang setelah dia sembuh dia baru akan datang," jawab Sasha murung. Kasihan Daniel, apa keadaan Daniel yang parah seperti sekarang sama sekali bukan hal yang penting bagi Heidi? "Dokter bilang Daniel udah boleh pulang, jadi kita mesti gimana?" tanya Gendis, saat itu mereka sedang mengobrol di Kafe Rumah Sakit. Mereka semua sama-sama terdiam dan berpikir. Harus ada di antara mereka yang merawat Daniel. Luke harus kembali ke Bali karena pusat bisnisnya ada di sana. Sementara Gendis tetap di Jakarta karena ia ingin tinggal dengan orang tuanya saat hamil seperti sekarang. Raga dan Sasha, mereka bisa aja merawat Daniel, tapi tentu saja akan terasa sangat aneh. Setelah berdebat panjang, ternyata mereka sama sekali tak punya pilihan lain. Akhirnya keputusan diambil, Daniel akan dirawat oleh Raga dan Sasha sampai kondisinya membaik. Mereka akan datang

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-24
  • TEMAN TAPI MESRA   Digging Up Memories

    Malam ini Sasha memesan banyak makanan dari restoran Jepang favorit Daniel. Ia dan Gendis menyusun banyak makanan dan minuman di atas meja untuk mereka mengobrol dengan Daniel dari hati ke hati. Raga yang sempat mampir ke kantornya sebentar sore tadi sudah kembali, kini mereka bertiga menunggu Daniel dan Luke keluar dari dalam kamar Daniel. Tak lama kemudian Daniel muncul, ia terlihat sudah berganti baju dengan dibantu oleh Luke, kepalanya masih dililit perban, dan wajahnya masih saja seper orang yang kebingungan. "Hai Dan, how do you feel?" sapa Sasha sambil mendorong kursi roda Daniel menuju ke arah sofa tempat dimana yang lain sudah berkumpul. "Better I guess, knowing my ex wife and his new husband are all around me, it's a good sign isn't? Itu artinya kita semua bisa akur, ya kan?" jawab Daniel yang membuat Sasha langsung terdiam. Tanpa menyahut Sasha memarkirkan kursi roda Daniel dan menghempaskan tubuhnya tepat di samping Raga. "Well, jadi kalian mau bicara apa?" tanya Daniel

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-24
  • TEMAN TAPI MESRA   The Confession

    Sasha menoleh, menatap Daniel dengan tatapan kesal. "Daniel please! don't make it difficult for us, bisa kan bekerjasama dengan baik?" tukas Sasha dengan nada suara yang ia jaga sebaik mungkin. Daniel mendengus, ekspresi wajah yang tak pernah Sasha lihat saat ia menjadi suami Sasha. "Perawat tadi sih boleh juga, tapi masih lebih cantik kamu, emang selera saya dalam memilih istri gak pernah salah!" sahut Daniel sambil menatap Sasha dari atas tempat tidurnya. "Enough! That's not funny at all! Saya anggap kata-kata itu gak pernah keluar dari mulut kamu!" desis Sasha dengan perasaan campur aduk. Setelah itu ia melangkah cepat keluar kamar Daniel dan menemui Gendis di dapur."Gue gak bisa ngenalin Daniel Nyet! Dia beda banget sekarang!" gerutu Sasha dengan gusar. Ia membuka kulkas dan menuangkan segelas air putih dingin yang langsung ia habiskan dalam sekejap. "Beda gimana?" tanya Gendis masih sambil memotong-motong tomat. "Ya beda banget Nyet, dia kayak lebih serampangan kalo ngomong,

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-24
  • TEMAN TAPI MESRA   Look Me In The Eyes

