Callista menceritakan kalau dia pernah terlibat dengan kriminalitas. Dirinya tidak memberi tahu tentang pekerjaan sebenarnya dan hanya bilang kalau dia pernah menjadi pengedar narkoba. Karena kesulitan mencari pekerjaan lain, makanya dia bekerja dengan cara kotor demi mendapatkan sejumlah uang. Namun sekarang dia sudah berhenti melakukan hal tersebut.Karena pernah membuat masalah ketika masih menjadi pengedar narkoba, banyak masalah yang dia hadapi termasuk melawan mafia, tapi tidak sampai melawan bos mereka. Callista mengaku kalau dia bisa berkelahi, hanya saja tidak begitu mahir. Setidaknya mampu untuk melarikan diri ketika dalam situasi genting.Tidak semua cerita yang disampaikannya benar. Wanita ini masih memiliki sedikit keraguan dalam hatinya untuk memberi tahu Richard semua yang sedang dia lakukan dan rasakan sekarang. Setidaknya dia ingin agar Richard tahu bahwa saat ini dirinya sedang menghadapi masalah yang rumit. Meski Richard tidak membantu banyak, tapi dia tetap ingin m
DUAR!Terdengar suara ledakan yang cukup besar, terdengar dari arah luar gedung. Dia dan beberapa anak buah Forezsther pun keluar dari sana. Tidak jauh dari tempat Callista berdiri, sebuah bangunan yang sudah tidak terpakai terbakar cukup hebat. Dengan cepat mereka berlarian untuk mendekati kebakaran itu. Selain mereka, para warga pun menyaksikan juga serta bertanya-tanya.“Apa yang terjadi?” gumam Callista. Dia menoleh ke sana kemari, mencoba untuk mencari seseorang yang mungkin mencurigakan. Namun sayang, terlalu banyak orang sehingga dia kesulitan untuk melihat orang yang pantas untuk dicurigai.“Siapa yang sudah meledakkan bangunan itu?” tanya seseorang membuat Callista menoleh, ternyata Letizia. Wanita tersebut tampak terkejut seraya menatap ke arah bangunan yang terbakar.“Kemungkinan seseorang menaruh bom, tidak mungkin bangunan yang sudah tidak terpakai meledak tanpa sebab,” jawab Callista.“Kau benar, Zouch. Kira-kira siapa pelakunya?”“Tidak tahu, terlalu banyak orang di sin
Callista menjelaskan apa yang dia dapatkan kepada Federico. Setelah pria itu mengerti, sambungan telepon pun dihentikan. Federico bilang kalau dirinya akan mencari tahu siapa pemilik dari sidik jari itu, selagi menunggu Callista memikirkan tentang huruf V yang ada di salah satu benda di bom rakitan yang dia duga pemiliknya adalah ValHolitz. Untuk mengetahui benar atau tidaknya dugaan tersebut, dia kembali ke gedung bekas pengeboman pada tengah malam. Tidak ada rasa takut yang dia rasakan, bahkan sampai masuk ke akses yang paling sulit.Meski berbahaya, Callista tetap melangkahkan kakinya untuk masuk lebih dalam lagi. Dia juga mengangkat barang-barang yang menghalangi jalannya. Tidak lama kemudian, dia menemukan sebuah kartu identitas yang tergeletak menuju ke lantai dua. Kartu itu tampak tidak gosong atau terbakar, justru masih dalam kondisi yang bagus. Callista curiga kalau sebelum dirinya ke sini, ada orang lain yang masuk.“Aku meninggalkannya di sini.”