    Kata-kata Daniel terus menerus terngiang-ngiang di telinga Sasha. Ia sama sekali tak menyangka jika Daniel akan berkata seperti itu. Ternyata Daniel ingat semuanya dan ia hanya berpura-pura kehilangan ingatan karena tidak ingin terlihat jika ia sangat terluka karena kehilangan Sasha. "Kamu gak pa pa?" tanya Raga yang melihat Sasha sedang melamun di meja dapur. Sasha menoleh lalu menggeleng sambil tersenyum samar, "Gak pa pa, kayaknya kita pulang aja deh, Olin bisa bantu Daniel kok! Lagian Ibu nya Daniel besok bakal terbang ke Jakarta," tukas Sasha yang tidak ingin memperkeruh keadaan. Raga hanya mengangkat bahu, "Kalo menurut kamu baiknya begitu ya gak pa pa, coba kamu bilang juga sama Luke dan Gendis," ujar Raga tanpa rasa curiga sedikitpun. Sasha mengangguk, "Ya udah aku coba bilang sama Luke dan Gendis ya," ujar Sasha lalu segera beranjak menuju kamar tidur yang ditempati oleh Luke dan Gendis. Setelah berdiskusi akhirnya mereka sepakat untuk kembali ke rumah masing-masing besok

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-24
  • TEMAN TAPI MESRA   Rainbow After The Rain

    Malam ini Sasha memutuskan untuk pulang ke rumah, ia sempat berpamitan dengan Daniel, namun Daniel hanya memunggunginya dan Raga tanpa mengucapkan sepatah katapun. "Olin, saya titip Pak Daniel ya, kalau ada apa-apa do let me know, kamu udah save nomor saya kan?" tanya Sasha yang dijawab angguka sopan oleh Olin. Langkah Sasha terasa berat saat meninggalkan Penthouse. Meninggalkan Daniel dalam keadaan terpuruk seperti sekarang tentu saja tidak mudah bagi Sasha. Namun berada di dekat Daniel hanya akan membuat semuanya menjadi bertambah rumit. Sasha sama sekali tak ingin tahu lagi alasan mengapa Daniel mencampakkannya waktu itu. Ia benar-benar akan mengubur semua rasa ingin tahu itu jauh-jauh. Pernikahannya dengan Raga adalah hal yang jauh lebih penting. Raga selalu tampak sabar di depan Sasha walaupun Sasha tahu sebenarnya Raga cukup cemburu dengan Daniel. "Kita mampir ke Gandy's ya, aku mau beliin steak buat Jasmine dan Katia," tukas Raga sambil mengemudi. Hati Sasha dialiri rasa han

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-24
  • TEMAN TAPI MESRA   Mantan

    Dua Bulan Kemudian. Tubuh Sasha masih saja ramping walaupun kehamilannya sudah menginjak usia kandungan delapan minggu. Hari ini adalah jadwal kontrol rutin bulanan Sasha ke dokter Reina. Bulan lalu ia tidak kontrol karena merasa belum perlu, namun karena belakangan Sasha mulai sering merasa pusing dan blackout ia memutuskan untuk check up segera ke klinik dokter Reina. Dengan ditemani oleh Raga, Sasha berangkat menuju klinik dokter Reina. Hari adalah hari kerja sehingga pasien dokter Reina tidak begitu banyak. Sasha sudah hampir melupakan pesan yang ia duga dikirimkan oleh dokter Reina. Karena Raga tidak merespon pesan romantis itu, Sasha memutuskan untuk melupakannya saja. Walaupun demikian Sasha tetap merasa perlu tampil cantik dan menarik di depan dokter Reina agar ia tidak diremehkan. Ia ingin mempertegas bahwa Raga adalah miliknya, suaminya, ayah dari janin dalam kandungannya! "Sha, kamu gak pa pa? Kok kayak lagi mikir gitu sih?" tanya Raga yang melihat Sasha sedang melamun

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-24
  • TEMAN TAPI MESRA   Meninggalkan Masa Lalu

    Malam harinya saat Sasha kembali ke rumah, Raga terlihat tertidur di sofa ruang TV. Sementara di karpet, Jasmine dan Katia terlihat sedang menonton film. "Ssssttt," Jasmine meletakkan ibu jari di mulutnya saat Sasha nyaris membuka mulut. "Baru tidur tuh Kak Raga, kecapean kayaknya," tukas Jasmine sambil mengambil paper bag yang dibawa Sasha. "Wah cheese cake! Kakak dari mana?" tanya Jasmine sambil mengeluarkan cheese cake dari papar bag. "Abis ngobrol sama Kak Gendis, kalian udah makan?" tanya Sasha seraya meletakkan tas tangannya ke atas sofa. "Udah! Tadi Kak Raga bikin nasi goreng!" jawab Katia riang. "Oh ya? Enak gak?" tanya Sasha. "Banget!" sahut Jasmine dan Katia bersamaan, membuat Sasha mau tak mau tersenyum. Ia berjongkok di depan Raga, lalu meniup-niup wajah Raga pelan. Raga membuka matanya perlahan, "Eh, udah pulang sayang?" ujar Raga dengan wajah terkejut. Raga meregangkan tubuhnya lalu bangkit dari tidurnya. "Capek ya?" tanya Sasha seraya duduk di sebelah Raga. "Lumayan,

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-24

Bab terbaru

  • TEMAN TAPI MESRA   The End

    Empat Bulan Kemudian. Kehamilan Sasha sudah menginjak usia tiga puluh delapan minggu. Berat badannya sudah naik sekitar dua belas kilogram. Sasha mulai sering mengikuti senam kehamilan karena ia sangat berharap bisa melahirkan secara normal kali ini walaupun itu semua rasanya hampir tak mungkin karena sebelumnya ia melahirkan secara Caesar. Gendis sudah lebih dulu melahirkan seorang bayi tampan yang diberi nama Shawn, mereka sempat berkumpul untuk merayakan kelahiran Shawn, bahkan Daniel ikut bergabung secara online melalui video telekonferensi. Sasha dapat melihat Daniel sudah jauh lebih baik saat ini. Sepertinya ia sudah lebih bisa menerima keadaan. Sementara Evan akhirnya bisa memulangkan Allysa dan Ibunya ke Indonesia. Evan juga mengajak Sasha dan Raga bergabung bersamanya membuka bisnis restoran yang akan segera di buka beberapa bulan ke depan. Evan juga membeli rumah di dekat rumah Sasha agar Allysa bisa bermain bersama Katia dan agar Ibu Evan bisa membantu Sasha merawat Kati

  • TEMAN TAPI MESRA   Zurich

    "Gimana Van menurut kamu? Itu yang terbaik yang bisa saya dan Raga lakukan," tukas Sasha setelah menjelaskan semua rencananya pada Evan. Saat itu mereka berada di dalam ruang rawat inap rumah sakit Husada, tempat Sasha sedang menjalani rawat inap. Evan manggut-manggut, "Oke, that's a good idea, saya malah gak kepikiran," sahut Evan seperti biasa dengan nada datarnya. "Well okay, kalau gitu segera kita urus surat kuasanya, begitu Sasha sehat saya dan Sasha akan langsung ke Zurich," tandas Raga tak ingin berlama-lama karena ia ingin Sasha segera beristirahat. "Okay, kita bicarakan di luar aja, kamu istirahat aja Sha. Terimakasih ya," ucap Evan kaku lalu mengulurkan sekotak cokelat pada Sasha. Setelah itu Evan keluar mengikuti Raga yang sudah lebih dahulu melangkah keluar. Sasha tertawa kecil melihat tingkah kaku Evan, dalam hati Sasha bertanya-tanya, bagaimana orang seperti Evan bisa membesarkan seorang putri seperti Allysa. *****Satu minggu kemudian. "Waaaahhh dingin banget!" seru

  • TEMAN TAPI MESRA   Trauma Yang Tak Pernah Hilang

    "Sha! Sha!" lamat-lamat suara Raga terdengar di telinga Sasha. Sasha membuka matanya perlahan, aroma Lavender menyeruak masuk ke indera penciumannya. Biasanya aroma tersebut akan memenangkannya, tapi kali ini aroma Lavender kesukaan Sasha sama sekali tidak dapat menenangkan hatinya. "Sha, kamu udah sadar?" ujar Raga dengan nada khawatir. Sasha dapat melihat Raga yang berdiri di sebelah kanannya dan Reina yang berdiri di sebelah kirinya, Sasha sampai bingung akan mengalihkan pandangan kemana, karena Sasha sedang tak ingin melihat keduanya. "Sha? Kamu bisa denger aku kan?" tanya Raga yang bingung karena bahkan setelah sadar Sasha tidak mengatakan apa-apa. Sasha mengangguk pelan, masih enggan membuka mulut. "Sasha, tadi kamu pingsan, tekanan darah kamu rendah sekali, HB kamu juga rendah, sepertinya kamu perlu dirawat paling tidak sampai HB kamu normal," tukas Reina dengan nada profesional. Sasha hanya diam saja, ia memilih untuk memejamkan mata karena tak ingin menatap Raga ataupun Re