Alberto memarahi Callista karena sudah membawa anak buah ValHolitz ke markasnya. Pria itu tahu betul kalau Forezsther terlibat dengan kelompok mafia itu, maka mereka dalam masalah besar. Namun dirinya tidak menyangka kalau Callista sudah melibatkan diri, padahal sebelumnya Alberto sudah memperingatinya untuk tidak berurusan dengan ValHolitz.Sebelum sang bos mengomel dengan emosi yang lebih besar lagi, Callista menjelaskan alasannya membawa pria ini ke hadapan Alberto. Wanita tersebut berkata kalau pria yang dibawanya adalah pelaku yang telah menaruh bom rakitan di gedung kosong yang mengakibatkan kekacauan di kawasan Forezsther. Callista juga menyuruhnya untuk berkata jujur. Karena takut dengan todongan, mau tidak mau pria itu berbicara dan menjawab beberapa pertanyaan dari Alberto, membenarkan juga perkataan Callista.“Sudah ku bilang dia dari ValHolitz,” kata Callista seusai orang yang dia todong berbicara.“Memangnya apa yang sudah kau perb
Melihat Oscar Sutcliff turun dari mobil itu dan tampak mendekati mobil mereka membuat Federico panik setengah mati. Dia tahu betul siapa pria itu, makanya dirinya tidak tenang. Begitupun dengan Justin yang notabenenya pernah bertemu secara langsung dan membuatnya menjadi trauma. Dengan cepat Justin meminta Federico untuk mengendarai mobil ini agar menjauhi mereka. Tanpa pikir panjang, Federico menurut. Kini mobil tim Chasseurs melaju meninggalkan mobil mewah Oscar Sutcliff.“Kenapa dia menghadang kita?” tanya Federico. Justin tidak segera menjawab, dia malah teringat dengan kejadian di mana dirinya berurusan dengan pria itu dan mendapatkan ancaman. Mungkinkah hal ini ada hubungannya? Tanya dia dalam hati.“Pasti gara-gara dirimu, Zouch!” tuduh Vittoria membuat semua temannya menoleh, termasuk Callista. “Beberapa hari lalu kau membawa seseorang ke markas, ku dengar kalau dia adalah salah satu anggota ValHolitz. Mungkin penghadangan ini terj
“Sudah ku duga kita akan dikepung,” gumam Letizia. Mereka tampak panik, apalagi orang-orang itu cukup banyak dan jumlah mereka tidaklah sebanding. Karena tidak bisa ke mana-mana, ditambah tidak ada jalan lain untuk melarikan diri, mobil pun berhenti. Federico terus bertanya kepada Justin, apa yang harus dilakukannya? Tampak kalau Federico begitu takut.“Hh … aku tidak bisa melarikan diri lagi, mungkin mereka menginginkan aku. Aku akan turun dan berbicara dengan mereka,” kata Callista membuat semuanya menoleh.“Jangan, Zouch! Aku melarangmu untuk turun!” larang Justin.“Kenapa? Biarkan saja dia keluar dan menyelesaikan masalahnya sendiri. Kita tidak ada hubungannya dengan masalah dia, kan?” tanya Vittoria dengan nada tidak suka.“Bukan begitu, aku khawatir kalau mereka tidak bisa diajak bicara baik-baik ditambah mereka tidak bisa dipercaya. Kalau Zouch keluar dan mengatakan sesuatu yang salah, maka kita semua akan habis,” jawab pria itu membuat Vittoria mendesis.“Jangan khawatir, Just
“Apa maksu-“ Callista menghentikan teriakannya ketika mobil itu melaju meninggalkan lokasi ini. Tidak lama kemudian, para anak buah juga tidak menodong mereka lagi dan menyusul Oscar. Orang-orang ini hanya bisa melihat kepergian ValHolitz.“Apakah … apakah kita selamat?” tanya Federico tidak percaya.“Aku tidak yakin, tapi sepertinya suatu hal besar akan terjadi,” jawab Lionello.“Lebih baik kita segera ke lokasi misi!” kata Justin sembari berdiri dan disusul teman-temannya. Dia berjalan menuju ke mobil. Mereka pun masuk ke sana dan kembali melanjutkan perjalanan. Tidak ada yang berbicara selama perjalanan itu, mereka saling bungkam. Hanya Justin dan Federico yang sedang membicarakan tentang jalan menuju ke lokasi misi, sementara orang di belakang sana terdiam, termasuk Callista.Dirinya masih tidak percaya kalau orang yang tadi dia lihat bukanlah bos ValHolitz. Bodohnya lagi dia berhasil ditipu oleh pria itu dan para anak buahnya. Callista menduga kalau ada suatu rencana sebelum dia
Di tengah keterkejutannya, Callista mendengar kalau Federico menjelaskan siapa orang yang ada di foto itu. Informasi yang diketahui Federico diberitahukan kepadanya termasuk tentang kekejaman Richard kepada semua orang. Tidak semua hal dia ketahui karena kesulitan untuk mendapatkan informasi Richard. Katanya dia berusaha untuk meretas komputer yang ada di markas ValHolitz, sayangnya selalu dihadang oleh sesuatu yang membuatnya tidak bisa masuk. Alhasil dia tidak mendapatkan apapun selain informasi yang didengarnya dari orang lain.“Kenapa kau memberitahuku? Bukankah seharusnya kau menghindari apa yang ingin ku ketahui tentang pria itu?” tanya Callista.“Hm … entahlah, aku ingin kau tahu saja karena sebelumnya kau tampak tidak tahu bagaimana rupa bos mafia itu,” jawab Federico. Callista mendengkus ketika mengingat kejadian di mana dirinya menyebut Oscar Sutcliff sebagai Richard Valfredo Holtzman. Secara bersamaan dia menjadi kesal dengan pria itu karena sudah menipunya.Karena Callista