  • TEMAN TAPI MESRA   Memeluk Wanita Lain

    "Sayang, jangan lupa hari ini kita check up lho!" seru Sasha sebelum Raga berangkat ke kantor. Raga mengerlingkan sebelah matanya tanda mengiyakan. Setelah Raga berangkat kerja, Sasha melakukan rutinitas yang setiap hari ia lakukan secara berulang-ulang. Membereskan piring sisa sarapan, menyedot debu, membereskan semua kamar dan membereskan baju yang akan dibawa ke laundry.Ponsel Sasha berdering saat Sasha sedang bersantai sambil menikmati secangkir cokelat panas.Sebuah nomor yang tak dikenal. "Halo?" sapa Sasha santai. "Sasha, this is Evan," sebuah suara yang sangat Sasha kenal menyapa. Sasha langsung meletakkan cangkirnya, "Evan? Oh Hai! Jadi gimana?" tanya Sasha antusias, ia sangat ingin membantu Evan, karena Sasha tak tega melihat kehidupan Evan yang terlihat sangat kesulitan sekarang ini."Can I talk with your husband too, sebenarnya saya merasa kurang nyaman kalau kita harus berkomunikasi tanpa ijin dengan suami kamu," tukas Evan datar. Wajah Sasha memerah, bukankah seharusnya

  • TEMAN TAPI MESRA   Kemunculan Yang Tiba-Tiba

    Tiga bulan kemudian.Kehamilan Sasha mulai menginjak usia lima bulan. Berat badannya sudah bertambah sekitar empat kilogram membuat Sasha merasa sangat tidak nyaman karena bajunya mulai banyak yang tidak muat. “Kenapa sih Sha marah-marah terus?” tanya Raga yang melihat Sasha sedang berdecak kesal karena bahkan celana longgar yang biasa ia kenakan tidak muat juga. “Sebel! Celana yang ini juga gak muat!” seru Sasha seraya membuka kembali celana yang sudah dipakainya sampai ke paha. Raga tertawa, “Kan aku udah bilang, belanja baju baru gih! Kamu alasannya saying uang terus,” ledek Raga sambil mengancingkan kemejanya.Sasha menekuk wajahnya,”Ya kan aku gak tau kalau berat badan aku bakal naik secepat ini,” ujar Sasha sebal. “Ya udah belanja gih, ajak Gendis aja! Berangkatnya sekalian sama aku,” tukas Raga seraya menoleh menatap Sasha yang masih menggerutu. “Beneran?” tanya Sasha, semenjak ia memutuskan untuk stay at home dan tidak bekerja, ia selalu bersalah jika harus mengeluarkan uang u

  • TEMAN TAPI MESRA   Puberty

    Sasha berdiri di lobby Penthouse sambil melamun menatap pilar besar. Ia teringat perpisahan terakhirnya dengan Daniel tadi, tiba-tiba dadanya menjadi agak sesak. Tapi paling tidak hanya kenangan indah yang tersisa, ia berharap Daniel akan mendapatkan kebahagiaan seperti dirinya. "Cantik!" panggil Raga dari balik kemudian saat mobilnya sampai di lobby Penthouse. Sasha langsung tersadar dari lamunannya dan tersenyum pada Raga, suaminya, tempatnya pulang. "Gimana kabar Daniel?" tanya Raga sambil mengemudi. Sasha menghela nafas panjang, "Dia keliatan jauh lebih baik, lebih sehat, kayaknya Olin ngejalanin tugasnya dengan baik!" sahut Sasha santai. Ia tak ingin terlalu menunjukkan jika ia masih sangat peduli dengan Daniel. "Wah bagus dong, semoga dia cepet balik kayak dulu ya, kayaknya Luke udah keteteran pegang LPC karena dia mesti urus perusahaan dia yang di Bali," tukas Raga. Sasha terdiam, menatap mobil yang melaju di depannya. "Daniel mau pindah ke Oslo, dia gak akan urus LPC lagi,"

  • TEMAN TAPI MESRA   Meninggalkan Masa Lalu

    Malam harinya saat Sasha kembali ke rumah, Raga terlihat tertidur di sofa ruang TV. Sementara di karpet, Jasmine dan Katia terlihat sedang menonton film. "Ssssttt," Jasmine meletakkan ibu jari di mulutnya saat Sasha nyaris membuka mulut. "Baru tidur tuh Kak Raga, kecapean kayaknya," tukas Jasmine sambil mengambil paper bag yang dibawa Sasha. "Wah cheese cake! Kakak dari mana?" tanya Jasmine sambil mengeluarkan cheese cake dari papar bag. "Abis ngobrol sama Kak Gendis, kalian udah makan?" tanya Sasha seraya meletakkan tas tangannya ke atas sofa. "Udah! Tadi Kak Raga bikin nasi goreng!" jawab Katia riang. "Oh ya? Enak gak?" tanya Sasha. "Banget!" sahut Jasmine dan Katia bersamaan, membuat Sasha mau tak mau tersenyum. Ia berjongkok di depan Raga, lalu meniup-niup wajah Raga pelan. Raga membuka matanya perlahan, "Eh, udah pulang sayang?" ujar Raga dengan wajah terkejut. Raga meregangkan tubuhnya lalu bangkit dari tidurnya. "Capek ya?" tanya Sasha seraya duduk di sebelah Raga. "Lumayan,

  • TEMAN TAPI MESRA   Mantan

    Dua Bulan Kemudian. Tubuh Sasha masih saja ramping walaupun kehamilannya sudah menginjak usia kandungan delapan minggu. Hari ini adalah jadwal kontrol rutin bulanan Sasha ke dokter Reina. Bulan lalu ia tidak kontrol karena merasa belum perlu, namun karena belakangan Sasha mulai sering merasa pusing dan blackout ia memutuskan untuk check up segera ke klinik dokter Reina. Dengan ditemani oleh Raga, Sasha berangkat menuju klinik dokter Reina. Hari adalah hari kerja sehingga pasien dokter Reina tidak begitu banyak. Sasha sudah hampir melupakan pesan yang ia duga dikirimkan oleh dokter Reina. Karena Raga tidak merespon pesan romantis itu, Sasha memutuskan untuk melupakannya saja. Walaupun demikian Sasha tetap merasa perlu tampil cantik dan menarik di depan dokter Reina agar ia tidak diremehkan. Ia ingin mempertegas bahwa Raga adalah miliknya, suaminya, ayah dari janin dalam kandungannya! "Sha, kamu gak pa pa? Kok kayak lagi mikir gitu sih?" tanya Raga yang melihat Sasha sedang melamun

  • TEMAN TAPI MESRA   Rainbow After The Rain

    Malam ini Sasha memutuskan untuk pulang ke rumah, ia sempat berpamitan dengan Daniel, namun Daniel hanya memunggunginya dan Raga tanpa mengucapkan sepatah katapun. "Olin, saya titip Pak Daniel ya, kalau ada apa-apa do let me know, kamu udah save nomor saya kan?" tanya Sasha yang dijawab angguka sopan oleh Olin. Langkah Sasha terasa berat saat meninggalkan Penthouse. Meninggalkan Daniel dalam keadaan terpuruk seperti sekarang tentu saja tidak mudah bagi Sasha. Namun berada di dekat Daniel hanya akan membuat semuanya menjadi bertambah rumit. Sasha sama sekali tak ingin tahu lagi alasan mengapa Daniel mencampakkannya waktu itu. Ia benar-benar akan mengubur semua rasa ingin tahu itu jauh-jauh. Pernikahannya dengan Raga adalah hal yang jauh lebih penting. Raga selalu tampak sabar di depan Sasha walaupun Sasha tahu sebenarnya Raga cukup cemburu dengan Daniel. "Kita mampir ke Gandy's ya, aku mau beliin steak buat Jasmine dan Katia," tukas Raga sambil mengemudi. Hati Sasha dialiri rasa han

DMCA.com Protection Status